Gairah dapat menurun seiring berjalannya waktu. Sebenarnya, ini adalah sebuah kondisi yang wajar, namun dapat menjadi masalah besar jika kedua belah pasangan tidak nyaman akan penurunan gairah tersebut. [4]
Berlawanan dengan kepercayaan populer, para ahli mengatakan bahwa frekuensi berhubungan seksual tidak ada hubungannya dengan gairah atau kepuasan seksual. [1]
Para ahli mengatakan, penurunan gairah lebih besar daripada sekedar masalah penurunan libido. Gairah seksual adalah sebuah keinginan biologis, dimana terefleksikan sebagai keinginan spontan terhadap seks termasuk pemikiran, fantasi erotis, dan bayangan seksual. [1]
Daftar isi
Jika sang wanita menginginkan hubungan seksual yang lebih jarang dilakukan daripada keinginan pasangannya, maka sang wanita atau pasangannya tidak ada yang salah. Mirip dengan pendapat tersebut, jika salah satu orang mengalami gairah seksual yang menurun, hubungan percintaan pasangan tersebut bisa saja lebih kuat dari sebelumnya. [2]
Gejala dari gairah wanita menurun adalah [2] :
Gairah seksual ditentukan berdasarkan interaksi kompleks dari beragam hal yang mempengaruhi hubungan intim, termasuk kebiasaan fisik dan emosi, pengalaman, kepercayaan, gaya hidup, dan hubungan yang anda jalankan saat ini. Jika anda mengalami gangguan pada faktor tersebut, maka gairah anda juga dapat terpengaruhi. [2]
Beragam penyakit, perubahan fisik, dan pengobatan dapat mempengaruhi penurunan gairah pada wanita, termasuk [4] :
Perubahan kadar hormon dalam tubuh dapat merubah gairah seksual anda. Hal ini termasuk [2] :
Kadar estrogens akan menurun drastis saat memasuki masa menopause. Kondisi ini dapat membuat anda menjadi kurang tertarik terhadap hubungan seksual dan menyebabkan vagina mengering. Berhubungan seksual pada tahap ini dapat menyebabkan rasa sakit dan tidak nyaman. [2]
Walaupun banyak wanita masih menikmati hubungan seksual saat menopause dan selanjutnya, beberapa wanita lain mengalami penurunan libido selama perubahan hormonal tersebut. [2]
Perubahan hormon selama masa kehamilan, saat baru saja melahirkan, dan selama masa menyusui dapat memberikan pengaruh besar terhadap gairah seksual. Kelelahan, perubahan bentuk tubuh, dan tekanan akibat membawa janin di dalam perut juga dapat berpengaruh terhadap gairah seksual. [2]
Kondisi pikiran anda dapat mempengaruhi gairah seksual. Ada banyak penyebab psikologikal yang dapat menurunkan gairah seksual, termasuk [2] :
Pada kebanyakan wanita, kedekatan emosional adalah sebuah hal yang penting dalam menjalin keintiman hubungan seksual. Masalah pada hubungan rumah tangga anda dapat menjadi faktor penyebab dair penurunan gairah seksual. Beberapa masalah ruumah tangga yang dapat menyebabkan penurunan gairah seksual adalah [2] :
Jika anda khawatir dengan penurunan gairah seksual terhadap anda atau pasangan anda, bicaralah dengan dokter. Solusi yang ditawarkan dokter dapat sesederhana mengganti obat yang anda gunakan, dan meningkatkan kondisi medis kronis apapun, termasuk tekanan darah tinggi atau diabetes. [2]
Anda dapat di diagnosis dengan gangguan penurunan gairah seksual jika anda mengalami penurunan gairah dan kehilangan rasa berhubungan seks. Dokter perlu mencari tahu alasan anda mengalami penurunan gairah untuk memberikan solusi yang terbaik. [3]
Sebagai tambahan pemeriksaan, selain bertanya mengenai riwayat medis dan seksual, dokter juga dapat melakukan [3] :
Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi gairah seksual wanita yang menurun adalah [3] :
Berbicara dengan terapis atau konselor seks dapat membantu mengatasi gairah seks yang menurun. Terapi dan informasi yang berhubungan dengan respon atau teknis berhubungan seksual juga dapat dilakukan. Konseling bersama pasangan dapat membantu meningkatkan perasaan intim dan gairah. [3]
Dokter dapat mengganti bebera obat yang anda gunakan dengan obat lainnya yang tidak menurunkan gairah seksual. Misalnya, obat antidepresi seperti paroxetine (Paxil) dan fluoxetine (Prozac, Sarafem) dapat menurunkan gairah seksual. Mengganti obat menjadi bupropion (Wellbutrin) dapat membantu mengembalikan gairah seksual. [3]
Selain itu, dokter juga dapat memberikan obat tambahan yang dapat meningkatkan libido anda. Food and Drug Administration (FDA) merekomendasikan obat flibanserin (Addyi) atau bremelanotide (Vyleesi) untuk wanita pra menopause. [3]
Beberapa jenis terapi hormon dapat membantu para wanita untuk meningkatkan gairah seksualnya kembali. Terapi hormon yang mungkin dilaukan adalah terapi estrogens, testosterons, prasterone (Intrarosa), dan ospemifene (Osphena). [3]
Terapi hormon tersebut dapat hadir dalam beragam bentuk dan cara pemberian, termasuk pil, koyo, semprot, jel, obat intravagina (supositoria), dan injeksi. Pemberian terapi hormon perlu mempertimbangkan beberapa hal, termasuk kondisi tubuh dan riwayat penyakit. [3]
1. Anonim. Why Women Lose Interest in Sex. Web MD; 2021.
2. Mayo Clinic Staff. Low Sex Drive in Women: Symptoms and Causes. Mayo Clinic; 2021.
3. Mayo Clinic Staff. Low Sex Drive in Women: Diagnosis and Treatment. Mayo Clinic; 2021.
4. Sabrina Whitehurst, MD. Where'd My Libido Go? 4 Causes of Low Sex Drive in Women. Geisinger; 2021.