Daftar isi
Syringoma adalah tumor jinak yang tumbuh akibat kelenjar minyak yang terlalu aktif. Biasanya ditemukan di leher, pipi atas, dan daerah bawah mata, tetapi kadang-kadang syringoma juga tumbuh di perut, ketiak, kulit kepala, pusar, dan alat kelamin.[1]
Seseorang yang memiliki syringoma biasanya berumur 25-40 tahun dan wanita kaukasia serta keturunan Jepang memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena syringoma.
Syringoma dapat disebabkan oleh aktivitas apa pun yang meningkatkan produktivitas kelenjar keringat, yang dapat memicu pertumbuhan tumor.
Selain itu, ada beberapa kondisi kesehatan yang berpeluang meningkatkan potensi terkena syringoma meliputi:[1,2]
Syringoma berukuran 1 sampai 3 milimeter dan berbentuk benjolan-benjolan kecil yang berwarna kuning, cokelat, merah muda, atau sesuai warna kulit. Gugus syringoma cenderung simetris, artinya pola yang sama muncul di kedua sisi tubuh di tempat yang sama pula.[1]
Benjolan-benjolan ini biasanya tumbuh berkelompok dan tidak menyebabkan nyeri. Hanya saja, benjolan syringoma akan terasa sangat gatal saat pasien sedang berkeringat. [2]
Syringoma sama sekali tidak berbahaya, namun dalam kasus tertentu syringoma dapat menyebabkan tekanan emosional, terutama bila area benjolan dan tumbuh sangat dekat dengan jaringan halus, seperti pada mata atau alat kelamin. Syringoma di area sensitif ini meningkatkan risiko iritasi dan cedera serta perlu dikeluarkan.[1,2]
Ada dua cara untuk mengobati syringoma yaitu:[1,2]
Beberapa obat topikal dan oral dapat membantu menghilangkan syringoma, sekaligus mendorong dan mendukung regenerasi jaringan. Obat yang digunakan untuk mengobati syringoma meliputi:[1]
Biasanya, dokter akan meresepkan obat yang diminum langsung seperti isotretinoin dan obat yang dioleskan ke syringoma untuk membuatnya mengkerut dan hilang selama beberapa hari, misalnya tetesan asam trikloroasetat. Namun, metode ini tidak dianggap seefektif operasi.[2]
Dalam mengobati syringoma, terdapat beberapa jenis operasi yang dapat menjadi pilihan pasien, antara lain yaitu:
Pasien biasanya membutuhkan waktu sekitar satu minggu untuk pulih setelah operasi. Proses penyembuhan ditandai dengan lepasnya koreng dari kulit pasien. [2]
Selama proses pemulihan, pasien mungkin akan merasa nyeri di area bekas operasi, hal ini dapat diatasi dengan mengonsumsi obat pereda nyeri yang di jual bebas di apotek.[2]
Pasien disarankan untuk kembali bekerja setelah benar-benar sembuh, tindakan ini Ini meminimalkan risiko infeksi selama masa pemulihan, yang dapat menyebabkan jaringan parut lebih lanjut.[2]
Cara-cara untuk mencegah syringoma adalah dengan melakukan eksfoliasi secara teratur, menggunakan astringen, dan menjalani terapi yang bertujuan untuk mengurangi atau membatasi aktivitas kelenjar keringat.
Menghindari atau melindungi kulit dari stres lingkungan dan kimiawi seperti sinar UV juga dapat membantu mengurangi risiko pertumbuhan papula.[1]
Terdapat faktor-faktor yang dapat mengurangi risiko syringoma meliputi:[1]
1. Cynthia Cobb, DNP, APRN, WHNP-BC, FAANP, Jennifer Huizen. What is Syringoma and How Is It Treated?. Medical News Today; 2017.
2. Yamini Ranchod, Ph.D., M.S, Becky Young. Syringoma. Healthline; 2018.
3. Daniel Murrell, M.D, Written by April Kahn. Ehlers-Danlos Syndrome: What Is It and How Is It Treated?. Healthline; 2018.
4. Cameron White, M.D., MPH, Chitra Badii. Marfan Syndrome. Healthline; 2018.