Dyspnea, atau yang lebih dikenal dengan napas pendek terjadi ketika seseorang merasa bahwa mereka tidak mampu untuk mengambil cukup udara ke paru-paru. Jika Anda kerap merasakan perasaan ini, Anda harus memahami penyebab napas pendek dan cepat lelah. [1]
Sensasi napas memiliki gejala yang berbeda dan bersifat subjektif. Beberapa orang mungkin merasakan sensasi tercekik. Sedangkan bagi yang lain, mereka mungkin merasa tidak bisa menarik napas dalam-dalam dan mudah lelah. [1]
Terlepas dari berbagai deskripsi yang ada, mengalami napas pendek merupakan perasaan yang tidak nyaman dan dapat menyebabkan gejala atau komplikasi tambahan. Napas pendek dapat terjadi sesekali atau sering dan memiliki banyak penyebab potensial yang berbeda. Lalu, apa penyebab napas pendek dan mudah lelah? [1]
Sebagian besar kasus napas pendek disebabkan oleh kondisi jantung atau paru-paru. Jantung dan paru-paru Anda terlibat dalam mengangkut oksigen ke jaringan tubuh dan mengeluarkan karbon dioksida. Jika terjadi masalah pada salah satu dari proses ini tentu mempengaruhi pernapasan Anda. [2]
Napas pendek memiliki banyak penyebab yang mempengaruhi baik saluran pernapasan, paru-paru, jantung atau pembuluh darah. Rata-rata orang dewasa seberat 150 pon (70 kilogram) akan bernapas dengan kecepatan rata-rata 14 napas per menit saat istirahat. [3]
Napas pendek dan lemas dapat terjadi saat istirahat atau terkait dengan aktivitas seperti olahraga yang berlebihan. Napas pendek terkadang disertai pula dengan mudah lelah. Jika Anda mengetahui penyebabnya, maka gejala ini akan bisa diatasi.. [3]
Berikut penyebabnya yang paling umum:
Napas pendek adalah gejala umum dari gangguan kecemasan (anxiety). Ketika seseorang merasa sesak napas, tentu akan membuatnya merasa lebih cemas. Mereka mungkin menduga bahwa mereka mengalami masalah pernapasan atau jantung, padahal pada kenyataannya tidak. [4]
Ketika seseorang merasa cemas, mereka cenderung merasa gelisah, terluka, mudah tersinggung, dan tidak dapat berkonsentrasi. Dalam beberapa kasus, kecemasan dikaitkan dengan gejala seperti panik. [4]
Hal ini juga dapat menyebabkan seseorang bernafas lebih cepat untuk memberikan lebih banyak oksigen ke otot. Hingga akhirnya dapat mengakibatkan napas pendek. [4]
Asma adalah kondisi kronis yang mempengaruhi saluran pernapasan. Beberapa pemicu dari asma adalah alergi, virus, olahraga, stres emosional, dan faktor lainnya. [5]
Ketika asma menyerang, saluran pernapasan mengalami kebengkakkan, otot-otot di sekitarnya pun mengencang sehingga udara akan sulit untuk masuk dan keluar dari paru-paru. [5]
Gejala asma selain batuk dan sulit bernapas adalah mengalami gejala napas pendek. Gejala-gejala ini sering memburuk ketika orang menderita pilek atau flu. [6]
Penyakit ini merupakan kondisi yang serius karena jantung tidak bisa memompa darah ke seluruh tubuh secara efisien. Salah satu gejala ketika gagal jantung adalah napas pendek.[7]
Ketika gagal jantung, cairan menumpuk di paru-paru dan menyebabkan napas pendek. Bahkan ketika seseorang sedang beristirahat dan terutama ketika mereka sedang berbaring.[7]
Penyakit paru interstisial adalah merupakan kondisi-kondisi yang dikelompokan dan merupakan penyebab dari peradangan serta jaringan parut di paru-paru. Kondisi ini membuat paru-paru lebih sulit untuk bekerja. [8]
Kondisi ini menyebabkan seseorang merasa sesak napas dan seringkali disertai dengan batuk kering. Gejala yang paling umum adalah napas yang pendek hingga tidak bisa mengatur napas. [8]
Pneumonia adalah infeksi paru-paru dengan berbagai kemungkinan penyebab. Jika dibiarkan, penyakit ini bisa jadi penyakit yang serius dan dapat mengancam jiwa. Penyakit ini biasanya dimulai dengan infeksi bakteri, virus, atau jamur. [9]
Paru-paru menjadi meradang, dan kantung udara kecil, atau alveoli di dalam paru-paru terisi cairan. [9]
Gejala pertama pneumonia biasanya menyerupai pilek atau flu. Orang tersebut kemudian mengalami demam tinggi, menggigil, dan batuk dengan dahak. Selain itu, gejala yang kerap dialami adalah nafas yang cepat hingga pendek. [9]
Penyakit paru obstruktif kronik ini merupakan istilah umum untuk dua kondisi paru-paru kronis. Merokok menjadi penyebab paling umum untuk penyakit ini. [10]
Penyakit ini menjadi masalah seumur hidup yang melibatkan kerusakan pada paru-paru dan memburuknya kesulitan bernapas dan obstruksi jalan napas. [10]
Seseorang dengan penyakit paru obstruktif kronik ini mungkin tidak dapat menaiki tangga atau memasak. Mereka mungkin membutuhkan obat-obatan dan oksigen tambahan. [10]
Seseorang harus menghubungi dokter jika mereka hamil dan mengalami sesak napas serta gejala-gejala seperti detak jantung yang cepat, palpitasi jantung, pusing, sakit dada, bibir, jari tangan, atau kaki yang berubah menjadi biru, batuk terus-menerus, batuk darah, demam atau kedinginan hingga asma yang memburuk. [1]
Napas pendek juga dapat terjadi pada anak-anak. Hal ini terjadi mungkin karena olahraga. Ada pun penyakit yang mendasarinya adalah jika anak-anak memiliki asma, penyakit paru-paru, masalah jantung, dan radang paru-paru. [1]
Anda harus menghubungi dokter jika anak-anak mengalami napas pendek dengan gejala seperti mulai sesak napas dan sulit tidur hingga kehabisan napas saat beristirahat. [1]
Anda juga harus mempertimbangkan untuk menghubungi dokter jika napas pendek itu terjadi karena alasan yang tidak diketahui atau tampaknya tidak terkait dengan aktivitas sehari-hari. [1]
Seseorang harus mencari perawatan medis darurat jika mereka mengalami napas pendek tiba-tiba atau ketidaknyamanan dada, nyeri, atau tekanan. Bahkan sebaiknya sudah harus menghubungi dokter jika mengalaminya pada saat istirahat, aktivitas ringan, demam, dan batuk. [1]
Dokter nantinya akan membuat diagnosis napas pendek berdasarkan pemeriksaan fisik dan laporan seseorang tentang gejalanya. Dalam kasus lain, dokter dapat memesan tes tambahan. Tes diagnostik ini mungkin termasuk rontgen dada, tes darah, elektrokardiogram, hingga tes fungsi paru. [1]
Obat cepat lelah dan sesak napas sesungguhnya adalah bagaimana Anda dapat menjaga kesehatan. Mulai dari berhenti untuk merokok, menghindari polusi, hingga menghindari aktivitas hingga olahraga yang berat dan melelahkan. [2]
Meski tidak selalu mungkin untuk mencegah semua kasus sesak napas. Namun, ada beberapa hal yang dapat membantu, termasuk minum semua obat asma dan penyakit sesuai resep, mengendalikan polusi udara dalam ruangan untuk mengurangi iritasi paru-paru, serta berolahraga secara teratur untuk mencegah kondisi napas pendek. [1]
1. MaryAnn De Pietro, CRT & Dominique Fontaine, BSN, RN, HNB-BC, HWNC. Shortness of breath: What it is and when to contact a doctor. Medical News Today; 2021.
2. Anonim. Symptomps Shortness of Breath. Mayo Clinic; 2020.
3. William C. Shiel Jr., MD, FACP, FACR. Shortness of Breath (Dyspnea): Symptoms & Signs. Medicine Net; 2019.
4. Jessica Caporuscio, Pharm.D & Nathan Greene, PsyD. What's the link between anxiety and shortness of breath?. Medical News Today; 2020.
5. Yvette Brazier & Marc Meth, MD, FACAAI, FAAAI. Types, causes, and diagnosis of asthma Medical News Today; 2020.
6. Jayne Leonard & Karen Gill, M.D. What are the signs that you might have asthma? Medical News Today; 2019.
7. Tim Newman & Dr. Payal Kohli, M.D., FACC. What to know about congestive heart failure (CHF). Medical News Today; 2021.
8. Jon Johnson & Judith Marcin, M.D. What to know about interstitial lung disease. Medical News Today; 2018.
9. Peter Crosta & Judith Marcin, M.D. What you should know about pneumonia. Medical News Today; 2017.
10. Markus MacGill & Raj Dasgupta, MD. Chronic obstructive pulmonary disease (COPD). Medical News Today; 2021.