Sindrom Reye merupakan sindrom yang tergolong langka di mana kurang dari 2 kasus dilaporkan setiap tahun sejak 1994. [6]
Jumlah kasus sindrom Reye pada setiap negara bervariasi. Di Amerika Serikat (AS) saat ini dilaporkan sekitar <0,03-1 kasus per 100.000 orang yang berusia di bawah 18 tahun. [6]
Sementara di Indonesia sendiri, saat ini belum ada data yang dapat mengungkapkan kasus sindrom Reye secara nasional.
Daftar isi
Sindrom Reye adalah kelainan yang dapat menyebabkan kerusakan serius pada seluruh organ tubuh, terutama pada otak dan hati. [1, 2, 3, 4]
Kondisi ini dapat terjadi pada siapapun dari segala usia, tetapi paling umum anak-anak dan remaja yang berusia di bawah 20 tahun. [4]
Menurut CDC (Center for Disease Control and Prevention), sindrom Reye diklasifikasikan menjadi stadium 0 – 6. Berikut adalah penjelasannya: [5]
Berikut adalah fakta-afakta menarik mengenai Sindrom Reye yang perlu Anda ketahui: [1, 2, 3, 4]
Penyebab sindrom Reye hingga kini belum dapat diketahui secara pasti, meskipun beberapa faktor telah diketahui berperan terhadap terjadinya kondisi ini. [4]
Salah satu faktor yang bisa memicu sindrom Reye adalah aspirin. Obat yang biasa digunakan untuk mengobati penyakit atau infeksi virus, terutama flu (influenza) dan cacar air pada anak-anak dan remaja.
Pada orang yang menderita sindrom Reye, mengalami kerusakan pada mitokondria.
Struktur kecil di dalam sel ini berperan memberikan energi pada sel yang sangat penting untuk menjaga hati tetap sehat.
Jika hati kehilangan suplai energi, maka dapat menyebabkan penumpukan bahan kimia beracun dalam darah, yang bisa merusak seluruh tubuh dan menyebabkan otak membengkak. [4]
Apasajakah faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda terkena sindrom Reye?
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko munculnya sindrom Reye, yaitu: [2, 3]
Aspirin telah diketahui menjadi salah satu faktor yang bisa meningkatkan risiko Anda mengalami sindrom Reye. Aspirin digunakan dalam berbagai jenis obat dan dijual bebas dipasaran.
Banyak orang yang menggunakan aspirin untuk mengobati demam atau tanda-tanda penyakit virus, seperti flu atau cacar air.
Meskipun aspirin disetujui untuk digunakan pada anak-anak yang berusia lebih dari 3 tahun, anak-anak dan remaja yang sembuh dari cacar air atau gejala-gejala mirip flu seharusnya tidak boleh diberikan aspirin.
Jika mereka demam atau nyeri, sebaiknya Anda memberikan obat demam dan nyeri tanpa resep untuk bayi atau anak-anak Anda seperti acetaminophen atau ibuprofen karena obat ini dikenal lebih aman daripada aspirin. Bicaralah dengan dokter atau apoteker Anda sebelum Anda meminum obat-obatan tersebut.
Cacar air merupakan penyakit infeksi virus yang sangat menular dan biasanya berlangsung sekitar 5 hingga 10 hari. Penyakit ini ditandai dengan ruam yang berubah menjadi lepuh berisi cairan.
Cacar air pada dasarnya adalah penyakit yang bisa disembuhkan, tetapi kondisi ini bisa sangat berbahaya bagi siapa pun yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah.
Misalnya saja, orang yang baru pulih dari cacar air, mereka akan berisiko tinggi terkena sindrom Reye dan tidak boleh menggunakan aspirin sebagai pengobatan.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, aspirin tidak boleh digunakan untuk mengobati flu atau influenza pada anak-anak dan remaja.
Anak-anak yang berusia di bawah 6 tahun tidak boleh dirawat dengan obat bebas, dan harus berkonsultasi dengan dokter.
Gejala-gejala sindrom Reye muncul dengan cepat. Biasanya gejala sindrom ini muncul sekitar tiga hingga lima hari setelah timbulnya infeksi virus, seperti flu (influenza) atau cacar air, atau infeksi saluran pernapasan atas, seperti pilek. [1, 2, 4]
Tanda dan Gejala Awal
Pada anak-anak di bawah usia 2 tahun, sindrom Reye diawali dengan tanda dan gejala yang meliputi:
Sedangkan pada remaja dan dewasa, tanda dan gejala awal meliputi:
Tanda dan Gejala Tambahan
Saat kondisi tersebut berlanjut, gejalanya dapat menjadi lebih serius, seperti: [1, 2, 4]
Tanda dan gejala ini memerlukan perawatan darurat.
Kapan Anda harus periksa ke dokter?
Pengobatan dan diagnosis dini sindrom Reye sangat penting guna menyelamatkan nyawa anak Anda. Jika Anda curiga bahwa anak Anda menderita sindrom Reye, penting segera menghubungi dokter Anda.
Anak Anda harus mendapatkan pertolongan medis darurat jika mengalami: [2]
Segera hubungi dokter jika anak Anda mengalami hal-hal berikut setelah ia terkena flu atau cacar air: [2]
Tidak ada tes khusus untuk sindrom Reye, karena gejalanya dapat mirip dengan kondisi kesehatan lainnya. Sebelum mendiagnosis sindrom Reye dokter perlu menyingkirkan kemungkinan terjadinya kondisi lain seperti: [4]
Diagnosis sindrom Reye biasanya dimulai dengan tes darah dan urin serta pengujian untuk gangguan oksidasi asam lemak dan gangguan metabolisme lainnya.
Terkadang tes diagnostik yang lebih invasif diperlukan untuk mengevaluasi kemungkinan penyebab masalah hati lainnya dan menyelidiki kelainan neurologis. Tes diagnosis lainnya meliputi: [2]
Melalui tes ini dokter dapat mengidentifikasi atau menyingkirkan kemungkinan penyakit lain dengan tanda dan gejala yang serupa, seperti meningitis atau ensefalitis.
Tes dilakukan dengan memasukkan jarum melalui punggung bawah ke dalam ruang di bawah ujung sumsum tulang belakang. Sampel cairan kemudian diambil dan dibawa di laboratorium untuk dianalisis. [2]
Biopsi hati merupakan tes diagnostik untuk mengidentifikasi kondisi lain yang dapat menyebabkan gangguan hati.
Pada tes ini, jarum dimasukkan melalui kulit di sisi kanan atas perut dan ke dalam hati. Kemudian sampel jaringan hati diambil dan dibawa ke laboratorium untuk dianalisis.
CT scan atau MRI digunakan oleh dokter untuk mengidentifikasi atau menyingkirkan kemungkinan penyebab lain dari perubahan perilaku atau penurunan kewaspadaan.
CT scan menggunakan mesin X-ray yang terhubung ke komputer untuk menghasilkan gambar otak. Sementara MRI menggunakan medan magnet dan gelombang radio untuk menghasilkan gambar otak. [2]
Tes ini bertujuan untuk melihat apabila terdapat gangguan oksidasi asam lemak atau gangguan metabolisme. [2]
Biopsi kulit dilakukan oleh dokter dengan mengambil sampel kulit untuk dianalisis di laboratorium.
Berkat kemajuan dalam diagnosis dan pengobatan saat ini, sebagian besar anak-anak dan remaja yang menderita sindrom Reye dapat bertahan hidup. Meskipun, bagi beberapa orang bisa mengalami kerusakan otak permanen akibat sindrom ini. [4]
Masalah jangka panjang yang terkait dengan sindrom Reye misalnya: [4]
Apabila hasil tes diagnosis menunjukkan bahwa anak Anda mengidap sindrom Reye, maka ia harus segera dirawat di unit perawatan intensif/ICU.
Pengobatan bisa membantu mengurangi gejala yang dialami anak Anda, melancarkan sirkulasi darah dan pernapasan, sekaligus melindungi otak terhadap kerusakan permanen yang disebabkan oleh pembengkakan.
Berikut ini adalah obat yang sering digunakan untuk mengobati sindrom Reye: [1, 4]
Ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mencegah terjadinya sindrom Reye, seperti: [2]
Sebelum memberikan aspirin Anda bisa meminta saran kepada dokter atau apoteker Anda. Anak-anak dan remaja yang sembuh dari cacar air atau gejala-gejala serupa flu tidak disarankan untuk mengkonsumsi aspirin.
Produk obat bebas dan obat herbal alternatif dapat mengandung aspirin. Terkadang aspirin juga dinamai dengan nama produk lain, seperti: Asam asetilsalisilat, Asetilsalisilat, Asam salisilat, Salisilat dan garam salisilat.
Jika anak terkena demam dan nyeri Anda bisa memberikan obat alternatif yang lebih aman seperti acetaminophen atau ibuprofen.
Vaksin ini termasuk dua dosis vaksin varicella (cacar air) dan vaksin flu tahunan. Dengan menghindari kedua penyakit virus tersebut dapat membantu mencegah terjadinya sindrom Reye.
1. Elaine K. Luo, M.D. Tom Seymour. Reye's syndrome; What to know. medicalnewstoday; 2017
2. Anonim. Reye's syndrome. Mayo Clinic; 2018
3. Melanie Santos, Cindie Slightham. Reye's syndrome. Healthline; 2016
4. Anonim. Reye's syndrome. Nhs; 2020
5. Debra L Weiner, MD, PhD Attending Physician, Division of Emergency Medicine, Children's Hospital, Boston; Assistant Professor, Department of Pediatrics, Harvard Medical School. Reye Syndrome Clinical Presentation. Medscape; 2018
6. Jennifer Chapman; Justin K. Arnold. Reye Syndrome. StatPearls Publishing LLC; 2020