Rakitis – Penyebab – Gejala dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Angelia Chandra
Rakitis adalah gangguan pertumbuhan tulang pada anak akibat kekurangan Vitamin D, Kalsium atau Fosfat. Ketiga senyawa ini memerlukan satu sama lain untuk dapat bekerja secara optimal dalam pertumbuhan... tulang anak. Bila terdapat kekurangan pada salah satunya maka proses pertumbuhan dan kalsifikasi dari tulang akan terganggu sehingga tulang anak tersebut akan menjadi rapuh dan rentan terhadap trauma. Penyebab rakitis sendiri dapat berasal dari kekurangan nutrisi (paling sering akibat kekurangan Vitamin D) atau merupakan kelainan genetik bawaan. Faktor risiko untuk penyakit rakitis seperti kurangnya paparan sinar matahari yang cukup, faktor diet/makanan, tempat tinggal dan warna kulit perlu diketahui untuk mengantisipasi terjadinya rakitis pada anak. Bila dapat lebih cepat terdeteksi dan mendapat pengobatan, keberhasilan terapi akan lebih memuaskan dan komplikasi lebih lanjut seperti patah tulang atau terjadinya kelainan bentuk pada tulang dapat dicegah. Meskipun dapat menyebabkan sejumlah komplikasi, Rakitis dapat dicegah dengan membawa anak untuk mengikuti jadwal pemeriksaan rutin di posyandu maupun dokter spesialis anak untuk mengetahui perkembangan dan pertumbuhannya. Read more

Apa itu Rakitis?

rakitis

Rakitis merupakan kondisi ketika tulang pada anak mengalami pelemahan karena kekurangan nutrisi berupa vitamin D, fosfat, maupun kalsium [1,2,3,4,5,6].

Ketiga nutrisi tersebut berkesinambungan dan dikenal sebagai nutrisi paling penting serta dibutuhkan oleh tulang agar menjadi kuat dan sehat.

Penyerapan fosfat serta kalsium dalam tubuh dibantu oleh vitamin D agar semuanya berjalan dengan sempurna [1,2].

Untuk itulah, kadar kecukupan fosfat dan kalsium dalam tubuh sebenarnya ditentukan oleh memadai atau tidaknya asupan vitamin D.

Bila kekurangan vitamin D, terdapat hormon yang dihasilkan oleh tubuh sehingga tulang melepaskan fosfat dan kalsium.

Sebagai akibatnya, tulang dapat menjadi terlalu lunak dan lemah karena kekurangan mineral-mineral tersebut dalam jangka panjang.

Fakta Tentang Rakitis

  1. Rakitis walaupun dapat mengganggu perkembangan tulang anak namun juga merupakan kondisi yang bisa dicegah [2,6].
  2. Rakitis adalah penyakit yang jarang dijumpai di Amerika Serikat, namun dapat mengalaminya bila gizi buruk, jarang terkena sinar matahari, atau karena keturunan Afrika-Amerika [2].
  3. Gizi buruk, kurangnya paparan sinar matahari dan kurangnya suplemen vitamin D meningkatkan risiko anak-anak asli Alaska alami rakitis [6].
  4. Rakitis di Australia dialami oleh anak yang orangtuanya bermigrasi ke Australia atau anak-anak yang bermigrasi ke Australia [6].
  5. Anak-anak yang tinggal di Inggris dengan paparan sinar matahari lebih sedikit memiliki risiko tinggi mengalami rakitis [7].
  6. Karena merupakan negara tropis dengan paparan sinar matahari yang kaya, anak-anak di Indonesia memiliki risiko lebih kecil terkena rakitis [7].

Penyebab Rakitis

Penyebab utama dari rakitis adalah defisiensi atau kekurangan vitamin D sehingga penyerapan fosfat dan kalsium dari usus menjadi kurang lancar [1,2,3,4,5,6].

Vitamin D sendiri bersumber dari makanan-makanan tertentu sekaligus cahaya matahari pagi yang bisa didapat dengan berjemur.

Karena asupan vitamin D terlalu rendah, maka hal ini menghambat proses penyerapan kalsium ke dalam tubuh.

Hal ini berpengaruh pada kadar kalsium dalam darah yang kemudian menjadi rendah.

Tidak hanya berakibat pada kelemahan tulang serta gigi, efeknya pun dapat dirasakan oleh otot serta saraf yang berisiko mengalami masalah [1,2].

Selain masalah kekurangan vitamin D, beberapa faktor berikut ini pun dapat meningkatkan risiko rakitis :

  • Vegetarian

Pola diet atau pola makan dapat menjadi salah satu alasan mengapa rakitis dapat terjadi pada anak, yaitu bila anak menjalani diet vegetarian [1].

Vegetarian tidak menyertakan susu, telur maupun ikan sehingga hal ini dapat menghilangkan nutrisi penting yang seharusnya diasup oleh anak.

Para ibu menyusui yang juga menjalani diet vegetarian tidak akan baik bagi kesehatan anak balitanya.

Anak dapat mengalami kekurangan vitamin D serta kalsium saat menyusui karena sang ibu sendiri mengalami kekurangan nutrisi.

Sayangnya, ASI tak mampu mencegah rakitis karena kandungan vitamin D-nya rendah.

  • Faktor Genetik

Rakitis merupakan salah satu jenis gangguan kesehatan yang dapat diturunkan atau diwariskan dari orangtua ke anaknya melalui gen [1,2,4].

Rakitis jenis ini dapat berbahaya karena menghambat ginjal dalam proses penyerapan fosfat ke dalam tubuh.

  • Faktor Usia

Anak-anak yang usianya antara 6-36 bulan adalah yang paling rentan menderita rakitis [1,4].

Ini karena pada usia tersebut, anak-anak sedang bertumbuh sangat pesat sehingga dibutuhkan pemenuhan nutrisi yang maksimal.

Pada usia balita, anak-anak paling membutuhkan fosfat serta kalsium agar tulang dapat berkembang dan bertambah kuat.

  • Faktor Tempat Tinggal

Anak-anak yang bertempat tinggal di wilayah dengan tingkat cahaya matahari lebih sedikit maka lebih tinggi risikonya mengalami rakitis [1,3].

Padahal untuk memperoleh vitamin D yang memadai, salah satu caranya adalah dengan mendapatkan cukup sinar matahari pagi.

Anak-anak yang juga lebih banyak beraktivitas di dalam ruangan akan memperoleh lebih sedikit vitamin D sehingga meningkatkan risiko rakitis.

  • Kulit Gelap

Anak-anak keturunan Timur Tengah, Afrika, dan Kepulauan Pasifik yang diketahui berkulit lebih gelap memiliki potensi lebih besar dalam mengidap rakitis [1].

Kadar pigmen melanin pada kulit yang gelap lebih tinggi sehingga kemampuan kulit gelap dalam menghasilkan vitamin D dari cahaya matahari tidak sebaik kulit putih.

  • Defisiensi Vitamin D Selama Hamil

Para ibu hamil memang wajib selalu memerhatikan asupan harian agar gizi seimbang tetap bisa diperoleh demi kelangsungan tumbuh kembang calon bayi.

Sayangnya, ada beberapa wanita yang mengalami kekurangan vitamin D selama hamil sehingga melahirkan bayi yang berisiko rakitis [3].

Bahkan beberapa bulan setelah lahir, bayi dapat terkena rakitis.

  • ASI Eksklusif

Pemberian ASI eksklusif selalu bermanfaat, namun karena kandungan vitamin D yang rendah di dalam ASI, maka hal ini dapat meningkatkan risiko anak terkena rakitis [3].

Selama ASI eksklusif diperlukan tambahan vitamin D dari sumber makanan lain dan maupun sinar matahari yang memadai.

  • Obat Tertentu

Penggunaan obat untuk infeksi HIV serta obat untuk mengatasi kejang dapat menghambat kemampuan tubuh dalam menggunakan vitamin D sehingga penyerapan fosfat dan kalsium pun ikut terganggu [3].

Gejala Rakitis

Secara umum, berikut ini adalah gejala-gejala rakitis pada anak yang setiap orangtua perlu tahu dan perhatikan [1,2,3,4,5,6] :

  • Kelemahan otot
  • Timbul rasa nyeri pada kaki, panggul dan tulang belakang
  • Keterlambatan dalam perkembangan motorik
  • Keterlambatan dalam perkembangan tulang dan fisik
  • Penebalan pergelangan kaki dan tangan
  • Kaki dan lutut agak membengkok yang cenderung membentuk huruf O ataupun X di mana terkadang hal ini sangat terlihat
  • Tulang sangat lunak, rapuh dan dapat mudah patah
  • Tulang dada dan rusuk tumbuh dengan bentuk abnormal
  • Gigi tumbuh secara tidak teratur
  • Gigi berlubang
  • Kram otot

Gejala pada Bayi

Walau gejala umum telah diketahui, bayi memiliki gejala utama yang perlu lebih diperhatikan oleh para orangtua.

Tengkorak yang begitu lunak ditambah dengan kondisi rewel yang lebih dari biasanya perlu dicurigai sebagai kondisi rakitis [5].

Gejala pada Balita

Pada anak balita, gejala yang nampak sebenarnya cukup mencolok, yakni dengan perkembangan pertumbuhannya yang mengalami keterlambatan [5].

Bila pertumbuhannya tidak seperti anak-anak seusianya, termasuk sangat terlambat dalam kemampuannya berjalan, orangtua perlu mencurigai adanya kondisi rakitis.

Gejala pada Anak yang Lebih Besar

Untuk usia anak-anak yang sudah lebih besar, gejala yang perlu diperhatikan adalah apakah bagian kakinya terasa sakit dan nampak membengkok atau melengkung seperti membentuk huruf X atau bahkan O [5].

Orangtua juga perlu mengecek bagian lutut hingga pergelangan tangan apakah nampak melebar atau menebal.

Bila menemukan kejanggalan-kejanggalan ini, alangkah baiknya untuk membawa ke dokter segera agar bisa ditangani dengan tepat.

Pemeriksaan Rakitis

Ketika membawa anak ke dokter untuk diperiksa, dokter biasanya akan memeriksa lebih dulu kondisi tulang anak.

Dokter akan secara perlahan menekan tulang anak dan mengecek ketidakwajaran yang sedang terjadi.

Secara umum, beberapa pemeriksaan inilah yang dilakukan dokter [1,2,3,4] :

  • Pemeriksaan Riwayat Kesehatan : Dokter pun biasanya akan menanyakan kondisi medis keluarga karena rakitis adalah salah satu jenis penyakit yang diturunkan, maka dokter perlu tahu riwayat medis pasien dan orangtua pasien.
  • Pemeriksaan Kaki : Balita yang sehat sekalipun akan nampak memiliki kaki yang sedikit membengkok, hanya saja bila dokter menemukan bengkok terlalu berlebihan, hal ini mengarah pada rakitis.
  • Pemeriksaan Tengkorak : Pada bayi dengan tulang tengkorak yang bila disentuh terasa lunak, hal ini dapat mengarah pada keterlambatan pertumbuhan pada fontanel dan berujung pada rakitis.
  • Pemeriksaan Pergelangan Kaki dan Tangan : Bila dokter menemukan bahwa pergelangan tangan dan kaki pasien lebih tebal, lebar atau besar dari pergelangan kaki dan tangan anak-anak seusianya, hal ini dicurigai sebagai gejala rakitis.
  • Pemeriksaan Dada : Dokter perlu mengecek apakah tulang rusuk pasiennya terdapat kelainan di mana hal ini ditandai dengan ratanya tulang rusuk namun tulang dada lebih menonjol. Biasanya metode pemeriksaan dilakukan dengan metode sinar-X.
  • Tes Darah : Pemeriksaan darah sangat dibutuhkan untuk mengukur kadar fosfat sekaligus kalsium dalam darah pasien.
  • Biopsi Tulang : Dokter akan mengambil sedikit bagian dari tulang untuk kemudian diperiksa di laboratorium dan dianalisa untuk melihat ada tidaknya kelainan di sana.
  • Tes Gas Darah Arteri : Tingkat keasaman dalam darah pun dokter perlu ukur dan pemeriksaan dengan metode inilah yang diterapkan.

Pengobatan Rakitis

Cara menangani rakitis ditentukan oleh faktor penyebabnya dan bila anak diketahui mengalami kekurangan asupan vitamin D, perubahan pola makan dan asupan nutrisi menjadi kuncinya.

Hal ini pun berlaku pada kondisi anak yang kekurangan fosfat dan kalsium.

  • Suplemen Vitamin D : Dokter biasanya akan menangani dengan memberi suplemen vitamin D yang jelas aman bagi anak supaya mampu memenuhi kekurangan vitamin D. Suplemen dapat berupa injeksi atau oral [1,2,3,4,5].
  • Penambahan Asupan Vitamin D : Pemberian sumber makanan bervitamin D tinggi juga penting bagi anak, khususnya ikan-ikanan, telur, susu, produk susu kedelai, sereal, dan hati sapi [2,4].
  • Penambahan Asupan Fosfor dan Kalsium : Dokter pastinya juga turut menyarankan agar para orangtua menambahkan asupan sumber makanan berkalsium dan berfosfor tinggi bagi anak [1,2,3].
  • Minyak Ikan : Dokter kemungkinan menyarankan pula agar anak mengonsumsi minyak ikan yang tidak hanya baik bagi perkembangan otaknya, tapi juga baik bagi otot, tulang dan sendi serta perkembangan organ lain [2].
  • Paparan Sinar Matahari : Orangtua perlu mengajak anaknya berjemur di pagi hari di bawah sinar matahari yang menyehatkan demi memperoleh vitamin D secara cukup [1,2,4] .
  • Suplemen Kombinasi : Untuk rakitis yang diturunkan atau diwariskan, pemberian kombinasi suplemen vitamin D dan kalsium atau fosfat lebih bermanfaat [1,2,4].
  • Operasi Pembedahan : Bila memang kelainan pada tulang cukup serius, anak dengan rakitis kemungkinan besar harus menjalani operasi bedah untuk mengoreksi posisi tulang agar benar kembali [1,3,4,6].

Umumnya, anak-anak penderita rakitis dapat kembali baik kondisinya sekitar 1-2 minggu [1,4].

Perkembangan ini bisa dialami saat anak memperoleh asupan kalsium, vitamin D dan fosfat lebih banyak dalam memperbaiki kelainan yang ada.

Pada anak yang harus menempuh bedah korektif, rakitis biasanya akan dapat teratasi dan hilang seiring bertambah dewasa [6].

Penambahan asupan vitamin D pada anak yang sudah mengalami gejala kaki bengkok pun dapat mengalami kemajuan dalam 3 bulan perawatan [6].

Dalam waktu 3 bulan diet vitamin D dilakukan pada anak, maka penting untuk rontgen tulang dan melihat apakah perkembangan dan perbaikan tulang sudah terjadi.

Bahkan ketika sudah mengalami perbaikan alami pada tulang anak, orangtua perlu rutin membawanya ke dokter untuk pengecekan.

Umumnya, jika masalah tulang sudah teratasi di awal dengan baik maka risiko masalah tulang di masa mendatang sangatlah kecil [6].

Komplikasi Rakitis

Bila rakitis pada anak tidak segera ditangani atau ditangani secara kurang tepat, berbagai risiko komplikasi kesehatan inilah ancamannya [2,3,4] :

  • Tubuh kejang-kejang
  • Gangguan pada pertumbuhan gigi
  • Nyeri kronis pada tulang
  • Patah tulang yang bahkan bisa terjadi tanpa didasari sebab tertentu
  • Kerusakan dan kelainan tulang
  • Tulang bengkok abnormal
  • Pertumbuhan yang terhambat dan gagal
  • Gangguan pernafasan seperti pneumonia karena tulang dada atau tulang rusuk yang tak sempurna
  • Masalah jantung

Pencegahan Rakitis

Rakitis terjadi ketika kadar vitamin D dalam tubuh anak sangat rendah, namun tak semua anak dengan kadar vitamin D rendah mengalami rakitis.

Rakitis lebih rentan terjadi pada anak-anak yang cenderung asupan produk olahan susunya rendah [6].

Atau, bayi yang menyusui terlalu lama atau memperoleh ASI eksklusif tanpa disertai MPASI di waktu yang tepat (usia 5-6 bulan) berisiko tinggi menderita rakitis [3,6].

Perlu diketahui bahwa rekomendasi vitamin D harian menurut The Office of Dietary Supplements (ODC) untuk anak hingga orang dewasa adalah [2] :

  • Usia 0-12 bulan adalah 400 IU (10 mcg)
  • Usia 1-70 tahun adalah 600 IU (15 mcg)
  • Usia 70 tahun ke atas adalah 800 IU (20 mcg)

Untuk menurunkan risiko kekurangan vitamin D dan juga mineral penting lainnya yang vital bagi perkembangan tulang serta gigi anak, beberapa langkah pencegahan ini bisa coba diterapkan [3,6] :

  • Para wanita selama kehamilan memastikan mendapatkan cukup asupan vitamin D, kalsium, magnesium, hingga fosfor.
  • Menjemur bayi dan balita di bawah paparan sinar matahari secara rutin setiap pagi sekitar 15 menit.
  • Berikan sumber makanan vitamin D saat bayi sudah memasuki masa MPASI, yaitu pada usia 5-6 bulan.
  • Bila anak memiliki alergi terhadap produk olahan susu, konsultasikan hal ini dengan dokter agar dapat mengatasinya.
  • Penuhi asupan vitamin D dengan mengonsumsi roti, susu, yogurt, keju, jus jeruk, atau sereal serta ikan-ikanan.

Pemenuhan akan vitamin D dapat diatasi dengan sering-sering berjemur di bawah sinar matahari pagi, namun hati-hati jika berlebihan.

Bahaya terpapar sinar matahari berlebihan dapat meningkatkan risiko kanker kulit dan kulit terbakar pada anak [1,2].

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment