Daftar isi
Abses otak adalah kondisi ketika infeksi atau cedera pada otak kemudian menyebabkan timbulnya kumpulan nanah pada jaringan otak [1,2,3,4,5,6,7].
Walau orang-orang yang memiliki imunitas rendah lebih rentan terhadap abses otak, penyakit ini sangat jarang terjadi.
Bila seseorang mengalami abses otak dan tidak segera ditangani, abses otak akan mengancam jiwa penderitanya.
Tinjauan Abses otak adalah penumpukan nanah pada jaringan otak akibat infeksi atau cedera pada otak yang jika tak mendapatkan penanganan cepat akan berakibat fatal.
Jamur atau bakteri yang menginfeksi jaringan otak menjadi penyebab paling umum dari kondisi abses otak.
Bakteri golongan Enterobacter, Staphylococcus, Streptococcus, Bacteriodes, atau Streptococcus adalah yang paling sering menjadi penyebab nanah menumpuk pada otak [1,2,3,6].
Sementara untuk jamur, golongan Toxoplasma gondii dan Aspergilus adalah yang paling sering menyebabkan pembentukan abses di otak.
Radang dan pembengkakan dapat terjadi pada bagian otak yang telah terinfeksi oleh parasit, bakteri ataupun jamur.
Pada kondisi seperti ini, artinya abses meliputi sel-sel darah putih aktif dan mati yang serta sel-sel otak yang sudah terinfeksi.
Ketika abses semakin besar, abses akan memberi tekanan pada area sekeliling jaringan otak yang kemudian berdampak pada penyumbatan pembuluh darah.
Ketika pembuluh darah terhambat, aliran darah menjadi tidak lancar yang artinya suplai oksigen dan nutrisi yang seharusnya sampai ke otak pun terhambat.
Jika tak segera mendapatkan penanganan, jaringan otak tak mendapatkan oksigen dan nutrisi cukup yang memicu kerusakan serius pada organ vital ini.
Meski penyebab utama adalah infeksi bakteri atau jamur, terdapat sejumlah faktor yang mampu memperbesar potensi seseorang lebih mudah mengalami abses otak, antara lain adalah [1,2,3,4,5,6,7] :
Tinjauan Infeksi bakteri, jamur atau parasit dapat menjadi penyebab utama timbulnya abses otak. Namun berbagai kondisi medis lain serta cedera di kepala mampu meningkatkan risiko abses otak.
Gejala awal dan utama dari abses otak adalah tubuh kejang di mana hal ini disertai juga dengan beberapa gejala lainnya, seperti [1,2,3,6,7] :
Sementara itu, pada sekitar 50-65% kasus abses otak, beberapa gejala neurologis berikut kerap menyertai sakit kepala :
Rasa mual yang disertai muntah biasanya disebabkan oleh tekanan di dalam otak yang terus bertambah.
Sementara itu, rasa nyeri yang dirasakan pada umumnya terjadi di sisi kepala letak abses otak terjadi dan hal ini dapat dialami secara tiba-tiba atau perlahan.
Abses dapat terus berkembang dan menjadi lebih luas di mana hal ini terjadi sebagai dampak dari infeksi, tekanan pada otak dan juga jaringan otak yang rusak di waktu bersamaan.
Ketika abses telah pecah, maka sebagai tanda utama, penderita akan mengalami sakit kepala yang sangat hebat.
Bila sakit kepala memburuk secara tiba-tiba, maka segeralah periksakan diri ke dokter.
Kapan sebaiknya memeriksakan diri ke dokter?
Bila otot mengalami kelemahan, kejang-kejang mulai sering dialami tanpa adanya riwayat kejang atau epilepsi, dan/atau gangguan bicara terjadi, secepatnya penderita perlu memeriksakan diri ke dokter [4].
Demam tinggi pun merupakan gejala yang tak seharusnya disepelekan, maka segeralah ke dokter untuk mendapatkan penanganan paling tepat.
Tinjauan Gejala awal dan utama abses otak adalah kejang yang turut disertai demam, sakit kepala, mual hingga muntah. Bila sakit kepala hebat menyerang, hal ini menandakan abses telah pecah.
Untuk mengonfirmasi kondisi gejala yang dialami pasien adalah benar-benar abses otak serta untuk mengetahui penyebab abses otak, serangkaian metode pemeriksaan ini dilakukan oleh dokter [1,2,3,4,5,6,7].
Tinjauan Berbagai metode pemeriksaan kemungkinan perlu ditempuh oleh pasien, mulai dari pemeriksaan fisik, riwayat kesehatan, tes darah, kultur darah, EEG, lumbal pungsi, biopsi, dan tes pemindaian.
Abses otak pada umumnya ditangani melalui dua metode, yakni terapi obat serta jalur operasi tergantung dari seberapa parah kondisi abses pada otak pasien.
Pengobatan yang diberikan oleh dokter biasanya didasarkan pada kondisi kesehatan pasien secara menyeluruh, penyebab timbulnya abses, berapa banyak abses yang timbul, serta ukuran abses.
1. Obat-obatan
Bila abses otak disebabkan oleh jamur atau bakteri, maka pemberian obat antijamur atau antibiotik adalah yang akan dilakukan oleh dokter [1,2,5,6,7].
Kedua jenis obat ini pun kerap digunakan untuk mengatasi abses otak di mana toksoplasmosis yang menjadi penyebabnya.
Sementara itu, obat antikejang diberikan bagi pasien untuk mengurangi intensitas dan frekuensi kejang.
Obat steroid maupun diuretik kemungkinan diresepkan oleh dokter kepada pasien sebagai pereda bengkak pada otak.
Kedua obat ini pun diketahui efektif dalam mengurangi tekana intrakranial yang terjadi pada otak.
2. Operasi
Tindakan operasi adalah pilihan untuk mengangkat abses dari jaringan otak pasien [1,2,3,5,6,7].
Biasanya tindakan ini direkomendasikan oleh dokter apabila abses berukuran cukup besar, yaitu 2 cm lebih.
Selain itu, operasi akan dianjurkan bila memang risiko abses pecah sangat tinggi sehingga dikhawatirkan memicu kerusakan jaringan otak di sekelilingnya.
Walau pasien abses otak telah mendapatkan perawatan, ada kemungkinan dokter meminta pasien untuk tetap berada di rumah sakit untuk rawat inap selama beberapa minggu.
Hal ini perlu dilakukan untuk menunggu sampai pasien benar-benar pulih dan efek dari abses hilang.
Pasien juga masih harus menempuh pemeriksaan CT scan agar dokter pun dapat memastikan bahwa abses otak telah benar-benar hilang.
Setelah rawat inap di rumah sakit, pasien pun masih harus benar-benar istiralah selama kurang lebih 6-12 minggu di rumah sebelum beraktivitas kembali seperti biasa.
Tak hanya itu, pasien perlu menghindari aktivitas-aktivitas berat sementara waktu.
Olahraga yang memiliki risiko cedera atau kontak fisik tinggi wajib dihindari usai memperoleh perawatan abses otak.
Tinjauan Pemberian obat antibiotik, antijamur, dan antikejang adalah penanganan utama bagi penderita abses otak. Namun bila abses berukuran lebih besar dari 2 cm, dokter akan merekomendasikan langkah operasi pengangkatan abses.
Beberapa kondisi komplikasi dapat terjadi baik abses tidak ditangani ataupun telah ditangani, yaitu antara lain [1,2,3,5] :
Menghindari penyebabnya adalah cara paling dianjurkan dalam mencegah abses otak dan beberapa langkah berikut dapat dilakukan [7] :
Tinjauan Agar tidak mengalami abses otak, seseorang perlu menjaga tubuhnya untuk tidak terserang infeksi. Melalui pola hidup sehat, menangani kondisi medis tertentu secepatnya, serta mengenakan pelindung kepala saat bekerja di lingkungan yang rentan cedera maupun saat berkendara.
1) Hernando Alvis Miranda, Sandra Milena Castellar-Leones, Mohammed Awad Elzain, & Luis Rafael Moscote-Salazar. 2013. Journal of Neurosciences in Rural Practice.
2) Maria R. Bokhari; Fassil B. Mesfin. 2019. National Center for Biotechnology Information. Brain Abscess.
3) Kevin Patel, MD & David B. Clifford, MD. 2014. The Neurohospitalist. Bacterial Brain Abscess.
4) Slamet Widodo, Edhie Samodra, Anton Christanto, Puspa Zulaika & Vimala Acala. 2013. Scribd. Karakteristik Abses Otak Otogenik
(Tinjauan 14 kasus).
5) Anonim. 2019. National Health Service. Overview-Brain abscess.
6) John E. Greenlee, MD. 2019. MSD Manual. Brain Abscess.
7) Anonim. 2018. Harvard Health Publishing - Harvard Medical School. Brain Abscess What Is It?