Usus buntu atau apendisitis merupakan salah satu penyakit inflamasi akut yang melibatkan usus buntu. Anak-anak, merupakan subjek yang tidak terkecuali dalam mengalami usus buntu [1].
Usus buntu bahkan menjadi salah satu penyebab paling umum anak-anak mengalami sakit perut dan nyeri [1].
Usus buntu pada anak menandakan adanya infeksi atau peradangan pada usus buntu anak. Perawatan medis dibutuhkan agar usus buntu tidak sampai mengancam jiwa anak-anak [2].
Daftar isi
Usus buntu pada anak-anak memiliki kendala tersendiri dalam hal pendeteksian gejala sedini mungkin. Mengingat, anak-anak mungkin belum pandai dalam menggambarkan masalah yang dialami tubuhnya [3].
Oleh karena itu, orang tua harus memberitahukan atau menanyakan kondisi anaknya, khususnya jika anak terlihat menunjukkan gejala kesakitan di sekitar pusarnya [3].
Adapun gejala lain usus buntu yang menyertai pada anak-anak antara lain [3]:
Gejala-gejala ini harus benar-benar diperhatikan oleh orang tua, khususnya pada anak yang berusia di bawah usia 5 tahun. Mengingat, anak-anak pada usia ini cenderung belum bisa menyampaikan keluhan akibat masalah yang dialami tubuhnya [3].
Oleh karena itu, anak-anak pada usia di bawah 5 tahun cenderung berisiko mengalami kondisi usus buntu yang serius karena tidak segera mendapat penanganan yang tepat [3].
Penyabab usus buntu pada anak-anak mungkin tidak selalu diketahui secara pasti. Namun, hal yang paling umum menyebabkan usus buntu terjadi pada anak-anak yaitu adanya penyumbatan pada pembukaan usus buntu [2].
Penyumbatan pada pembukaan usus buntu ini diketahui dapat disebabkan oleh berbagai hal, termasuk [2]:
Berikut ini merupakan beberapa faktor risiko usus buntu pada anak-anak [4]:
Komplikasi yang mungkin dapat ditimbulkan oleh usus buntu pada anak-anak antara lain [2, 4]:
Penyumbatan pada usus buntu dapat menyebabkan peradangan dan pertumbuhan bakteri, hingga infeksi pun terjadi.
Usus buntu mungkin juga dapat menimbulkan komplikasi berupa abses atau kantong berisi nanah yang jika berukuran besar harus dikeringkan.
Usus buntu juga dapat menyebabkan komplikasi yang cukup serius yaitu berupa obstruksi usus kecil.
Infeksi yang terjadi akibat usus buntu juga dapat menyebabkan dimulainya gangrene. Selain itu jika usus buntu pecah, maka infeksi perut yang disebut peritonitis mungkin terjadi.
Usus buntu pada anak-anak ini diagnosisnya cukup sulit karena gejalanya hampir mirip dengan gejala dari penyakit lainnya [4].
Adapun diagnosis usus buntu pada anak-anak ini dilakukan dengan menggunakan identifikasi terhadap riwayat medis, gejala dan juga pemeriksaan fisik [4].
Selain itu, diagnosis usus buntu pada anak ini mungkin juga akan mencakup tes darah dan CT Scan untuk melihat kondisi usus dan perut [4].
Berikut ini merupakan beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengobati usus buntu pada anak [2, 5]:
Usus buntu pada anak yang ringan mungkin dapat diobati dengan konsumsi antibiotik saja.
Namun, jika usus buntu cukup serius mungkin operasi pengangkatan usus buntu harus dilakukan.
Sebelum pelaksanaan operasi pengangkatan usus buntu ini, anak akan diberikan antibiotik. Hal ini bertujuan untuk mengobati infeksi yang telah terjadi.
Operasi pengangkatan usus buntu ini disebut juga sebagai apendiktomi, di mana dilakukan dengan dua cara yaitu [2]:
Secara umum, operasi laparoskopi lebih cepat pulih dengan lebih sedikit rasa sakit dan jaringan parut jika dibandingkan dengan laparotomi.
Namun, perlu juga diketahui bahwa operasi laparoskopi tidak cocok untuk semua orang, khususnya jika usus buntu telah pecah dan infeksi telah menyebar di luar usus buntu atau memiliki abses.
Jika hal-hal tersebut terjadi maka, operasi laparotomi adalah hal yang lebih mungkin dilakukan untuk mengatasi usus buntu tersebut.
Setelah melakukan operasi, perubahan gaya hidup dan pengobatan rumahan berikut ini mungkin dapat dilakukan untuk membantu proses pemulihan [5]:
Pengobatan komplementer dan alternatif, mungkin dapat membantu proses pemulihan dan mengendalikan rasa sakit.
Oleh karena itu, dokter mungkin akan memberikan alternatif pilihan yang aman dilakukan, termasuk [5]:
Pencegahan terhadap usus buntu pada anak-anak hingga kini masih belum diketahui secara pasti. Namun, risiko terjadinya usus buntu pada anak-anak mungkin dapat diturunkan dengan melakukan beberapa hal [6].
Hal ini termasuk dengan konsumsi makanan yang kaya akan serat yang terdapat dibeberapa sumber makanan berikut ini [6]:
Suplemen serat mungkin juga akan direkomendasikan oleh dokter jika memang dibutuhkan. Selain itu, penelitian lebih lanjut mungkin akan sangat berguna untuk pencegahan usus buntu yang lebih akurat [6].
1. Rekha Gadiparthi & Muhammad Waseem. Pediatric Appendicitis. National Center for Biotechnology Information, US. National Library of Medicine, National Institutes of Health; 2021.
2. Anonim. Appendicitis in Children. My Clevelandclinic; 2021.
3. Rachel Nall, MSN, CRNA & Karen Gill, M.D. How to Recognize and React to Signs of Appendicitis in Children. Healthline; 2017.
4. Anonim. Appendicitis. Carle; 2021.
5. Staff Mayo Clinic. Appendicitis. Mayo Clinic; 2021.
6. Verneda Lights & Seunggu Han, M.D. Everything You Need to Know About Appendicitis. Healthline; 2019.