Kehamilan & Parenting

Sering Menangis Saat Hamil – Penyebab dan Cara Mengatasi

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Dalam kondisi hamil, seorang wanita dapat mengalami berbagai kondisi yang sebelumnya mungkin belum pernah terjadi.

Selain perubahan fisik, beberapa wanita hamil juga menjadi lebih sering dan mudah menangis [1,2,3,4].

Perubahan secara emosional ikut cukup menguras tenaga; kenali apa saja kemungkinan penyebabnya dan bagaimana mengatasi hal tersebut.

1. Perubahan Hormon

Banyak wanita yang sebenarnya sebelum hamil tergolong jarang menangis [2].

Namun, saat hamil mereka justru lebih sering dan mudah menangis yang menunjukkan adanya perubahan secara emosional [2].

Ketika kehamilan memasuki trimester pertama, perubahan emosional ini disebabkan oleh perubahan hormon [1,2,4].

Kadar hormon progesteron dan estrogen di dalam tubuh wanita yang sedang hamil pasti meningkat [1,2,4].

Karena peningkatan kadar yang cukup signifikan, gangguan suasana hati yang disebut dengan mood swings akan dialami ibu hamil [1,2,5].

Tidak hanya sering merasa sedih, ibu hamil saat terjadi perubahan hormon juga menjadi lebih mudah tersinggung atau marah [1,2,5].

Perubahan dari rasa takut, cemas atau sedih ke rasa bahagia bisa cukup drastis dan bersifat ekstrem [1,2,5].

Kesedihan atau kekhawatiran yang timbul bisa berkaitan dengan kandungan maupun hal lainnya [2].

2. Peningkatan Rasa Cemas

Tingkat kecemasan para ibu hamil yang kandungannya memasuki trimester kedua hingga ketiga dapat semakin tinggi [1,2].

Perubahan hormon masih menjadi alasan utama dari mudah timbulnya rasa cemas ini [1,2].

Ketika kecemasan seolah sulit dikendalikan, biasanya ibu hamil menjadi lebih mudah stres dan melepaskannya dengan menangis [1,2,6].

Frustrasi yang menumpuk selama kehamilan juga dapat memicu ibu hamil untuk lebih sering menangis [2].

Ketakutan akan proses persalinan, biaya persalinan, tanggung jawab yang akan diemban setelah melahirkan, hingga masalah-masalah lain akan cukup menyita pikiran ibu hamil [6].

Kepanikan seperti ini jika tidak segera coba dikendalikan maka dapat berdampak pada emosi yang berlebihan dan berakhir dengan menangis [2,6].

3. Depresi

Ibu hamil sering menangis juga dapat menjadi pertanda depresi yang perlu diwaspadai dan dikonsultasikan dengan dokter kandungan maupun psikolog/psikiater [1,2].

Konsultasi dan penanganan secepatnya diperlukan sebab depresi pada dasarnya mampu memengaruhi kondisi anak saat lahir [1,2,7,8].

Sebuah hasil studi tahun 2016 menunjukkan bahwa depresi dan kecemasan berlebih meningkatkan risiko anak lahir prematur atau lahir dengan berat badan rendah [7].

Gangguan kesehatan mental juga dibuktikan mampu meningkatkan risiko kelahiran prematur oleh sebuah hasil tinjauan ilmiah tahun 2015 [8].

Selain sering dilanda kesedihan dan sering menangis, tanda lain yang ibu hamil bisa alami dan perlu penanganan segera adalah [2] :

  • Malas atau enggan bergerak dan beraktivitas normal.
  • Tidak mau makan karena kehilangan selera.
  • Tidak lagi memedulikan diri sendiri maupun janin di dalam kandungan, terutama dalam hal kesehatan.

Cara Mengatasi Sering Menangis Saat Hamil

Ketika sering menangis berkaitan dengan perubahan hormon tidak menentu, berikut ini adalah beberapa cara yang sebaiknya coba dilakukan untuk merasa jauh lebih baik [1,2].

  • Mengobrol dengan Ibu Hamil Lainnya

Berbagi cerita maupun keluh-kesah seputar kehamilan dengan sesama ibu hamil dapat sedikit melegakan bagi beberapa ibu hamil [1,2].

Penting untuk ibu hamil merasa bahwa ia tidak sendirian dan ada beberapa wanita lain yang mengalami pengalaman dan kekhawatiran yang hampir serupa [1,2].

Tidak perlu harus bertemu muka, sebab kini telah banyak komunitas ibu hamil secara daring yang menjadi wadah bagi para ibu hamil untuk saling berbagi dan mendukung secara emosional [1,2].

  • Tidak Perlu Merasa Kewalahan

Saat semua dipikirkan dan dikerjakan sendiri, ibu hamil akan merasa stres dan mudah frustrasi sehingga sering menangis [1,2].

Hindari merasa kewalahan dengan menerima bantuan dari orang-orang terdekat, baik pasangan, anggota keluarga, maupun teman [1,2].

Jika tidak ada yang menawarkan bantuan, maka tidak ada salahnya meminta bantuan kepada mereka [1,2].

  • Bergerak Aktif

Menuruti keinginan dan perasaan diri sendiri untuk semakin berdiam dapat membuat suasana hati sama saja atau bahkan bisa lebih buruk [1,2].

Pilih untuk mulai bergerak aktif dengan bertanya kepada dokter mengenai aktivitas fisik apa yang paling aman bagi ibu hamil [1,2].

Pilih olahraga ringan namun dapat berpengaruh positif terhadap energi tubuh maupun suasana hati dan kesehatan mental [1,2].

  • Istirahat dan Tidur Cukup

Ibu hamil memerlukan istirahat yang cukup agar stres tidak semakin buruk [1,2].

Kualitas tidur terbaik dapat dicapai dengan tidur selama 7-9 jam untuk mengurangi atau mengendalikan stres [1,2].

Jika mengalami kesulitan tidur dan kesulitan dalam mengatasinya, segera konsultasikan ke dokter [1,2].

Kapan sebaiknya ibu hamil memeriksakan diri ke dokter/psikolog/psikiater?

Apabila ibu hamil mengalami beberapa tanda lain selain sering menangis seperti di bawah ini, sudah saatnya untuk ke dokter atau langsung berkonsultasi dengan psikolog maupun psikiater [2].

  • Tidur terlalu sebentar atau berlebihan
  • Setiap hari atau bahkan setiap saat diliputi rasa bersalah
  • Timbul perasaan tidak berharga
  • Kehilangan nafsu makan yang cukup berkepanjangan
  • Penurunan daya konsentrasi
  • Kehilangan ketertarikan terhadap hal-hal yang semula sangat disukai atau diminati
  • Timbul pikiran untuk menyakiti diri sendiri hingga keinginan mengakhiri hidup

Seringkali gejala-gejala semacam ini akan timbul dan hilang dengan sendirinya setelah beberapa saat [2].

Namun ketika merasa bahwa tanda-tanda tersebut bertahan selama kurang lebih 2 minggu atau lebih, maka temui dokter secepatnya agar kondisi kesehatan ibu dan janin tetap terjaga baik [2].

1. Dr. Richa Hatila Singh, MS & Dr. Ritika Shah, BDS, CLC. Crying During Pregnancy: Causes And Effects On Unborn Baby. Mom Junction; 2022.
2. Valinda Riggins Nwadike, MD, MPH & Valencia Higuera. Does Pregnancy Have You Crying Like a Baby? Here’s Why and What You Can Do. Healthline; 2019.
3. Patricia Kinser, PhD, WHNP-BC, RN & Saba Masho, MD, MPH, DrPH. “I just start crying for no reason”: The experience of stress and depression in pregnant urban African American adolescents and their perception of yoga as a management strategy. Womens Health Issues; 2016.
4. NCT Pregnancy & Baby Guide. Emotions during pregnancy. NCT Pregnancy & Baby Guide; 2022.
5. American Pregnancy Association. Mood Swings During Pregnancy. American Pregnancy Association; 2022.
6. March of Dimes. Stress and pregnancy. March of Dimes; 2019.
7. Shwu-Ru Liou, Panchalli Wang, & Ching-Yu Cheng. Effects of prenatal maternal mental distress on birth outcomes. Women and Birth; 2016.
8. Aleksandra Staneva, Fiona Bogossian, Margo Pritchard & Anja Wittkowski. The effects of maternal depression, anxiety, and perceived stress during pregnancy on preterm birth: A systematic review. Women and Birth; 2015.

Share