Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Onikomikosis adalah infeksi jamur pada kuku tangan dan kaki. Hal ini semakin umum pada orang yang semakin berusia lanjut dan jarang mengenai anak-anak. Onikomikosis dapat mengenai satu atau lebih kuku
Daftar isi
Onikomikosis adalah infeksi jamur yang menyerang kuku tangan dan kaki. Infeksi jamur ini merupakan salah satu penyakit kuku yang paling umum terjadi. Onikomikosis juga dikenal dengan infeksi jamur kuku atau tinea unguium dalam bahasa Latin. [1]
Orang yang menderita jamur kuku akan mengalami perubahan warna kuku, penebalan kuku, dan ujung-ujung kuku yang patah. Biasanya, infeksi jamur kuku lebih banyak terjadi pada bagian kuku kaki. Sekitar 10 persen dari populasi orang dewasa biasanya menderita infeksi jamur kuku. [1]
Onikomikosis disebabkan oleh pertumbuhan jamur yang berlebih di dalam, di bawah, atau di atas kuku penderita. Jamur yang menyebabkan onikomikosis ini memiliki kesamaan dengan jamur yang menyebabkan gatal di selangkangan, kutu air, dan kurap. [2]
Alasan infeksi jamur kuku lebih mudah tumbuh di kuku kaki karena kaki biasanya berada dalam kondisi yang lembap dan hangat. Penggunaan sepatu yang terlalu sering dan tidak cukup sirkulasi udara membuat pertumbuhan jamur kukuk lebih cepat. [2, 3]
Onikomikosis bisa menular dari satu orang ke orang lain layaknya penyakit yang disebabkan oleh jamur. Jika Anda bersentuhan dengan orang yang menderita jamur kuku, bukan tidak mungkin Anda juga akan terinfeksi onikomikosis. [2]
Beberapa alat yang perlu diwaspadai dan bisa menjadi saran penularan jamur kuku adalah gunting kuku, amplas kuku, dan peralatan menikur serta pedikur lainnya. [2]
Ada beberapa fakta tentang onikomikosis atau infeksi jamur kuku yang perlu Anda ketahui, seperti: [1, 2, 6]
Seperti namanya, onikomikosis disebabkan oleh jamur mikroskopis yang bisa masuk ke dalam tubuh melalui luka atau pemisahan kecil antara kulit dan kuku. Jamur mikroskopis ini akan tumbuh subur pada kondisi kulit yang lembap dan hangat. Bahkan, jamur mikroskopis ini tidak memerlukan matahari untuk tumbuh. [4, 5]
Biasanya, onikomikosis lebih sering disebabkan oleh sekelompok jamur yang disebut dermatofita. Akan tetapi, ada juga jenis jamur lain yang bisa menyebabkan penyakit infeksi jamur, seperti: [1]
Selain itu, ada juga jenis-jenis lain yang sering menyebabkan infeksi jamur, seperti Neoscytalidium, Scopulariopsis, dan Aspergillus. [1]
Infeksi jamur kuku atau onikomikosis ini juga lebih sering menyerang pria daripada wanita. Orang tua atau dewasa juga lebih berpotensi untuk terkena jamur kuku. Selain jenis kelamin dan usia, ada beberapa faktor lain yang bisa menyebabkan seseorang lebih mudah terkena onikomikosis, yakni: [1, 2, 5]
Onikomikosis bisa terjadi pada sebagian, seluruh, atau sebagian kuku. Biasanya, orang yang menderita onikomikosis atau infeksi jamur akan merasakan beberapa gejala seperti berikut: [2, 5]
Selain merasakan beberapa gejala di atas, penderita juga akan merasakan ruam atau gatal di area sekitar kuku yang terinfeksi jamur. Biasanya, ruam dan gatal yang muncul ini merupakan bentuk reaksi alergi terhadap jamur yang ada. [1]
Onikomikosis atau infeksi jamur kuku rupanya ada beberapa jenis yang dibedakan berdasarkan bentuk infeksi dan bagian yang terinfeksi. Berikut beberapa jenis infeksi jamur kuku yang umum terjadi pada manusia: [2]
Infeksi subungual distal merupakan jenis infeksi jamur kuku yang paling umum terjadi. Biasanya, infeksi subungual distal bisa terjadi di kuku kaki maupun kuku tangan. Infeksi subungual distal akan menyerang dasar kuku atau bagian bawah kuku.
Kuku yang mengalami infeksi subungual distal akan tampak bergerigi pada tepi luarnya dengan garis-garis berwarna putih atau kuning di seluruh kuku.
Infeksi superfisial berwarna putih biasanya menyerang kuku kaki. Kondisi ini disebabkan oleh jenis jamur tertentu yang menyerang lapisan atas kuku dan menciptakan bintik-bintik putih pada kuku.
Bintik putih tersebut nantinya akan merata dan menutupi seluruh kuku kaki. Bintik putih ini pulalah yang akan membuat kuku menjadi kasar, lunak, dan mudah patah. Selain itu, kuku juga bisa berbintik-bintik dan bersisik pada infeksi jenis ini.
Infeksi jenis ini bisa dibilang jarang terjadi. Meski jarang terjadi, infeksi subungual proksimal ini bisa menyerang kuku kaki maupun kuku tangan. Bintik kuning akan muncul pada pangkal kuku saat infeksi mulai menyebar.
Orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah biasanya lebih rentan terkena infeksi jamur kuku jenis subungual proksimal ini. Selain itu, infeksi subungual proksimal juga bisa terjadi karena adanya cedera ringan pada kuku.
Jenis infeksi jamur yang terakhir adalah infeksi kandida. Jamur jenis Candida menjadi penyebab dari infeksi kandida ini. Infeksi kandida bisa menyerang kuku yang sebelumnya rusak karena infeksi atau cedera pada kuku.
Biasanya, infeksi kandida menyerang kuku tangan dan terjadi pada orang yang sering merendam tangannya di dalam air. Awal kemunculan infeksi kandida ini dimulai dari kutikula di sekitar kuku. Nantinya, kutikula tersebut akan membengkak, memerah, dan lembut saat disentuh. Kuku yang terinfeksi juga bisa terangkat sebagian dari dasar kuku atau bahkan lepas sepenuhnya.
Infeksi jamur kuku mungkin bisa dibilang salah satu penyakit yang kurang diiperhatikan oleh banyak orang. Padahal, infeksi jamur kuku sulit untuk disebuhkan pada sebagian orang. Tak hanya itu, infeksi jamur kuku juga bisa menimbulkan beberapa komplikasi tertentu, seperti; [2, 5]
Infeksi jamur kuku tidak bisa dibilang sembuh jika kuku baru yang bebas infeksi telah muncul. Selain itu, penderita diabetes bisa mengalami komplikasi yang lebih serius jika mengalami infeksi jamur kuku. Oleh karena itu, perlu penanganan khusus bagi orang-orang penderita diabetes yang mengalami infeksi jamur kuku. [2]
Diagnosis yang dilakukan dokter untuk mengetahui infeksi jamur biasanya menggunakan du acara, yakni tes kalium hidroksida (KOH) dan kultur jamur. Tes KOH menjadi opsi yang paling cepat untuk mengetahui infeksi jamur kuku. Sementara tes dengan kultur jamur bisa memakan waktu berminggu-minggu. [1, 6]
Biasanya, dokter akan mengambil sampel dari kotoran yang dikikis pada bagian bawah kuku. Sampel kotoran bagian bawah kuku inilah yang akan dites, baik menggunakan tes KOH atau kultur jamur. [1, 6]
Di sisi lain, diagnosis infeksi jamur kuku perlu dilakukan secara hati-hati. Pasalnya, gejala yang sama bisa terjadi pada beberapa penyakit lain, seperti psoriasis, lichen planus, dermatitis kontak, trauma, tumor alas kuku, eksim, dan sindrom kuku kuning. [1]
Pengobatan infeksi jamur kuku atau onikomikosis sangat disarankan untuk mengikuti resep dan anjuran dokter. Hal ini dikarenakan penggunaan obat yang dijual bebas tidak memberikan hasil yang optimal dan maksimal. [2]
Oleh karena itu, pengobatan onikomikosis bisa memakan waktu yang lama dan biaya yang sangat mahal. Dokter biasanya akan meresepkan obat antijamur oral, seperti: [2, 6]
Selain itu, dokter juga memberikan perawatan antijamur lain, berupa pernis kuku antijamur atau larutan topikal. Penggunaan larutan topikal ini seperti layaknya menggunakan cat kuku. Namun, larutan topikal ini tidak cocok untuk merawat infeksi jamur kuku bagian kaki. [2, 6]
Pengobatan antijamur biasanya memakan waktu 4 bulan hingga kuku yang terinfeksi benar-benar tergantikan. Namun, dokter bisa saja mencabut seluruh kuku jika infeksi sudah terjadi secara ekstrem. [1]
Dokter juga akan memberikan obat sesuai dengan jenis dan tingkat yang dialami oleh penderita onikomikosis. [2]
Cara paling ampuh untuk mencegah terjadinya infeksi jamur kuku atau onikomikosis adalah dengan menjaga kebersihan kuku, baik kuku kaki maupun kuku tangan. Selain itu, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah onikomikosis, yakni: [1, 2, 6]
1. Tim Newman, University of Illinois. What You Need to Know about Nail Fungal Infection. Medical News Today; 2017.
2. April Kahn, Elaine K. Luo, M.D. Fungal Nail Infection. Healthline; 2019.
3. Anonim. Nail Fungus: Overview. American Academy of Dermatology Association; 2021.
4. Anonim. Fungal Nail Infections. Centers for Disease Control and Prevention; 2020.
5. Mayo Clinic Staff. Nail Fungus: Symptoms and Causes. Mayo Clinic; 2020.
6. Mayo Clinic Staff. Nail Fungus: Diagnosis and Treatment. Mayo Clinic; 2020.