Osteomalasia : Penyebab – Gejala dan Penanganan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Apa Itu Osteomalasia?

Osteomalasia
Osteomalasia ( img : Boldsky )

Osteomalasia merupakan sebuah kondisi tulang yang lemah dan lunak sehingga risiko patah tulang atau tulang bengkok lebih besar [1,2,3,4,5,6,7].

Pembentukan tulang yang tidak sempurna dan mengalami gangguan menyebabkan proses pengerasannya tidak berjalan dengan baik.

Hal ini berkaitan dengan kadar vitamin D yang rendah dalam tubuh sehingga kemudian berpengaruh pada tulang.

Namun, osteomalasia dan osteoporosis adalah dua kondisi yang berbeda walaupun kerap dianggap sebagai hal yang sama.

Tinjauan
Osteomalasia adalah melunak atau melemahnya tulang karena tubuh yang mengalami kekurangan vitamin D di mana hal ini dapat meningkatkan risiko patah tulang.

Perbedaan Antara Osteomalasia dan Kondisi Medis Serupa Lainnya

Osteomalasia memiliki kemiripan kondisi dengan rakitis dan osteoporosis, namun sebenarnya ketiga kondisi ini berbeda.

Osteomalasia Vs. Rakitis

Osteomalasia adalah mineralisasi osteoid yang terganggu di mana kondisi ini ditandai dengan tulang yang lemah, lunak dan rapuh sehingga berpotensi lebih besar mengalami patah tulang [6].

Rakitis adalah sebuah kondisi melemahnya tulang anak sehingga berisiko pada kelainan pembentukan tulang selama masa tumbuh kembangnya.

Rakitis ditandai dengan rasa nyeri pada tulang yang menyebabkan anak sulit berjalan dan mudah lelah.

Tulang belakang pada penderita rakitis juga melengkung dan mengalami penebalan pada tulang lutut, tungkai, pergelangan tangan dan tengkorak lunak.

Tak hanya itu, rakitis juga menimbulkan sejumlah masalah kesehatan gigi serta menghambat pertumbuhan badan anak.

Jika rakitis terjadi pada anak, maka osteomalasia dapat terjadi pada orang dewasa dengan gejala yang hampir mirip walau ada beberapa yang berbeda.

Osteomalasia Vs. Osteoporosis

Osteomalasia adalah gangguan pada tulang di mana tulang menjadi lunak, lebih mudah rapuh dan lemah karena kurangnya kadar vitamin D dan kalsium [7].

Sedangkan pada kasus osteoporosis, kepadatan dan kekuatan tulang mengalami penurunan karena kekurangan kalsium sekaligus efek pertambahan usia serta hormon yang tak seimbang.

Rentannya patah tulang pada penderita osteoporosis disebabkan oleh pengeroposan yang terjadi.

Penyebab Osteomalasia

Osteomalasia umumnya disebabkan oleh kurangnya asupan dan kadar vitamin D dalam tubuh seseorang.

Sedangkan bagi tubuh, vitamin D merupakan asupan penting yang membantu proses penyerapan kalsium di dalam perut.

Vitamin D juga berperan penting dalam menjaga kadar fosfat serta kalsium sehingga pembentukan tulang berjalan dengan optimal [1,2,4].

Jarangnya terpapar sinar matahari serta mengonsumsi makanan-makanan berkandungan vitamin D (ikan dan produk olahan susu) dapat menjadi peningkat risiko defisiensi vitamin D.

Bila kadar vitamin ini begitu rendah dalam tubuh, kalsium tak dapat terproses untuk pembentukan serta penguatan tulang.

Selain sedikit terpapar matahari dan mengonsumsi sumber makanan bervitamin D, beberapa hal yang juga dapat meningkatkan risiko kekurangan serta gangguan penyerapan vitamin D antara lain [1,2,4,5,6] :

  • Penggunaan obat antikejang seperti phenobarbital dan phenytoin.
  • Gangguan organ hati dan ginjal yang mengganggu proses metabolisme vitamin D.
  • Gangguan pada usus sehingga memengaruhi kadar vitamin D.
  • Bagian usus kecil atau bagian dalam perut yang pernah diangkat melalui operasi karena gangguan kesehatan tertentu dapat menghambat penyerapan vitamin D.
  • Kanker tertentu dapat membuat vitamin D gagal berproses di dalam tubuh.
  • Penyakit Celiac, yakni sebuah kondisi ketika dan mampu menyebabkan lapisan usus rusak sehingga vitamin D menjadi salah satu nutrisi yang sulit terserap.
  • Diet rendah fosfat sehingga berakibat pada kurangnya asupan fosfat.
  • Tinggal di wilayah yang tidak mendapatkan cukup sinar matahari.
  • Terlalu sering mengenakan pakaian tertutup saat keluar di pagi atau siang hari.
Tinjauan
Kadar rendah vitamin D, fosfat dan kalsium dalam tubuh merupakan penyebab utama ganggaun kelemahan pada tulang. Namun beberapa faktor lain seperti jarangnya terpapar matahari, diet rendah fosfat, penyakit tertentu, efek pasca operasi tertentu, dan penggunaan obat tertentu dapat menjadi pemicu osteomalasia.

Gejala Osteomalasia

Osteomalasia dapat menimbulkan sejumlah gejala, terutama adalah semakin melemahnya tulang sehingga risiko patah tulang semakin besar.

Selain itu, beberapa tanda lainnya yang perlu diwaspadai antara lain adalah [1,4,5,6] :

  • Nyeri pada tulang punggung bagian bawah, panggul, pinggul, tulang rusuk dan tungkai.
  • Kelemahan otot.
  • Kekakuan pada otot dan tulang.
  • Mati rasa pada kaki dan lengan.
  • Mati rasa pada area mulut.
  • Kejang pada kaki dan tangan.
  • Ritme jantung yang tidak teratur.
  • Kesulitan mengendarai sepeda.
  • Berjalan lebih lambat karena tulang dan otot kaki yang lemah.
  • Kesulitan berjalan.
  • Kesulitan untuk duduk dan berdiri.
  • Tubuh merasakan kelelahan yang tidak normal.

Rasa nyeri jauh lebih terasa ketika malam tiba atau setiap kali menaruh beban pada tulang-tulang yang berpotensi nyeri [8].

Gejala seperti mati rasa dan ketidakteraturan ritme jantung umumnya dapat terjadi sebagai tanda bahwa kadar kalsium dalam darah sangat rendah.

Meski demikian, osteomalasia seringkali tidak menimbulkan gejala apapun khususnya pada tahap awal kondisi [1,2].

Pemeriksaan Osteomalasia

Osteomalasia adalah kondisi gangguan tulang yang cukup sulit didiagnosa dan terdeteksi, apalagi jika masih sangat awal.

Namun ketika menemui dokter, berikut ini adalah sejumlah metode pemeriksaan yang pasien perlu tempuh selain pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan pasien.

Beberapa metode pemeriksaan berikut perlu dilakukan agar dokter juga dapat membedakannya dari kemungkinan osteoporosis.

  • Tes Urine dan Tes Darah

Pemeriksaan darah diperlukan berikut tes urine dengan tujuan agar dokter dapat mengetahui seberapa kadar vitamin D dalam tubuh pasien [1,2,3,5].

Melalui kedua metode pemeriksaan ini, dokter juga dapat mengetahui kadar fosfor serta kalsium dalam tubuh pasien.

  • Sinar-X / Rontgen

Dokter perlu mengetahui apakah terdapat gejala tulang patah dalam tubuh pasien [1,2].

Hal ini untuk menegakkan diagnosa lebih akurat dan menganalisa apakah terdapat karakteristik osteomalasia yang lebih jelas.

Biopsi atau langkah pengambilan sampel jaringan juga dapat dilakukan pada tulang, namun metode ini sebagai pelengkap jika dokter kesulitan mendiagnosa hanya dengan tes darah dan sinar-X [1,2,3,4].

Dokter biasanya memberikan lebih dulu anestesi bagi pasien sebelum memasukkan jarum ke kulit yang kemudian lanjut hingga tulang panggul.

Tujuan prosedur ini adalah untuk mengambil sampel jaringan pada tulang yang kemudian dianalisa di laboratorium.

Radiografi adalah metode tes pemindaian yang juga umumnya dapat menunjukkan tanda bahwa mineralisasi osteoid tidak memadai [1,3].

Dari pemeriksaan ini, dokter dapat mendeteksi tingkat kepadatan tulang pasien.

Radiografi juga akan membantu dokter dalam mendeteksi adanya cedera sekecil apapun pada tulang pasien karena risiko patah tulang tetap besar walau cederanya ringan.

Tinjauan
Pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan pasien akan diikuti dengan tes darah dan urine. Sinar-X, biopsi tulang dan radiografi menjadi metode pemeriksaan lanjutan yang akan diterapkan jika hasil diagnosa dirasa kurang.

Pengobatan Osteomalasia

Penanganan osteomalasia berfokus utama meningkatkan kembali kadar vitamin D yang kurang.

Tujuan penanganan pun adalah untuk mengatasi kekurangan elektrolit di dalam tubuh pasien agar gejala dapat mereda.

Oleh sebab itu, beberapa metode perawatan ini adalah yang secara umum memulihkan kondisi tulang pasien.

1. Pemberian Suplemen

Dokter biasanya memberikan resep suplemen vitamin D bagi pasien, begitu juga dengan suplemen fosfat dan kalsium untuk menambah kadarnya di dalam tubuh [1,2,3,5,6,7].

Pemberian jenis dan dosis suplemen akan dilakukan sesuai dengan kondisi pasien lebih dulu.

Sebab dosis suplemen kalsium dan vitamin D biasanya harus lebih besar bagi pasien yang menderita malabsorpsi usus.

Malabsorpsi usus sendiri merupakan kondisi ketika usus pasien kehilangan kemampuannya dalam menyerap nutrisi dan vitamin secara normal dan maksimal.

Jika demikian, jumlah asupan vitamin D dan kalsium harus diperbanyak.

Hanya saja, vitamin D2 dan D3 kemungkinan besar tidak dapat digunakan oleh pasien osteomalasia yang memiliki masalah ginjal dan hati [1].

Bila demikian, dokter akan menggantikan vitamin D2 dan D3 dengan calcitriol atau calcidiol yang kemungkinan efektivitasnya lebih tinggi.

Pada kasus pasien yang mengalami kekurangan vitamin D dan sudah tergolong sangat parah, berikut adalah dosis yang umumnya diberikan dokter :

  • Vitamin D3 dengan dosis 800 IU per hari.
  • Cholecalciferol (Vitamin D3) atau ergocalciferol (vitamin D2) dengan dosis 50.000 IU seminggu sekali berturut-turut secara rutin selama 6-8 minggu; konsultasikan berapa lama penggunaannya dengan dokter agar tidak salah.
  • Kalsium dengan dosis 1000 mg per hari selama menempuh perawatan.

2. Paparan Matahari

Dalam mencukupi kebutuhan tubuh akan vitamin D, cara paling mudah bagi pasien selain meminum suplemen dari dokter adalah dengan berjemur [1,2,5,6].

Mendapatkan cukup paparan sinar matahari setiap pagi mampu meningkatkan kadar vitamin D secara alami.

Namun sebelum melakukannya, pastikan sudah berkonsultasi dengan dokter dan sebelum berjemur selalu kenakan tabir surya.

Hindari berjemur terlalu lama dan dalam kondisi sudah terlalu siang agar tidak meningkatkan risiko kanker kulit.

3. Konsumsi Sumber Makanan Bervitamin D

Selain mengandalkan suplemen resep dokter, pasien perlu menambah asupan vitamin D dan kalsium dalam tubuh secara alami, yaitu dari sumber makanan dan minuman sehat seperti [1,2,5,6] :

4. Penunjang Tulang (Brace)

Kelemahan tulang dapat berakibat pada bengkoknya tulang, maka jika sudah telanjur terjadi, dokter kemungkinan memberikan perawatan dalam bentuk pemasangan brace [6].

Brace atau penunjang tulang tak hanya mengatasi dan mengurangi penyimpangan tulang, namun juga dapat mencegah agar tidak terjadi.

5. Operasi

Pada kasus tulang yang sudah sangat serius, seperti tulang bengkok ataupun patah tulang yang sangat serius [6].

Operasi adalah langkah terbaik untuk mengatasinya dan memperbaiki kondisi tulang.

Tinjauan
Pemberian suplemen vitamin D, fosfat dan kalsium adalah yang paling penting dalam menangani osteomalasia. Hal ini juga perlu diimbangi dengan berjemur setiap pagi, dan diet tinggi vitamin D. Pada kasus yang lebih serius, pemasangan brace serta operasi menjadi akan direkomendasikan oleh dokter.

Komplikasi Osteomalasia

Osteomalasia dapat menimbulkan komplikasi berupa retak atau patah tulang [1].

Pada kondisi tulang yang sudah sangat melemah, maka kemungkinan paling besar adalah terjadinya patah tulang pada tulang belakang, tulang kaki dan rusuk.

Bahkan kifoskoliosis juga berpotensi terjadi, yaitu proses regenerasi tulang yang terganggu sehingga tulang makin rapuh.

Tinjauan
Patah tulang dan kifoskoliosis adalah komplikasi yang perlub diwaspadai oleh para penderita osteomalasia.

Pencegahan Osteomalasia

Seperti halnya mencegah osteoporosis dengan memenuhi kebutuhan tubuh akan mineral kalsium dan vitamin D, begitu juga dengan osteomalasia.

Diet rendah vitamin D, kalsium dan fosfor dapat menjadi penyebab kesehatan tulang terganggu, maka dari usia anak hingga lansia sekalipun pemenuhan nutrisi tersebut perlu dilakukan [1,2,3,5].

  • Makan makanan kaya vitamin D, yaitu meliputi kuning telur, ikan sarden, ikan makarel, ikan salmon, susu, ikan tuna, yogurt, dan sereal yang telah diperkaya vitamin D.
  • Asup suplemen jika memang merasa perlu, khususnya jika tidak memperoleh mineral dan vitamin dari diet sehari-hari.
  • Konsultasikan dengan dokter apabila memiliki kondisi di mana tubuh tak dapat secara maksimal menyerap nutrisi, khususnya kalsium dan vitamin D.
  • Sebelum konsumsi suplemen, selalu konsultasikan dengan dokter supaya keamanan bagi tubuh terjamin.
  • Para ibu hamil pun sangat perlu memerhatikan asupan nutrisi seimbang setiap harinya dan memenuhi kebutuhan vitamin D selama kehamilan. Tak hanya mencegah osteomalasia, kejang hipokalsemik pascanatal dan risiko rakitis pada anak dapat diminimalisir.

Berikut ini adalah rekomendasi penggunaan suplemen vitamin D oleh konsensus global agar osteomalasia dapat dicegah dengan benar [2].

  • Konsumsi 600 IU untuk para ibu hamil per harinya, bersama juga dengan asam folat dan zat besi.
  • Konsumsi 600 IU untuk orang-orang yang tinggal di wilayah dengan kurangnya paparan sinar matahari, melakukan diet tidak sehat, maupun yang memiliki latar belakang sosial ekonomi rendah.
  • Konsumsi 400 IU untuk bayi yang masih dalam proses menyusui; pastikan bayi bar lahir hingga usia setahun mendapatkan cukup vitamin D (baik dari matahari maupun MPASI setelah memasuki usia 6 bulan).
Tinjauan
Pencegahan osteomalasia dapat dilakukan dengan memenuhi kebutuhan tubuh akan kalsium, vitamin D dan fosfor secara rutin. Jika memiliki kondisi tertentu sehingga penyerapan nutrisi lebih sulit, dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai suplemen.
fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment