Obat

Methylxanthines : Manfaat – Cara Kerja, dan Efek Samping

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Penyakit paru-paru inflamasi umum disebut dengan asma. Penyakit ini dapat membuat seseorang memiliki serangan mengi, sesak napas, dada sesak, dan batuk[1].

Otot-otot yang terdapat pada saluran udara akan kencang dan lapisan saluran udara menjadi bengkak dan menyempit, ketika terjadinya serangan asma. Sehingga dapat mengurangi jumlah udara dan menyebabkan suara mengi, batuk, dada sesak, dan sesak napas[1].

Gejala asma juga dipicu oleh[1]:

  • Infeksi saluran pernafasan
  • Latihan (asma akibat olahraga)
  • Udara dingin
  • Asap tembakau dan polutan lainnya
  • Menekankan
  • Makanan
  • Alergi obat

Fungsi Methylxanthines

Methylxanthines merupakan sekelompok obat yang berasal dari xanthine basa purin. Xanthine dihasilkan dengan alami oleh tumbuhan dan hewan. Methylxanthines, theophylline, dan dyphylline digunakan untuk mengobati obstruksi saluran napas yang dikarenakan keadaan seperti asma, bronkitis kronis, atau emfisema. Kafein dan theobromine juga merupakan methylxanthines[2].

Methylxanthines merupakan agen farmakologis yang diturunkan oleh purin, karena efek bronkodilatasi dan stimulasinya, methylxanthines digunakan dalam penggunaan klinis. Yang paling banyak digunakan adalah kafein. Dan kafein akan hadir dalam kopi[3].

Theophylline merupakan obat yang paling dikenal dan umum untuk digunakan. Mempunyai efek imunomodulator apabila digunakan dalam dosis yang rendah. Dan untuk dosis yang lebih tinggi sering dikaitkan dengan toksisitas[2].

Methylxanthines telah disetujui oleh FDA untuk mengobati penyakit obstruksi jalan napas, seperti bronkitis kronis, emfisema, dan asma. Tetapi dalam mengobati apnea tidur dan apnea bayi (karena manfaat teoritis dari bronkodilatasi), paru kardiogenik, dan anosmia, ini tidak disetujui oleh FDA[2].

Penyakit yang Diatasi dengan Methylxanthines

Terdapat beberapa penyakit yang dapat diatasi dengan methylxanthines, meliputi[2]:

  • Apnea Prematuritas
  • Asma
  • Asma, akut
  • Asma, Perawatan
  • Bronkitis
  • COPD

Apnea Prematuritas merupakan penyakit dengan penghentian pada pernapasan secara mendadak. Penghentian pada pernapasannya akan terjadi setidaknya selama 20 detik. Juga dapat disertai dengan bradikardia atau desaturasi oksigen pada bayi dibawah usia kehamilan 37 minggu[7].

Bronkitis merupakan penyakit yang membuat saluran meradang dan bengkak. Saluran ini adalah saluran yang membawa udara ke paru-paru yang disebut dengan saluran bronkial. Penyakit ini akan ditandai dengan batuk juga lendir yang mengganggu[8].

Penyakit bronkitis dibagi menjadi dua jenis, yaitu bronkitis akut dan bronkitis kronis. Pada bronkitis akut, gejalan berlangsung dalam beberapa minggu dan tidak menimbulkan masalah setelahnya. Sedangkan bronkitis kronis, lebih serius dan akan terus datang kembali[8].

Cara Kerja Methylxanthines

Mekanisme aksi dari teofilin dan dyphylline yaitu membantu untuk mempertahankan kendali dari jalan napas pada penyakit saluran napas kronis dan persisten[2].

Methylxanthines sebagai inhibitor kompetitif enzim fosfodiesterase. Bekerja dengan membuat intraseluler mengalami peningkatan pada level siklik adenosin monofosfat (cAMP) dan siklik guanosin monofosfat (cGMP)[3].

Hal ini akan menimbulkan relaksasi pada otot polos bronkial, vasodilatasi pembuluh paru, diuresis, stimulasi sistem saraf pusat, dan stimulasi jantung[3].

Methylxanthines sebagai antagonis nonselektif reseptor adenosin. Bekerja dengan mengikat reseptor adenosin dengan afinitas yang hampir sama dengan adenosin dan antagonisme, hal ini merupakan cara utama obat dalam menstimulasi sistem saraf pusat[3].

Methylxanthines juga akan membuat kalsium di dalam otot diafragma meningkatkan penyerapannya, melalui saluran kalsium yang dimediasi adenosin, sehingga akan membuat kontraksi mereka meningkatkan kekuatannya[3].

Methylxanthines sebagai aktivator histone deacetylase. Pada selama inflamasi berlangsung, yang akan menjadi pengatur utama mediator inflamasi adalah histone deacetylase[3].

Enzim yang disebut phosphoinisitide-3-kinase-delta akan membuat histone deacetylase mencegah perekrutannya ke tempat peradangan, dan menghambat phosphoinisitide-3-kinase-delta[3].

Peningkatan perekrutan ke area inflamasi akan mencegah transkripsi gen dalam mediator inflamasi, sehingga akan memberikan efek anti inflamasi[3].

Melalui obat teofilin sebagai xantin bekerja dengan membuat pernapasan berstimulasi, melemaskan otot polos pada bronkus, dan membuat respons saluran napas ditekan terhadap rangsangan[4].

Walapun cara kerjanya belum dipahami sepenuhnya, diharapkan akan dapat memberikan efeknya terhadap penghambatan fosfodiesterase dan peningkatan adenosin monofosfat siklik intraseluler (cAMP)[4].

Teolifin akan diserap dengan cepat juga sempurna melalui saluran gastrointestinal. Penyerapan dengan makanan akan diturunkan tngkatnya, dengan plasma puncak kisaran 1-2 jam dalam paruh waktu 30 menit melalui intravena[4].

Teolifin bedistribusi keseluruh tubuh kecuali jaringan lemak. Melewati plasenta dan masuk kedalam ASI. Dengan pengikatan protein plasma antara 40-60% terutama terhadap albumin. Obat ini bermetabolisme dihati melalui demetilasi dan hidroksilasi[4].

Jadi kisaran 6% dimetabolisme melalui N- metilasi menjadi kafein. Pengeluaran utamanya melalui urin kisaran 10% dengan paruh waktu kira-kira 6,1-12,8 jam[4].

Contoh Obat Methylxanthines

Methylxanthines tersedia dalam bentuk tablet, kapsul dan larutan. Jenis obat ini hanya bisa didapatkan dengan resep dokter dan ada yang dihentikan.

Contoh methylxanthines dengan resep dokter dan dihentikan termasuk[2]:

Teofilin merupakan turunan alkaloid alami dari xantin, dari tanaman Camellia sinensis dan Coffea arabica. Obat ini diberikan secara oral untuk membuat otot polos mengalami induksi relaksasi pada pohon bronkial sehingga akan menyebabkan bronkodilatasi. Obat ini digunakan untuk terapi asma serta diyakini tidak akan membuat cedera pada hati[9].

Dyphylline merupakan turunan dari xantin, obat ini mempunyai sifat sebagai broncho dan vasodilator. Digunakan dalam pengobatan asma, dispnea jantung, dan bronkitis. Perannya sebagai agen bronkodilator dan agen vasodilator[10].

Aminophylline adalah obat kombinasi yang mengandung teofilin dan etilenadiamin dengan perbandingan 2:1. Sama dengan teofilin lainnya, obat ini digunakan dalam pengobatan penyakit paru-paru seperti asma, bronkitis kronis, dan PPOK. Obat ini dihentikan dan obat-obatan di pasaran tidak banyak tersedia[11].

Efek Samping Methylxanthines

Methylxanthines dapat menyebabkan beberapa efek samping yang tidak di inginkan. Beberapa efek samping umum dari methylxanthines termasuk[5,6]:

Bila menggunakan teofilin, jangan menggunakannya dalam jumlah yang lebih banyak dari yang sudah ditentukan. Jika muncul masalah pada pernapasan yang memburuk atau obat tidak bekerja dengan baik, cepat cari pertolongan medis[5].

Dengan merokok akan dapat mengubah cara tubuh terhadap teofilin, mungkin juga perlu menggunakan dosis yang berbeda. Jangan memulai ataupun berhenti merokok tanpa terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter[5].

Tanyakan juga pada dokter mengenai teofilin yang aman untuk digunakan bila Anda sedang hamil atau menyusui.

Teofilin akan dapat mengganggu kemampuan untuk bereaksi, jangan mengemudi jika terpengaruh. Juga jangan berganti merek atau bentuk sediaan yang berbeda, kecuali dokter yang menginstruksikannya[4].

1) Anonim. Drugs.com. Asthma. 2020
2) Anonim. Drugs.com. Methylxanthines. 2021
3) Brian Gottwalt; Prasanna Tadi. ncbi.nlm.nih.gov. Methylxanthines. 2020
4) Anonim. Mims.com. Theophylline. 2020
5) Cerner Multum. Drugs.com. Theophylline. 2019
6) Cerner Multum. Drugs.com. Aminophylline (injection). 2020
7) Noah P. Kondamudi; Lewis Krata; Andrew S. Wilt. ncbi.nlm.nih.gov. Infant Apnea. 2020
8) Anonim. WebMD.com. Bronchitis. 2020
9) Anonim. Pubchem.ncbi.nlm.nih.gov. Theophylline. 2021
10) Anonim. Pubchem.ncbi.nlm.nih.gov. Dyphylline. 2021
11) Anonim. Pubchem.ncbi.nlm.nih.gov. Aminophylline. 2021

Share