Daftar isi
Apa Itu Alergi Jamur?
Alergi jamur (mold allergy) tejadi ketika sistem kekebalan tubuh Anda bereaksi berlebihan saat Anda menghirup spora jamur. [1, 6, 7]
Alergi jamur dapat menyebabkan gejala yang mirip dengan gejala alergi lainnya, seperti bersin-bersin, gatal-gatal, pilek, hidung tersumbat dan kulit kering bersisik. [1, 4]
Pengobatan dapat membantu mengendalikan reaksi alergi jamur. [1]
Tinjauan Alergi jamur adalah suatu kondisi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi saat menghirup spora jamur.
Fakta Alergi Jamur
Berikut adalah fakta-fakta penting tentang alergi jamur: [2, 3]
- Alergi jamur umumnya tidak mengancam jiwa. Namun, kondisi ini dapat menyebabkan rasa tidak nyaman.
- Alergen utama pada jamur adalah spora jamur.
- Spora adalah partikel kecil yang terbentuk saat jamur berkembang biak, dan mereka dapat dengan mudah melakukan perjalanan melalui udara ke hidung Anda, memicu reaksi alergi.
- Reaksi alergi terhadap jamur terjadi ketika tubuh memiliki reaksi kekebalan terhadap paparan jamur.
- Alergi jamur dapat memicu serangan asma jika Anda menderita asma.
- Alergi jamur mirip dengan alergi musiman seperti serbuk sari. Hanya saja alergi jamur berlangsung beberapa musim atau berlangsung sepanjang tahun.
- Alergi jamur bukanlah infeksi. Infeksi jamur disebabkan oleh jamur yang berbeda dari yang menyebabkan alergi, dan penyebarannya juga berbeda.
Gejala Alergi Jamur
Gejala alergi jamur sama seperti gejala alergi saluran pernapasan atas lainnya. Tanda dan gejala rinitis alergi yang disebabkan oleh alergi jamur dapat meliputi: [1]
- Bersin.
- Hidung berair atau tersumbat.
- Batuk dan postnasal drip.
- Mata, hidung, dan tenggorokan gatal.
- Mata berair.
- Kulit kering dan bersisik.
Gejala alergi jamur dapat bervariasi pada setiap orang dan berkisar mulai dari ringan hingga parah. Gejalanya dapat berlangsung sepanjang tahun atau muncul hanya di waktu-waktu tertentu dalam setahun. [1, 2]
Alergi jamur dapat memicu serangan asma, jika Anda menderita penyakit asma. Pada beberapa orang, paparan jamur tertentu dapat menyebabkan asma semakin parah. Tanda dan gejala asma antara lain: [1, 2]
- Batuk.
- Mengi.
- Sulit bernafas.
- Sesak dada.
Jamur makanan, seperti ragi, cuka atau kecap, biasanya tidak menimbulkan gejala alergi pada hidung, mata, dan paru-paru. Kemungkinan besar reaksi terhadap jamur makanan disebabkan oleh efek langsung makanan pada pembuluh darah. Misalnya, makanan fermentasi (seperti anggur) mungkin secara alami mengandung zat histamin. [4]
Tinjauan Gejala alergi jamur mirip dengan gejala alergi saluran pernapasan atas lainnya.
Penyebab Alergi Jamur
Gejala alergi jamur dipicu oleh respons sistem kekebalan tubuh yang terlalu sensitif. Ketika spora jamur di udara masuk ke hidung Anda, tubuh Anda mengenalinya sebagai alegen, yaitu unsur yang dianggap berbahaya oleh sistem kekebalan tubuh. Tubuh Anda kemudian mengembangkan antibodi penyebab alergi untuk melawannya. [1]
Setelah paparan berlalu, tubuh Anda masih menghasilkan antibodi dan menyebabkan sistem kekebalan tubuh Anda bereaksi terhadap jamur. Reaksi ini memicu pelepasan zat seperti histamin. Zat ini menyebabkan gatal, mata berair, pilek, bersin dan gejala alergi jamur lainnya. [1]
Meskipun ada banyak jenis jamur, tetapi hanya beberapa jenis yang menyebabkan alergi. Seseorang yang alergi terhadap satu jenis jamur, dapat tidak alergi dengan jenis jamur lainnya. Beberapa jenis jamur yang paling umum menyebabkan alergi yaitu Alternaria, Cladosporium, Aspergillus, Penicillium, Helminthosporum, Epicoccum, Fusarium, Aureobasidium, Phoma, Smuts, Rhizopus dan Mucor. [1, 3]
Jamur tumbuh di tempat lembab, baik di dalam maupun di luar ruangan. Di dalam ruangan, jamur sering dapat ditemukan di kamar mandi, dapur atau ruang bawah tanah. Sementara di luar ruangan jamur ditemukan tumbuh di batang kayu yang membusuk dan daun yang jatuh, di tumpukan kompos dan di rerumputan dan biji-bijian. [2, 4]
Jamur di luar ruangan dapat menyebabkan gejala alergi di musim panas dan gugur (atau sepanjang tahun di beberapa iklim), sedangkan jamur dalam ruangan dapat menyebabkan gejala alergi sepanjang tahun. [4]
Faktor Risiko
Beberapa faktor berikut dapat membuat Anda berisiko lebih tinggi terkena alergi jamur atau memperburuk gejala alergi jamur yang Anda miliki: [2]
- Memiliki riwayat alergi dalam keluarga Anda.
- Memiliki pekerjaan yang berisiko tinggi terpapar jamur, seperti pertanian, pekerjaan susu, penebangan, pembuatan kue, penggilingan, pertukangan, pekerjaan rumah kaca, pembuatan anggur dan perbaikan furnitur.
- Tinggal di rumah dengan kelembaban tinggi.
- Bekerja atau tinggal di gedung yang memiliki kelembaban tinggi.
- Tinggal di rumah dengan ventilasi yang buruk.
Kapan Anda Harus Mengunjungi Dokter Anda?
Anda harus mengunjungi dokter Anda, jika memiliki tanda dan gejala, seperti hidung tersumbat, bersin, mata berair, sesak napas, mengi atau gejala mengganggu lainnya yang tidak kunjung hilang. [1]
Komplikasi Alergi Jamur
Sebagian besar alergi jamur memicu terjadinya gejala demam yang tidak berbahaya. Namun, pada beberapa alergi tertentu kondisinya dapat berkembang menjadi masalah serius atau komplikasi, seperti: [1]
- Asma yang Parah
Pada beberapa kasus, alergi jamur dapat memicu serangan asma. Jika Anda memiliki alergi jamur dan asma, pastikan Anda telah memiliki persiapan darurat jika terjadi serangan asma yang parah. [1]
- Sinusitis Alergi Jamur
Selain asma, komplikasi lainnya yang bisa terjadi ialah sinusitis alergi jamur. Kondisi ini terjadi akibat reaksi inflamasi terhadap jamur di sinus. [1]
- Alergi Aspergillosis Bronkopulmonal
Pada kasus yang jarang terjadi, alergi jamur bisa berkembang menjadi penyakit yang lebih serius yakni alergi aspergillosis bronkopulmoner. Biasanya kondisi ini dialami oleh penderita asma atau cystic fibrosis.Dalam kondisi ini, ada respons alergi dan inflamasi terhadap jamur. Gejala dapat meliputi mengi parah, batuk dan sesak napas. [1, 4]
- Pneumonitis Hipersensitivitas
Merupakan kondisi langka dimana paparan spora jamur menyebabkan radang paru-paru. Kondisi ini biasanya dipicu oleh paparan debu penyebab alergi di tempat kerja. [1]
Tidak hanya alergi, jamur juga bisa menimbulkan masalah kesehatan lain bagi orang yang rentan. Misalnya, jamur dapat menyebabkan infeksi pada kulit atau selaput lendir. Pada umumnya, jamur tidak menyebabkan infeksi sistemik kecuali pada orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah, seperti penderita HIV/AIDS atau pengguna obat imunosupresan. [1]
Diagnosis Alergi Jamur
Dokter akan memulai diagnosis dengan mengajukan sejumlah pertanyaan tentang tanda dan gejala Anda. Selain bertanya mengenai tanda dan gejala Anda, dokter Anda juga dapat melakukan pemeriksaan fisik untuk mengidentifikasi atau menyingkirkan masalah medis lainnya. Sejumlah tes juga dapat dilaksanakan untuk mengetahui apakah Anda memiliki alergi yang dapat diidentifikasi. [1, 3, 4]
Tes ini dapat meliputi:
- Tes Darah
Jika dokter curiga bahwa Anda menderita alergi jamur, biasanya dokter akan melaksanakan tes darah, seperti tes IgE. Tes darah berfungsi untuk memastikan gejala Anda disebabkan oleh alergi, dan bukan oleh infeksi. [3]
Tes darah terkadang disebut juga dengan tes radioallergosorbent. Pada tes ini, dokter akan mengambil sampel darah Anda untuk kemudian dibawa ke laboratorium. Di laboratorium sampel darah Anda akan diuji kepekaannya terhadap jenis jamur tertentu. [1]
Tes alergi juga mencakup tes tusuk kulit. Tes ini melibatkan ekstrak jamur yang dioleskan ke kulit di lengan atau punggung Anda dengan tusukan kecil. Jika Anda tidak bereaksi, maka Anda tidak memiliki alergi. [1, 3, 4]
Pengobatan Alergi Jamur
Pengobatan terbaik untuk alergi adalah dengan menghindari paparan pemicunya. Namun, Anda tidak dapat menghindari jamur sepenuhnya. Meskipun tidak ada cara pasti untuk menyembuhkan rinitis alergi yang disebabkan oleh alergi jamur, sejumlah obat dapat meringankan gejala Anda. Obat-obatan ini termasuk:
- Kortikosteroid Intranasal
Pengobatan ini paling efektif mencegah dan mengobati peradangan yang disebabkan oleh alergi jamur saluran pernapasan atas. Obat yang termasuk kortikosteroid, yaitu ciclesonide, fluticasone, mometasone, triamcinolone dan budesonide. Obat ini aman untuk penggunaan jangka panjang. Efek samping yang paling umum ialah mimisan dan hidung kering. [1]
- Antihistamin
Obat-obatan ini dapat dikonsumsi untuk mengatasi gatal, bersin, dan hidung meler. Obat ini bekerja dengan cara memblokir histamin. Antihistamin yang dijual bebas (OTC) antara lain loratadine, fexofenadine dan cetirizine. Efek samping dari obat ini yaitu menyebabkan kantuk dan mulut kering. Semprotan hidung azelastine dan olopatadine tersedia dengan resep dokter. Efek samping dari semprotan hidung ini yaitu rasa pahit di mulut dan hidung kering. [1]
- Dekongestan Oral
Dekongestan oral yang dijual bebas meliputi Sudafed dan Drixoral. Anda harus menghindari apabila memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi). Efek samping dekongestan oral yaitu tekanan darah tinggi, insomnia, kehilangan nafsu makan, jantung berdebar (palpitasi), kecemasan dan kegelisahan. [1]
- Semprotan Hidung Dekongestan
Contoh obat semprotan hidung dekongestan ialah oxymetazoline. Obat ini tidak boleh dikonsumsi selama lebih dari tiga atau empat hari, karena dapat menyebabkan gejala Anda kembali atau memperburuk gejalanya ketika Anda berhenti menggunakannya. Efek samping lainnya yaitu sakit kepala, insomnia dan gugup. [1]
Obat ini bermanfaat untuk memblokir aksi leukotrien, yaitu bahan kimia sistem kekebalan yang menyebabkan gejala alergi seperti kelebihan lendir. Obat ini telah terbukti efektif dalam mengobati asma dan alergi jamur. [1]
Perawatan lain untuk alergi jamur meliputi:
- Imunoterapi
Imunoterapi disuntikkan untuk mengatasi gejala alergi seperti demam. Suntikan alergi hanya digunakan untuk jenis alergi jamur tertentu. [1]
- Cuci Hidung
Dokter dapat meminta Anda untuk mencuci hidung dengan air garam setiap hari untuk mengatasi iritasi pada hidung Anda. Gunakan air yang disuling, steril, direbus dan didinginkan sebelumnya, atau disaring menggunakan filter dengan ukuran pori absolut 1 mikron atau lebih kecil untuk membuat larutan irigasi. [1]
Pastikan Anda telah mencuci perangkat irigasi setelah selesai digunakan. Cuci perangkat tersebut dengan menggunakan air suling steril yang direbus dan didinginkan, atau disaring dan biarkan terbuka hingga kering. [1]
Cara Mencegah Alergi Jamur
Anda dapat mengurangi pertumbuhan jamur di dalam ruangan Anda, dengan tips sebagai berikut: [1, 5]
- Perbaiki kebocoran air di kamar mandi, kebocoran pipa atau rembesan air di ruang bawah tanah.
- Gunakan dehumidifier untuk mengontrol kelembapan dalam ruangan.
- Gunakan AC sentral yang dilengkapi filter HEPA (high-efficiency particulate air) filter. Filter ini dapat menjebak spora jamur dari seluruh rumah.
- Ganti filter pada tungku dan AC Anda secara teratur.
- Pastikan ventilasi yang memadai di area lembab.
- Hilangkan kembapan dengan menghilangkan dedaunan dan tumbuh-tumbuhan dari sekitar fondasi dan sering membersihkan talang air hujan.
- Jaga agar wadah tanaman organik Anda tetap bersih dan kering.
- Buang atau daur ulang buku dan koran bekas.
Sedangkan, untuk mengurangi paparan jamur di luar ruangan, Anda bisa melakukan tips sebagai berikut: [4]
- Batasi aktivitas luar ruangan Anda saat jumlah jamur tinggi. Ini akan mengurangi jumlah spora jamur yang Anda hirup dan gejala Anda.
- Kenakan masker debu saat memotong rumput, menggali di sekitar tanaman, mengambil daun dan mengganggu bahan tanaman lainnya.