Retigabine merupakan obat antiepilepsi lainnya yang digunakan untuk Pengobatan ajuvan kejang onset parsial[1].
Obat ini telah disetujui oleh European Medicines Agency 28 Maret 2011, dan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) pada 10 Juni 2011. Obat ini telah di hentikan produksinya pada Juni 2017[2,3].
Daftar isi
Berikut ini info mengenai Retigabine, mulai dari indikasi hingga peringatannya[1]:
Indikasi | Tambahan pada kejang parsial. |
Kategori | Obat resep |
Konsumsi | Dewasa dan lansia |
Kelas | Antikonvulsan |
Bentuk | Tablet |
Kontraindikasi | |
Peringatan | Pasien dengan kondisi berikut, wajib berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan Retigabine : → Pasien dengan perpanjangan interval QT → Pasien dengan gagal jantung kongestif → Pasien dengan hipertrofi ventrikel → Pasien dengan hipokalemia → Pasien dengan hipomagnesemia dan mereka yang berisiko mengalami retensi urin. → Hindari penarikan mendadak. → Pasien dengan gangguan hati atau ginjal sedang sampai berat (CrCl <50 mL / menit). → Tua. → Kehamilan dan menyusui. |
Kategori Obat Pada Kehamilan & Menyusui | Tidak di ketahui informasi mengenai kehamilan dan menyusui. |
Retigabine digunakan untuk mengobati kejang parsial. Kejang parsial adalah penyakit kejang yang berdampak hanya pada satu area otak yang biasa disebut dengan epilepsi[1].
Secara umum, gejala kejang parsial dapat berupa:
Retigabine atau yang biasa disebut dengan ezogabine sangat efektif dan manjur dalam spektrum yang luas terhadap epilepsi dan juga kejang in vivo[4].
Obat ini juga sangat berguna untuk mengobati epilepsi farmakoresisten. Manfaat dan fungsi lainnya dari Retigabine adalah dapat meredakan nyeri[4].
Retigabine hadir dakam bentuk tablet yang digunakan khusus untuk orang dewasa dan lansia. Obat biasanya diminum dengan atau tanpa makanan. Telan utuh, jangan dikunyah atau dihancurkan[1].
Tambahan oral pada kejang parsial → Awal 300 mg / hr selama 1 minggu → Total dosis harian disesuaikan dengan peningkatan maksimal tiap minggu 150 mg → Sesuai dengan respons dan tolerabilitas, hingga dosis pemeliharaan biasa 600-1.200 mg per hari. → Dosis diberikan dalam 3 dosis terbagi setiap hari. |
Tambahan oral pada kejang parsial → ≥65 thn Awal, 150 mg / hari, diikuti dengan peningkatan maksimal tiap minggu 150 mg sampai pemeliharaan maksimal 900 mg / hr. |
Penggunaan obat di luar dari dosis yang ditentukan bisa sangat membahayakan bagi penggunanya. Efek samping atau gejala ringan sampai serius bisa saja terjadi. Segera periksakan ke dokter bila anda mengalami efek samping dan gejala berikut ini.
Efek yang paling sering sering dilaporkan adalah[1]:
Efek Yang Jarang Terjadi (beritahu dokter jika anda mengalaminya)[4]:
Gejala Overdosis Retigabine (Segera pergi ke IGD / emergency bila terdapat beberapa gejala ini)[1]:
Untuk memahami lebih detil mengenai Retigabine, seperti overdosis, penyimpanan, cara kerja Retigabine, interaksi dengan obat lain serta dengan makanan berikut datanyap[1].
Penyimpanan | Simpan pada suhu 25 ° C. |
Cara Kerja | Deskripsi: Retigabine mengaktifkan saluran K dengan gerbang tegangan tertentu di otak yang dikenal sebagai kelompok saluran ion KCNQ (Kv7.2-7.5), dengan demikian menstabilkan saluran K dalam formasi terbuka, meningkatkan arus tipe-M dan memberikan efek hiperpolarisasi pada sel saraf, menghasilkan stabilisasi potensi membran istirahat dan penekanan aktivitas kejang. Farmakokinetik: Penyerapan: Mudah diserap. Ketersediaan hayati: Sekitar 60%. Waktu untuk konsentrasi plasma puncak: Sekitar 0,5-2 jam. Distribusi: Tersebar dengan baik di dalam tubuh. Volume distribusi: 2-3 L / kg. Pengikatan protein plasma: Sekitar 80%. Metabolisme:Dimetabolisme secara ekstensif, terutama melalui glukuronidasi oleh uridin difosfat glukuronosiltransferase 1A4 (UGT1A4) untuk membentuk N- glukuronida yang tidak aktif (metabolit utama); juga mengalami asetilasi oleh N asetiltransferase 2 (NAT2) untuk membentuk metabolit N- asetil (NAMR) yang aktif, tetapi kurang ampuh, yang kemudian mengalami glukuronidasi. Ekskresi: Melalui urin, kira-kira 85% (36% sebagai obat tidak berubah, 18% sebagai NAMR, dan 24% sebagai N- glukuronida); feses (kira-kira 14%, dg 3% sebagai obat tidak berubah). Waktu paruh eliminasi: Sekitar 6-11 jam (retigabine dan NAMR). |
Interaksi Dengan Obat Lain | → Dapat memperpanjang efek beberapa anestesi (misalnya Na thiopental). → Efek aditif dg obat yang memperpanjang interval QT termasuk antiaritmia kelas Ia / III (misalnya kuinidin, amiodaron), beberapa agen antipsikotik (misalnya klorpromazin), dan beberapa agen antimikroba (misalnya klaritromisin). → Kadar plasma berkurang dengan fenitoin atau karbamazepin. |
Interaksi Dengan Makanan | Peningkatan insiden penglihatan kabur dengan alkohol. |
Overdosis | Gejala: Agitasi, perilaku agresif, mudah tersinggung; aritmia jantung (henti jantung / asistol atau takikardia ventrikel) dapat terjadi. Penatalaksanaan: Perawatan suportif. Pastikan jalan napas, ventilasi dan oksigenasi yang memadai. |
Pengaruh Pada Hasil Lab. | Dapat meningkatkan pemeriksaan bilirubin serum dan urin secara salah. |
Untuk apa obat ini di resepkan ?
Obat ini di resepkam untuk mengobati epilepsi atau kejang parsial[1].
Apakah obat ini sangat aman untuk di konsumsi ?
Sangat aman karena telah di setujui oleh FDA[3].
Selain epilepsi penyakit apa saja yang dapat disembuhkan ?
Tinnitus , migrain dan nyeri neuropatik[2].
Berikut ini beberapa obat bermerek yang mengandung Parasetamol:[1]
Brand Merek Dagang |
Trobalt |
1) Anonim. Mims.com. Retigabine. 2020.
2) assets.publishing.service.gov.uk. GlaxoSmithKline: ADVANCE NOTIFICATION OF TROBALT® DISCONTINUATIO. 2016.
3) Epilepsy drug Trobalt (retigabine) to be discontinued". epilepsysociety.org.uk. 14 September 2016.
4) Porter RJ, Partiot A, Sachdeo R, Nohria V, Alves WM. "Randomized, multicenter, dose-ranging trial of retigabine for partial-onset seizures". Neurology. 2007.