Demi pertumbuhan dan perkembangan yang baik, anak perlu mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi. Makanan semacam ini tidak hanya baik bagi tumbuh-kembang mereka, tapi juga berguna untuk mencegah berbagai macam gangguan keehatan [21]. Ahli merekomendasikan agar siapapun yang berusia dua tahun ke atas mengikuti pola makan sehat, yang meliputi: buah, sayuran, makanan berprotein, susu rendah lemak, biji-bijian, dll [22].
Salah satu dari makanan bergizi tersebut ialah wortel. Wortel (Daucus carota) merupakan sayuran akar yang umumya berwarna jingga. Tanaman ini memerlukan suhu yang rendah hingga sedang untuk bisa tumbuh dengan baik. Wortel segar biasanya keras dan renyah serta memiliki kulit yang cukup halus dan tidak cacat. Wortel adalah makanan yang kaya akan karotenoid. Semakin jingga warna wortelnya, maka semakin banyak pula kandungan karotennya. [23]
Karotenoid adalah pigmen yang menghasilkan warna jingga, merah, dan kuning cerah pada tanaman, sayur-sayuran, dan buah-buahan. Karotenoid berguna bagi kesehatan manusia. Ia mampu bertindak sebagai antioksidan yang mana mencegah datangnya penyakit serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh [24]. Terlepas dari itu, wortel juga megandung zat lainnya, seperti vitamin, senyawa fenolik, dan serat yang menawarkan banyak kebaikan [17].
Wortel kaya akan beta-karoten [1]. Beta karoten merupakan pigmen berwarna jingga kemerahan yang biasa ditemukan di buah dan sayuran berwarna jingga. Beta-karoten yang masuk ke dalam tubuh akan diubah menjadi vitamin A [2]. Vitamin A sendiri diketahui bagus untuk regenerasi pigmen visual, pemeliharan membran mukus, serta sistem kekebalan tubuh [3].
Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan rabun senja. Ini tejadi akibat kurangnya regenerasi pigmen visual di batang retina. Jika kondisi kekurangan vitamin A ini terus berlanjut, seseoang dapat beresiko terkena xerophthalmia [4]. Xerophthalmia adalah penyakit yang menyebabkan mata kering. Tanpa pengobatan yang tepat, penyakit ini paling maksimal dapat merusak kornea mata dan mengakibtkan kebutaan [5].
Oleh karena itu, anak-anak perlu mengonsumsi wortel agar terhindari dari penyakit-penyakit akibat kekurangan vitamin A. Tapi perlu disadari bahwa penghilatan anak tidak serta-merta meningkat begitu saja dengan rajin memakan wortel. Efeknya hanya cenderung tampak pada orang-orang yang mengalami kekurangan vitamin A [6].
Radikal bebas yang terlalu banyak di dalam tubuh dapat meningkatkan resiko seseorang terkena penyakit kanker [8]. Beta-karoten yang terkandung dalam wortel mampu menstimulasi pertahanan antiolsodan tubuh sehingga mengurangi kerusakan akibat radikal bebas yang dapat menyebabkan kanker. Berdasarkan penelitian populasi, darah yang mengandung kadar beta-karoten tinggi mengurangi resiko penyakit kanker. [9]
Sejumlah studi menyebutkan bahwa sayuran dan buah-buahan non-tepung, seperti wortel, dapat menurangi resiko terkena penyakit kanker aerodisgestif, seperti: kanker mulut, kanker tenggorokan, kanker faring, kanker kerongkongan, kanker paru-paru, kanker perut, dll. Beberapa studi populasi juga menunjukkan bahwa kadar karotenoid (ada pada wortel) yang tinggi dalam darah menurunkan risiko kanker payudara. [9. 10]
Wortel mengandung serat dan kalium yang diyakini dapat menjaga tekanan darah. Ahli menyarankan agar kita mengurangi penggunaan garam atau sodium dalam makanan dan, sebaliknya, menambah asupan makanan yang mengandung kalium. Kalium diketahui mampu menenangkan pembuluh darah, mengurangi risiko tekanan darah tinggi, dan mencegah ganguan kardiovaskuler lainnya. [6]
Dalam sebuah ulasan, disebutkan bahwa orang yang mengonsumsi lebih banyak serat lebih tidak mungkin mengidap penyakit jantung dibandingkan mereka yang menerima asupan serat lebih sedikit [11]. Mengonsumsi banyak serat juga diketahui mapu mengurangi kadar kolesterol jahat dalam darah [6].
Wortel mengandung vitamin C. Vitamin C berguna dalam membangun antibodi yang dapat mempertahankan sistem kekebalan tubuh [13]. Sistem imun yang sehat akan menjaga tubuh dari berbagai penyakit [12]. Ketika seorang anak sakit, sistem imunnya bekerja lebih keras. Ahli meyakini bahwa mengonsumsi tambahan vitamin C, seperti wortel, dapat meninkatkan sistem imun yang sedang di bawah tekanan ini [14].
Tidak hanya itu, vitamin C pada wortel pun berkontribusi dalam produksi kolagen [6]. Kolagen adalah protein yang paling melimpah dalam tubuh manusia. Kolagen ditemukan di tulang, otot, kulit, dan tendon [15]. Kolagen menjadi komponen penting dalam jaringan ikat manusia di mana ia berfungsi menyembuhkan luka serta menjaga tubuh tetap sehat [6]. Vitamin C juga membantu tubuh menyerap zat besi dan mencegah infeksi [13].
Sebuah studi yang dipublikasikan tahun 2015 menunjukkan adanya hubungan antara jumlah asupan wortel dengan resiko kanker lambung [16]. Wortel diketahui mengandung sejumlah senyawa bioaktif, seperti: karotenoid, vitamin, dan senyawa felonik, yang mampu mencegah kanker dan menjaga kesehatan [17, 18]. Khasiat-khasiat berikut diyakini memberikan efek yang besar terhadap pencegahan kanker lambung dibandingkan kanker jenis lainnya [16].
Makanan yang dikonsumsi oleh anak penderita diabetes melitus perlu diperhatikan secara lebih cermat supaya tidak menyebabkan kadar gula darah mereka makin tidak stabil. Di antara sejumlah pilihan makanan yang ada, wortel adalah salah satu alternatif terbaik. Wortel tergolong makanan dengan indeks glikemik rendah. [19]
Indeks glikemik adalah sistem penilaian yang menunjukkan seberapa cepat suatu makanan memengaruhi gula darah (glukosa) ketika dikonsumsi. Makanan dikatakan mempunyai indeks glikemik tinggi apabila makanan tersebut dipecah dengan cepat oleh tubuh dan menyebabkan peningkatan gula darah yang pesat. Makanan semacam ini biasanya adalah mereka yan mengandung karbohidrat tinggi, seperti: nasi putih, kentang, roti putih, dll. [20]
Sedangkan wortel merupakan sayuran non-karbohidrat. Bahkan walau sudah direbus pun, indeksnya masih masuk dalam kategori rendah. Ini memperlihatkan betapa sedikitnya pengaruh wortel terhadap kenaikan glukosa. Ditambah, wortel mengandung banyak serat. Hal ini diyakini membantu memperlambat seberapa cepat wortel melepaskan gula. [19]
1. Hashimoto T, Nagayama T. Chemical composition of ready-to-eat fresh carrot. J Food Hyg Soc Japan; 2004.
2. Tim Newman. All you need to know about beta carotene. Medical News Today; 2017.
3. Tanumihardjo SA. Vitamin A: biomarkers of nutrition for development. Am J Clin Nutr; 2011.
4. Hodge C, Taylor C. Vitamin A Deficiency. StatPearls; 2022.
5. Dan Brennan, MD. What Is Xerophthalmia? WebMD; 2021.
6. Natalie Butler, R.D., L.D. & Megan Ware, RDN, L.D. What are the health benefits of carrots? Medical News Today; 2019.
7. Wu J, Cho E, Willett WC, Sastry SM, Schaumberg DA. Intakes of Lutein, Zeaxanthin, and Other Carotenoids and Age-Related Macular Degeneration During 2 Decades of Prospective Follow-up. JAMA Ophthalmol; 2015.
8. Anonim. Antioxidants and Cancer Prevention. National Cancer Institute; 2017.
9. Anonim. Carrots: Rich Supply of Carotenoids. American Institute for cancer Research; 2021.
10. Anonim. Cancer Fighting Foods: Carrots. Nationa Fondation For Cancer Research; 2021.
11. McRae MP. Dietary Fiber Is Beneficial for the Prevention of Cardiovascular Disease: An Umbrella Review of Meta-analyses. J Chiropr Med; 2017.
12. Ang A, Pullar JM, Currie MJ, Vissers MCM. Vitamin C and immune cell function in inflammation and cancer. Biochem Soc Trans; 2018.
13. Angela Nelson & Hansa D. Bhargava, MD. Carrots. WebMD; 2020.
14. Carr AC, Maggini S. Vitamin C and Immune Function. Nutrients; 2017.
15. Cynthia Cobb & James McIntosh. What is collagen, and why do people use it? Medical Nws Today; 2017.
16. Fallahzadeh H, Jalali A, Momayyezi M, Bazm S. Effect of Carrot Intake in the Prevention of Gastric Cancer: A Meta-Analysis. J Gastric Cancer; 2015.
17. Sharma KD, Karki S, Thakur NS, Attri S. Chemical composition, functional properties and processing of carrot-a review. J Food Sci Technol; 2012.
18. Krinsky NI. Antioxidant functions of carotenoids. Free Radic Biol Med; 1989.
19. Nicole Hollimon & Michael Dansinger, MD. Carrots and Their Effect on Blood Sugar. WebMD; 2020.
20. Anonim. What is the glycaemic index (GI)? NHS; 2018.
21. Anonim. Childhood Nutrition Facts. CDC; 2021.
22. U.S. Department of Agriculture and U.S. Department of
Health and Human Services. Dietary Guidelines for Americans, 2020-2025. Dietary Guidelines; 2020.
23. Aonim. carrot. Britannica; 2022.
24. Debra Rose Wilson & Kiara Anthony. Carotenoids: Everything You Need to Know. Healthline; 2018.