Daftar isi
Mahang (Macaranga sp.) merupakan kelompok Genus yang menaungi 300 spesies tanaman. Secara epidemiologi tanaman mahang tersebar di wilayah Afrika, Asia (Bangladesh, India, Srilanka, Bhutan, Myanmar, Malaysia, Indonesia dan Cina), Australia dan wilayah sekitar pasifik.[1]
Tanaman mahang digunakan sebagai bahan pembuatan alat rumah tangga ringan seperti tangkai korek api, kerangka lemari, dan wadah atau peti.
Tanaman mahang juga dikenal masyarakat sebagai tanaman herbal untuk kesehata karena tanaman tersebut sudah digunakan untuk terapi pengobatan, seperti penggunaan getah merahnya sebagai pembersih luka dan penghilangrasa sakit atau nyeri.[4]
Tanaman mahang dapat berbentuk semak atau pohon, dan tanaman tersebut terkenal dengan nama pohon semut karena memiliki fungsi sebagai tempat semut mencari mangsa serangga pemakan tumbuhan.[1]
Tanaman mahang berbentuk pohon namun kecil, dengan ketinggian mencapai 15 meter dan beberapa bisa tumbuh hingga 30 meter. Tanaman mahang juga meliputi beberapa spesies yang berbentuk semak perdu dengan ketingian tidak lebih dari 3 meter.
Tanaman mahang merupakan jenis pohon berkayu lunak dan memiliki batang yang bercabang banyak. beberapa ranting berongga dan dihuni oleh semut. Bentuk daun pohon mahang oval lebar dengan tepian dasar membulat dan ujung berlawanan meruncing.
Tanaman mahang memiliki bunga tipe duoseus, yang artinya letak organ reproduksi jantan dan betina terpisah atau berada di bunga yang berbeda. Warna bunga kuning cerah dan dapat membentuk buah yang sangat kecil. [4]
Berikut kandungan gizi dalam 100 gram daun mahang (Macaranga gigantea) segar.[7,10]
Kandungan | Jumlah | Satuan |
Air | 86 | % |
Nitrogen | 1.75-2.12 | % |
Fosfor | 0.14-0.36 | % |
Kalium | 0.37-1.06 | % |
Total Fenol | 2913 | mg |
Asam ferulik | 103-313 | mg |
Asam kumarin | 300-400 | mg |
Tanaman mahang kaya akan senyawa flavonoid dan fenol, khususnya pada bagian kayu dan daun. Flavonoid dan fenol berperan dalam aktivitas antioksidan, antimikroba, menjaga kesehatan sel dan menangkal radikal bebas.[1,7,5]
1. Memiliki aktivitas anti kanker
Beberapa obat anti kanker seperti obat turunan taxol terbukti membantu dalam penyembuhan kanker, namun obat tersebut tergolong mahal dan tidak dapat dijangkau oleh semua orang.
Pengobatan kanker menggunakan tanaman alternatif dianggap lebih terjangkau dan terbukti memberikan efek penyembuhan. Salah satu tanaman yang terbukti efektif sebagai agen anti kanker adalah tanaman mahang.
Kutipan Journal of Medicinal Plant Research menunjukkan bahwa ekstrak tanaman jenis mahang mampu menghambat pertumbuhan sel kanker ovarium. Selain itu, mahang memiliki senyawa macaflavanone juga terbukti dapat menghambat pertumbuhan sel-sel kanker.[1]
2. Memiliki aktivitas antioksidan
Antioksidan merupakan hasil metabolisme sampingan pada tanaman yang berfungsi mencegah kerusakan sel-sel makhluk hidup akibat paparan radikal bebas.
Beberapa bagian dari tanaman mahang mengandung komponen antioksidan yang tinggi seperti polifenol, asam fenolik, flavonoid dan karotenoid. Senyawa tersebut bekerja dengan cara berikatan dengan radikal bebas, sehingga mencegah radikal bebas untuk berikatan dengan sel tubuh yang sehat.[1]
Tubuh yang terpapar radikal bebas dapat menyebabkan kerusakan dan kematian sel, resiko terbentuknya sel kanker, dan penuaan dini.[1]
3. Memiliki aktivitas anti mikroba
Kandungan senyawa flavonoid dalam ekstrak daun tanaman mahang memiliki fungsi sebagai anti bakteri dan terbukti dapat menghambat pertumbuhan bakteri E. Coli.[1]
Senyawa flavonoid memiliki mekanisme kerja menghambat pembentukan DNA dan RNA serta merusak membran sel bakteri sehingga menghambat pertumbuhan bakteri dalam tubuh.[1]
4. Memiliki aktivitas anti jamur
Kandungan ekstrak tanaman mahang mengandung senyawa asam kolavenik. Senyawa tersebut efektif dalam menghambat pertumbuhan jamur patogen Phomopsis viticola dan Botrytis cinerea.[1]
Phomopsis viticola dan Botrytis cinerea merupakan jenis jamur yang banyak menyerang kelompok tanaman anggur dan menyebabkan kematian pada tanaman tersebut.[2]
5. Memiliki aktivitas anti peradangan
Peradangan merupakan respon pembuluh darah akibat adanya kerusakan akibat infeksi patogen atau penyebab lain. Tanda terjadinya peradangan adalah rasa sakit, muncul kemerahan, bengkak, dan panas.[1]
Komponen senyawa fenolik dan flavonoid dalam tanaman mahang berperan dalam mencegah pembentukan prostaglandin dalam tubuh, yaitu zat yang memperantarai rasa nyeri dan tanda-tanda peradangan.[1]
6. Meringankan gejala penyakit syaraf
Tanaman mahang menghasilkan komponen flavonoid dan stilbenes, dimana kedua zat tersebut memiliki sifat penghambat aktivitas asetilkolinesterease (AChE). Zat penghambat AChE merupakan agen terapi dalam kasus kelainan syaraf seperti kasus hilang ingatan dan ataksia.
Ataksia merupakan gejala hilangnya kontrol terhadap anggota gerak akibat gangguan pada sistem otak dan atau sumsum tulang belakang.[1]
7. Mencegah perubahan warna kulit
Ekstrak mahang mengandung zat anti tirosinase. Zat tersebut berperan menghambat proses pembentukan pigmen melanin berlebih pada kulit manusia dan juga mencegah terbentuknya kanker kulit (melanoma).
Tingginya aktivitas antioksidan dalam ekstrak mahang juga berperan dalam mencegah penuaan sel-sel pada kulit, sehingga menjaga elastisitas dan kekenyalan kulit.5
Pembentukan pigmen melanin dipengaruhi oleh paparan sinar ultraviolet. Kelebihan produksi pigmen tersebut dapat menyebabkan noda hitam pada kulit.[5]
8. Menurunkan gula darah
Tubuh mengubah karbohidrat dalam makanan menjadi gula sederhana dengan bantuan enzim α-Glukosidase. Kelebihan karbohidrat dapat menyebabkan tingginya gula darah dalam tubuh dan memicu kejadian diabetes mellitus atau obesitas.
Ekstrak daun mahang mengandung senyawa fenolik yang dapat bekerja sebagai penghambat enzim α-Glukosidase sehingga mencegah terjadinya peningkatan gula darah.[6]
9. Menurunkan kolesterol jahat
Kolesterol jahat yang terkumpul dalam pembuluh darah dapat menyebabkan risiko stroke, tekanan darah tinggi hingga kematian.
Ekstrak daun mahang memiliki senyawa flavonoid dan zat fitokimia lain yang bersifat sebagai penghambat enzim penyerapan lemak. Kedua zat tersebut berperan dalam menurunkan kadar kolesterol jahat dalam darah.[8]
10. Menjaga kesehatan hati
Penelitian yang dipublikasikan oleh Asian Journal of Pharmaceutical and Clinical Research menunjukkan bahwa ekstrak daun mahang memiliki kemampuan dalam menangkal toksin atau zat beracun yang menyerang organ hati.
Hal ini dikarenakan kandungan antioksidan yang tinggi dalam tanaman mahang dapat mengikat zat toksin tersebut dan mencegahnya terkumpul dalam hati.[8]
11. Sebagai obat anti malaria
Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit plasmodium sp. Penyakit tersebut dapat menyebabkan kematian bila tidak ditangani dengan cepat. Pengobatan dengan obat malaria memiliki efek beracun bagi hati jika digunakan dalam jangka panjang.
Ekstrak mahang dapat dijadikan alternatif obat antiplasmodial karena mengandung senyawa flavonoid dan terpernoid. Kedua senyawa tersebut memiliki sifat menurunkan derajat infeksi parasit plasmodium dalam darah.[9]
12. Sebagai obat infeksi kandung kemih
Infeksi kandung kemih umumnya disebabkan oleh jenis bakteri Staphyloccocal. Infeksi tersebut menyebabkan nyeri pada area saluran kemih.
Ekstrak daun mahang mengandung senyawa flavonoid dan fenol. Kedua senyawa tersebut bekerja dengan cara menghambat perkembangan bakteri infeksi dan membantu mempercepat proses penyembuhan luka.[12]
13. Mengobati tukak lambung
Tukak lambung adalah keadaan dinding dalam lambung yang terluka. Penyebab tukak lambung adalah stres, peningkatan asam lambung dan atau infeksi bakteri.
Ekstrak daun mahang mengandung senyawa polifenol, saponin, alkaloid, dan sterol. Senyawa-senyawa tersebut berperan dalam mengurangi produksi asam lambung, mempercepat proses penyembuhan luka, dan menghambat pertumbuhan bakteri patogen.[13]
14. Memiliki sifat analgesik
Proses peradangan menyebabkan melebarnya pembuluh darah dan memicu munculnya zat prostaglandin, histamin dan serotonin. Senyawa-senyawa tersebut menyebabkan timbulnya rasa nyeri pada area radang.
Penggunaan obat analgesik memberikan efek samping berupa gangguan pencernaan dan gangguan pada hati, sehingga diperlukan obat alternatif untuk pengguna obat yang memiliki masalah hati.
Ekstrak daun mahang memiliki senyawa flavonoid, tanin dan terpenoid yang berperan menghambat pengeluaran prostaglandin, histamin dan serotonin.[14]
Uji coba terhadap tingkat toksisitas daun mahang yang ditulis dalam Asian Journal of Pharmaceutical and Clinical Research menunjukkan bahwa ekstrak daun mahang tidak menunjukkan gejala toksik atau berbahaya pada hewan percobaan yang diberi dosis akut sebanyak 3420 mg/kg berat badan.[8]
Namun bagi beberapa spesies mahang yang tumbuh di daerah rawa yang minim oksigen dan sinar matahari, terdapat sedikit kandungan zat beracun seperti resin. Resin dapat menyebabkan rasa gatal atau iritasi pada kulit manusia.[7]
1. Membuat pasta daun mahang
Daun mahang yang sudah dipetik dan dibersihkan dengan air mengalir digerus menggunakan mortar tumbuk hingga membentuk pasta kasar/halus. Pasta dapat diaplikasikan pada bagian tubuh yang terkena luka goresan atau bagian tubuh yang gatal.[3]
2. Mengoleksi getah mahang
Mengoleksi getah mahang dapat menggunakan bagian batang, bagian dasar daun, tanaman muda dan buah dari tanaman tersebut.
Bagian yang sudah disebutkan dipotong menggunakan pisau dan koleksi getah yang keluar dari bekas potongan.Penggunaan getah umumnya untuk meringankan rasa sakit akibat infeksi pada bagian kemaluan.[4]
3. Membuat seduhan daun, batang dan akar mahang
Daun, batang dan akar mahang yang dikoleksi dicuci hingga bersih dengan air mengalir. Komponen tersebut kemudian direbus menggunakan air mendidih. Air hasil rebusin dapat dibasuh pada bagian tubuh yang mengalami radang.[3,4]
Air rebusan akar dan daun mahang dapat diminum karena berkhasiat untuk meringankan gejala batuk, sakit perut dan menurunkan demam.[5,7]
Disarankan untuk berkonsultasi pada ahli medis untuk menggunakan mahang pada kasus penyembuhan lebih lanjut.
Daun-daun mahang segar yang sudah dipetik dibersihkan dengan air mengalir, lalu dijemur di tempat teduh hingga kering. Daun-daun kemudian dimasukkan dalam wadah kedap udara dan disimpan di tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung, atau dapat dimasukkan kedalam kulkas.
Pencucian berfungsi untuk menghilangkan sisa-sisa kotoran dan serangga, dan penjemuran dilakukan untuk menghilangkan konten air didalamnya. Pengeluaran air bertujuan untuk mencegah proses pembusukkan dan perkembangan bakteri dan jamur.
Penyimpanan batang mahang dapat menggunakan cara yang sama, batang dibersihkan dengan air mengalir lalu dikeringkan. Batang kemudian dapat dicacah atau dibuat bentuk bubuk menggunakan mesin penghancur makanan.
Serbuk atau cacahan batang mahang kemudian disimpan dalam wadah kedap udara dan diletakkan di ruangan yang kering dn tidak terkena sinar matahari.[4,5,11]
Tanaman mahang memiliki segudang manfaat. Namun, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan ahli medis sebelum menggunakan tanaman ini sebagai obat alternatif untuk menghindari efek samping yang mungkin terjadi bagi tubuh.
1. Joseph J. Magadula. Phytochemistry and pharmacology of the genus Macaranga: A review. 8(12): 489-503. Journal of Medicinal Plant Research; 2014.
2. A. M. C. Schilder, O. Erincik, L. Castlebury and A. Rossman, and M. A. Ellis. Characterization of Phomopsis spp. Infecting Grapevines in the Great Lakes Region of North America. 89(7): 755-762; 2005.
3. N.Y Kandowangko, M. Latief, R. Yusuf. Short Communication: Inventory of traditional medicinal plants and their uses from Atinggola, North Gorontalo District, Gorontalo Province, Indonesia. 19(6): 2294-2301. Biodiversitas; 2018.
4. Amina Khatun, Mahmudur Rahman, Afroza Akter, Sumiya Islam, Mahfuja Akter, Sumaiya Kabir. Bioactivity of the Bark of Macaranga Indica Wight IC. 3(10): 172-182. World Journal of Pharmaceutical Research; 2014.
5. Nor Aishah Mazlan, Ahmed Mediani, Faridah Abas, Syahida Ahmad, Khozirah Shaari, Shamsul Khamis, N.H.Lajis. Antioxidant, Antityrosinase, Anticholinesterase, and Nitric Oxide Inhibition Activities of Three MalaysianMacarangaSpecies. Hindawi Publishing CorporationThe Scientific World Journal; 2013.
6. Wan Mohd Nuzul Hakimi Salleh, Nur Zawani Abdul Razak, Farediah Ahmad. Phytochemicals and biological activities of Macaranga hosei and Macaranga constricta (Euphorbiaceae). 2(4): 881-888. Marmara Pharmaceutical Journal; 2017.
7. T.Y. Lim, Y.Y. Lim, and C.M. Yule. Bioactivity of Leaves of Macaranga Species In Tropical Peat Swamp and Non Peat Swamp Environments. 26(1): 134–141. Journal of Tropical Forest Science; 2014.
8. P. Hendra, O.A Jamil, D.A Maharani, M.A Suhadi, C.Y Putri, Fenty, J. Julianus. Antihyperlipidemic and hepatoprotective studies on leaves of Macaranga tanarius. 10(1):2455-3891. Asian Journal of Pharmaceutical and Clinical Research; 2017.
9. E. Marliana, R Hairani, T.S. Tjahjandarie and M. Tanjung. Antiplasmodial activity of flavonoids from Macaranga tanarius leaves. 144(1):1755-1315. International Conference on Tropical Studies and Its Application; 2011.
10. D. Susanto, D. Ruchiyat, M. Sutisna, R. Amirta. Soil and leaf nutrient status on growth of Macaranga giganteainsecondary forest after shifting cultivation in East Kalimantan, Indonesia. 17(2): 409-416. Biodiversitas; 2016.
11. Karin Kraft, M.D. and Christopher Hobbs, L.Ac., A.H.G. Pocket Guideto Herbal Medicine 1st Edition. Georg Thieme Verlag Publisher; 2004.
12. Kavuthodi Bijesh and Denoj Sebastian. Isolation and Characterization of Antibacterial Component From Macaranga Peltata Against Clinical Isolates of Staphyloccocus Aureus. 4(12): 1196-1203. International Journal of Biological & Pharmaceutical Research; 2013.
13. Ehilé Hervé, Goze Nomane Bernard, Kouakou Léandre, Yapo Angoué Pauland, and Ehouan Etienne. Acute toxicity and gastric anti-ulcer activity of an aqueous extract of the leaves of Macaranga barteri Müll.Arg (Euphorbiaceae) on rat models. 12(9):96-105. Journal of Medicinal Plants Research; 2018.
14. Abul Hasanat, Tanvir Ahmad Chowdhury, Mohammad Shah Hafez Kabir, Mohammed Sohel Chowdhury, Nazim Uddin Chy, Jackie Barua, Nishan Chakrabarty, and Arkajyoti Paul. Antinociceptive Activity of Macaranga denticulata Muell. Arg. (Family: Euphorbiaceae): In Vivo and In Silico Studies. 4(8): 1-8. Medicines; 2017.