Osteomielitis akut adalah istilah klinis untuk suatu infeksi pada tulang. Infeksi ini lebih banyak terjadi pada anak-anak dan seringkali menyebar lewat darah. Pada orang dewasa, osteomielitis biasanya adalah infeksi kronis yang berkembang secara sekunder akibat luka terbuka pada tulang dan jaringan lunak di sekitarnya. [1]
Daftar isi
Osteomielitis adalah peradangan atau infeksi tulang yang disebabkan oleh organisme piogenik. Berdasarkan riwayatnya, osteomielitus bisa dikategorikan menjadi akut, subakut atau kronis, dengan melihat sejak kapan kondisi ini mulai terjadi (misalnya, dihitung sejak waktu terjadinya infeksi atau luka pertama kali).
Osteomielitis akut bisa berkembang dalam dua minggu setelah gejala mulai muncul, sementara kondisi subakut dalam satu hingga beberapa bulan, dan kronis dalam beberapa bulan. [1]
Osteomielitis hematogen akut (OHA) umumnya terjadi pada anak-anak di bawah usia lima tahun (balita) dan biasanya menyerang bagian metafisis pada tulang-tulang panjang. Hal ini terjadi karena aliran darah yang pelan namun kaya nutrisi ke tulang-tulang yang sedang bertumbuh. [1, 2, 3, 4, 5]
Mikroorganisme masuk ke tulang melalui arteri nutrisi dan kemudian tertanam di kapiler tulang metafisis dimana perkembangbiakan mulai terjadi. Kondisi ini mengakibatkan penyebaran infeksi dan peradangan.
Pada bayi baru lahir dan dibawah usia 18 bulan, pembuluh darah di bagian metafisis dan epifisis tersambung melalui saluran transfisis. Akibatnya, penyebaran infeksi metafisis ke epifisis dan sendi-sendi bisa terjadi melalui saluran transfisis. [1, 2]
Pada anak-anak yang usianya lebih tua, sambungan pembuluh darah antara metafisis dan epifisis terputus sehingga dua sistem pembuluh darah ini terpisah antara satu dan lainnya dan tidak akan saling menginfeksi.
Diagnosis pada tahap awal terjadinya penyakit serta pengobatan yang tepat bisa mencegah terjadinya kelumpuhan atau kerusakan tulang secara permanen. [1, 2, 3, 4, 5]
Osteomielitis hematogen akut bisa tampak dalam dua kelompok gejala.
Yang pertama, anak akan tampak sakit secara tiba-tiba dengan keluhan nyeri yang terpusat dan septik. Yang kedua, anak hanya demam ringan dan menunjukkan perkembangan gejala secara bertahap dan keluhan nyeri di bagian tulang yang terinfeksi bila bergerak atau menahan beban.
Karena tulang di tubuh bagian bawah adalah bagian yang paling umum terdampak oleh penyakit ini, maka tanda-tanda infeksi juga bisa berupa kepincangan pada anak.
Osteomielitis harus selalu dijadikan dugaan bila anak demam tanpa sebab yang jelas.
Staphylococcus aureus, sejauh ini, adalah patogen paling umum yang menyebabkan osteomielitis hematogen akut dan sudah terbukti menginfeksi sebanyak 89% dari penderita OHA. S. aureus memiliki faktor yang membuatnya kuat dalam menginfeksi tulang.
Selain itu, patogen-patogen berikut juga bisa menjadi penyebab OHA:
Penyakit sickle cell serta osteomielitis yang terjadi pada bayi baru lahir juga bisa menyebabkan OHA.
Pengenalan vaksin untuk Haemophilus influenzae tipe B berhasil menunjukkan penurunan pada angka terjadinya infeksi oleh organisme ini hingga hampir 0% pada anak-anak yang telah diimunisasi. [2, 5]
Diagnosa atas OHA ditegakkan dari kombinasi antara riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, tes laboratorium, pencitraan, dan isolasi mikroorganisme dari tulang, sendi, atau darah. [1, 2, 3, 4, 5]
Perawatan untuk penyakit ini sebagian besar bersifat non-operatif. Peran pembedahan pada kasus ini adalah untuk memperbaiki area yang terdampak dengan mengangkat tulang dan jaringan lunak yang terinfeksi dan sudah tidak berfungsi, mengangkat tekanan dari lubang bekas abses yang besar, dan memfasilitasi pemberian antibiotik. [1, 2, 3, 4, 5]
Jika pengobatan dengan antibiotik sudah dimulai sebelum pembusukan tulang dan jaringan lunak terjadi, maka kemungkinan besarnya cara ini bisa berhasil tanpa harus dilakukan pembedahan juga.
Terapi antibiotik yang bersifat empiris pada anak-anak biasanya menggunakan obat-obat berikut:
Pada awalnya, osteomielitis hematogen akut diobati menggunakan antibiotik yang diberikan melalui infus dalam jangka panjang. Tetapi kini, terapi antibiotik melalui infus hanya dilakukan selama 2 hingga 4 hari, kemudian diikuti dengan pemberian secara oral. Metode ini sama efektifnya dengan terapi infus bila diberikan pada kasus yang tidak berat. [1, 2, 3, 4, 5]
Durasi terapi antibiotik ini awalnya berlangsung selama 4 hingga 8 minggu. Tetapi data terkini menunjukkan bahwa pemberian selama 3 minggu sudah cukup, namun dengan catatan pasien harus dipilih dengan hati-hati.
Satu cara untuk mencegah terjadinya infeksi tulang adalah dengan menjaga kulit tetap bersih. Semua jenis luka, terutama yang dalam, harus dibersihkan secara tuntas dan menyeluruh. Cuci luka menggunakan sabun dan air, dan letakkan luka di bawah air mengalir selama kurang lebih 5 menit untuk memastikan seluruh kotoran sudah terbuang. [6]
Untuk menjaga luka tetap bersih setelahnya, tutup dengan perban steril atau kain yang bersih. Krim antibiotik yang bisa dibeli di apotek juga bisa digunakan, tapi yang terpenting adalah jaga bagian luka tetap bersih. Bila perawatan dilakukan dengan benar, luka akan mulai sembuh dalam 24 jam dan benar-benar pulih dalam seminggu [6]
Luka yang penyembuhannya perlu waktu lebih lama atau menyebabkan rasa sakit yang amat sangat harus diperiksa oleh dokter.
Dan, seperti juga kasus infeksi lainnya, orang tua dan anak-anak harus sering mencuci tangan dengan benar untuk menghentikan penyebaran kuman. Anak-anak juga harus divaksinasi tepat waktu.
1. The AAFP Team. Diagnosis and Management of Osteomyelitis. The American Academy of Family Physicians; 2001.
2. Nimmy Thakolkaran, MBBS, Avinash K. Shetty, MD. Acute Hematogenous Osteomyelitis in Children. The Ochsner Journal; 2019.
3. Dennis A. Conrad. Acute Hematogenous Osteomyelitis. Pediatrics in Review, an Official Journal of The American Academy of Pediatrics; 2010.
4. Michael Koster, MD. Diagnosis: Acute Hematogenous Osteomyelitis. Brown's Pediatric Residency Blog.
5. Song, Kit M. MD; Sloboda, John F. MD. Acute Hematogenous Osteomyelitis in Children. Journal of the American Academy of Orthopaedic Surgeons - Volume 9; 2001
6. Elana Pearl Ben-Joseph, MD. Osteomyelitis. Kids Health; 2018.