Daftar isi
Secara ilmiah, pisang berasal dari family Musaceae dan nama ilmiahnya adalah Musa acuminata colla [1].
Rasanya yang segar, lezat dan teksturnya yang lembut telah membuat pisang menjadi salah satu buah yang digemari oleh banyak orang diberbagai belahan dunia.
Tidak salah jika pisang kemudian banyak dibudidayakan secara komersial di berbagai daerah, baik daerah tropis maupun sub tropis [1].
Hasilnya telah lebih dari 1000 varietas pisang yang diproduksi di seluruh dunia, salah satu yang paling populer diantaranya yaitu varietas Musa Cavendish [2].
Varietas Musa Cavendish ini bahkan merajai hampir setengah dari keseluruhan pisang yang diproduksi didunia, yaitu sekitar 45% dari pisang yang dihasilkan secara global [2].
Produksi pisang dunia sendiri diketahui mencapai 110 juta ton dalam satu tahunnya [2].
Pisang menjadi salah satu buah yang sangat digermari secara global bukan karena tanpa alasan.
Berikut ini merupakan beberapa fakta menarik tentang pisang yang perlu untuk diketahui [1]:
Berikut ini merupakan data kandungan gizi dalam 100 gram penyajian pisang :
IDNmedis.com Info Gizi (Per 100 Gram) Pisang, mentah | |||
---|---|---|---|
Kalori: | 89 | Kalori Dari Lemak: | 2.8 |
%Kebutuhan Harian | |||
Total Lemak | 0.3 g | 0.51 % | |
Lemak Jenuh | 0.1 g | 0.56 % | |
Lemak Trans | 0 | 0 % | |
Kolesterol | 0 mg | 0 % | |
Sodium | 1 mg | 0.04 % | |
Total Karbohidrat | 22.8 g | 7.61 % | |
Serat | 2.6 g | 10.4 % | |
Gula | 12.2 g | ||
Protein | 1.1 g | 2.18 % | |
Vitamin A | 1.28 % | Vitamin c | 14.5 % |
Kalsium | 0.5 % | Zat besi | 1.44 % |
Src : Pisang, mentah *Kebutuhan harian berdasarkan diet 2,000 kalori. Kebutuhan anda bisa lebih besar/kecil. |
Top 10 Gizi | |||
---|---|---|---|
Penyajian 100gr | %Kebutuhan Harian | ||
Vitamin B6 | 0.4 mg | 18 % | |
Vitamin C | 8.7 mg | 15 % | |
Mangan | 0.3 mg | 13 % | |
Kalium | 358 mg | 10 % | |
Serat makanan | 2.6 g | 10 % | |
Total Karbohidrat | 22.8 g | 8 % | |
Magnesium | 27 mg | 7 % | |
Folat | 20 mcg | 5 % | |
Riboflavin | 0.1 mg | 4 % | |
Kalori | 89 | 4 % | |
Src : Pisang, mentah |
Salah satu kandungan utama dalam pisang yaitu senyawa fenolik, glikosida dan monosakarida yang memiliki aktivitas antioksidan tinggi untuk melawan stres oksidatif dalam tubuh [3, 6, 7, 8].
Pisang hijau diketahui dapat digunakan untuk pengobatan penyakit Human Immunodeficiency Virus (HIV).
Hal ini tidak terlepas dari adanya kandungan lektin dalam pisang hijau yang mampu dapat dijadikan sebagai alternatif pengnobatan pasien HIV [3].
Pisang hijau diketahui mengandung senyawa flavonoid dan saponin yang dapat digunakan sebagai anti diare [3].
Aktivitas anti diare yang ditunjukkan oleh kandungan senyawa flavonoid dan saponin ditunjukkan dengan penghambatan motilitas usus dan hidro elektrolit sekresi [3].
Selain itu, sebagai antidiare, kandungan flavonoid dan saponin dalam pisang hijau juga dapat menghambat pelepasan histamin [3].
Konsumsi pisang sebanyak 250 hingga 500 gram untuk sarapan selama 12 hari dapdiketahui dapat menurunkan gula darah puasa [4].
Analisis respon glikemik setelah mengonsumsi pisang secara signifikan menunjukkan 2-hpostprandial gkukosa yang lebih rendah [4].
Meskipun perubahan glukosa darah dan profil lipid pada pasien diabetes secara statistik tidak signifikan, namun konsumsi pisang dapat meningkatkan plasma adiponektin secara signifikan [4].
Konsumsi pisang sebanyak 250 hingga 500 gram per hari secara rutin dapat menurunkan rasio Low Density Lipoprotein (LDL) banding High Density Lipoprotein [4].
Kandungan senyawa flavonoid dalam pisang hijau secara signifikan mampu menurunkan kolesterol, pospolipid, asam lemak bebas dan trigliserida pada hewan percobaan [3].
Meskipun demikian, perlu dilakukan penilitian lebih lanjut untuk dapat mengetahui manfata pisang hijau untuk penyakit kolesterol pada manusia.
Buah pisang merupakan salah satu buah yang disarankan untuk dikonsumsi pasien yang mengalami proses karantina COVID-19 [5].
Konsumsi buah pisang ini bertujuan untuk mengatasi kemungkinan timbulnya gangguang stress tidur yang mungkin diakibatkan oleh stres selama karantina COVID-19 [5].
Buah pisang dipilih karena telah terbukti mengandung atau mempromosikan sintesis serotonin dan melatonin [5].
Oleh karena itu, buah pisang sangat dianjurkan untuk dikonsumsi pasien karantina pada malam hari [5].
Buah pisang diketahui juga memiliki kandungan serat makanan berupa polimer serat larut dan serat tidak larut [6].
Serat makanan larut dalam buah pisang antara lain pektin dan beberapa hemiselulosa [6].
Sedangkan serat tidak larut yang terkandung dalam buah pisang yaitu selulosa, lignin dan pati resisten[6].
Salah satu jenis serat yang penting khususnya untuk kesehatan yaitu serat tidak laur berupa pati (amilosa) resisten [6].
Pati resisten ini terdiri dari bagian linear pati (amilosa) yang difermentasi oleh probiotik dalam usus besar, khususnya spesies Bifidobacterium dan Lactobacillus[6]
Proses tersebut kemudian menghasilkan produksi asam lemak rantai pendek, terutama asam butirat[6].
Asam butirat inilah yang memiliki peran penting dalam pencegahan penyakit pada tubuh khususnya penyakit kanker kolorektal [6].
Karotenoid diketahui juga banyak terkandung dalam pisang hijau [6].
Salah satu karoytenoid dalam pisang hijau yang dominan yaitu Lutein [6].
Lutein tersebut memiliki sifat sifat antioksidan yang baik untuk memberikan efek penghambatan pada degenerasi makula karena usia [6].
Artinya, lutein memiliki peran aktif dalam menghambat terjadinya gangguang penglihatan pada mata akibat usia [6].
Pasca operasi bedah, umumnya akan menimbulkan adanya luka pada beberapa bagian tubuh tertentu.
Penyembuhan luka pasca operasi bedah pada tikus diketahui dapat dipercepat dengan efektif oleh kandungan gallocatechin dalam pisang hijau [6].
Meskipun demikian, perlu penelitian lebih lanjut agar dapat dijadikan acuan dalam penggunaan gallocatechin pada penyembuhan luka pasca operasi manusia.
Depresi diketahui dapat terjadi pada siapa saja dan dialami orang berbagai kalangan dari usia muda hingga usia tua.
Apabila tidak ditangani dengan tepat, depresi ini akan menimbulkan dampak yang lebih serius.
Namun, depresi ini diketahui dapat dicegah dengan efektif oleh kandungan amina biogenik dalam pisang hijau [6].
Buah pisang diketahui kaya dengan kandungan senyawa flavonoid yang bermanfaat bagi kesehatan.
Salah satu jenis senyawa flavonoid yang terkandung dalam pisang yaitu leucosianidin [6].
Senyawa leucosianidin ini diketahui sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh, khususnya dalam pengobatan penyakit lambung [6].
Beberapa buah, termasuk pisang diketahui mengandung senyawa fenolik yang memiliki potensi untuk pengobatan maupun pencegahan penyakit [2]
Senyawa fenolik ini umumnya merupakan senyawa yang memiliki efek antioksidan yang telah terbukti mampu mengurangi risiko penyakit yang ditimbulkan oleh stres oksidatif [2].
Sifat antioksidan senyawa fenolik ini mampu mencegah spesies oksigen reaktif (ROS), kerusakan yang diperantarai sel-sel dan jaringan, mencegah aksi berbahaya dari radikal bebas pada DNA, protein, dan lipid [2].
Oleh karena itu, senyawa fenolik ini sangat berperan efektif dalam pencegahan penyakit kronis akibat stres oksidatif maupun penyakit degenratif lain seperti Alzheimer, Parkinson, kanker, dan penyakit kardiovaskular [2].
Kulit buah pisang yang berwarna hijau diketahui mengandung sukrosa, glukosa, fruktosa, glikosida dan monosakarida yang memiliki aktivitas antioksidan tinggi [7].
Dan aktivitas antioksidan tertinggi dalam kulit pisang berwarna hijau yaitu glikosida dan monosakarida [7].
Adanya aktivitas antioksidan ini mampu melindungi tubuh dari berbagai ancaman stress oksidatif yang mungkin timbul [8].
Kandungan ß-sitosterol, asam malic dan asam succinic dalam kulit pisang hijau diketahui ampuh sebagai antibakteri melawan beberapa spesies bakteri baik gram prositif maupun bakteri gram negatif [7].
Adapun bakteri gram positif tersebut antara lain [7] :
Sedangkan bakteri gram negatif yang dimaksud tersebut antara lain [7] :
Berikut ini merupakan beberapa efek samping yang dapat ditimbulkan oleh buah pisang [1] :
Buah pisang merupakan salah satu buah yang sangat rapuh. Mengingat, teksturnya yang lembut seringkali mudah membusuk dalam waktu yang relatif cepat [1].
Umumnya, buah pisang yang kulitnya berwarna hijau akan tahan lebih lama daripada pisang yang memiliki warna kulit kuning maupun kecoklatan [1].
Untuk itu, pisang harus disimpan dengan metode penyimpanan yang tepat agar tidak mubazir dan kandungan gizinya masih terjaga.
Berikut ini merupakan beberapa tips untuk menyimpan buah pisang jika tidak ingin langsung mengonsumsinya [9] :
Berikut ini merupakan beberapa tips untuk mengonsumsi pisang [1] :
Tanpa Diolah Pisang yang telah matang umumnya dapat langsung dikonsumsi tanpa diolah terlebih dahulu. Jika ingin mengonsumsi cukup kupas kulit luarnya, dan pisang dapat langsung dimakan dalam keadaan segar.
Pisang yang telah matang juga dapat dijadikan sebagai tambahan dalam penyajian salad yang sehat.
Pisang juga sangat cocok dijadikan dalam minuman menyegarkan seperti Banana Milkshake bersama dengan sirup gula yang manis.
Pisang juga dapat diolah menjadi selai yang dapat membuat roti sarapan pagi lebih nikmat lagi.
Secara tradisional, di Indonesia sendiri pisang sangat sering diolah menjadi kripik pisang yang renyah dengan berbagai rasa baik manis, gurih maupun pedas. Untuk membuat kripik pisang, cukup iris pisang tipis tipis, rendam dalam bumbu lalu goreng sampai keemasan. Kripik pisang pun siap menjadi camilan yang enak untuk menemani rutinitas harian.
Dalam bidang baking, karena rasanya yang khas membuat pisang telah banyak dijadikan sebagai bahan untuk membuat kue, roti, muffin bahkan pudding.
Buah pisang juga sangat digemari ketika diolah menjadi ice cream yang menyegarkan. Hal ini sebagaimana ice cream yang disajikan dalam makanan penutup Karibia.
1. Anonim. Banana fruit nutrition facts. Nutritrion and You; 2020.
2. Ana Luisa Falcomer, Roberta Figueiredo Resende Riquette, Bernardo Romão de Lima, Verônica C. Ginani & Renata Puppin Zandonadi. Health Benefits of Green Banana Consumption: A Systematic Review. Nutrients; 2019.
3. Vasso Apostolopoulos, Juliana Antonipillai, Kathy Tangalakis, John F Ashton & Lily Stojanovska. Let’s Go Bananas! Green Bananas And Their Health Benefits. National Institutes of Health, National Library of Medicine National Center for Biotechnology Information; 2017.
4. Ratchada Cressey, Warunee Kumsaiyai & Ampika Mangklabruks. Daily Consumption of Banana Marginally Improves Blood Glucose and Lipid Profile in Hypercholesterolemic Subjects and Increases Serum Adiponectin in Type 2 Diabetic Patients. Indian Journal of Experimental Biology; 2014.
5. Giovanna Muscogiuri, Luigi Barrea, Silvia Savastano, & Annamaria Colao. Nutritional recommendations for CoVID-19 quarantine. Nature Public Health Emergency Collection; 2020.
6. Amir Amini Khoozani, John Birch, & Alaa El-Din Ahmed Bekhit. Production, application and health effects of banana pulp and peel flour in the food industry. Journal Food and Science and Technology; 2019.
7. Matook Saif Mokbel dan Fumio Hashinaga. Antibacterial & Antioxidant Activities of Banana (Musa, AAA cv. Cavendish) Fruits Peel. American Journal of Biochemistry and Biotechnology; 2005.
8. S Vijayakumar, G Presannakumar & N R Vijayalakshmi. Antioxidant Activity of Banana Flavonoids. Fitoterapia; 2008.
9. Anonim. 9 Ridiculously Effective Ways to Keep Bananas Fresh for Longer. Tastessence; 2020.