Sambang getih (Hemigraphis alternata.) adalah tumbuhan asli Indonesia yang dapat ditemukan sebagai tanaman liar atau ditanam sebagai tanaman hias [1, 2].
Beberapa nama lain dari sambang getih antara lain Binalu Api (Sumatera), Remek Daging (Jawa), Reudeu Beureum (Sunda), Lire (Ternate) [2].
Sambang getih secara tradisional telah digunakan untuk memperlancar air seni, mencegah pendarahan, disentri, dan diabetes [2].
Daftar isi
Sambang getih merupakan tumbuhan merambat yang kebanyakan dibudidayakan sebagai tanaman hias karena warna daunnya yang khas [3].
Tingkat persebaran tanaman sambang getih sangat tinggi. Sambang getih termasuk tanaman tahunan yang cepat tumbuh.
Sambang getih dapat berkembang biak dengan cara stek. Akar baru dapat muncul 7-10 hari sejak pemotongan bagian tumbuhan [3].
Berikut fakta mengenai sambang getih.
Sambang getih (Hemigraphis alternata) memiliki berbagai senyawa yang bermanfaat untuk kesehatan [4].
Senyawa utama yang terkandung dalam sambang getih diantaranya [4]:
Kandungan Gizi |
---|
Karbohidrat |
Alkaloid |
Fenol |
Saponin |
Flavonoid |
Terpenoid |
Kumarin |
Asam alkanoat |
Xantoprotein |
Tannin |
Protein |
Steroid |
Chlorogenate |
Asam Sinamat |
Sterol |
Berikut kandungan gizi ekstrak daun sambang getih dalam etanol [5].
Kandungan | Jumlah |
Karbohidrat | 67.5 mg/G |
Flavonoid | 55.6 mg/G |
Tanin | 12.1 mg/G |
Saponin | 18.5 mg/G |
Terpenoid | 52.1 mg/G |
Nilai Plus Gizi Sambang Getih
Sambang getih memiliki kandungan metabolit sekunder seperti fenol, asam lemak tak jenuh, saponin, dan fenolik terpenoid yang berperan dalam sifat anti-mikroba dan antioksidan yang dimiliki [5].
Sambang getih telah dimanfaatkan dalam pengobatan herbal di beberapa negara di Asia [1, 4].
Kandungan gizi sambang getih memiliki potensi untuk digunakan sebagai alternatif dalam pengobatan.
Penelitian yang dilakukan pada tikus Swiss albino yang diinduksi xilena menunjukan pemberian ekstrak daun sambang getih menurunkan tingkat inflamasi pada telinga tikus [4].
Ekstrak daun sambang getih dalam metanol dengan konsentrasi 200 mg/kg dan dalam etil asetat dengan konsentrasi 400 mg/kg efektif menghambat pembentukan granuloma [4].
Ekstrak daun sambang getih terbukti memiliki respon menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur [5].
Ekstrak daun sambang getih dalam etanol menunjukan sifat penghambat terhadap Staphylococcus aureus, Proteus mirabilis, Pencillium notatum, Candida albicans, dan Proteus vulgaris [5].
Senyawa metabolit sekunder seperti fenol, saponin, dan fenolik diduga yang berperan terhadap aktivitas anti-bakteri dan anti-mikroba sambang getih [5].
Daun sambang getih memiliki kandungan fitokimia yang diketahui bersifat antioksidan, seperti saponin, flavonoid, fenol, dan alkaloid [5].
Penelitian tahun 2019 menguji aktivitas antioksidan daun sambang getih dalam mengikat ion besi (Fe) dan membersihkan asam nitrat dibandingkan dengan asam askorbat sebagai kontrol [5].
Berdasarkan penelitian, aktivitas antioksidan yang ditunjukan semakin meningkat, sebanding dengan konsentrasi larutan ekstrak daun sambang getih yang diteliti [5].
Rasa nyeri sebenarnya sebuah respon yang wajar untuk memperingatkan adanya kondisi berbahaya yang dapat membahayakan tubuh makhluk hidup [5].
Meskipun demikian, rasa nyeri juga dapat menimbulkan rasa tidak nyaman.
Pada tikus yang diinduksi larutan formalin 2,7%, rasa nyeri ditunjukan dengan tubuh gemetar dan menjilati atau menggigit bagian tubuh yang terasa nyeri [5].
Pemberian ekstrak daun sambang getih secara oral dengan dosis 200 mg/kg dan 400 mg/kg efektif menurunkan rasa nyeri pada tikus [5].
Rebusan daun sambang getih sudah digunakan sebagai terapi herbal untuk mengobati diare dan disentri di Indonesia [1].
Penelitian tahun 2019 pada tikus menunjukan pemberian ekstrak daun sambang getih dapat memperlama waktu induksi diare [5].
Konsumsi daun sambang getih juga berpengaruh pada menurunnya frekuensi buang air besar dan konsentrasi air pada feses tikus [5].
Sambang getih terkenal sebagai obat tradisional untuk mengobati dan mempercepat penyembuhan luka [6].
Penggunaan daun sambang getih pada tikus percobaan sebagai salep terbukti mempercepat penyembuhan luka, lebih cepat 6 hari dibandingkan pada kelompok tikus kontrol [6].
Daun sambang getih juga terbukti menghambat pertumbuhan koloni E. coli dan S. aureus sehingga efektif digunakan dalam mengatasi luka akibat infeksi [7]
Sambang getih memiliki potensial untuk dikembangkan sebagai obat modern [8].
Penelitian dalam International Journal of Pharmaceutical Science and Research menyatakan sambang getih hingga konsentrasi 200 µg/mL masih menunjukan efek sitotoksik yang rendah terhadap sel tumor [8].
Sambang getih dapat dimanfaatkan sebagai salah satu bahan rebusan dalam bakera, tradisi masyarakat Sulawesi Utara bagi wanita yang baru melahirkan [9].
Bakera dipercaya dapat memberikan manfaat kesehatan seperti menurunkan tekanan darah, memperlancar sirkulasi darah, dan membantu mencegah obesitas [9].
Sambang getih dan tumbuhan herbal lain mengandung senyawa metabolit sekunder yang dipercaya dapat memulihkan dan menjaga kebugaran setelah melahirkan [9].
Ekstrak sambang getih menunjukan aktivitas antidiabetik pada tikus diabetes yang diinduksi streptozotocin [10].
Baik esktrak sambang getih dalam n-heksana maupun dalam etanol sama-sama dapat menurunkan kadar gula darah dalam tikus yang diinduksi glukosa [10].
Kandungan terpenoid, kumarin, dan saponin dalam sambang getih dipercaya berperan dalam aktivitas antidiabetik dan hiperglikemik [10].
Penelitian pada 25 tikus Swiss Webster untuk mengetahui efek diuretik pada tanaman sambang getih [2].
Tikus dibagi menjadi 5 kelompok uji dengan pemberian kontrol akuades, pembanding berupa furosemid (0,104 mg/20g BB), dan 3 variasi dosis daun sambang getih (0,22 mg/20g BB; 0,22 mg/20g BB; dan 0,89 mg/20g BB).
Hasil penelitian menunjukan pemberian ekstrak daun sambang getih dengan dosis 0,89 mg/20g BB berefek diuretik, mendekati hasil darifurosemid sebagai pembanding [3].
Penelitian pada tikus albino yang diinduksi dengan etanol dilakukan untuk mengetahui aktivitas anti ulcer dalam sambang getih [11]
Pemberian ekstrak sambang getih terbukti dapat mencegah nekrosis sekaligus menjaga mukosa lambung agar tidak rusak oleh asam [11]
Sifat anti ulcer ini diduga memiliki hubungan dengan kandungan sambang getih seperti flavonoid dan saponin, yang juga bersifat anti inflamasi dan antioksidan.
Pada studi yang dilakukan di Vanuatu dari tahun 1985 hingga 1987, diketahui masyarakat Vanuatu menggunakan sambang getih sebagai salah satu alat kontrasepsi [14]
Penggunaan tanaman herbal seperti sambang getih lebih disukai karena tidak mempengaruhi periode menstruasi.
Kontrasepsi dari tumbuhan herbal seperti sambang getih dipercaya bersifat reversible, atau dapat kembali seperti semula setelah konsumsinya dihentikan [14].
Konsumsi sambang getih sebagai alat pengontrol kehamilan harus memenuhi interval tertentu untuk bisa efektif dan memicu kondisi steril sementara [14].
Selain bermanfaat bagi kesehatan, tumbuhan sambang getih juga memiliki manfaat lain seperti:
Sambang getih mudah berkembang biak dan memiliki daya adaptasi yang tinggi. Keunggulan sambang getih dapat menjadi kelemahan apabila pertumbuhannnya tidak dikontrol dengan baik [3].
Sambang getih termasuk tanaman merambat yang sangat cepat tumbuh sehingga pemanfaatannya sebagai tanaman kebun terkadang mengganggu tanaman lain [4].
Di Queensland utara, Australia, sambang getih bahkan dianggap sebagai gulma lingkungan karena menghambat pertumbuhan tanaman lain [3].
Penggunaan sambang getih sebagai obat tradisional, khususnya dalam penyembuhan luka, telah dilakukan sejak dahulu [6].
Sayangnya, penelitian secara klinis mengenai sambang getih hingga saat ini masih terbatas.
Meskipun telah diuji memiliki sifat sitotoksik yang relatif rendah, namun uji coba hanya dilakukan dalam waktu yang singkat [8].
Perlu penelitian lebih lanjut mengenai efek konsumsi sambang getih dalam jangka waktu lama terhadap kesehatan tubuh.
Semua bagian dari tanaman sambang getih dapat dimanfaatkan menjadi pengobatan herbal untuk menjaga kesehatan [1].
Berikut cara penggunaan sambang getih.
Meskipun semua bagian sambang getih dapat dimanfaatkan, bagian yang paling sering dibuat rebusan adalah daun sambang getih [1].
Daun sambang getih yang digunakan sebaiknya daun yang segar [1]. Daun sambang getih langsung dipetik ketika akan digunakan atau disimpan dengan cara dikeringkan.
1. Drs. H. Arief, H. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya Seri 3. Penebar Swadaya; 2008
2. Hayati, D. Uji Efek Diuretik Ekstrak Etanol Daun Sambang Getih (Hemigraphis Colorata Wb Ull) Pada Mencit Putih Jantan Galur Swiss Webster. Universitas Al-Ghifari Bandung; 2018.
3. Julissa Rojas-Sandoval. Hemigraphis alternata (red ivy). CABI; 2019
4. Rahman, S.M.M., Atikullah, M., Islam, M.N. et al. Anti-inflammatory, antinociceptive and antidiarrhoeal activities of methanol and ethyl acetate extract of Hemigraphis alternata leaves in mice. Clin Phytosci 5, 16; 2019
5. S. Agneeswari, M. Jansi. Examination of Phytochemicals, Antioxidant, and Antibacterial Activity of Hemigraphis alternate. International Journal of Engineering and Advanced Technology; 2019
6. Subramoniam, A., Evans, D. A., Rajasekharan, S., & Nair, G. S. Effect of Hemigraphis colorata (Blume) HG Hallier leaf on wound healing and inflammation in mice. Indian journal of pharmacology; 2001
7. Annapoorna M, Sudheesh Kumar PT, Lakshman LR, Lakshmanan VK, Nair SV, Jayakumar R. Biochemical properties of Hemigraphis alternata incorporated chitosan hydrogel scaffold. Carbohydr Polym; 2013
8. Akhil TT and Prabhu P: Evaluation of anti-oxidant, anti-inflammatory and cytotoxicity potential of Hemigraphis colorata. Int J Pharm Sci Res; 2013
9. Siti, A. S., M. Nasir, T., Said, H. Bakera: tradition of medicinal plants utilization for therapy, prevention and recovery of diseases in Jailolo Sultanate custom society, Indonesia. Asian Journal of Ethnobiology; 2019
10. Gayathri, V. & Lekshmi, P. & Devi, R. & Padmanabhan, R.N.. Antidiabetic activity of Hemigraphis colorata (whole plant ethanol extract) in streptozotocin- induced diabetic rats and toxicity evaluation of the extract. International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences; 2012
11. Yang, D. S., Pennisi, S. V., Son, K. C., & Kays, S. J. Screening indoor plants for volatile organic pollutant removal efficiency. HortScience; 2009
12. Ravikumar, V.R., Hemalatha, P.V. & Sudha. Evaluation of Gastroprotective Potential of The Whole Plant Hemigraphis Colorata. International journal of Advanced Biological Research; 2017
13. V. G. Nandakumar, Suresh, S., Dr. Sreekala C. O., Sudheer, S. K., and Pillai, V. P. Mahadevan, Hemigraphis Colorata As A Natural Dye For Solar Energy Conversion, Materials Today: Proceedings; 2017
14. Bourdy G, Walter A. Maternity and medicinal plants in Vanuatu. I. The cycle of reproduction. J Ethnopharmacol; 1992