Tubuh membutuhkan vitamin dalam jumlah cukup agar bisa berfungsi dengan baik dan kesehatannya terjaga. Bila asupannya kurang, maka bisa mempengaruhi kerja salah satu atau beberapa organ.
Kekurangan vitamin A, yang secara khusus dibutuhkan oleh mata, bisa menyebabkan kondisi yang disebut Xerophthalmia.
Daftar isi
Apa itu Xerophthalmia?
Vitamin A membantu membentuk dan menjaga kesehatan gigi, tulang dan jaringan lunak, membran mukosa, serta kulit. Vitamin ini juga diketahui sebagai retinol karena menghasilkan pigmen pada retina mata. [3]
Vitamin A membantu mata untuk bisa melihat dengan jelas, terutama dalam cahaya redup.
Xerophthalmia adalah penyakit mata yang bersifat progresif disebabkan oleh kurangnya asupan vitamin A. Kekurangan vitamin ini bisa membuat mata dan saluran air mata mengering. Xerophthalmia bisa berkembang menjadi kebutaan pada malam hari atau kerusakan kornea, lapisan luar mata, yang lebih serius. [2]
Kerusakan ini bisa berupa bintik-bintik putih di mata serta luka pada kornea. Xerophthalmia biasanya bisa disembuhkan dengan terapi vitamin A. [1, 2]
WHO memperkirakan sekitar 254 juta anak mengalami kekurangan vitamin A dan 2.8 juta anak mengalami Xerophthalmia. Ini adalah penyebab kebutaan pada anak yang paling umum, dengan pertambahan 350 ribu kasus setiap tahun. [1, 5]
Penelitian menunjukkan bahwa Xerophthalmia, bukan hanya menyebabkan kebutaan, tapi juga mempengaruhi pertumbuhan, kesehatan secara umum, bahkan tingkat kematian. Sekitar 45% kasus Xerophthalmia pada anak terjadi di Asia Tenggara, ini sebabnya pemberian vitamin A secara berkala terus dilakukan di posyandu seluruh Indonesia. [1, 4]
Penyebab Xerophthalmia
Seperti yang sudah disebutkan diatas, penyakit ini disebabkan oleh kurangnya asupan vitamin A. Tubuh tidak bisa memproduksi vitamin A sendiri. Oleh karena itu, penting untuk makan makanan yang kaya akan vitamin A untuk menjaga kesehatan mata karena ia adalah zat protein yang bertugas menyerap cahaya pada reseptor di retina. [2, 3, 5]
Kekurangan vitamin A bisa disebabkan oleh pola makan yang buruk, penyerapan tubuh yang tidak optimal serta pembuangan yang meningkat akibat beberapa jenis penyakit. Rendahnya asupan vitamin A dan karotin dalam jangka waktu yang panjang adalah penyebab utama Xerophthalmia. [3, 5]
Kondisi ini juga bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor lain, misalnya infeksi usus, gastroenteritis atau penyerapan yang buruk oleh tubuh. Campak seringkali memicu terjadinya Xerophthalmia karena bisa menyebabkan menurunnya asupan makanan dan meningkatnya kebutuhan tubuh akan vitamin A. [3]
Xerophthalmia jarang terjadi di negara-negara yang sudah maju, namun masih terlihat di negara-negara berkembang yang masih kurang mendapat suplai makanan bergizi.
Siapa yang Berisiko Terkena Xerophthalmia?
Risiko utama yang menyebabkan penyakit mata ini adalah kemiskinan serta kurangnya gizi yang cukup, terutama yang berasal dari produk hewani. Bayi dan anak-anak lebih berisiko terkena Xerophthalmia. Semakin muda usia anak, semakin parah akibat dari kurangnya asupan vitamin A. [2]
Berikut adalah faktor risiko lain yang menyebabkan Xerophthalmia karena mempengaruhi kemampuan seseorang untuk menyerap vitamin A: [2]
- Kecanduan alkohol
- Cystic fibrosis
- Penyakit seperti celiac disease yang membatasi penyerapan nutrisi
- Penyakit hati, seperti sirosis
- Diare kronis
- Pengobatan radioiodine untuk kanker tiroid
Gejala Xerophthalmia
Gejala-gejala Xerophthalmia awalnya hanya ringan saja, kemudian secara progresif akan memburuk jika kekurangan vitamin A tidak segera diatasi. Jika seseorang mengalami kondisi ini, maka biasanya akan menunjukkan tanda-tanda berikut: [1, 2, 3, 5]
- Kebutaan di malam hari. Ini adalah kondisi dimana mata tidak bisa melihat dalam cahaya redup dan penanda bahwa kadar retinol dalam mata sangat kurang. Di beberapa negara yang mengalami endemi Xerophthalmia, orang tua biasanya akan mengenali gejala ini karena anaknya cenderung ceroboh atau kesulitan mengenali orang atau objek ketika hari mulai gelap.
- Conjunctival Xerosis. Yaitu suatu kondisi yang ditandai dengan tampilan conjunctiva, lapisan tipis bola mata, yang mengering, keruh, menebal dan akan mulai berkerut.
- Bitot’s spots. Inilah bintik-bintik putih yang muncul di lapisan luar mata akibat menumpuknya jaringan sehingga juga akan tampak menggembung.
- Corneal Xerosis. Ditandai dengan tampilan kornea yang kering dan keruh. Awalnya akan tampak seperti luka pada mata yang kemudian akan berubah dengan cepat menjadi keratomalacia atau peluruhan kornea. Hingga pada tahap ini, penambahan asupan vitamin A masih bisa mengembalikan penglihatan hingga 100 persen.
- Keratomalacia. Yaitu mencairnya sebagian atau seluruh kornea mata akibat pembusukan.
- Luka parut pada kornea. Bila disebabkan oleh kurangnya asupan vitamin A maka akan terjadi pada kedua mata dan bisa dibarengi oleh kekurangan energi protein, diare, atau infeksi saluran nafas.
- Xerophthalmic Fundus. Yaitu perubahan pada fungsi retina yang diikuti oleh perubahan struktural.
Diagnosis Xerophthalmia
Xerophthalmia didiagnosis berdasarkan tanda-tanda klinis yang didukung oleh riwayat medis seperti asupan makanan, kondisi sosial, serta riwayat asupan alkohol pada semua kasus mata kering yang tidak merespon pengobatan konvensional . [1]
Tes dengan menggunakan serum vitamin A bisa membantu memastikan diagnosis Xerophthalmia. Kadar serum retinol yang lebih tinggi dari 0.7 micromole per liter dianggap normal. Tes ambang penglihatan malam hari bisa juga membantu diagnosis rendahnya kemampuan melihat dalam kondisi cahaya redup. [1]
Pengobatan Xerophthalmia
Penambahan asupan vitamin A adalah pengobatan pertama untuk Xerophthalmia. Vitamin A bisa diminum atau disuntikkan, dosisnya berbeda tergantung dari usia dan kondisi kesehatan pasien secara umum. [2]
WHO menyarankan pemberian 200,000 IU vitamin A secara oral, diulangi pada hari berikutnya kemdian diikuti dengan dosis yang sama beberapa minggu kemudian. Pengobatan secara topikal termasuk pemberian air mata buatan dan antibiotik jika sudah terjadi infeksi bakteri pada mata. [1, 5]
Pemberian vitamin A pada populasi anak secara umum adalah bagian dari program kesehatan di banyak negara berkembang. Perbaikan gizi, rehabilitasi, dan edukasi adalah ujung tombak manajemen asupan vitamin A yang layak. [1, 2, 3, 4, 5]
Edukasi mengenai kesehatan harus difokuskan pada konsumsi makanan yang kaya vitamin A. Penyakit bawaan seperti penyakit hati dan peradangan usus termasuk pada kasus Xerophthalmia non-diet, begitu juga dengan masalah kecanduan alkohol. [3]
Pengobatan yang efektif tergantung pada diagnosis pada tahap awal, pemberian vitamin A secara segera dan pengobatan penyakit lain seperti TBC, infeksi dan dehidrasi secara benar. Kasus yang parah yang melibatkan kerusakan kornea harus ditangani sebagai kondisi darurat. Hitungan jam dan hari sudah bisa menjadi pembeda antara kondisi bisa diobati atau kebutaan permanen. [1, 2, 3, 4, 5]
Pencegahan Xerophthalmia
Dalam jangka panjang, pengendalian terhadap penyakit ini bisa dilakukan dengan meningkatkan produksi serta konsumsi makanan yang kaya akan vitamin A dan karotin dalam populasi berisiko tinggi. [3]
Metode lainnya termasuk pemberian suplemen yang terdiri dari vitamin A dosis tinggi setiap empat hingga enam bulan, peningkatan asupan makanan, serta edukasi mengenai pentingnya gizi yang cukup. [3]
Makanan yang mengandung vitamin A dan bersumber dari hewan termasuk: [2]
- Hati ikan
- Unggas
- Daging merah
- Produk susu
- Telur
Vitamin A juga bisa didapatkan dari sumber nabati dalam bentuk beta karotin. Zat ini akan diubah menjadi retinol di dalam usus. Tapi, proses ini tidak cukup sebagai sumber vitamin A bila dibandingkan dengan produk hewani. Sumber beta karotin termasuk: [2]
- Sayur-sayuran hijau
- Sayur dan buah berwarna kuning dan jingga
- Minyak sawit merah