Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak Sianida merupakan senyawa kimia berbahaya yang dapat mematikan dalam waktu cepat. Menghirup gas sianida memiliki bahaya yang paling parah, namun menelan sianida juga dapat bersifat toksik. Orang yang menghirup
Sianida merupakan zat racun berbahaya yang bekerja cepat meracuni manusia yang terpapar. Sianida pertama kali diisolasi dalam bentuk Hidrogen sianida dari pewarna biru Prusia pada tahun 1786. Sedangkan ekstraksi sianida diketahui pertama kali diperoleh dari kacang almond yaitu sekitar tahun 1800 [1].
Sianida sendiri hingga kini dapat berupa gas, hidrogen sianida, garam maupun kalium sianida. Keracunan sianida diketahui dapat terjadi akibat adanya paparan racun sianida dari berbagai kondisi seperti kebakaran, polusi industri hingga makanan tertentu yang terkontaminasi sianida [1].
Adapun tingkat keparahan dari gejala keracunan sianida umumnya akan bergantung pada beberapa hal berikut ini [3]:
Dosis
Jenis sianida
Lama waktu terpapar
Perlu juga diketahui bahwa, paparan Racun Sianida ini terjadi dalam dua jenis yaitu [3]:
Keracunan Sianida Akut
Keracunan sianida akut merupakan keracunan sianida yang memiliki efek langsung dan seringkali dapat mengancam jiwa.
Namun, keracunan sianida akut ini diketahui relatif jarang terjadi. Adapun kasus yang terjadi, sebagian besar berasal dari paparan yang tidak disengaja.
Keracunan sianida akut akan menimbulkan gejala yang muncul secara tiba tiba dan parah berikut ini [3]:
Sulit bernafas
Kejang
Penurunan kesadaran
Gagal jantung
Keracunan Sianida Kronis
Keracunan sianida kronis merupakan keracunan yang terjadi jika seseorang terpapar gas hidrogen sianida sebesar 20 hingga 40 ppm dalam jangka waktu yang cukup lama.
Meskipun jumlah paparan relatif kecil, namun jika terjadi dalam rentang waktu yang lama maka gejala yang ditimbulkan akan semakin parah seiringi waktu.
Adapun gejala yang ditimbulkan keracunan sianida kronis antara lain [3]:
Jika keracunan sianida akut ini tidak terdiagnosis dan tidak segera mendapat perawatan yang tepat maka akan dapat menyebabkan [3]:
Detak jantung lambat dan tidak teratur
Suhu tubuh menurun
Bibir dan wajah tampak membiru
Koma
Kematian
Jika mengalami gejala baik itu keracunan sianida akut maupun kronis, atau merasa telah terpapar sianida maka sangat disarankan untuk segera menghubungi dokter agar segera mendapat penanganan yang tepat.
Menghirup asap atau keracunan udara di sekitar sianida
Terpapar garam sianida anorganik yang digunakan dalam industri (metalurgi, pembuatan plastik, pengasapan, fotografi)
Terpapar kandungan senyawa sianida organik seperti asetonitril (metil sianida) dalam cat kuku
Konsumsi makanan nabati seperti biji aprikot, batu ceri, dan biji persik secara berlebihan
Siapa Yang Berisiko ?
Adapun orang orang yang berisiko mengalami keracunan sianida antara lain [3]:
Ahli kimia yang sering menggunakan sianida
Pekerja di industri metalurgi, pembuatan plastik, pengasapan, fotografi
Pengguna cat kuku
Orang yang suka mengonsumsi makanan nabati seperti biji aprikot, batu ceri, dan biji persik
Jika termasuk dalam orang orang yang berisiko terpapar racun sianida maka setidaknya harus mengetahui dan mengikuti panduan keselamatan yang ada.
Bahaya Racun Sianida
Berikut ini merupakan beberapa alasan kenapa Racun Sianida berbahaya [3, 4]:
Racun Sianida tidak hanya berbahaya ketika terhirup tapi juga ketika tertelan
Racun Sianida berupa gas akan terperangkap diruang tertutup sehingga sangat berbahaya
Racun Sianida dapat menyebabkan sel sel tubuh mati karena sel sel tubuh dihalangi untuk menggunakan oksigen
Sianida lebih berbahaya bagi jantung dan otak karena jantung dan otak menggunakan banyak oksigen
Keracunan sianida akut dapat menyebabkan gagal jantung yang berbahaya
Keracunan sianida kronis yang tidak segera ditangani akan mengancam jiwa
Komplikasi Racun Sianida
Komplikasi yang dapat terjadi akibat keracunan sianida baik akut maupun kronis antara lain [4]:
Kejang
Gagal jantung
Koma
Kematian
Kematian merupakan salah satu risiko yang mungkin terjadi, mengingat racun sianida dapat mencegah sel tubuh menggunakan oksigen [3, 4].
Diagnosis Racun Sianida
Berikut ini merupakan beberapa hal yang akan dilakukan dokter dalam mendiagnosis keracunan sianida [3]:
Melakukan pemeriksaan fisik
Melakukan tes tingkat methemoglobin jika ada kekhawatiran cedera penghirupan asap
Melakukan tes konsentrasi karbon monoksida darah (tingkat karboksihemoglobin) untuk mengetahui jumlah yang terhirup
Melakukan tes tingkat plasma atau laktat darah
Cara Penanganan Racun Sianida
Ketika tahu ada racun sianida yang dilepaskan dilingkungan, hal yang perlu dilakukan yaitu [4]:
Jika racun sianida dilepaskan di dalam ruangan, maka segera keluar dan cari udara bebas
Jika tidak bisa keluar ruangan, maka segera ambil posisi serendah mungkin karena sianida ringan akan menuju keatas
Jika racun sianida dilepaskan diluar ruangan, segera jauhi area pelepasan
Adapun jika telah terkena paparan Racun Sianida segera lakukan beberapa cara penanganan berikut ini [4]:
Melepas pakaian yang terpapar sianida tanpa menariknya keatas kepala
Hilangkan Racun Sianida dengan mencuci menggunakan sabun dan air
Jika mata terasa terbakar atau penglihatan kabur, bilas mata dengan air biasa selama 10 hingga 15 menit
Membuang pakaian yang terkontaminasi dengan dimasukkan dalam kantong plastik
Segera cari pertolongan medis
Adapun penanganan medis yang mungkin dilakukan untuk mengatasi keracunan sianida antara lain [3]:
Pemberian arang aktif untuk menyerap racun sianida yang tertelan
Pemberian oksigen 100% melalui masker atau tabung endotrakeal
Jika keracunan sianida parah, dokter mungkin memberikan salah satu dari dua penawar yaitu kit penawar sianida atau hidroksokobalamin (Cyanokit)
Adapun kit penawar sianida merupakan obat penawar racun sianida yang terdiri dari tiga obat yang diberikan bersama yaitu amil nitrit, natrium nitrit, dan natrium tiosulfat[3].
Adapun pemberian obat obatan ini memiliki cara dan ketentuan tersendiri seperti [3]:
Obat amil nitrit akan diberikan melalui penghirupan selama 15 sampai 30 detik
Obat natrium nitrit diberikan secara intravena selama tiga sampai lima menit
Obat natrium tiosulfat diberikan secara intravena selama sekitar 30 menit
Sedangkan untuk obat penawar hidroksokobalamin merupakan obat yang akan mendetoksifikasi sianida dengan mengikatnya untuk menghasilkan vitamin B-12 yang tidak beracun [3].
Dengan obat penawar hidroksokobalamin ini sianida dapat dinetralkan dengan kecepatan yang cukup lambat. Hal ini kemudian akan memungkinkan enzim yang disebut rhodanese dapat mendetoksifikasi sianida di hati [3].
Sumber Racun Sianida
Sianida dapat dilepaskan atau terkandung dalam beberapa sumber seperti [4]:
Bahan Makanan Alami
Sianida diketahui dapat diperoleh dari beberapa bahan makanan alami (tanaman atau buah) tertentu seperti [4]:
Sianida diketahui juga dapat muncul sebagai hasil pembakaran produk yang mengandung sianida seperti [4]:
Asap rokok
Bahan sintetis seperti plastik
Garam Sianida dan Bahan Baku Industri
Sianida juga dapat ditemukan sebagai bahan dalam pembuatan [4]:
Kertas
Tekstil
Plastik
Selain itu, garam sianida diketahui juga ditemukan dalam industri metalurgi khususnya untuk [4]:
Pelapisan listrik
Pembersihan logam
Proses menghilangkan emas dari bijihnya
Gas sianida diketahui juga dapat ditemukan dalam bahan yang digunakan untuk membasmi hama dan hama di kapal dan bangunan.
1. Jeremy Graham & Jeremy Traylor. Cyanide Toxicity. National Center for Biotechnology Information, US. National Library of Medicine, National Institutes of Health; 2021.
2. Anonim. The Facts About Cyanides. Health New York Government; 2021.
3. George Citroner & Elaine K. Luo, M.D. What Is Cyanide Poisoning?. Healthline; 2018.
4. Anonim. Cyanide. Center of Disease Control and Preventon; 2021.