Daftar isi
Waru, tanaman dengan nama ilmiah Hibiscus tiliaceus ini secara ilmiah tergolong dalam genus Hibiscus [1].
Genus Hibiscus sendiri merupakan salah satu genus dalam kelompok Family Malvaceae yang memiliki kurang lebih 2000 spesies dan tersebar di kawasan tropis maupun sub tropis termasuk tanaman Waru [1].
Waru sendiri diduga merupakan tanaman asli Kepulauan Pasifik yang sangat cepat menyebar dengan bantuan angina [2].
Hingga kini, Waru banyak ditemukan di dekat laut, dekat sungai maupun di lereng gunung dengan ketinggian sampai 800 meter diatas permukaan laut [2].
Untuk kawasan dekat laut sendiri, Waru ini dinilai sebagai salah satu tanaman yang paling bermanfaat khususnya bagi kehidupan masyarakat tradisional kelautan [2].
Hingga kini, tanaman Waru telah banyak dibudidayakan untuk dijadikan obat maupun makanan [3].
Berikut ini merupakan salah satu fakta tentang Waru yang menarik untuk diketahui [1, 3, 4] :
Berikut ini merupakan beberapa kandungan gizi mineral dari Waru [5] :
Kandungan Gizi | Jumlah Kandungan |
Nitrogen | 2.39 % |
Sulfur | 0.29 % |
Fosfor | 0.21 % |
Kalium | 0.75 % |
Magnesium | 1.01 % |
Kalsium | 4.95 % |
Besi | 751.53 ppm |
Aluminium | 88.40 ppm |
Mangan | 136.00 ppm |
Boron | 48.53 ppm |
Tembaga | 11.27 ppm |
Zink | 29.60 ppm |
Selain itu, daun Waru berukuran kecil juga mengandung beberapa asam amino sebagai berikut [6] :
Kandungan Gizi | Jumlah Kandungan (%) |
Alanin | 0.089 |
Arginin | 0.091 |
Asam Aspartat | 0.126 |
Asam Glutamat | 0.246 |
Glisin | 0.039 |
Histidin | 0.030 |
Isoleusin | 0.036 |
Leusin | 0.124 |
Lysin | 0.041 |
Metionin | 0.038 |
Fenilalanin | 0.065 |
Prolin | 0.064 |
Serin | 0.181 |
Treonin | 0.037 |
Tyrosin | 0.062 |
Valin | 0.091 |
Adapun fitokimia fenolik, flavonoid dan saponin diketahui ditemukan dalam ekstrak etanol, air, etil eter maupun etil asetat daun Waru berukuran kecil [5] :
Namun, kandungan fenolik, flavonoid dan saponin yang tertinggi diperoleh dalam daun Waru berukuran kecil melalui ekstrak etil eter maupun etil asetat sebagai berikut [5] :
Kandungan | Esktrak Etil Eter | Ekstrak Etil Asetat |
Fenolik | 8 g/L | 16 g/L |
Flavonoid | 5 g/L | 24 g/L |
Saponin | 35 g/L | 25 g/L |
Berdasarkan kandungan gizi tersebut, kandungan utama dalam Waru yaitu senyawa fenolik atau polifenol karena sangat bermanfaat untuk kesehatan khususnya sebagai antioksidan yang berguna melawan radikal bebas [5].
Ekstrak metanol bunga Waru diketahui menunjukkan aktivitas antioksidan yang efekfit melawan radikal bebas [7].
Hal ini tidak terlepas dari adanya kandungan vitamin E dalam ekstrak metanol Bungan Waru tersebut [7].
Vitamin E sendiri telah diketahui menunjukkan aktivitas antioksidan lipofilik efektif melawan radikal bebas dan menstabilkan membrane sel serta dapat mengurangi kerusakan DNA yang diserang oleh radikal bebas [7].
Selain itu, aktivitas antioksidan diketahui juga ditunjukkan oleh bioaktif dalam alkaloid quinon dalam ekstrak aquos daun Waru berurukan kecil [6].
Aktivitas antioksidan lain juga ditunjukkan oleh kandungan senyawa polifenol dalam ekstrak daun maupun bunga Waru [6].
Ekstrak metanol dari bunga Waru diketahui mengandung senyawa fitosterol baik berupa stigmasterol, stigmastadienol, maupun stigmastadienon [7].
Senyawa senyawa tersebut, diketahui memiliki potensi sebagai agen anti kanker dengan aktivitas kemopreventif yang ditunjukkannya [7].
Aktivitas kemopreventif dari senyawa senyawa tersebut terbukti ampuh melindungi sel yang diserang oksidatif radikal dari kerusahan DNA [7].
Ekstrak kulit dan daun Waru diketahui mengandung metabolit sekunder seperti senyawa tannin [8].
Senyawa tannin sendiri telah banyak digunakan secara tradisional untuk mengobati beberapa penyakit seperti diare, pendarahan dan detoksifikasi [8].
Adanya kandungan senyawa alkaloid dan saponin telah teridentifikasi terkandung dalam ekstrak bunga dan daun Waru [8].
Secara farmakologis, senyawa alkaloid dan saponin ini telah banyak digunakan sebagai analgesic maupuk antipasmodik [8].
Adapun di Afrika Selatan, senyawa alkaloid dan saponin telah dipercaya untuk digunakan pada pengelolaan nyeri dada dan radang sendi (artritis) [8].
Ekstrak metanol dari Waru diketahui menunjukkan aktivitas antidepresan yang tidak memiliki efek samping sebagaimana obat penenang pada umumnya [9].
Umumnya obat penenang membutuhkan dosis yang tinggi, namun hanya dengan dosis rendah ekstrak metanol Waru dapat memberikan efek antidepresan yang efektif [9].
Pencegahan depresi postpartum juga ditunjukkan oleh adanya efek dari senyawa fitosterol seperti stigmasterol, stigmadienol dan stigmadienon yang terkandung dalam ekstrak metanol Waru [9].
Ekstrak akar Waru diketahui menunjukkan efek tidak langsung dalam pengobatan sel yang diserangan leukemia melalui peningkatan dan aktivtasi makrofag [10].
Efek tidak langsung ini juga dapat terjadi melalui beberapa produk sitokin dalam rongga peritoneum yang dihasilkan oleh ekstra akar Waru [10].
Dengan ekstrak akar Waru ini, pertumbuhan sel tumor leukemia dapat dihambat, dengan membalikkan parameter hematologi, protein dan Packed Cell Volume (PCV) consequent untuk inokulasi tumor [10].
Ekstrak etanol maupun metanol Waru telah terbukti menunjukkan efek sitotoksik yang ampuh terhadap sel kanker paru paru [4].
Adapun efek antiproliferatif dari ekstrak etanol Waru lebih efektif dibandingkan dengan ekstrak metanol Waru [4].
Efek antiproliferatif ini bergatung pada jumlah dosis ekstrak yang diberikan [4].
Pemberian ekstrak metanol dari daun Waru mampu memberikan efek imunodemulator yang baik untuk menjaga sistem imun (kekebalan tubuh) [4].
Hal ini tidak terlepas dari kandungan polifenol dan flavonoid dalam ekstrak metanol dari daun Waru [4].
Aktivitas antiulcer ditunjukkan oleh ekstrak daun Waru segar pada hewan percobaan tikus albino [4].
Pemberian ekstrak daun Waru segar tersebut mampu menurunkan indeks lesi dan jumlah daerah yang terdampak (luka) [4].
Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengetahui potensi dari aktivitas antiulcer tersebut, khususnya bagi manusia.
Ekstrak metanol dari kayu Waru diketahui menunjukkan aktivitas anti inflamasi yang signfikan [4].
Adapun penggunaan ekstrak metanol dari kayu Waru ini, menurut uji toksisitas aman hingga dosis 200 mg / kbw [4].
Diabetes Mellitus merupakan sindrom yang ditandai oleh hilangnya homeostatis glukosa yang dihasilkan oleh sekresi insulin [11].
Kinerja insulin yang terganggu umumnya dapat mengakibatkan gangguan metabolisme bahan bakar glukosa dan energi lainnya juga ternganggu [11].
Waru, sebagaimana spesies dari genus Hibiscus lain seperti Hibiscus rosa sinensis dan Hibiscus sabdariffa diketahui sama sama memiliki efek anti diabetes [11].
Ekstrak metanol dari bunga Waru telah terbukti menunjukkan aktivitas anti diabetes dan hipolipidemik [11].
Adapun aktivitas anti diabetes dari ekstrak metanol bunga Waru antara lain [11] :
Ekstrak kulit Waru telah terbukti menunjukkan aktivitas anti bakteri yang memberikan penghambatan pada bakteri gram positif seperti Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermidis [8].
Oleh karena itu, ekstrak dari kulit Waru ini dapat digunakan sebagai obat tradisional untuk mengobati infeksi telinga, chest congestion dan keracunan makanan [8].
Waru merupakan salah satu dari 15 tanaman di Kalimantan Timur yang memiliki aktivitas anti jamur yang efektif melawan dermatofit seperti Trichophyton mentagrophytes [4].
Adapun efek penghambatan pertumbuhan jamur dari Waru ini adalah sebesar 47 ± 0,1% [4].
Berikut ini merupakan beberapa efek samping yang mungkin dapat ditimbulkan oleh konsumsi Waru maupun ekstraknya [12] :
Umumnya Waru bagian daunnya dapat dikonsumsi secara langsung, namun bagian bunganya lebih banyak digunakan sebagai teh dengan dikeringkan terlebih dahulu [3].
Berikut ini merupakan beberapa tips penyimpanan Waru dengan dua metode yaitu metode pengeringan dan metode pendinginan [13, 14]. :
Daun dan bunga Waru umumya telah banyak dikonsumsi secara metah maupun dengan dimasak terlebih dahulu [3].
Banyak juga beredar produk teh kering dari baik dari bagian daun maupun bunga Waru yang siap dikonsumsi.
Berikut ini merupakan beberapa tips konsumsi Waru yang dapat dijadikan alternatif [3] :
Daun Waru yang telah dibersihkan dapat direbus dengan menggunakan air asin hingga mendidih.
Kemudian saring dan diamkan hingga tidak terlalu panas, teh onge dapat segera dikonsumsi selagi hangat.
Daun Waru diketahui dapat difermentasi untuk kemudian dijadikan sebagai saus maupun substrat tempe.
1. Anonim. Hibiscus tiliaceus (coast cottonwood). cabi org; 2020.
2. Tang, T. Genetic Diversity of Hibiscus tiliaceus (Malvaceae) in China Assessed using AFLP Markers. Annals of Botany; 2003.
3. Anonim. Know about Sea Hibiscus. Healthbenefits; 2020.
4. Anonim. Malabago. Stuartxchange; 2020.
5. Anonim. Forest Leaf Litter Nutrient Dynamics: Hibiscus tiliaceus. University of Guam College of Natural & Applied Sciences; 2020.
6. Bata, M., & Rahayua, S. Evaluation of Bioactive Substances in Hibiscus tiliaceus and its Potential as a Ruminant Feed Additive. Current Bioactive Compounds; 2017.
7. Rosa, R. M., Melecchi, M. I. S., Abad, F. C., Simoni, C. R., Caramão, E. B., Henriques, J. A. P., & de Paula Ramos, A. L. L. Antioxidant and Antimutagenic Properties ofHibiscusTiliaceus L. Methanolic Extract. Journal of Agricultural and Food Chemistry; 2006.
8. Abdul-Awal, S. M., Nazmir, S., Nasrin, S., Nurunnabi, T. R., & Uddin, S. J. Evaluation of pharmacological activity of Hibiscus tiliaceus. SpringerPlus; 2016.
9. Vanzella, C., Bianchetti, P., Sbaraini, S., Vanzin, S. I., Melecchi, M. I. S., Caramão, E. B., & Siqueira, I. R. Antidepressant-like effects of methanol extract of Hibiscus tiliaceus flowers in mice. BMC Complementary and Alternative Medicine; 2012.
10. Anbu Jeba Sunilson, Syam Mohan, Mustafa Ali Mohamed, John Thomas And Anita Gnana Kumari. Antitumour Activity of Hibiscus tiliaceus Linn. Roots. 2008Iranian Journal of Pharmacology and Therapeutics; 2008.
11. S. Kumar, V. Kumar & Om Prakash. Antidiabetic And Hypolipidemic Activities Of Hibiscus Tiliaceus (l.) Flowers Extract In Streptozotocin Induced Diabetic Rats. Pharmacologyonline; 2010.
12. Anonim. hibiscus. Rxlist; 2020.
13. Diana Jones. Harvesting, Drying, Preserving And Storing Your Herbs. Plaidforwoman; 2016.
14. Katherine Oakes Englishman. How To Store Your Veggies & Keep Leafy Greens Fresh {Without Plastic!}. The Good Trade; 2020.