Daftar isi
Rosacea merupakan suatu kondisi di mana beberapa tempat seperti eritema, telangiectasia, papula, atau pustula pada hidung, dagu, pipi, dan dahi tampak kemerahan atau mengalami inflamasi kronis [1].
Hal ini tentu membuat penderitanya mengalami kecemasan, rasa malu atau bahkan depresi karena keadaan kulitnya yang kemerahan [1].
Sayangnya, Rosacea ini termasuk salah satu penyakit jangka panjang yang tidak hanya mempengaruhi kulit namun juga dapat mempengaruhi mata [2].
Rosacea diketahui memiliki empat jenis subtipe yang masing-masing memiliki nama tersendiri, sebagai berikut [3]:
Subtipe satu atau juga disebut juga sebagai eritematotelangiectatic rosacea (ETR) merupakan jenis Rosacea yang dikaitkan dengan kemerahan pada wajah hingga pembuluh darah jadi lebih terlihat.
Subtipe dua atau disebut juga dengan rosacea papulopustular seringkali terlihat seperti jerawat dan cenderung lebih berisiko terjadi pada wanita paruh baya.
Subtipe tiga atau disebut juga dengan rhinophyma merupakan jenis Rosacea yang langka di mana terjadi penebalan kulit di area hidung dan cenderung lebih berisiko menyerang laki-laki dibandingkan wanita.
Subtipe empat atau disebut juga sebagai rosacea ocular merupakan jenis Rosacea yang tidak hanya mempengaruhi kulit namun juga berpusat pada area mata
Masing-masing subtipe Rosacea diketahui memiliki berbagai gejala yang berbeda-beda. Adapun gejala untuk masing-masing Rosacea antara lain [3]:
Gejala dari Rosacea ETR mungkin akan meliputi [3]:
Berikut ini merupakan gejala Rosacea Papulopustular [3]:
Untuk gejala Rhinophyma mungking akan termasuk [3]:
Rosacea ocular mungkin akan menunjukkan gejala berikut ini [3]:
Penyeba Rosacea sendiri belum benar-benar diketahui secara pasti, namun para ahli menyebutkan bahwa beberapa hal berikut ini mungkin berkaitan [4]:
Rosacea berupa wajah kemerahan dan terlihatnya pembuluh darah seperti spider veins menurut pada spesialis kulit mungkin disebabkan oleh kelainan pada pembuluh darah di wajah.
Keberadaan tungau kulit seperti Demodex folliculorum sendiri umumnya memiliki beberapa kaitan dengan Rosacea.
Pertama, tungau kulit mungkin meningkat setelah seseorang mengembangkan Rosacea. Atau kedua, tungau kulit inilah yang menyebabkan seseorang mengembangkan Rosacea.
Perkembangan Rosacea mungkin juga dipengaruhi atau dipicu oleh bakteri usus seperti Helicobakter pylori. Hal ini didasarkan dari ungkapan para ahli yang menyatakan bahwa, bakteri tersebut dinilai dapat merangsang produksi bradikinin hingga pembuluh darah pun jadi melebar.
Faktor-faktor berikut ini mungkin juga akan dapat meningkatkan risiko seseorang mengembangkan Rosacea [3, 5]:
Umumnya, Rosacea lebih sering dialami oleh seseorang yang berjenis kelamin perempuan. Namun, khusus untuk Rosacea subtipe Rhinophyma lebih cenderung berisiko menyerang laki-laki.
Kulit yang sensitif, mudah terbakar jika berada di bawah sinar matahari diketahui dapat meningkatkan risiko mengembangkan Rosacea.
Usia diatas 30 tahun diketahui dapat meningkatkan risiko seseorang mengembangkan Rosacea, dibandingkan dengan usia di bawahnya.
Kegiatan merokok atau paparan rokok diketahui dapat meningkatkan risiko seseorang mengembangkan Rosacea.
Jika ada anggota keluarga yang memiliki riwayat menderita Rosacea, maka hal ini akan meningkatkan risiko seseorang terkena Rosacea.
Jika gejala berupa kulit area wajah yang kemerahan dan bahkan juga mempengaruhi fungsi mata, maka memeriksakan diri kedokter secepatnya adalah pilihan yang tepat [5].
Dengan demikian, dokter akan semakin cepat mendiagnosis dan memberikan perawatan yang tepat jika memang itu Rosacea atau kondisi medis lainnya [5].
Diagnosis Rosacea mungkin tidak membutuhkan uji klinis sebagaimana kondisi medis lainnya. Mengingat, dengan hanya melihat gejala pada kulit dokter mungkin akan segera tahu bahwa itu adalah Rosacea [4].
Selain memeriksa gejala yang nampak pada kulit, dokter mungkin juga akan memberikan beberapa pertanyaan terkait dengan gejala dan pemicunya [4].
Rosacea ini mungkin juga akan lebih mudah terdiagnosis ketika terdapat [4]:
Pengobatan Rosacea mungkin akan berfokus pada pengendalian gejala. Hal ini mungkin dilakukan dengan perpaduan atau kombinasi beberapa metode perawatan berikut ini [5]:
Obat-obatan untuk mengobati Rosacea diketahui telah mengalami perkembangan pesat akhir-akhir ini. Bahkan, jenis obat juga dapat di spesifikkan untuk mengobati gejala yang dialami.
Adapun obat-obatan yang mungkin diresepkan oleh dokter antara lain [5]:
Obat-obatan topikal untuk mengobati Rosacea dengan gejala ringan hingga sedang mungkin dapat berupa krim maupun gel oles yang dapat menyempitkan pembuluh darah.
Namun, efeknya hanya bersifat sementara, sehingga konsumsi obat secara teratur perlu dilakukan untuk mempertahankan efek perbaikannya.
Obat-obatan topikal untuk Rosacea subtipe jerawat yang ringan mungkin akan termasuk [5]:
Antibiotik oral mungkin juga akan diresepkan oleh dokter, khususnya jika Rosacea yang dialami dalam tingkatan sedang hingga parah. Selain itu, antibiotik oral mungkin juga diresepkan jika terdapat benjolan dan jerawat parah.
Obat jerawat oral seperti isotretinoin mungkin akan disarankan jika Rosacea cenderung parah dan tidak merespon obat-obatan lainnya. Namun, obat jenis ini dilarang digunakan pada ibu hamil.
Dokter mungkin juga akan merekomendasikan terapi laser yang dapat membantu menyamarkan pembuluh darah yang membesar.
Namun, perlu juga diketahui bahwa terapi laser ini memiliki efek samping tertentu seperti pembengkakan dan memar yang terjadi selama beberapa hari.
Oleh karena itu, metode terapi laser ini mungkin juga akan membutuhkan perawatan kulit lain seperti icing selama masa pemulihannya.
Dan, bagi orang-orang yang memiliki warna kulit senderung coklat maupun hitam, terapi laser dapat menyebabkan perubahan warna jangka panjang pada kulit. Perawatan berulang pun mungkin akan dibutuhkan untuk mempertahankan efeknya pada penampakan kulit.
Berikut ini merupakan beberapa perubahan gaya hidup maupun pengobatan rumahan yang dapat membantu perawatan Rosacea [5]:
Mengenali pemicu akan dapat membantu mencegah kondisi menjadi semakin buruk. Tidak cukup dengan mengenali, menghindari pemicu secara penuh akan sangat membantu.
Perlinddungan terhadap wajah harus lebih dilakukan lagi demi membantu proses perawatan Rosacea. Salah satunya yaitu dengan menggunakan tabir surya (minimal SPF 30) setelah mengoleskan obat topikal, sebelum pergi keluar ruangan.
Selain itu, penggunaan topi mungkin juga akan membantu melindungi kulit wajah dari paparan sinar matahari, khususnya jika harus berkegiatan di luar ruangan.
Menggosok kulit dapat memperburuk kondisinya. Oleh karena itu, pastikan untuk merawat kulit dengan lembut khususnya ketika menggunakan pembersih nonsoap dan pelembab.
Selain itu, penting juga untuk menghindari produk-produk yang mengandung bahan iritan seperti alkohol, urea hingga mentol.
Memijat wajah dengan lembut diketahui dapat membantu mengurangi pembengkakan maupun peradangan yang terjadi pada kulit.
Pijatan yang dilakukan cukup dengan gerakan sederhana seperti dengan menggerakkan jari melingkat mulai dari daerah tengah wajah ke arah telinga.
Berikut ini merupakan beberapa hal yang mungkin dapat setidaknya mengurangi risiko berkembangnya Rosacea [6]:
1. Mehdi Farshchian & Steven Daveluy. Rosacea. National Center for Biotechnology Information, Natiional Institutes of Health; 2021.
2. Anonim. Rosacea. Medlineplus; 2021.
3. Shannon Johnson & Cynthia Cobb, DNP, APRN, WHNP-BC, FAANP. Rosacea: Types, Causes, and Remedies. Healthline; 2019,
4. Yvette Brazier & Sara Perkins, MD. What is rosacea?. Medical News Today; 2020.
5. Tim Mayo Clinic. Rosacea. Mayo Clinic; 2021.
6. Anonim. 8 tips to help prevent rosacea flare-ups. American Accademy of Dermatology Association; 2019.