Daftar isi
Setiap orang umumnya pernah mengalami kondisi di mana merasa sakit perut, seperti ingin buang air besar (BAB) namun sekeras apapun usahanya tetap tidak bisa.
Adapun kondisi ini mungkin dapat terjadi tidak hanya sekali namun umumnya orang mengganggapnya sebagai hal yang biasa terjadi. Benarkah demikian? Simak ulasannya berikut ini.
Kondisi di mana sakit perut tetapi tidak bisa BAB ini berhubungan dengan dua permasalahan yang mungkin sedang terjadi yaitu pertama sakit perut dan yang kedua konstipasi atau susah BAB.
Sakit perut sendiri merupakan kondisi di mana bagian tubuh yang berada diantara area dada dan pangkal paha mengalami nyeri atau terasa sakit [1].
Sedangkan konstipasi sendiri adalah sebuah kondisi di mana terjadi gangguan pada saluran pencernaan yang mengakibatkan susah BAB baik frekuensi yang menjadi jarang maupun ada rasa sakit dan kekuan saat BAB [2].
Dan perlu diketahui bahwa, umumnya sakit perut sendiri merupakan hal yang sering terjadi bersamaan dengan konstipasi [3].
Mengingat sakit perut sendiri merupakan salah satu gejala dari konstipasi [3].
Oleh karena itu, dalam kondisi di mana seseorang mengalami sakit perut tetapi tidak bisa BAB maka dapat dikatakan seseorang tersebut tengah mengalami konstipasi.
Sakit perut yang menyertai konstipasi ini umumnya dapat menimbulkan gejala gejala sebagai berikut [3,4] :
Adapun sakit perut yang menyertai konstipasi ini dapat terjadi karena disebabkan oleh beberapa faktor berikut ini [2, 3, 4] :
Kondisi di mana perut terasa sakit namun tidak bisa BAB umumnya dapat disebabkan oleh kekurangan konsumsi makanan berserat baik berupa buah buahan, sayuran maupun makanan kaya serat lainnya [2,3].
Mengingat, serat sendiri merupakan salah satu hal penting yang dibutuhkan tubuh khususnya untuk membantu mengosongkan dan melunakkan tinja agar lebih mudah melewati usus [3].
Kekurangan serat dapat menimbulkan risiko sakit perut yang disertasi dengan konstipasi meningkat [3].
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa konsumsi serat yang tinggi dapat meningkatkan berat dari tinja dan menurunkan waktu transit di usus, sedangkan konsumsi serat yang rendah akan berlaku sebaliknya, sehingga konstipasi tak terhindarkan [2].
Tidak hanya itu, serat larut juga terbukti mampu memperbaiki kondisi sakit perut yang disertasi konstipasi menjadi lebih baik [2].
Selain itu, dehidrasi atau kekurangan konsumsi air atau kekurangan cairan tubuh juga dapat meningkatkan risiko sakit perut yang disertasi konstipasi karena tidak cukup air untuk melunakkan tinja [2].
Kondisi psikologi berupa stres, depresi, maupun cemas diketahui dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya sakit perut dan konstipasi pada beberapa orang [2, 3].
Mengingat, antara sistem syaraf dan sistem pencernaan diketahui memiliki hubungan sebagai sumbu usus-otak [3].
Oleh karena itu, pikiran dan emosi yang dipicu oleh stres dapat menimbulkan dampat pada perut dan usus baik berupa sakit perut, konstipasi maupun diare [4].
Begitu pun ketika usus atau perut mengalami permasalahan sakit perut, konstipasi atau diare juga akan dapat memicu timbulnya kecemasan dan stres [4].
Selain itu, stress ini sendiri pada kondisi tertentu juga dapat memicu konstipasi menjadi lebih buruk sehingga mengakibatkan beberapa hal berikut ini [4] :
Adapun konstipasi juga dapat disebabkan oleh penyebab secara mekanis seperti penyempitan kolon, rektal, atau anus, rektokel megakolon, obstruksi semu usus, jaringan cedera, divertikulosis, dan penyempitan usus atau rektum yang abnormal [2].
Orang yang menderita penyakit Hirschsprung diketahui lebih rentan mengalami konstipasi, serta obstruksi semu usus kronis [2].
Gangguan anorectal seperti anal strictures, anal fissures dan wasir yang merupakan penyakit anus diketahui dapat menunda pengeluaran tinja dan memperburuk konstipasi dengan menimbulkan nyeri saat ekskresi tinja [2].
Kondisi endokrin dan metabolit yang mengalami diabetes mellitus, hoperkalsemia, porfiria, hipotiroidisme, hipertiroidisme diketahui dapat menjadi penyebab risiko timbulnya konstipasi [2].
Adapun sakit perut dan konstipasi dapat juga disebabkan oleh adanya gejala penyakit kanker kolorektal [3].
Jika ini memang penyebabnya, maka sakit perut yang disertai konstipasi tidak dapat dianggap remeh maupun hal biasa.
Adapun untuk mengatasi sakit perut tetapi tidak bisa BAB (konstipasi) sendiri dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan melakukan konsumsi obat dan dengan operasi [3].
Beberapa obat untuk mengatasi sakit perut yang disertai konstipasi telah banyak dijual bebas dipasaran [3].
Meskipun demikian, konsumsi obat dengan resep dokter lebih dianjurkan agar mendapatkan pengobatan yang sesuai dan tepat sasaran [3].
Adapun menurut NIDDK, obat atau suplemen yang dapat mengatasi sakit perut tetapi tidak bisa BAB antara lain [3, 5] :
Jika metode pengobatan sebelumnya tidak dapat menyelesaikan permasalahan atau sakit perut yang disertasi konstipasi disebabkan oleh masalah structural maupun penyakit yang lebih serius, dokter umumnya akan merekomendasikan operasi [3, 5].
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, sakit perut yang disertasi konstipasi dapat diatasi dengan obat maupun perubahan gaya hidup menjadi lebih baik.
Namun jika kondisi tidak membaik setelah pengobatan maupun setelah mengubah gaya hidup maka sangat disarankan untuk dapat memeriksakan diri kedokter terlebih jika terjadi beberapa hal berikut ini [3, 5] :
Sakit perut namun tidak bisa BAB dapat dicegah dengan mengubah gaya hidup sebagai berikut [3, 5] :
Mengubah gaya hidup lebih sehat sebagaimana daftar diatas merupakan cara utama dan pertama kali yang dapat dilakukan untuk mencegah risiko terjadinya sakit perut yang disertasi konstipasi [3].
Mengingat umumnya yang menyebabkan kondisi sakit perut yang disertai konstipasi tersebut juga karena gaya hidup yang kurang sehat.
Adapun perlu juga diperhatikan bahwa mengubah gaya hidup tidak bisa langsung drastis melainkan harus dilakukan secara bertahap agar tidak menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan.
Selain itu, konsistensi dalam menjalankan gaya hidup lebih sehat tersebut juga harus dijaga dan diatati sehingga dapat memperbaiki kesehatan sistem pencernaan dan mencegah terjadinya penyakit yang tidak diinginkan.
Jika telah terlanjur mengalami kondisi sakit perut yang disertasi BAB maka sebaiknya melakukan kiat kiat pengobatan yang dijelaskan diatas.
Namun, jika kondisi tidak kunjung membaik atau bahkan semakin memburuk maka sangat disarankan untuk segera menghubungi dokter agar dapat ditangani dengan tepat.
1. Anonim. Abdominal pain. Medlineplus Gov; 2020.
2. Forootan, M., Bagheri, N., & Darvishi, M. Chronic constipation. Medicine; 2018.
3. Jayne Leonard & Saurabh Sethi. What can cause abdominal pain and constipation?. Medical News Today; 2019.
4. Corey Whelan. Is Stress Causing My Constipation?. Healthline; 2018.
5. Diana Wells & Cynthia Taylor Chavoustie (reviewer). Abdominal Pain and Constipation. Healthline; 2019.