Penyakit & Kelainan

Penyebab Vagina Gatal saat Hamil dan Cara Mengatasinya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Wanita hamil seringkali mengalami rasa gatal pada vagina ketika hamil. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti vaginosis bakterial, infeksi jamur, perubahan sekret vagina, vagina yang kering

Tidak sedikit Ibu hamil mengeluhkan merasakan gatal pada daerah kewanitaan atau vagina yang dapat menganggu kenyamanan dan aktivitas sehari-hari. Mereka akan bertanya-tanya apakah hal tersebut berbahaya bagi kesehatan?

Pasti hampir sebagian besar akan merasa khawatir pada kondisi tersebut. Lalu apakah penyebabnya dan apabila hal tersebut terjadi bagaimana cara mengatasinya? Mari kita simak penjelasannya berikut ini

Gejala Vagina Gatal saat Hamil

Gejala yang timbul karena vagina gatal saat hamil dapat bermacam-macam tergantung dari penyebab rasa gatal itu sendiri seperti

  • Infeksi yang Disebabkan oleh Jamur

Gejala apabila seseorang terkena infeksi yang disebabkan oleh jamur atau Vaginal Candidiasis saat kehamilan adalah berupa iritasi, gatal, disuria dan peradangan pada vagina. [2]

  • Infeksi yang Disebabkan oleh Bakteri

Beberapa gejala yang timbul apabila terkena infeksi yang disebabkan oleh bakteri pada vagina adalah gatal, iritasi, sensasi terbakar, kemerahan, dan dapat menimbulkan bau yang tidak sedap pada area kewanitaan. [3]

  • Kondisi Vagina yang Kering

Gejala yang timbul akibat vagina yang kering seperti gatal, iritasi, dan kemerahan. [3]

  • Infeksi Saluran Kencing (ISK)

Gejala yang terjadi apabila ibu hamil mengalami infeksi saluran kencing berupa gatal pada vagina, terus men.erus buang air kecil, sakit pada bagian perut, dan adanya darah pada urin. [3]

  • Kolestatis Saat Kehamilan

Gejala yang ditimbulkan saat ibu hamil mengalami kolestasis adalah rasa gatal pada telapak tangan dan telapak kaki, dan dapat menyerang sampai ke seluruh tubuh termasuk area vagina. [3]

  • Infeksi Menular Seksual (IMS)

Beberapa gejala yang terjadi ketika seseorang mengalami infeksi menular seksual yaitu vulva dan vagina terasa gatal, menimbulkan bau yang tidak sedap pada area vagina, bercak abnormal, rasa terbakar atau kemerahan pada daerah kelamin, rasa sakit ketika buang air kecil [2,6].

Hampir keseluruhan gejala menimbulkan rasa gatal, iritasi, sampai rasa terbakar atau kemerahan pada area kewanitaan

Penyebab Vagina Gatal saat Hamil

  • Infeksi yang Disebabkan oleh Jamur

Infeksi jamur pada vagina atau dalam dunia medis disebut vaginal candidiasis. Vaginal candidiasis disebabkan adanya inflamasi pada epitel vagina dan vulva akibat terjadinya infeksi jamur Candida. [1]

  • Infeksi yang Disebabkan oleh Bakteri

Infeksi bakteri pada vagina yang disebabkan akibat adanya tidak tercapainya keseimbangan antara jumlah bakteri baik dan jahat pada vagina. [2]

  • Kondisi Vagina yang Kering

Kondisi vagina yang kering dapat terjadi pada wanita pra atau pasca menopuse. [4] Pada ibu hamil keadaan vagina yang kering terjadi akibat adanya perubahan hormon. [3]

Hormon progesteron yang rendah saat hamil dapat menyebabkan kekeringan pada vagina dimana hormon ini berfungsi untuk mempertahankan kehamilan, maka sangat dianjurkan untuk konsultasikan hal tersebut kepada dokter untuk tindakan lebih lanjut. [3]

  • Keadaan Vagina yang Sensitif atau Teriritasi

Penggunaan bahan-bahan kimia yang mengenai vagina dapat menyebabkan area kewanitaan menjadi sensitif yang kemudian akan mengalami iritasi sehingga dapat menimbilkan alergi dan rasa gatal pada area vagina. [2]

Beberapa bahan kimia yang dapat menyebabkan iritasi adalah [2] :

  • Sabun
  • Krim
  • Salep
  • Detergen
  • Kertas toilet beraroma
  • Infeksi Saluran Kencing (ISK)

Infeksi saluran kencing atau yang disingkat ISK merupakan gejala yang umum terjadi pada wanita dibandingkan pada pria. Ibu hamil juga sangat rentan dan beresiko mengalami infeksi saluran kencing [4]. Infeksi ini disebabkan oleh karena adanya bakteri pada urin seperti bakteri Escherichia coli, Pseudomonas spp, Streptococcus.

Selain itu, infeksi saluran kencing pada ibu hamil dapat terjadi karena posisi rahim yang berada di atas kandung kemih saat hamil akan mendapatkan tekanan yang lebih besar yang menyebabkan terhalangnya pengeluaran urin sehingga timbulah infeksi [3].

  • Kolestatis Saat Kehamilan

Kolestasis saat kehamilan merupakan gangguan hati yang terjadi pada saat hamil dimana biasanya terjadi pada trisemester ketiga yang terjadi akibat adanya faktor genetik dan perubahan hormon pada saat kehamilan [5].

  • Infeksi Menular Seksual (IMS)

Infeksi Menular Seksual atau IMS atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Sexually Transmitted Infections dapat menyebabkan berbagai gejala termasuk timbulnya rasa gatal pada vagina [6]. Infeksi ini dapat ditularkan ketika berhubungan seksual seperti chlamidia, gonorrhea, herpes genital, dan thrichomoniasis [2].

Kapan Harus ke Dokter?

Apabila telah melakukan perawatan secara mandiri di rumah namun masih belum meringankan atau menghilangkan rasa gatal yang menganggu pada area kewanitaan maka sebaiknya sangat dianjurkan untuk konsultasikan masalah tersebut kepada dokter. [3]

Konsultasikan secara rinci dan jelas kepada dokter dan beri tahukan juga apa saja gejalanya. Apabila sedari awal timbul gejala seperti vagina terasa nyeri, menimbulkan cairan dan berbau maka segeralah untuk datang ke dokter agar segera mendapatkan penanganan. [3]

Cara Mengatasi Vagina Gatal saat Hamil

Berikut adalah beberapa tips untuk mengatasi vagina yang gatal pada ibu hamil [3]

  • Air Dingin

Mandi dan mengompres dengan menggunakan air dingin merupakan cara yang mudah dan aman diterapkan secara mandiri di rumah karena dengan menggunakan air dingin mampu meredakan rasa gatal pada vagina.

  • Anti Jamur

Penggunaan anti jamur dapat dilakukan setelah melakukan konsultasi kepada dokter bahwa gatal terjadi karena adanya jamur. Pemakaian obat anti jamur harus sesuai saran dan arahan dari dokter.

Ibu hamil dapat mengkonsumsi obat antibiotik apabila rasa gatal yang ditumbulkan terjadi akibat infeksi saluran kencing. Obat antibiotik yang dikonsumsi harus dengan resep dan anjuran dari dokter.

Krim kortikosteroid atau krim antigatal yang di aplikasikan secara topikal juga dapat membantu meredakan rasa gatal.

Cara Mencegah Vagina Gatal saat Hamil

Untuk dapat mencegah terjadinya gatal pada vagina ketika hamil maka baiknya lakukan beberapa tips berikut ini :

  • Menjaga kebersihan vagina sangat penting dilakukan. Membersihkan area vagina dengan menggunakan air hangat [6]
  • Menggunakan pakaian dalam berbahan katun yang lembut untuk mencegah terjadinya iritasi [3]
  • Tidak menggunakan pakaian dalam yang ketat dan lembab [3]
  • Menjaga pH vagina dalam kisaran yang sehat [3]. Menjaga kadar pH vagina bisa dengan mengkonsumsi yogurt atau dengan mengkonsumsi Lactobacilus yang telah dianjurkan oleh dokter. Lactobacillus dinilai mampu membuat pertahanan yang aktif dalam perlindungan terhadap infeksi saluran kencing [7]
  • Hindari menggunakan produk yang mengandung pewangi, bahan kimia, atau iritan [6]
  • Mengurangi tingkat stres dengan melakukan aktivitas yang bermanfaat seperti pranatal, yoga, atau melakukan pernapasan dalam [3]

1. Noura H. Abd Ellah. Vaginal Suppositories of cumin seeds essential oil for treatment of vaginal candidiasis: Formulation, in vitro, in vivo, and clinical evaluation, European Journal of Pharmaceutical Sciences, 2021.
2. Mary Ellen Ellis & Michael Weber M.D. What to Know Vaginal Itching. Healthline; 2020.
3. Corey Whelan & Deborah Weatherspoon Ph. D., R.N., CRNA. Iā€™m Pregnant: Why Do I Have Vaginal Itching?. Healthline; 2019.
4. Gulfareen Haider. Risk Factor of Urinary Tract Infection in Pregnancy. Original Article J Pak Med Assoc; 2010.
5. Victoria Geenes & Catherine Williamson. Intrahepatic cholestasis of pregnancy. World Journal Gastroenterology; 2009.
6. Jaime Herndon. Why Does My Vagina Itch at Night?. Healthline; 2018.
7. Iara M Linhares, Paul R. Summers, Bryan Larsen, Paulo C Giraldo, & Steven S. Witkin. Contemporary perspectives on vaginal pH and lactobacilli. PubMed; 2011

Share