Pemoline adalah obat yang merangsang sistem saraf pusat (otak dan saraf), obat ini digunakan untuk mengobati gangguan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) [1,2,3,4].
Daftar isi
Berikut informasi mengenai indikasi pemoline hingga pengaruhnya pada kehamilan dan menyusui [3]:
Indikasi | Obat ADHD |
Kategori | Obat Keras |
Konsumsi | Anak-anak dan Dewasa |
Kelas | Agen SSP – Stimulan sistem saraf |
Bentuk | Tablet |
Kontraindikasi | → Gangguan kerusakan hati. → Anak-anak kurang dari 6 tahun → Sindrom Tourette → Psikosis lainnya. |
Peringatan | → Hanya boleh diberikan pada pasien dengan tes fungsi hati (LFT) baseline normal dan pantau LFT setiap 2 minggu → Hentikan penggunaan jika serum alanin aminotransferase meningkat → Jika tanda-tanda gagal hati berkembang atau jika tidak ada respons klinis dalam 3 minggu setelah titrasi dosis selesai → Disfungsi ginjal, psikosis, gangguan bipolar, diabetes melitus, penyakit kardiovaskular, gangguan kejang, insomnia, porfiria, atau hipertensi → Berpotensi mengalami ketergantungan obat → Jangan lakukan pemberhentian obat secara mendadak pada pasien kronis → Dapat mengganggu pasien saat mengemudi atau mengoperasikan mesin, pada kehamilan dan menyusui |
Kategori Obat pada Kehamilan & Menyusui | Pemberian obat secara oral: Kategori B: Semua penelitian pada hewan membuktikan jika tidak ada tanda bahaya pada janin selama penggunaan obat. Serta tidak ada risiko bayi yang ditunjukkan saat menggunakan obat ini selama menyusui. |
Di samping, pemoline digunakan untuk mengobati gangguan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) pada anak-anak dan pasien dewasa. [1,2,3,4]:
Pemberian dosis pemoline dibagi menjadi dua kategori, yakni untuk dewasa dan anak-anak. Berikut adalah rincian dosisnya [3]:
→ Gangguan Hiperaktif Dosis awal: 37,5 mg per hari pada pagi hari dan tingkatkan penggunaan setiap minggunya sebanyak 18,75 mg. Dosis biasa diberikan sebesar 56,25-75 mg per hari dan maksimal pemberiannya 112,5 mg per hari. |
→ Gangguan Hiperaktif Awal: 37,5 mg per hari pada pagi hari dan tingkatkan penggunaan setiap minggunya sebanyak 18,75 mg. Dosis biasa diberikan sebesar 56,25-75 mg per hari dan maksimal pemberiannya 112,5 mg per hari. |
Selama penggunaan pemoline, ada beberapa pasien yang menunjukkan gejala efek samping yang berat. Namun, jika dosisnya sesuai dengan anjuran dokter, pemoline tidak ada memberikan efek samping yang serius. Berikut adalah beberapa efek samping akibat penggunaan obat pemoline, yaitu [1,2,3]:
Untuk memahami lebih detail mengenai penyimpan, cara kerja, interaksi dengan obat, overdosis, serta pengaruh dari hasil lab dari pemoline, berikut detail-detailnya [3]:
Penyimpanan | Simpan pada suhu kamar dan jauhkan dari kelembapan serta panas |
Cara Kerja | Deskripsi: Pemoline adalah stimulus SSP. Ini adalah simpatomimetik yang bekerja tidak langsung dengan aktivitas agonis alfa dan beta-adrenergenik Onset: Efek puncak adalah 4 jam Durasi: 8 jam Farmakokinetik: Absorpsi: Mudah diserap dari saluran pencernaan Distribusi: Sekitar 50% terikat pada protein plasma Metabolisme: Hati Ekskresi: Melalui urin dan feses dengan jumlah yang dapat diabaikan. Eliminasi paruh waktu bagi anak-anak adalah 7-8,6 jam dan 12 jam bagi pasien dewasa |
Interaksi dengan obat lain | → Krisis hipertensi dengan monoamine oxidase inhibitors (MAOI), sekelompok obat yang mengatasi depresi. → Mengurangi ambang kejang pada pasien epilepsi dengan antiepilepsi |
Overdosis | Gejala: Anoreksia, koreoatetosis, diskinesia, peningakatan LFT, eksaserbasi sindrom Tourette, haluasinasi, hipertemia, insomnia, leukositosis, mania, midriasis, neutropenia, nistagmus, rhabdomyolysis, gagap, dan muntah. Cara mengatasi: Segera hubungi atau menuju tenaga medis tedekat. |
Pengaruh pada hasil lab | Mengganggu tes untuk fosfatase asam prostat yang digunakan dalam diagnosis karsinoma prostat. Serta menghasilkan peningkatan asam fosfatase palsu. |
Siapa yang tidak boleh mengonsumsi pemoline?
Sebelum meminum obat ini, beritahu dokter jika memiliki penyakit ginjal, hati, kejang atau epilepsi, sindrom Tourette, serta riwayat penyalahgunaan narkoba dan alkohol [1,3].
Apakah ibu hamil dan menyusui boleh mengonsumsi pemoline?
Karena termasuk dalam kategori FDA-B, maka diperkirakan tidak membahayakan bagi pasien hamil. Juga tidak apakah pemoline masuk ke dalam ASI. Namun sebaiknya, berbicaralah pada dokter bila sedang hamil atau menyusui [1].
Apakah pemoline bisa digunakan anak-anak?
Bisa, namun keamanan dan efektivitas pemoline pada anak-anak di bawah usia 6 tahun belum diketahui [1].
Bagaimana cara mengonsumsi pemoline?
Pemoline diminum sesuai dengan instruksi dokter. Jika masih belum memahami petunjuk penggunaan obat, tanyakan pada dokter, perawat, ataupun apoteker [1,2].
Apa yang harus dihindari saat mengonsumsi pemoline?
Berhati-hatilah saat mengemudi, mengoperasikan mesin, atau melakukan aktivitas berbahaya lainnya. Sebab, pemoline dapat menyebabkan pusing atau menganggu konsentrasi [1].
Di bawah ini adalah obat bermerek yang mengandung pemoline [1]:
Brand Merek Dagang |
Cylert |
1. Anonim. Pemoline. Drugs; 2020
2. Anonim. Pemoline. WebMD; 2020
3. Anonim. Pemoline. Mims Indonesia; 2020
4. Anonim. Cylert (pemoline). Rxlist; 2020