6 Gejala Penyakit Diare dan Perawatannya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Diare adalah penyakit yang sangat sering terjadi pada semua kalangan. Walaupun penyakit sering mengenai seseorang, diare bisa menjadi salah satu penyebab kematian anak-anak di seluruh dunia. Menurut WHO, diare bertanggung jawab atas kasus kematian sebanyak 525.000 anak setiap tahun. Diare telah menjadi penyebab utama kedua kematian pada anak di bawah lima tahun. [1]

Diare itu sendiri adalah kondisi abnormal pada bagian perut dengan ditandai salah satunya buang air besar (BAB) dengan konsistensi lebih cair atau dengan frekuensi tigak kali atau lebih per hari (atau BAB lebih sering dari biasanya). Ada tiga tipe diare secara klinis [1]:

  • Diare berair akut: berlangsung beberapa jam atau hari, termasuk kolera.
  • Diare berdarah akut: biasa juga disebut dengan disentri.
  • Diare persisten: berlangsung selama 14 hari atau lebih.

Diare biasanya suatu gejala infeksi yang pada saluran usus, yang dapat disebabkan oleh berbagai organisme patogen seperti bakteri, virus, dan parasit. Infeksi menyebar melalui makanan atau air minum yang terkontaminasi, atau dari orang ke orang karena kurangnya kebersihan. Di dunia, 780 juta orang tidak memiliki akses ke air minum yang lebih layak dan 2,5 miliar orang tidak memiliki sanitasi yang baik[1].

Oleh karena itu, infeksi yang menyebabkan diare tersebar luas di seluruh negara berkembang. Anak-anak juga banyak yang terkena efek diare ini. Di negara-negara yang memiliki pendapatan rendah, anak-anak sering mengalami diare sehingga kehilangan nutrisi yang diperlukan. Hal tersebut menyebabkan anak-anak kekurangan gizi atau gizi buruk. [1]

Diare bisa disebabkan oleh banyak hal. Faktor yang menjadi penyebab diare adalah gejala infeksi yang disebabkan oleh sejumlah organisme patogen yaitu bakteri, virus dan parasit. Rotavirus dan Escherichia coli, Salmonella adalah agen yang paling umum menyebabkan diare sedang hingga berat. [1,2, 3,4].

Anak-anak yang meninggal karena diare sering menderita malnutrisi sehingga mereka menjadi lebih rentan terhadap diare. Setelah terjadi diare, mereka akan memliki gizi yang lebih buruk. Diare merupakan penyebab utama malnutrisi pada anak di bawah lima tahun. [1,5]

Penyakit diare dapat menyebab dari orang ke orang, dan dapat diperburuk dengan kebersihan yang buruk. Makanan adalah penyebab utama diare lainnya, jika disimpan dan disiapkan dalam kondisi yang tidak bersih. Sumber air juga banyak yang sudah terkontaminasi dan merupakan faktor yang penting. Ikan dan makanan laut juga akan memperburuk diare jika didapat dari air yang tercemar. [1,3,4]  

Diare dari gejalanya bisa dibedakan menjadi diare yang terdapat peradangan dan diare tanpa peradangan. Umumnya yang tanpa peradangan tidak disebabkan oleh bakteri, melainkan virus. Sedangkan peradangan disebabkan oleh bakteri dan parasite lainnya. Namun hal tersebur tidak selalu seperti itu. Gejalanya pun hamper mirip antara kedua jenis diare tersebut. [3,6] Gejala-gejala apa saja yang terjadi jika terjadi diare:

1. BAB yang tidak normal

Pada penyakit diare, penderita diare akan mengalami BAB dengan tekstur atau konsistesi feses yang lebih cair dari biasanya. Jika, masih seperti bentuk biasanya maka tidak bisa disebut diare. Selain itu, frekuensi BAB akan lebih sering. WHO mengatakan, bisa dikatakan diare jika BAB dalam sehari dilakukan 3 kali atau melebihi dari waktu biasanya. [1,2]

2. Demam

Demam pada penderita diare biasanya disebabkan oleh adanya infeksi bakteri, virus atau patogen lainnya yang menyebabkan peradangan pada bagian perut. Umumnya, terdapat infeksi bakteri, biasanya Salmonella. [1,2,3,4]

3. Nyeri pada perut

Pada diare yang disebabkan oleh bakteri, biasanya akan mengganggu kemampuan dari mukosa, sehingga akan banyak yang menyerang dan destruksi jaringan di bagian abdominal atau perut. Maka, penderita akan merasakan nyeri.[2]

4. Darah pada feses/tinja

Tinja yang berdarah biasa juga disebut dengan disentri, mengindikasikan adanya kerusakan pada dinding usus oleh bakteri. Darah pada tinja disebabkan oleh bakteri bukan virus.[2]

5. Tenesmus

Untuk diare yang terdapat peradangan gejala lainnya adalah tenesmus. Tenesmus adalah adanya perasaan untuk selalu buang air besar dan merasa tidak nyaman. [3]

6. Mual, muntah dan kram perut.

Mual, muntah, dan kram pada perut umumnya terjadi pada diare dengan jenis tanpa inflamasi, yang biasanya disebabkan oleh virus atau adanya keracunan makanan. [3]

Akibat yang paling berat yang dapat ditimbulkan oleh diare adalah adanya dehidrasi. Selama diare berlangsung, air dan elektrolit (natrium, klorida, kalium dan bikabornat) akan hilang melalui tinja cair, muntah, keringat, urin, dan ketika bernapas. Dehidrasi akan terjadi jika kehilangan cairan tersebut tidak digantikan. [1,2] Oleh karena itu, penderita harus dievaluasi apakah terdapat tanda-tanda dehidrasi, diantaranya adalah penurunan output urin, merasa haus, pusing, mata cekung, kelesuan atau tidak sadar. [1,2]

Perawatan dan pencegahan penyakit diare

Salah satu hal pertama yang harus dilakukan jika terkena diare adalah rehidrasi tubuh sendiri. Rehidrasi disini maksudnya adalah mengembalikan cairan yang sudah terbuang banyak melalui tinja cair dengan cara meminum air putih yang banyak. Setelah itu baru dilakukan observasi cairan elektrolit lainnya. Jika memang masih kekurangan cairan dapat diberikan cairan oralit (campuran air, garam dan gula). [1,2]

Suplemen zink dapat mengurangi duarsi dari diare sebanyak 25% dan dapat dikaitkan dengan penguranan 30% volume tinja. Selain itu, dapat juga mengkonsumsi makanan yang kaya nutrisi agar tidak kekurangan nutrisi. Jika terjadi kepada bayi, tetapi berikan ASI. Jika memang diare terus berlanjut dan makin berat segera hubungi dokter atau praktisi kesehatan, kemungkinan akan diberikan infus elektrolit jika terdapat dehidrasi berat. [1]

Jika memang diare diakibatkan infeksi bakter, umumnya akan diberikan antibiotik dan obat lainnya seperti loperamide, attapulgit dan simethicone. Pemberian obat tersebut harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter. [3]. Pencegahan yang paling mudah adalah dengan selalu menjaga kebersihan, cuci tangan pake sabun, dan selalu mengkonsumsi makanan dan minuman yang bersih dan bergizi. [1,2,3]

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment