Perilaku seksual kompulsif terkadang disebut hiperseksualitas, gangguan hiperseksualitas, atau kecanduan seksual. Penyakit ini adalah keasyikan berlebihan dengan fantasi, dorongan atau perilaku seksual yang sulit untuk dikendalikan, menyebabkan penderita tertekan, atau berdampak negative pada kesehatan, pekerjaan, hubungan atau bagian lain dari hidup penderita. [1]
Perilaku seksual kompulsif mungkin melibatkan berbagai pengalaman seksual yang umumnya menyenangkan. Contohnya termasuk masturbasi, cybersex, banyak pasangan seksual, penggunaan pornografi atau pembayaran untuk seks. Ketika perilaku seksual ini menjadi fokus utama dalam hidup Anda, sulit dikendalikan dan menganggu atau berbabahaya bagi Anda atau orang lain, perilaku tersebut dapat dianggap sebagai perilaku seksual kompulsif. [1]
Tidak peduli apa sebutannya atau sifat sebenarnya dari perilakunya, perilaku seksual kompulsif yang tidak ditangani dapat merusak harga diri, hubungan, karier, kesehatan, dan orang lain. Tetapi dengan perawatan dan swadaya, Anda bisa mengelola perilaku seksual kompulsif. [1]
Salah satu gejala dari perilaku seksual kompulsif adalah memiliki fantasi, dorongan, dan perilaku seksual yang berulang dan intens yang menghabiskan banyak waktu dan seolah-olah berada di luar kendali dan merasa terdorong untuk melakukan perilaku seksual tertentu, merasakan pelepasan ketegangan sesudahnya, tetapi juga merasa bersalah atau penyesalan. [1]
Daftar isi
Meskipun penyebab hiperseksualitas tidak jelas, penyebab yang mungkin termasuk: [2]
Bahan kimia tertentu di otak Anda (neurotransmitter) seperti serotonin, dopamine, dan norepinefrin membantu mengatur suasana hati Anda. Tingkat tinggi mungkin terkait dengan perilaku seksual kompulsif.
Perilaku seksual kompulsif mungkin merupakan kecanduan yang seiring waktu dapat menyebabkan perubahan sirkuit saraf otak, terutama di pusat penguatan otak. Seperti kecanduan lainnya, rangsangan dan konten seksual yang lebih intensif biasanya dibutuhkan dari waktu ke waktu untuk mendapatkan kepuasan atau kelegaan.
Penyakit atau masalah kesehatan tertentu, seperti epilepsi dan demensia dapat menyebabkan kerusakan pada bagian otak yang mempengaruhi perilaku seksual. Selain itu, pengobatan penyakit Parkinson dengan beberapa obat agonis dopamin dapat menyebabkan perilaku seksual kompulsif.
Perilaku seksual kompulsif dapat terjadi baik pada pria ataupun wanita, meskipun lebih sering terjadi pada pria. Hal ini juga dapat mempengaruhi siapa saja, terlepas dari orientasi seksualnya. Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko perilaku seksual kompulsif antara lain: [1]
1. Kemudahan Akses Konten Seksual
Kemajuan teknologi dan media sosial memungkinkan akses ke citra dan informasi seksual semakin intensif.
2. Pribadi
Kerahasiaan dan privasi aktivitas seksual kompulsif cenderung memperburuk masalah ini sering waktu.
Selain itu, peningkatan risiko perilaku seksual kompulsif dapat terjadi pada orang yang memiliki:
Kapan Harus ke Dokter?
Cari bantuan jika Anda merasa kehilangan kendali atas perilaku seksual Anda, terutama jika perilaku Anda menyebabkan masalah bagi Anda dan orang lain. perilaku kompulsif cenderung meningkat seiring waktu, jadi dapatkan bantuan saat Anda pertama kali menyadari bahwa ada masalah. [1]
Perilaku seksual kompulsif dapat memiliki banyak konsekuensi negatif yang memengaruhi Anda dan orang lain. Maka dari itu Anda harus: [1]
Perilaku seksual kompulsif mungkin sulit untuk ditangani, karena seseorang mungkin merasionalisasi perilaku dan pola pikirnya. Orang yang melakukan perilaku seksual kompulsif mungkin menyangkal bahwa memang ada masalah. [3]
Pilihan pengobatan saat ini bertujuan untuk mengurangi gejala kesehatan mental dan mengelola dorongan berlebihan untuk melakukan hubungan seksual. Metode juga mendorong pemeliharaan kebiasaan dan hubungan yang sehat. [3]
Pilihan perawatan yang tersedia yaitu: [3]
terapi yang membantu mengidentifikasi keyakinan dan perilaku negatif yang tidak sehat dan menggantinya dengan cara-cara yang lebih adaptif untuk mengatasinya. Anda mempelajari strategi untuk membuat perilaku ini tidak terlalu pribadi dan mengganggu akes konten seksual dengan mudah.
Pengobatan obat yang sering digunakan yaitu antidepresan, naltrexon, anti androgen dan obat penstabilan mood.
kelompok swadaya dan dukungan akan membantu orang-orang dengan perilaku seksual kompulsif serta menangani beberapa masalah yang ditimbulkanya.
Penyebab perilaku seksual kompulsif yang masih belum jelas diketahui dan tidak jelas bagaimana hal tersebut dapat dicegah, tetapi ada beberapa hal yang dapat membantu mengendalikan perilaku seperti ini: [1]
1. Anonym. Compulsive Sexual Behavior. MayoClinic; 2021
2. Janet Brito, Ph.D., LCSW,CST. Adam Felman. What to Know About Compulsive Sexual Behavior. Medical News Today; 2019
3. Timothy J. Legg, Ph.D., CRNP. Mara Tyler. Sex Addiction; Healthline; 2018