Salah satu masalah kesehatan pada mata yang kerap dijumpai adalah pandangan buram atau kabur.
Ketika pandangan kabur, hal ini sering diidentikkan dengan kondisi rabun dekat maupun rabun jauh.
Namun jika pandangan kabur di pagi hari, berikut ini adalah berbagai faktor yang menjadi kemungkinan penyebab; kenali sebabnya agar mampu menangani secara tepat.
Daftar isi
Kadar gula darah yang tinggi dan sudah pada tahap tak terkendali—dikenal pula sebagai penyakit diabetes—mampu menyebabkan penglihatan ganda [1,2].
Pandangan kabur di pagi hari bisa disebabkan oleh kondisi kadar gula darah terlalu rendah maupun terlalu tinggi [1,2,3].
Pandangan kabur atau buram ini terjadi dikarenakan pembengkakan pada lensa mata [2].
Bahkan ketika kadar gula darah tergolong rendah lalu naik kembali pada kadar normalnya, hal ini memengaruhi lensa mata [2].
Bentuk lensa mata akan membesar walau kadar gula darah naik menjadi normal dan kondisi ini tetap akan membuat penglihatan mata memburam [2].
Penglihatan baru akan normal kembali saat kadar gula darah pada kondisi stabil 1,2].
Selain pandangan kabur, biasanya gejala lain akan menyertai, seperti tubuh lebih lemas dan mudah pusing [2].
Terbiasa minum alkohol secara berlebihan dan memasuki tahap kecanduan akan mulai memengaruhi kondisi mata [1].
Kesehatan mata dapat menurun dan salah satu efek yang dapat terjadi adalah pandangan kabur ketika bangun tidur di pagi hari [1].
Jika malam harinya mengonsumsi minuman beralkohol terlalu sering, penglihatan perifer akan menurun karena otot mata lama-kelamaan melemah [4].
Selain itu, konsumsi alkohol yang tidak segera dibatasi akan memicu penipisan kornea mata dan kehilangan penglihatan warna [4].
Jika dibiarkan tanpa pembatasan asupan alkohol dan penanganan mata secepatnya, pandangan kabur dapat berkembang menjadi kehilangan penglihatan permanen [1,4].
Alkohol mampu memberi efek dehidrasi pada tubuh sehingga saat diminum berlebih setiap malam, keesokan paginya mata akan lebih kering dari biasanya dan pandangan mengabur [5].
Penanganan : Jika ingin mengembalikan kondisi kesehatan mata, maka mulai batasi asupan minuman beralkohol sebelum mata benar-benar kehilangan penglihatan [1,5].
Fungsi penglihatan juga akan menjadi normal kembali ketika dalam waktu 24 jam tubuh tidak menerima asupan alkohol; hal ini disebabkan pula oleh kadar gula darah yang menjadi normal [1,5].
Jika baru saja mengalami cedera di bagian kepala, pandangan kabur di pagi hari setelah bangun tidur bisa jadi karena efek dari cedera tersebut [1,6].
Waspadai gegar otak sebagai penyebab dari gangguan penglihatan, terutama bila gejala lain seperti berikut turut menyertai [6] :
Penanganan : Jika gegar otak tergolong ringan, maka biasanya gejala akan hilang dengan sendirinya dan hanya membutuhkan waktu beberapa hari untuk pulih [6].
Namun jika pusing semakin hebat, sering muntah dan mual, hingga pada tahap susah tidur, sudah saatnya memeriksakan diri ke dokter [6].
Bahkan jauh lebih dianjurkan untuk segera ke dokter tepat setelah cedera terjadi di bagian kepala [6].
Pandangan kabur di pagi hari juga dapat disebabkan oleh kondisi alergi mata atau juga bisa disebut dengan istilah konjungtivitis alergi [1,7].
Alergi mata adalah reaksi alergi atau peradangan di bagian mata karena paparan alergen [1,7].
Jika beberapa gejala selain pandangan kabur seperti di bawah ini turut terjadi, maka bisa jadi kondisi yang sedang dialami adalah alergi mata [7].
Beberapa jenis alergen mampu memicu gejala alergi mata yang memengaruhi salah satu atau kedua mata, yakni seperti polusi, asap rokok, bulu hewan (jika memiliki peliharaan berbulu di rumah), debu, dan serbuk sari [7].
Namun pada kasus alergi mata, hal ini juga akan diikuti dengan beberapa gejala pada hidung [7].
Penderita alergi biasanya mengalami hidung gatal, hidung berair/tersumbat, dan gejala yang menyerupai pilek [7].
Faktor lain yang juga dapat menjadi alergen penyebab alergi mata adalah makanan tertentu yang memicu peradangan [7].
Atau, gigitan serangga juga dapat menyebabkan peradangan atau reaksi alergi tanpa disadari [7].
Penanganan : Penanganan pertama yang bisa dilakukan untuk pandangan kabur karena alergi mata adalah menggunakan obat tetes mata [7].
Namun ketika sudah tak bisa ditangani secara mandiri, penderita membutuhkan obat antihistamin, air mata buatan (agar alergen di mata bisa dibersihkan), suntik alergen/imunoterapi, obat kortikosteroid, atau dekongestan [8,9,10].
Mengenali kondisi alergi pada diri sendiri dapat membantu penderita menghindari alergen sehingga reaksi alergi tidak mudah timbul [7].
Distrofi kornea Fuchs merupakan sebuah kelainan pada kornea mata di mana pembengkakan terjadi sewaktu tidur [11].
Oleh sebab itu, keesokan pagi saat bangun tidur kedua mata mengalami beberapa gejala sebagai berikut [1,11] :
Distrofi kornea Fuchs adalah kondisi ketika sel-sel endotel yang ada di sepanjang bagian dalam kornea untuk menjaga keseimbangan kadar cairan dalam kornea mati atau mengalami disfungsi [11].
Sel endotel padahal berfungsi utama melindungi kornea, yakni salah satunya dari pembengkakan [11].
Ketika tidak berfungsi dengan normal, distrofi kornea Fuchs terjadi dan berakibat pada edema di bagian dalam kornea [11].
Oleh sebab itu, kornea kemudian membengkak diikuti dengan penglihatan yang buram dan biasanya kondisi ini terjadi karena faktor keturunan [11].
Kondisi gejala tersebut dapat berkembang menjadi lebih buruk dan ketika gejala semakin mengganggu, sudah saatnya memeriksakan diri ke dokter spesialis mata atau saraf.
Penanganan : Penanganan untuk distrofi kornea Fuchs terdiri dari metode operasi dan tanpa operasi [11].
Tanpa operasi, dokter hanya akan memberikan obat tetes mata saline yang bertujuan mengurangi cairan pada kornea [11].
Jika diperlukan, dokter juga akan memberikan lensa kontak lunak untuk melindungi kornea mata sekaligus membuat rasa sakit berkurang [11].
Namun ketika sudah tergolong serius, dokter merekomendasikan penanganan berupa operasi transplantasi lapisan dalam kornea atau transplantasi kornea; hal ini disesuaikan dengan kebutuhan kondisi pasien [11].
Air mata kering dapat pula menjadi alasan mengapa pandangan kabur saat pagi [1].
Air mata sendiri memiliki fungsi utama sebagai pelumas dan pelindung mata, namun jika mengering, hal ini bisa menyebabkan masalah pada penglihatan [1,12].
Pada malam hari, mata cenderung lebih berisiko mengering sehingga setelah bangun tidur keesokan paginya, pandangan memburam sebagai akibatnya [12].
Ketika hal ini berhubungan dengan mata kering, maka biasanya terdapat gejala lain yang turut menyertai pandangan kabur, yakni [12] :
Penanganan : Bila berkaitan dengan mata kering, biasanya hal ini juga disebabkan oleh kelelahan mata [12].
Mata yang terus-menerus digunakan lama-kelamaan akan lelah dan cenderung kering apabila jarang berkedip [12].
Oleh karena itu, sering-sering berkedip dan membersihkan kelopak mata setiap hari dianjurkan sebagai penanganannya [12].
Bila mengenakan lensa kontak, setiap akan mandi dan tidur, lepaskan dan biarkan mata beristirahat tanpa lensa kontak [12].
Segera ke dokter spesialis mata apabila mata terasa kering terus-menerus disertai beberapa gejala lain yang cukup mengganggu aktivitas [12].
Pandangan kabur saat pagi yang disertai beberapa keluhan lain seperti berikut juga dapat menandakan penyakit stroke [1,13].
Penanganan : Karena stroke adalah penyakit yang terjadi ketika aliran darah menuju otak terhambat atau berkurang karena pembuluh darah mengalami penyumbatan atau pecah, perubahan pola hidup dapat dilakukan oleh pasien sebagai langkah penanganan awal [1,13].
Pola makan sehat diimbangi olahraga sangat dianjurkan agar kondisi pulih secara alami [13].
Namun jika perlu, dokter pada akhirnya akan memberi resep obat antikoagulan, antihipertensi, statin, atau antiplatelet serta merekomendasikan prosedur bedah [13].
Kelenjar meibom atau kelenjar minyak kecil yang terdapat di sekitar mata terkadang dapat menjadi salah satu sebab masalah pada mata [1].
Ketika air dan minyak yang diproduksi oleh kelenjar ini begitu sedikit, terutama saat sedang tidur, keesokan paginya mata akan terasa tak nyaman [1].
Ketidaknyamanan pada mata yang dimaksud salah satunya adalah pandangan kabur, mata mengalami iritasi, dan mata akan terasa perih [1].
Lensa kontak tidak sebaiknya masih terpasang pada mata saat hendak tidur dan mandi [1].
Ketika tidur dengan lensa kontak masih terpasang, hal ini mampu membahayakan kondisi mata karena mata tidak mendapat cukup suplai oksigen [1].
Akibatnya, mata menjadi kering dan kondisi ini identik pula dengan penglihatan buram [1].
Pandangan kabur akan lebih dirasakan saat bangun tidur keesokan paginya, maka selalu ingat untuk melepas lensa kontak setiap sebelum tidur [1].
Jika sebelum tidur sempat minum obat tertentu, seperti obat flu, obat tidur, antihistamin dan/atau obat penurun darah tinggi/obat antihipertensi, biasanya akan berdampak pada mata [1].
Efek dari obat-obat tersebt mampu mengurangi produksi air mata selama tidur dan keesokan paginya mata tak bisa melihat secara jelas [1].
Pandangan kabur dan mata kering pada pagi hari bisa jadi karena efek samping beberapa obat tersebut [1].
Sindrom kelopak mata terkulai juga dikenal dengan istilah floppy eyelid syndrome di mana kelopak mata cenderung kendur dan menurun karena tidak lagi elastis [1,14,15].
Pandangan kabur bisa menjadi salah satu gejala dari sindrom ini yang akan disertai dengan beberapa kondisi lain, seperti [1,14,15]:
Orang-orang dengan kondisi obesitas memiliki risiko lebih tinggi terhadap sindrom ini [15].
Para penderita sleep apnea dan keratoconus juga lebih berpeluang menderita sindrom kelopak mata terkulai [14,15].
Penanganan : Dokter kemungkinan akan meresepkan obat berupa salep khusus untuk mata yang bisa diterapkan setiap sebelum tidur agar permukaan okular terlindungi [15].
Pasien juga dianjurkan untuk mengenakan penutup mata setiap tidur dan mencegah terlipatnya kelopak mata dengan mengetuknya setiap sebelum tidur.
Jika memang dibutuhkan dokter akan merekomendasikan prosedur operasi agar kelopak mata lebih kencang [16].
Pandangan kabur di pagi hari yang terjadi berulang kali ditambah dengan beberapa keluhan mengganggu lainnya sebaiknya segera dikonsultasikan dengan dokter [1].
1. Valencia Higuera. Blurry Vision in the Morning: 10 Reasons Why You May Have It. Healthline; 2018.
2. Cindy Xinji Cai, M.D. Diabetes and Your Eyes: What You Need to Know. Johns Hopkins Medicine; 2022.
3. Dr. Russel Lazarus. Why Does Diabetes Cause Blurry Vision?. Optometrists Network; 2020.
4. Oglethorpe Inc. Alcoholic Eyes: Identifying and Treating Alcoholic Vision Loss. The Woods at ParkSide; 2022.
5. Optical Express. How dry January affects your eye health. Optical Express; 2018.
6. Nationwide Children’s Hospital. Head Injury - Concussion. Nationwide Children’s Hospital; 2005.
7. Asthma and Allergy Foundation of America. Eye Allergies (Allergic Conjunctivitis). Asthma and Allergy Foundation of America; 2015.
8. R Mösges, H A Hassan, & M R Wenzel. Optimal use of topical agents for allergic conjunctivitis. BioDrugs; 1997.
9. Warner Carr, M.D., Jack Schaeffer, O.D., F.A.A.O., & Eric Donnenfeld, M.D. Treating allergic conjunctivitis: A once-daily medication that provides 24-hour symptom relief. Allergy & Rhinology; 2016.
10. M A Calderon, M Penagos, A Sheikh, G W Canonica, & S R Durham. Sublingual immunotherapy for allergic conjunctivitis: Cochrane systematic review and meta-analysis. Clinical & Experimental Allergy; 2011.
11. Majid Moshirfar; Anisha N. Somani; Uma Vaidyanathan; & Bhupendra C. Patel. Fuchs Endothelial Dystrophy. National Center for Biotechnology Information; 2021.
12. National Health Service. Dry eyes. National Health Service; 2021.
13. Prasanna Tadi & Forshing Lui. Acute Stroke. National Center for Biotechnology Information; 2021.
14. Brandon D. Ayres MD, Christopher Rapuano MD, Harvey A. Brown MD, Sunir J. Garg MD, & Lauren Patty Daskivich MD, MSHS. Floppy eyelid syndrome - External and Internal Eye. VisualDx; 2021.
15. Michel J. Belliveau, MD & John T. Harvey, MD. Floppy eyelid syndrome. Canadian Medical Association Journal; 2015.
16. Anna M Waldie, Ian C Francis, Minas T Coroneo, & Geoffrey Wilcsek. Floppy eyelid syndrome "plasty" procedure: Employment of a periosteal transposition flap for surgery of floppy eyelid syndrome. Clinical & Experimental Ophthalmology; 2019.