Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Ulkus peptikum adalah luka yang terbentuk pada lapisan dalam lambung, yang disebut dengan ulkus lambung, atau duodenum, yang disebut ulkus duodenum. Penyebab tersering dari ulkus ini adalah infeksi Helicobacter
Ulkus duodenum merupakan suatu bagian dari penyakit ulkus peptik. Ulkus duodenum ditandai dengan adanya luka pada permukaan mukosa di bagian awal usus halus. Gejala utama yang dikaitkan dengan ulkus duodenum adalah dispepsia. [1]
Berdasarkan pada banyak studi yang telah dilakukan, ulkus duodenum diderita oleh 5-15% populasi di Barat. Dua alasan utama dari ulkus duodenum adalah penggunaan Obat Anti Inflamasi Non Steroidal (OAINS) dan infeksi dari bakteri Helicobacter pylori. [1]
Ulkus terjadi dari kerusakan permukaan lapisan mukosa. Kerusakan ini semakin parah menembus lapisan superfisial dari usus. Oleh karena itu, ulkus bisa juga menyebabkan usus mengalami perforasi (berlubang), obstruksi (penyumbatan) pada jalur keluar lambung. [1]
Daftar isi
Ulkus dudenum memiliki beberapa gejala yakni: [2,3]
Sebanyak 75% orang yang menderita ulkus duodenum tidak merasakan gejala. Faktanya, ulkus jarang menyebabkan gejala parah. Akan tetapi, jika terjadi gejala parah dapat meliputi: [4]
Ulkus duodenum dapat mengalami komplikasi namun hal ini adalah hal yang jarang. Komplikasi yang terjadi yaitu: [2,3]
Ada beberapa penyebab dari ulkus duodenum yaitu: [4]
Bakteri H. pylori adalah penyebab paling umum dari ulkus duodenum. Bakteri ini menyerang lapisan lendir (mukosa) yang melindungi usus halus. Hal ini memnuat kerusakan pada dinding usus. [4]
Diperkirakan sbanyak 30-40% orang Amerika terinfeksi bakteri H. pylori. Tidak diketahui dengan pasti bagaimana bakteri ini dapat menyebar. Akan tetapi, peneliti percaya penyebaran bakteri ini melalui makanan, air dan perlatan makan yang tidak bersih. Orang yang terinfeksi bakteri ini dapat menyebarkannya melalui kontak lansung dengan air liur. [4]
Banyak orang mengalami infeksi bakteri ini pada masa anak-anak. Akan tetapi, hal ini sangat jarang berkembang menjadi ulkus duodenum. Faktanya, kebanyakan orang tidak melihat gejala sampai mereka berusia tua. [4]
Orang yang menggunakan OAINS misalnya aspirin, ibuprofen, dan naproxen memiliki kemungkinan lebih besar terserang ulkus duodenum. Faktanya, penggunaan OAINS adalah penyebab paling umum kedua setelah infeksi bakteri H. pylori. [4]
OAINS dapat mengiritasi dan merusak dinding lapisan usus. Acetaminophen bukanlah golongan OAINS sehingga sering direkomendasikan pada orang yang tidak mengkonsumsi OAINS akibat ulkus atau kondisi lain pencernaan. [4]
Suatu kondisi langka yang disebut Sindrom Zollinger-Ellison menyebabkan perkembangan tumor baik bersifat kanker dan non kanker. Tumor ini melepas hormon yang menyebabkan kadar asam lambung yang sangat tinggi. [4]
Hal ini dapat berujung ulkus duodenum. Tumor ini paling sering berkembang di pankreas dan usus 12 jari. Akan tetapi, tumor ini dapat terjadi di bagian tubuh lain. [4]
Untuk mendiagnosis ulkus duodenum, dokter akan mengobrol dan melakukan pemeriksaan. Dokter juga akan melaksanakan beberapa tes termasuk: [3]
Gastroskopi juga disebut endoskopi adalah metode pemeriksaan menggunakan kamera yang dimasukkan ke dalam usus 12 jari. Gastroskopi dilakukan untuk melihat kondisi di dalam usus 12 jari. Dokter mungkin akan mengambil contoh jaringan (biopsi) untuk menguji ada atau tidaknya bakteri H. pylori. [3]
Dokter bisa melakukan tes lain seperti tes darah, tes sampel tinja, atau tes napas untuk mengetahui apakah bakteri H. pylori terdapat di dalam tubuh Anda. [3]
Rencana pengobatan ulkus duodenum didasarkan pada tingkat penyakit pada saat diagnosis dilakukan. Pasien yang telah mengalami komplikasi seperti pendarahan dan perforasi akan membutuhkan intervensi bedah. Biasanya dokter akan melakukan beberapa cara di bawah ini: [1]
Agen antisekretori termasuk obat antagonis reseptor H2 dan penghambat pompa proton. Pemberian obat jenis ini membantu mengurangi jumlah paparan asam lambung ke daerah yang mengalami ulkus. Sebagai akibatnya, gejala akan mereda dan mendorong penyembuhan. [1]
Jika pasien yang terdiagnosis ulkus duodenum memiliki riwayat penggunaan berat OAINS, langkah awal yang dilakukan adalah menghindari pemakaian OAINS. Sebab bukan saja menjadi penyebab, OAINS bisa saja memperparah gejala. [1]
Jika Anda seorang perokok dan mengkonsumsi alkohol, dokter akan menganjurkan Anda untuk berhenti merokok dan konsumsi alkohol. Sebab hal ini dapat memperparah gejala dari ulkus duodenum. [1]
Ulkus duodenum dapat dicegah namun Anda tidak bisa benar-benar menghilangkan faktor resikonya. Akan tetapi, ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk menurunkan resiko dan mencegah terserang ulkus duodenum yakni: [4]
Jika Anda bergantung pada pemakian OAINS, Anda bisa mengurangi asupan OAINS atau mengganti OAINS dengan obat golongan lain. [4]
Ketika Anda akan mengkonsumsi obat golongan OAINS, Anda harus makan sebelum meminum obat tersebut atau bisa juga mengkonsumsi obat yang melindungi lapisan dinding usus. [4]
Merokok dapat memperlambat proses penyembuhan dan meningkatkan resiko Anda terserang kanker saluran pencernaan. Oleh karena itu, Anda harus berhenti merokok. [4]
Jika Anda didiagnosis terserang infeksi bakteri H. pylori, Anda harus mengkonsumsi antibiotik yang diberikan sesuai anjuran. Tidak mengkonsumsi seluruh antibiotik yang diresepkan dapat membuat bakteri tetap berada dalam sistem tubuh Anda. [4]
Anda bisa mengambil langkan untuk meningkatkan aktivitas fisik. Olahraga secara teratur dapat mengaktifkan sistem kekebalan tubuh dan membantu menurunkan peradangan pada seluruh sel tubuh. [4]
1. Gisela A. Ocasio Quinones & Andrew Woolf. Duodenal Ulcer. Statpearls; 2021.
2. Laurence Knott & Hayley Willacy. Duodenal Ulcer. Patients; 2020.
3. Anonim. Duodenal ulcer. Health Direct; 2020.
4. Rachel Nall & Judith Marcin. What’s the Difference Between Gastric and Duodenal Ulcers? Helathline; 2018.