Penyakit & Kelainan

Striktur Ureter: Penyebab – Gejala dan Cara Mengobati

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Apa itu Striktur Ureter?

Striktur ureter adalah kondisi medis yang terjadi ketika jaringan parut menyebabkan penyempitan ureter, sehingga aliran urin terhambat. [1, 2, 3, 4, 5]

Ureter adalah saluran yang membawa urin dari kandung kemih keluar dari tubuh. [1, 2, 3, 4, 5]

Kondisi ini secara signifikan lebih sering terjadi pada pria dibandingkan dengan wanita. [4]

Tinjauan
Striktur ureter adalah kondisi dimana jaringan  parut menyebabkan penyempitan ureter, biasanya kondisi ini dialami oleh pria.

Fakta Striktur Ureter

Berikut ini adalah fakta-fakta tentang striktur ureter: [1, 4, 5]

  • Penyakit striktur ureter jauh lebih sering terjadi pada pria daripada wanita.
  • Tes diagnostik dapat digunakan dokter untuk menentukan jenis striktur yang dimiliki pria.
  • Striktur ureter dapat kambuh kembali, bahkan setelah perawatan. Jika hal tersebut terjadi, Anda memerlukan intervensi bedah lanjutan.
  • Striktur ureter dapat menyebabkan berbagai masalah medis di saluran kemih, seperti peradangan atau infeksi.
  • Tanda yang paling jelas dari striktur uretra adalah melemahnya sistem saluran kemih.
  • Di negara berkembang 36 % striktur ureter disebabkan oleh trauma.
  • Pembedahan adalah pengobatan yang direkomendasikan untuk pasien dengan gejala striktur ureter.
  • Prognosis untuk striktur ureter biasanya baik.

Jenis Striktur Ureter

Striktur ureter dibagi menjadi 2 jenis berdasarkan tempat terjadinya di ureter pria, yaitu striktur ureter posterior dan anterior. [3, 6]

  • Striktur Ureter Posterior

Ureter posterior panjangnya sekitar 1-2 inci. Ureter posterior merupakan saluran dari pembukaan kandung kemih ke bagian ureter melalui prostat dan otot dasar panggul. Striktur posterior paling sering disebabkan oleh cedera pada panggul, seperti fraktur panggul. [3, 6]

  • Striktur Ureter Anterior

Ureter anterior adalah bagian hilir dari bagian posterior. Panjangnya sekitar 9-10 inci. Penyebab paling umum dari striktur ureter anterior yaitu memiliki riwayat kateterisasi urin, mengalami cedera straddle, atau mengalami trauma langsung pada penis. [3, 6]

Gejala Striktur Ureter

Gejala striktur ureter dapat bervariasi pada setiap orang mulai dari tidak ada gejala sama sekali (asimptomatik) hingga retensi urin (tidak mampu buang air kecil). [4]

Tanda dan gejala striktur ureter meliputi: [1, 2, 3]

  • Aliran urin yang lemah atau pengurangan volume urin.
  • Tidak dapat mengosongkan kandung kemih sepenuhnya.
  • Nyeri dan kesulitan saat buang air kecil.
  • Ketidakmampuan untuk mengontrol buang air kecil (inkontinensia).
  • Infeksi saluran kemih.
  • Adanya darah dalam air mani atau urin.
  • Nyeri di daerah panggul atau perut bagian bawah.
  • Pembengkakan penis atau struktur di sekitarnya.

Tanpa pengobatan, striktur ureter dapat menyebabkan masalah sistem kemih yang parah, seperti infeksi ginjal dan batu ginjal. [3]

Tinjauan
Gejala striktur ureter mulai dari tanpa gejala hingga retensi urin (tidak mampu buang air kecil).

Penyebab Striktur Ureter

Penyebab yang paling umum dari striktur ureter adalah peradangan kronis atau cedera. Cedera ini biasanya jenis cedera straddle. Cedera straddle terjadi akibat jatuh di sepeda atau tertabrak di daerah sekitar selangkangan. [2, 5]

Kondisi ini lebih sering terjadi pada pria daripada wanita. Hal ini dikarenakan ureter pria jauh lebih panjang daripada wanita, sehingga lebih rentan terhadap cedera dan kerusakan yang dapat menyebabkan penyempitan. [2]

Penyebab lain dari striktur ureter meliputi: [2]

  • Patah tulang panggul.
  • Pemasangan kateter.
  • Radiasi.
  • Operasi yang dilakukan pada prostat.
  • Hiperplasia prostat jinak.

Penyebab yang jarang yaitu: [2]

Tinjauan 
Penyebab paling umum dari striktur ureter adalah peradangan kronis atau cedera. Biasanya striktur ureter terjadi pada pria.

Faktor Risiko

Berikut adalah faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena striktur ureter: [2]

  • Seorang pria.
  • Memiliki satu atau lebih penyakit infeksi menular seksual.
  • Memiliki kateter ditubuh (tabung kecil dan fleksibel yang dimasukkan ke dalam tubuh untuk mengalirkan urin dari kandung kemih).
  • Menderita uretritis (pembengkakan dan iritasi pada ureter).
  • Prostat yang membesar.

Komplikasi Striktur Ureter

Komplikasi penyakit striktur ureter antara lain: [7]

  • Sekret ureter.
  • Infeksi saluran kemih.
  • Sistitis (radang kandung kemih).
  • Prostatitis kronis (radang kelenjar prostat) atau epididimitis (radang epididimis, sistem saluran yang menyimpan sperma selama pematangan).
  • Abses di jaringan sekitar ureter.
  • Divertikulum ureter (pembukaan kantong abnormal dari ureter)/kalkulus (garam mineral yang mengeras) fistula uretrokutan (saluran abnormal).
  • Kanker ureter.
  • Batu kandung kemih.

Diagnosis Striktur Ureter

Pertama-tama dokter perlu meninjau gejala dan riwayat medis Anda. Dokter biasanya akan bertanya mengenai apasaja gejala yang Anda alami, kapan gejala tersebut muncul, dan apa riwayat penyakit yang Anda miliki. Hal ini dapat membantu dokter menentukan apakah ada satu atau lebih faktor risiko. [2]

Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan fisik sederhana pada area penis guna mengidentifikasi adanya penyempitan saluran kemih. [2]

Sejumlah tes juga dapat dilakukan untuk menentukan penyebab, lokasi, dan panjang striktur ureter. Tes tersebut meliputi: [1, 2]

Ultrasonografi ureter (ultrasound urethrography) merupakan salah satu tes yang digunakan dalam mengevaluasi striktur ureter. Pada tes ini, ultrasound ditempatkan di sepanjang penis (lingga) untuk menentukan ukuran striktur, tingkat penyempitan, dan panjang striktur. [4]

  • Uretrografi Retrograde

Merupakan tes yang menggunakan sinar-X untuk mengevaluasi striktur ureter. Dalam tes ini, kateter ditempatkan di bagian ujung penis oleh dokter. Kemudian sejumlah kecil (10-20 cc) pewarna kontras dimasukkan ke dalam ureter melalui kateter tersebut. Dokter selanjutnya akan mengawasi perkembangan pewarna menggunakan perangkat sinar-X fluoroskopi. Tes ini dapat membantu dokter menemukan lokasi, panjang striktur, dan adanya kelainan lainnya. [3, 4]

Tes ini berguna untuk memeriksa ureter dan kandung kemih Anda. Tes ini menggunakan tabung kecil yang dilengkapi dengan kamera (cystoscope) yang dimasukkan ke dalam penis. Biasanya tes ini memakan waktu 5 sampai 10 menit. [1, 2, 4, 5]

MRI juga dapat digunakan dalam membantu diagnosis striktur ureter. MRI menggunakan menggunakan medan magnet dan gelombang radio untuk menilai apakah tulang panggul Anda memengaruhi atau dipengaruhi oleh kondisi Anda. [1]

  • CT Scan

Computed tomography scan atau CT scan adalah tes yang menggunakan komputer dan sinar X untuk melihat bagian dalam tubuh Anda. Dengan CT-Scan, dokter dapat secara akurat menentukan ukuran panjang striktur. CT-Scan biasanya jarang digunakan dalam mengevaluasi striktur ureter. Dokter menggunakan CT-Scan apabila pasien memiliki riwayat patah tulang panggul. [4, 8]

Pengobatan Striktur Ureter

Tidak ada obat yang tersedia untuk mengobati striktur. Pengobatan diperlukan hanya jika penyempitan ureter menyebabkan masalah. Jika Anda menjalani perawatan, Anda akan memerlukan pemeriksaan lanjutan yang sering selama setidaknya satu tahun untuk memastikan striktur tidak kambuh dan Anda tetap bebas dari infeksi. [1, 6]

Tanpa pengobatan, striktur ureter dapat menyebabkan masalah terus menerus pada kandung kemih Anda, berkembangnya infeksi pada saluran kemih, dan berisiko mengalami retensi urin (tidak bisa buang air kecil). [6]

Pengobatan Anda akan tergantung pada ukuran penyumbatan dan seberapa banyak jaringan parut yang terlibat. Pilihan pengobatan dapat meliputi: [1, 6]

  • Kateterisasi

Dokter memasukkan tabung kecil (kateter) ke dalam kandung kemih Anda agar urin dapat mengalir. Cara ini biasa dilakukan untuk mengobati penyumbatan urin. Dokter Anda juga dapat merekomendasikan antibiotik untuk mengobati infeksi, jika ada. Kateterisasi sendiri dapat menjadi pilihan pengobatan jika Anda didiagnosis dengan penyempitan singkat. [1]

  • Pelebaran atau Dilatasi

Dokter Anda memasukkan kawat kecil melalui ureter dan ke dalam kandung kemih. Tujuan pelebaran ureter adalah untuk meningkatkan ukuran lubang ureter tanpa melukai lapisan ureter. Prosedur rawat jalan ini dapat menjadi pilihan untuk mengobati striktur ureter berulang. [1, 4, 6]

Kadang-kadang, dokter dapat memberikan instruksi kepada pasien dan peralatan dilatasi (seperti dilator, gel pelumas, dan gel anestesi) untuk melakukan dilatasi ureter di rumah sesuai kebutuhan. Efek samping dari pengobatan ini ialah perdarahan dan infeksi. [1, 4, 6]

  • Uretroplasti

Tes ini melibatkan pengangkatan jaringan untuk menghilangkan bagian ureter yang menyempit atau memperbesarnya. Prosedur ini mungkin juga melibatkan rekonstruksi jaringan di sekitarnya. [1]

Jaringan dari bagian tubuh lain, seperti kulit atau mulut, dapat digunakan sebagai cangkok selama rekonstruksi. Tingkat kekambuhan striktur ureter setelah uretroplasti rendah. [1]

Dokter dapat merekomendasikan berbagai jenis uretroplasti tergantung pada lokasi dan luasnya striktur. Umumnya dokter lebih mengutamakan uretroplasti untuk mengobati striktur ureter daripada perawatan bedah lainnya. [4]

  • Uretrotomi Endoskopi

Pada pengobatan ini dokter Anda memasukkan alat optik tipis (cystoscope) ke dalam ureter Anda, kemudian memasukkan instrumen melalui cystoscope untuk menghilangkan striktur atau menguapkannya dengan laser. Kelebihan perawatan ini yaitu proses pemulihan jauh lebih cepat, risiko jaringan parut dan infeksi yang lebih kecil, meskipun kekambuhan dapat terjadi. [1]

  • Pemasangan Stent atau Kateter Permanen

Jika Anda memiliki striktur yang parah dan memilih untuk tidak menjalani operasi, Anda dapat memilih tabung buatan permanen (stent) untuk menjaga ureter tetap terbuka, atau kateter permanen untuk mengalirkan kandung kemih. [1]

Namun, prosedur ini memiliki beberapa kelemahan, yaitu berpotensi mengalami iritasi kandung kemih, ketidaknyamanan dan infeksi saluran kemih. Pengobatan ini juga membutuhkan pemantauan ketat. Stent ureter seringkali menjadi pilihan pengobatan terakhir dan jarang digunakan. [1]

Cara Mencegah Striktur Ureter

Secara umum, striktur ureter tidak dapat dicegah karena penyebab biasanya karena cedera, trauma, instrumentasi, atau kondisi medis yang tidak dapat dicegah. Dalam kasus yang jarang terjadi, striktur ureter dapat disebabkan oleh infeksi menular seksual seperti gonore atau klamidia. Pada kasus tersebut striktur ureter bisa dicegah dengan cara sebagai berikut: [3, 5, 6]

  • Jika Anda harus melakukan kateterisasi sendiri (memasukkan kateter sendiri untuk menghilangkan urin), gunakan jeli pelumas dan kateter sekecil mungkin untuk jangka waktu sesingkat mungkin.
  • Gunakan kondom selama aktivitas seksual untuk membantu mencegah penularan klamidia atau gonore.
  • Hindari melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang terinfeksi.
  • Lakukan tes IMS atau infeksi menular seksual secara teratur, seperti gonore dan klamidia, dan cari pengobatan yang tepat.

Bagaimana Prospek Jangka Panjang Striktur Ureter?

Sebagian besar penderita striktur ureter membaik setelah perawatan. Namun, kondisi kambuh kembali, sehingga Anda perlu melakukan pemeriksaan lanjutan yang sering selama setidaknya satu tahun untuk memastikan striktur tidak kambuh dan Anda bebas dari infeksi..  [1, 5]

Dalam beberapa kasus, striktur dapat berpotensi menyebabkan kondisi yang lebih serius yaitu retensi urin, ketidakmampuan untuk buang air kecil karena penyumbatan total di ureter. Jika Anda mengalaminya, maka Anda harus segera menghubungi dokter Anda. [2]

1) Anonim. Urethral stricture. Mayo Clinic; 2020.
2) Krista O'Connell. Urethral Stricture. HealthLine; 2017.
3) Stacy Sampson, D.O. dan Rachel Nall, MSN, CRNA. Urethral stricture: Everything you need to know. Medical News Today; 2019.
4) Pamela I. Ellsworth, MD dan Charles Patrick Davis, MD, Ph.D. Urethral stricture. MedicineNet; 2019.
5) Anonim. Urethral stricture. Cleveland Clinic; 2019.
6) Anonim. Urethral Stricture Disease. Urology Care Foundation; 2021.
7) Anonim. Urethral Stricture. Washington University School of Medicine; 2021.
8) Lujie Song, Minkai Xie, Yuanyuan Zhang, dan Yuemin Xu. Imaging techniques for the diagnosis of male traumatic urethral strictures. National Library of Medicine; 2013.

Share