Penyakit & Kelainan

Perbedaan Suntik KB 3 Bulan dan Suntik KB 1 Bulan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Ada banyak cara penggunaan alat kontrasepsi. Cara yang digunakan untuk mencegah kehamilan dapat dilakukan dengan cara suntik. Untuk durasi waktu penggunaan setiap jenis alat kontrasepsi berbeda-beda. Metode oral akan membutuhkan pil untuk diminum setiap hari sedangkan untuk metode suntikan membutuhkan paling tidak 30 hari sampai dengan 12 minggu[1].

Depo-Medroxy Progestone Asetate (DMPA) atau depo-provera adalah metode KB suntik yang paling banyak digunakan. Hormon yang diberikan di dalam tubuh melalui alat suntik ini akan mencegah kehamilan dan membuat lendir yang ada di serviks menjadi lebih kental[2].

Penggunaan depo-provera memiliki beberapa keuntungan. Depo-provera tidak mengwajibkan untuk dilakukan setiap hari seperti penggunaan pil KB. Dalam melakukan hubungan sex juga tidak akan terganggu dan memungkinkan terjadinya spontanitas. Selain itu, metode suntik tidak terlalu terbuka di ranah umum karena tidak ada bekas pembungkus pil sehingga privasi penggunaannya terjaga.

Berdasarkan durasi waktu, metode penggunaan suntik KB dapat dibagi menjadi 2 yaitu metode suntik 3 Bulan dan metode suntik 1 bulan. Persamaan kedua metode ini adalah hormon diberikan dalam tubuh dengan menggunakan alat suntik seperti nama yang diberikan. Hormon akan disalurkan pada bagian bahu atau bokong[1].

Ada beberapa perbedaan terkait penggunaan metode suntik seperti yang akan dijelaskan berikut ini.

  1. Kandungan Hormon yang Diberikan

Untuk metode suntik KB 3 bulan, depo-provera merupakan merek alat kontrasepsi yang paling disetujui di Amerika[3]. Kandungan hormon yang ada di dalam depo-provera disebut dengan progestin yang dapat mencegah terjadinya ovulasi. Progestin itu sendiri adalah hormon progesteron buatan dalam bentuk sintetik. Progestin yang tersebut digunakan untuk keperluan medis[1].

Berbeda lagi dengan metode suntik KB 1 bulan. Alat kontrasepsi ini disebut dengan Combined Injection Contraceptives (CICs). Ada beberapa Merek yang tersedia di dalam metode ini yaitu Cyclofem, feminena, lunella, lunelle, mesigyna dan novafem[1]. Untuk merek yang pertama kali dikenalkan di Amerika adalah lunnele. Namun, terjadi keraguan mengenai keefektifan atau manfaat yang didapat dari alat kontrasepsi ini dan menyebabkan metode lunnele dihilangkan[4].

CICs dilengkapi dengan hormon sintetik buatan estrogen yang disebut dengan estradiol. Hormon ini juga digunakan untuk keperluan medis. Berbeda dengan depo-provera yang hanya memiliki hormon progestin, CICs mirip dengan birth control pils yang memiliki kedua hormon buatan tersebut[1].

2. Lama Durasi Hormon Bekerja

Sesuai dengan namanya, suntik KB 3 bulan memang memberi perlindungan mencegah kehamilan selama 3 bulan. Depo-provera atau DMPA dapat mencegah kehamilan selama 12 minggu atau yang tak lain selama 3 bulan[1]. Paling lama adalah 13 minggu dan apabila terjadi keterlambatan untuk jadwal suntikkan berikutnya maka ada kemungkinan akan terjadi kehamilan. Disarankan untuk tidak memakai depo-provera lebih dari 2 tahun[3]

Sebelum dikenalnya depo-provera, metode suntik KB dikenal dengan merek Noristerat pada tahun 1957. Efek yang diberikan mirip sengan depo-provera dan masuk ke dalam daftar Who Health Organization sebagai bagian dari obat esential[5].

Untuk waktu bertahan hormon yang disuntikkan ke dalam tubuh, noristerat lebih cepat habis untuk efek mencegah kehamilan daripada dengan menggunakan depo-provera. Noristerat dapat bertahan selama 8 minggu atau 2 bulan[6].

Seperti alat kontrasepsi menggunakan pil kombinasi, durasi yang digunakan metode CICs adalah selama sebulan. Pengguna wajib mendapatkan suntikan kembali ketika melewati 28 sampai 30 hari. Hormon yang masuk melalu suntikan pertama-tama akan berada dipuncak dan berkurang seiring berjalannya waktu[7].

3 Efek yang Akan Terjadi

Penggunaan Depo-Provera menjadikan kenaikan berat badan sebagai permasalahan yang sering terjadi bagi pengguna alat suntik KB 3 bulan tersebut[8]. Salah penelitian menunjukkan memang terjadi penambahan berat badan pada remaja yang menggunakannya[9].

Penggunaan depo-provera menyebabkan nyeri pada tulang lebih banyak daripada cyclofem. Hal ini menyebabkan terjadinya osteopenia[8]. Selain itu, Osteoporosis yang diakibatkan oleh tulang yang keropos juga menjadi peringatan besar bagi penggunanya. Hal ini kemudian menjadi penghalang untuk menggunakan depo-provera saat remaja dan kurangi pemakaian selama lebih dari dua tahun[10].

Depo-provera menyebabkan kekeringan vagina dibandingkan dengan cyclofem dan Cyclofem juga lebih banyak menyebabkan terjadinya penurunan mood daripada depo-provera. Sakit kepala adalah hal yang menjadi penyebab pengguna cyclofem berhenti menggunakan alat kontrasepsi tersebut sehingga penderita migrain sebaiknya menghindari alat kontrasepsi ini[8].

Cyclofem akan menyebabkan payudara nyeri. Namun, ketika berhenti menggunakan alat kontrasepsi ini, nyeri yang dialami tidak terlalu parah dan akan berkurang. Nyeri yang dirasakan nampaknya disebabkan oleh adanya estrodial dalam kandungan alat kontrasepsi ini[8].

Untuk tingkat kesuburan yang didapatkan ketika berhenti menggunakan kedua alat ini, cycfolem ditemukan lebih cepat dibandingkan depo-provera[8]. Depo-provera bukan pilihan yang tepat untuk wanita yang ingin segera hamil. Perlu waktu sekitar 6 sampai 12 bulan untuk mengembalikan kesuburan[11].

Sebanyak 50% hamil dalam kurun waktu 10 bulan setelah berhenti menggunakan dan dikasus lain bahkan tidak kembali subur sampai dengan 18 bulan[11]. Sedangkan untuk pengguna cyclofem lebih dari 50% telah hamil setelah berhenti menggunakannya[12].

1 Dawn Stacey, PhD, LMHC.www.verywellhealth.com.3 Types of Birth Control Shots.2020
2 Elsera, C., Kusumaningrum, P. R., Fitriyanti, A., & Murtana, A. (2020, April). Depo Medroxy Progesterone Acetate (DMPA) injection contraception towards hypertensions. In Journal of Physics: Conference Series (Vol. 1517, No. 1, p. 012050). IOP Publishing.
3 . Elsera, P. R. Kusumaningrum, A. Fitriyanti, and A. Murtana, “Depo Medroxy Progesterone Acetate (DMPA) injection contraception towards hypertensions,” in Journal of Physics: Conference Series, 2020.
4 American Pregnancy Association. Lunelle monthly injections. Updated June 7, 2013.
5 World Health Organization. 22.1.2 Injectable hormonal contraceptives. In: World Health Organization Model List of Essential Medicines (21st Edition). Updated 2019.
6 Dean J, Kramer KJ, Akbary F, et al. Norethindrone is superior to combined oral contraceptive pills in short-term delay of menses and onset of breakthrough bleeding: a randomized trial. BMC Womens Health. 2019;19(1):70. doi:10.1186/s12905-019-0766-6
7 Dawn Stacey, PhD, LMCH.www.verywellhealth.com.Understanding Combined Contraceptive Injections.2020
8 Veisi, F., & Zangeneh, M. (2013). Comparison of Two Different Injectable Contraceptive Methods: Depo-medroxy Progesterone Acetate (DMPA) and Cyclofem. Journal of family & reproductive health, 7(3), 109–113.
9 M. E. Beksinska, J. A. Smit, I. Kleinschmidt, C. Milford, and T. M. M. Farley, “Prospective study of weight change in new adolescent users of DMPA, NET-EN, COCs, nonusers and discontinuers of hormonal contraception,” Contraception. 2010
10 Zeman S, Havlík P, Zemanová J, Němec D. Status of bone mineral density after the long-standing application of contraception Depo-Provera. Ceska Gynekol. 2013;78(1):116-24.
11 Rachel Gurevich, RN.www.verywellfamily.com.Getting Pregnant After Contraceptives or Birth Control Pills.2020
12 Bahamondes L, Lavín P, Ojeda G, Petta C, Diaz J, Maradiegue E, Monteiro I. Return of fertility after discontinuation of the once-a-month injectable contraceptive Cyclofem. Contraception. 1997 May;55(5):307-10. doi: 10.1016/s0010-7824(97)00034-6. PMID: 9220228.

Share