Osteomalasia adalah kelainan tulang yang menyebabkan tulang mengalami pelunakan yang disebabkan karena penyerapan metabolisme tulang yang terganggu. Hal tersebut dapat mengakibatkan tulang rentan bengkok hingga patah.
Osteomalasia tidak hanya terjadi pada orang dewasa tapi juga bisa terjadi pada anak-anak. Osteomalasia yang terjadi pada anak-anak biasanya disebut dengan rakitis.
Osteomalasia pada anak-anak biasanya terjadi di usia enam bulan sampai tiga tahun. Untuk itu, asupan nutrisi yang diberikan kepada anak harus diperhatikan agar terhindar dari risiko terjadinya rakitis[1,2].
Daftar isi
Meski osteomalasia dapat terjadi pada orang dewasa dan juga anak-anak, tetapi gejala yang muncul tentunya berbeda. Oleh karena itu, berikut ini beberapa perbedaan osteomalasia yang terjadi pada anak-anak dengan orang dewasa:
Gejala osteomalasia pada anak biasanya ditandai dengan gejala seperti:
Sedangkan osteomalasia pada orang dewasa memiliki gejala seperti berikut:
Tidak hanya gejala yang berbeda, penyebab osteomalasia pada anak-anak dengan orang dewasa juga berbeda. Berikut ini beberapa penyebab gejala osteomalasia pada anak dan orang dewasa:
Osteomalasia pada anak dapat disebabkan karena beberapa hal berikut:
Osteomalasia pada orang dewasa disebabkan karena hal-hal berikut ini:
Cara mendiagnosis osteomalasia pada anak dan orang dewasa kebanyakan menggunakan metode yang sama, yaitu dengan cara melakukan foto rontgen untuk mengetahui keadaan tulang, pengambilan sampel jaringan tulang bila diperlukan untuk diteliti di laboratorium, serta tes darah dan urine untuk mengetahui kadar kalsium, fosfor, dan vitamin D yang ada dalam darah.
Selain cara-cara tersebut, osteomalasia pada orang dewasa biasanya juga dapat didiagnosis dengan cara memeriksa kepadatan tulang penderita[3].
Osteomalasia pada anak dan orang dewasa dapat ditangani dengan cara yang sama. Dalam mengatasi osteomalasia pada anak dan orang dewasa tidak ada perbedaan seperti pada gejala dan penyebab.
Cara menanganinya yaitu dengan cara berjemur di bawah sinar matahari, memperbanyak konsumsi vitamin D, bahkan bila perlu konsumsi suplemen yang mengandung vitamin D, kalsium, dan fosfor. Cara tersebut dilakukan agar osteomalasia yang diderita tidak semakin parah dan berangsur membaik[2,3].
Osteomalasia dapat dicegah dengan cara memenuhi kebutuhan tubuh akan vitamin D, kalsium, dan fosfor baik pada anak maupun pada orang dewasa. Kebutuhan tersebut dapat dipenuhi dengan cara memperbanyak asupan makanan yang kaya akan vitamin D seperti kuning telur, salmon, atau susu, berjemur di bawah sinar matahari, dan konsumsi suplemen yang mengandung vitamin D bila diperlukan[2,3].
1. Walaa Fikry Elbossaty. Mineralization of Bones in Osteoporosis and Osteomalacia. Vol. 5 No. 4:201. Annals of Clinical and Laboratory Research; 2017.
2. Anonim. Overview Rickets and Osteomalacia. NHS UK; 2021.
3. Mayo Clinic Staff. Osteomalacia. Mayo Clinic; 2020.