Fluoroskopi: Fungsi, Prosedur dan Risikonya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Fungsi Fluoroskopi

Fluoroskopi merupakan jenis rontgen yang menunjukkan organ, jaringan, atau struktur internal lainnya bergerak secara langsung (real time). Hasil rontgen pada umumnya berbentuk foto, sementara hasil fluoroskopi gambar bersekuel menyerupai video.

Fluoroskopi dapat menampilkan keadaan sistem kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah), pencernaan, dan reproduksi. Oleh karena itu, tindakan medis ini dapat berfungsi untuk mengevaluasi dan mendiagnosis berbagai macam kondisi pembuluh darah, tulang, persendian, dan sistem pencernaan, saluran kemih, pernapasan, dan reproduksi.[1,2]

Tindakan Medis yang Menggunakan Fluoroskopi

Dokter akan merekomendasikan fluoroskopi jika pasien membutuhkan prosedur medis tertentu yang memerlukan pencitraan atau ingin memeriksa fungsi organ tertentu, sistem, atau bagian internal lain.[1]

Tindakan medis ini dapat berdiri sendiri atau digabung dengan prosedur lain. Adapun prosedur umum yang menggunakan fluoroskopi adalah:[2]

  • Arthrogram, pada prosedur ini fluoroskopi menunjukkan struktur sendi termasuk tendon, ligamen, dan tulang rawan. Tindakan ini mendiagnosis kondisi sendi seperti radang sendi dan cedera.
  • Barium swallow, pada prosedur ini fluoroskopi menunjukkan struktur dan fungsi kerongkongan. Fungsi prosedur adalah untuk mendiagnosis penyempitan atau tumor kerongkongan, dan gejala pencernaan seperti bersendawa, muntah, regurgitasi, dan masalah menelan.
  • Kateterisasi jantung, pada prosedur ini fluoroskopi memperlihatkan gambar jantung dan arteri koroner Anda. Fungsi prosedur adalah untuk mendiagnosis dan mengobati penyakit arteri koroner dan kondisi jantung lainnya.
  • Histerosalpingogram, pada prodesur ini fluoroskopi menunjukkan bentuk rahim dan saluran tuba, serta penyumbatan saluran tuba. Fungsinya adalah untuk mendiagnosis penyebab infertilitas.
  • Intravenous pyelogram (IVP), fluoroskopi dapat menunjukkan struktur dan fungsi ginjal, ureter, dan kandung kemih. Fungsinya adalah untuk mendiagnosis batu ginjal, infeksi ginjal, penyakit ginjal polikistik, dan kelainan ginjal.
  • Lower gastrointestinal (GI) series (barium enema), fluoroskopi dapat menunjukkan struktur kolon (usus besar). Fungsinya adalah untuk mendiagnosis polip, divertikula, kanker, bisul dan peradangan.
  • Prosedur ortopedi menggunakan fluoroskopi untuk memandu operasi ortopedi, penataan kembali tulang yang tepat, injeksi sendi, aspirasi sendi, dan perkutan vertebroplasti (prosedur invasif minimal untuk mengobati patah tulang kompresi vertebra).
  • Upper gastrointestinal (GI) series, fluoroskopi dapat menunjukkan struktur esofagus, lambung, dan sebagian usus kecil. Tindakan ini mencakup semua usus kecil dan awal usus besar (usus besar). Tes ini berfungsi untuk mendiagnosis ulkus, massa, penyempitan saluran pencernaan, divertikula, dan varises esofagus.
  • Voiding cystourethrogram (VCUG), fluoroskopi dapat menunjukkan ukuran, bentuk, dan kapasitas kandung kemih dan uretra. Ini mendiagnosis refluks urin, cacat lahir, dan penyebab infeksi kandung kemih yang sering dan kesulitan mengosongkan kandung kemih.

Persiapan Fluoroskopi

Terdapat beberapa persiapan yang perlu dilakukan oleh pasien, seperti:[2,3]

  • Memberitahu dokter mengenai semua riwayat penyakit serta obat-obatan, vitamin, atau suplemen yang sedang dikonsumsi.
  • Jika pasien menjalani prosedur barium enema, maka pasien diwajibkan mengikuti instruksi untuk membersihkan kotoran dari usus besar sebelum prosedur. Tindakan ini memungkinkan dokter mendapatkan hasil yang paling akurat.
  • Berganti pakaian dengan gaun khusus pasien dan menanggalkan semua perhiasan.
  • Mengikuti instruksi khusus mengenai makanan dan minuman yang boleh dikonsumsi.
  • Memberi tahu dokter jika ada kemungkinan kehamilan atau jika pasien sedang menyusui.

Prosedur Fluoroskopi

Teknik fluoroskopi bervariasi tergantung pada prosedur tertentu. Namun, secara umum rangkaian prosedur fluoroskopi adalah sebagai berikut:[2]

  • Pasien akan berganti pakaian menggunakan gaun khusus pasien
  • Kemudian dokter akan meminta pasien untuk berbaring dia tas meja prosedur. Pasien mungkin perlu mengubah posisi atau menahan napas untuk beberapa saat selama fluoroskopi.
  • Dokter akan memasukan zat kontras melalui infus, dubur, atau oral (diminum). Pada prosedur kateter, seperti kateterisasi jantung, dokter akan menyuntikkan zat kontras melalui kateter.
  • Anak-anak dan orang dewasa yang cemas mungkin diberi obat penenang ringan untuk membantu mereka rileks dan tetap diam.
  • Pemindai sinar-X khusus akan mengambil gambar dari area tubuh tertentu dan menampilkan gambar secara instan di layar video. Proses ini tidak menyakitkan.
  • Selanjutnya dokter akan menyelesaikan prosedur lain sesuai kebutuhan. Misalnya, pada kateterisasi jantung mungkin dokter memerlukan tindakan angioplasti untuk membuka arteri koroner yang tersumbat.
  • Setelah selesai, pasien dapat pulang pada hari yang sama atau tinggal di rumah sakit untuk observasi dan perawatan lebih lanjut sesuai kebutuhan.

Jenis perawatan yang diperlukan setelah prosedur akan bergantung pada jenis fluoroskopi yang dilakukan.

Prosedur tertentu, seperti kateterisasi jantung, kemungkinan akan memerlukan masa pemulihan beberapa jam dengan keterbatasan gerak kaki atau lengan tempat kateter jantung dimasukkan. [3]

Prosedur lain mungkin membutuhkan lebih sedikit waktu untuk pemulihan.[3]

Risiko Fluoroskopi

Fluoroskopi memiliki risiko seperti halnya dengan prosedur pencitraan lainnya, seperti dosis radiasi yang diterima pasien.

Meskipun dosis radiasi bervariasi tergantung pada prosedur individu, namun fluoroskopi dapat menghasilkan dosis radiasi yang relatif tinggi, terutama untuk prosedur intervensi yang kompleks (seperti memasang perangkat lain di dalam tubuh) yang memerlukan fluoroskopi untuk jangka waktu yang lama.[4]

Adapun risiko radiasi yang terkait dengan fluoroskopi meliputi:[4,3]

  • Luka akibat radiasi pada kulit dan jaringan di bawahnya yang terjadi segera setelah pemaparan.
  • Kanker yang diinduksi radiasi, yang mungkin terjadi beberapa waktu kemudian.
  • Janin yang lahir cacat, maka dari itu penting memastikan bahwa pasien tidak sedang hamil.

Selain itu, zat kontras yang digunakan dalam prosedur fluoroskopi juga berpotensi memiliki risiko alergi.[3]

Namun tidak perlu khawatir karena pemeriksaan fluoroskopi yang sesuai secara medis memberikan manfaat klinis yang lebih besar daripada risiko radiasi yang diterima selama pemeriksaan. [3]

Semua mesin fluoroskopi diatur oleh Food and Drug Administration (FDA) dan harus memenuhi kriteria khusus agar dianggap aman dan efektif.[3]

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment