Sel darah putih atau leukosit adalah salah satu dari empat jenis sel yang membentuk darah. Sel darah putih dibentuk di sumsum tulang dan berperan penting dalam sistem imun dan kekebalan tubuh [1]. Jumlah sel darah putih akan meningkat ketika sel darah putih tengah memerangi sel-sel tak dikenali yang masuk ke dalam tubuh [2].
Gejala yang mungkin dialami selama terjadi peningkatan jumlah sel darah putih yaitu [3]:
Tingginya jumlah sel darah putih dalam tubuh seringkali mengindikasikan [2]:
Peningkatan sel darah putih merupakan sistem imun yang normal terjadi dan tidak selalu harus dihindari, seperti pada saat terjadi kenaikan sel darah putih sebagai akibat dari adanya infeksi atau peradangan. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan bahwa kenaikan jumlah sel darah putih mengacu pada suatu masalah kesehatan yang serius [3].
Beberapa kondisi yang dapat memicu kelebihan pembentukan sel darah putih, yaitu:
Daftar isi
Jumlah sel darah putih yang lebih dari normal seringkali menunjukkan bahwa tubuh tengah mengalami infeksi [4]. Sel darah putih terbentuk berlipat ganda untuk dapat membunuh bakteri atau virus yang masuk ke dalam tubuh [5].
Inflamasi atau peradangan adalah sistem perlindungan tubuh terhadap infeksi atau luka. Beberapa penyakit seperti rheumatoid arthritis atau radang sendi juga dapat mengakibatkan inflamasi pada tubuh [6]. Pada keadaan inflamasi, terjadi peningkatan sel darah putih karena sel darah putih diperlukan untuk membunuh dan membuang patogen penyebab inflamasi [7] .
Nilai total sel darah putih mengalami peningkatan selama atau segera setelah seseorang berolahraga. Setelah melakukan olahraga berat selama lima menit, sel darah putih akan mulai meningkat, dan tidak terdapat perbedaan pada pria dan wanita[8].
Akan tetapi, jumlah sel darah putih akan kembali normal beberapa jam atau hari setelah beraktivitas fisik sesuai dengan tingkat beban aktivitas yang telah dilakukan [8].
Beberapa obat-obatan tertentu dapat meningkatkan atau menurunkan jumlah sel darah putih dalam tubuh. Beberapa jenis obat-obatan yang dapat meningkatkan jumlah sel darah putih yaitu lithium, kortikosteroid, beta-agonis, epinephrine, dan heparin [6]
Stres secara emosional maupun fisik juga dapat mengakibatkan peningkatan jumlah sel darah putih, akan tetapi jumlah sel darah putih akan kembali normal ketika seseorang sudah tidak lagi dalam kondisi stres [5].
Peningkatan sel darah putih yang dikarenakan kebiasaan merokok merupakan suatu respon tubuh terhadap inflamasi. Pada asap rokok terdapat zat-zat radikal organik yang menyebabkan pelepasan sitokin proinflamasi yang selanjutnya memicu sumsum tulang untuk memproduksi dan pelepasan sel darah putih sebagai respon pertahanan tubuh [9].
Obesitas adalah salah satu kondisi inflamasi kronik yang berkepanjangan, dan seperti yang telah disebutkan sebelumnya, akan terjadi peningkatan sel darah putih pada kondisi inflamasi atau peradangan pada tubuh [10].
Kanker darah termasuk didalamnya leukemia dan limfoma dapat mengakibatkan perubahan jumlah sel darah putih. Pada individu dengan leukemia terjadi pertumbuhan sel darah putih yang tidak terkontrol dan pembentukan sel darah yang tidak normal pada sumsum tulang. Hal ini mengakibatkan adanya peningkatan resiko infeksi atau pendarahan serius [4]
Beberapa kelainan sistem imun atau penyakit autoimun seperti Crohn’s Disease (penyakit radang usus) dan Graves’ Disease (Kelainan pada kelenjar tiroid) dapat meningkatkan jumlah sel darah putih [5, 11].
Selama masa kehamilan, sel darah putih terus meningkat secara signifikan dikarenakan kondisi stres pada tubuh yang terjadi selama masa kehamilan. Sel darah putih mulai mengalami peningkatan sejak trimester pertama dan akan terus meningkat hingga trimester ketiga. Akan tetapi, pada 6 hingga 7 minggu pasca melahirkan jumlah sel darah putih akan kembali pada angka normal [12].
Alergi, khususnya reaksi alergi yang parah dapat memicu peningkatan jumlah sel darah putih. Pada keadaan alergi, tubuh akan memproduksi sel darah putih lebih banyak sebagai bentuk pertahanan diri dari zat alergen yang masuk ke dalam tubuh [3].
Sedangkan untuk menunjukkan adanya masalah kesehatan yang serius, peningkatan sel darah putih dapat juga menunjukkan adanya leukemia atau penyakit kanker darah lain. Untuk memastikannya perlu dilakukan pengkajian yang lebih lanjut oleh tenaga medis [12].
Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mempertahankan sel darah putih pada angka normal [5]:
1) Amber Yates, Review Douglas Nelson, MD. verywellhealth.com. An Overview of White Blood Cell disorder. 2021
2) Jan Cenry dan Alan Rosmarin. fumeni.org.mx. Why Does My Patient Have Leukocytosis? 2012
3) Anonim. Clevelandclinic.org. High White Blood Cell Count. 2022
4) L Renee Watson MSN RN, Raymond Jr PA-C, dan Todd Gersten MD. urmc.rochester.edu. What Are White Blood Cells?
5) Perrin Braun. Insidetracker.com. High White Blood Cell Count? What You Should Know. 2021
6) Anonim. Ufhealth.org. WBC count. 2022
7) Minki Hwang, Scott Berceli, dan Roger Tran-Son-Tay. Springer.com. Modeling and Role of Leukocytes in Inflammation. 2009
8) Kristin Sand, Torun Flatebo, Marian Andersen, dan Azzam Maghachi. ncbi.nlm.nih.gov. Effects of exercise on leukocytosis and blood hemostasis in 800 healthy young females and males. 2013.
9) Kasper Pedersen, Yunus Colak, Christina Ellevirk, Hans Hasselbalch, Stig Bijessen, dan Borge Nordestgaard. Ahajournals.org. Smoking and Increased White and Red Blood Cells. 2019
10) John Dixon dan Paul O’Brien. Springer.com. Obesity and the White Blood Cell Count: Changes with Sustained Weight Loss. 2006
11) Review Dan Brennan, MD. webmd.com. What Is Leukocytosis? 2021
12) Lori Smith, Review Suzanne Falck, M.D., FACP. medicalnewstoday.com. What to know about high white blood cell count. 2021
13) Victoria Mank dan David Brow. ncbi.nlm.nih.gov. Leukocytosis. 2021