Daftar isi
Alim merupakan salah satu tumbuhan yang masih termasuk ke dalam keluarga Brassicaceae. Tumbuhan alim juga memiliki nama latin Lepidium sativum dan merupakan tumbuhan yang berasal dari India dan juga Arab.
Alim memiliki nama lain di beberapa daerah di dunia, seperti garden cress, aaliv, hallon dan asario. Alim mudah ditanam dan cepat beradaptasi dengan lingkungan yang mana hal ini yang menyebabkan alim dapat menyebar ke seluruh penjuru dunia.
Alim sendiri terkadang banyak digunakan sebagai campuran masakan karena rasanya yang cukup nikmat serta memiliki aroma yang kuat. Selain itu, alim sendiri dapat digunaka sebagai obat herbal dalam pengobatan ayuverda di India [2,3]
Tumbuhan alim memiliki beberapa karakteristik yang dapat membuat kita mudah mengenali dan membedakan tumbuhan yang satu ini dengan tumbuhan yang lainnya. Salah satu ciri khas dari tumbuhan alim ini adalah warna daun dan batangya yang berbeda.
Alim memiliki warna batang putih sedangkan warna daunnya berwarna hijau gelap. Selain itu, alim juga memiliki bunga yang berbentuk lonjong dan terdapat bulir-bulir atau bulu halus yang menyelubunginya.
Tumbuhan alim dapat tumbuh sekitar 60 cm dengan daun yang berbentuk menjari dengan bagian samping yang bergirigi. Selain itu, tumbuhan alim juga memiliki aroma dan rasa yang sangat kuat dan tajam apabila digunakan dalam masakan [2,3]
Berikut ini kandungan gizi dari 100 g tumbuhan alim mentah:
Nama | Jumlah | Unit |
Kalori | 67.0 | Kj |
Karbohidrat | 2.8 | g |
Lemak | 0.4 | g |
Serat | 0.5 | g |
Protein | 1.3 | g |
Kalium | 303 | mg |
Fosfor | 38 | mg |
Kalsium | 40.5 | mg |
Mangan | 0.3 | mg |
Vitamin A | 3458 | IU |
Vitamin C | 34.5 | mg |
Vitamin K | 271 | mcg |
Folat | 40 | mcg |
Riboflavin | 0.1 | mg |
Beta-caroten | 4150 | μg |
Lutein dan Zeaxanthin | 12500 | μg |
Alim memiliki beberapa kandungan gizi yang cukup banyak di dalamnya. Salah satau kandungan gizi tersebut adalah beta karoten yang merupakan salah satu provitamin A yang berguna sebagai penjaga kesehatan mata di dalam tubuh [1].
Tumbuhan alim juga dikenal dapat digunakan sebagai herbal selain dikonsumsi sebagai makanan, hal ini dikarenakan alim memiliki beberapa kandungan senyawa yang dapat memberikan manfaat kesehatan untuk tubuh.
Salah satu senyawa pada alim adalah flavonoid yang merupakan senyawa yang berguna sebagai antioksidan di dalam tubuh, dimana flavonoid dapat melindungi tubuh dari efek radikal bebas yang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit.
Selain itu, di dalam alim juga terdapat senyawa yang bernama apigenin yang merupakan senyawa pelindung tubuh dari penyakit kanker, terutama pada bagian sel tubuh [4,6].
Apigenin dan flavonoid merupakan kandungan senyawa yang terdapat pada alim yang dapat memberikan manfaat yang baik untuk kesehatan tubuh
Alim memiliki beberapa manfaat yang baik untuk kesehatan dikarenakan terdapat beberapa senyawa dan gizi yang terdapat di dalamnya. Berikut ini beberapa manfaat alim untuk kesehatan tubuh:
Tumbuhan alim sangat berguna untuk menjaga kesehatan mata, hal ini dikarenakan alim memiliki kandungan senyawa yang cukup tinggi. Senyawa-senyawa tersebut seperti vitamin A, beta-karoten, lutein dan zeaxanthin.
Beberapa senyawa yang terdapat pada alim tersebut memiliki peranan yang berbeda-beda untuk menunjang kesehatan tubuh. Salah satu contohnya adalah senyawa lutein dan zeaxanthin yang merupakan senyawa yang sangat dibutuhkan oleh mata.
Senyawa lutein dan zeaxanthin tersebut berguna untuk melindungi mata dari cahaya matahari yang dapat merusak organ mata terutama pada kornea [2,7].
Lutein dan zeaxanthin merupakan salah satu senyawa yang terdapat pada alim dang berguna sebagai pelindung organ mata
Alim dapat sangat bermanfaat dalam menjaga kesehatan tulang agar tidak mudah keropos karena kehilangan masanya. Keropos pada tulang diakibatkan karena senyawa osteocalcin yang ada di dalam tulang dan bertugas dalam menggantikan sel tulang yang mati jumlah tidak cukup banyak untuk mengatasi hal tersebut.
Maka dari itu dengan mengonsumsi alim, selain dapat meningkatkan jumlah osteocalcin di dalam tubuh juga dapat menambah jumlah vitamin K dan juga fosfor yang ada di dalam tulang dikarenakan alim memiliki kandungan vitamin K, kalsium dan fosfor yang cukup tinggi.
Kalsium dan vitamin K merupakan dua senyawa yang sangat berperan dalam pembentukan osteocalcin pada tulang, dimana vitamin K bertugas mengantar kalsium kepada tulang sedangkan kalsium merupakan komponen utama dalam pembuatan osteocalcin [2,8]
Osteocalcin merupakan senyawa yang kegunaannya mirip dengan kolagen yang terdapat pada kulit, namun osteocalcin terdapat di dalam tulang
Di dalam tumbuhan alim mengandung berbagai macam senyawa yang dapat meningkatkan imunitas tubuh. Beberapa senyawa yang dapat meningkatkan imunitas tubuh di dalam tumbuhan alim, seperti vitamin C, vitamin B6 dan vitamin A.
Ketiga vitamin tersebut memiliki beberapa peranan yang berbeda-beda dalam meningkatkan imunitas tubuh. Salah satu contohnya seperti vitamin B6 yang berguna dalam memproduksi sel-T.
Sel-T merupakan sel yang berguna dalam membunuh sel-sel tubuh yang terinfeksi oleh bakteri. Selain itu, vitamin B6 juga dapat meningkatkan respon pada sistem kekebalan tubuh [2,4].
Tumbuhan alim merupakan makanan yang kaya akan berbagai macam jenis vitamin B di dalamnya. Di dalam tumbuhan alim ini terdapat tiamin, niasin, riboflavin, asam pantotenat, vitamin B6 dan folat yang merupakan jenis-jenis dari vitamin B.
Jenis-jenis vitamin B ini memiliki kegunaan masing-masing di dalam tubuh, dimana setiap kegunaannya dapat menunjang kesehatan tubuh. Salah satunya adalah niasin yang dapat digunakan untuk mengendalikan kadar kolesterol di dalam tubuh.
Selain itu, riboflavin yang merupakan jenis vitamin B2 memiliki kegunaan dalam mengubah karbohidrat yang di dapat di dalam makanan menjadi energi [9].
Di dalam tumbuhan alim mengandung banyak sekali senyawa antioksidan di dalamnya yang berguna sebagai pencegah timbulnya efek dari radikal bebas di dalam tubuh. Senyawa-senyawa antioksidan yang terdapat di dalam tumbuhan alim tersebut, seperti beta-karoten, vitamin A, lutein dan zeaxanthin.
Masing-masing senyawa antioksidan tersebut memiliki peranan dan manfaat yang berbeda-beda. Salah satunya adalah beta-karoten yang dapat mencegah terjadinya peradangan atau masalah pada usus.
Selain itu, vitamin A merupakan antioksidan yang berguna dalam mencegah penuan dini pada kulit yang diakibatkan oleh sinar matahari [2,3].
Tumbuhan alim juga dapat digunakan sebagai pembangkit selera bagi orang-orang yang kurang suka makan. Hal ini dikarenakan di dalam tumbuhan alim terdapat senyawa yang bernama stokikum.
Stomakikum merupakan senyawa yang dapat merangsang hormon lapar dan juga menimbulkan rasa ingin makan [6].
Manfaat kesehatan yang diberikan oleh alim pada tubuh berasal dari kandungan senyawa dan gizi yang terdapat di dalamnya.
Alim selain memiliki manfaat yang baik untuk kesehatan juga memiliki dampak buruk atau efek samping apabila dikonsumsi terlalu berlebihan. Berikut ini beberapa efek samping yan ditimbulkan oleh alim pada kesehatan:
Alim dapat menimbulkan alergi pada beberapa orang. Hal ini dikarenakan rasa dari alim yang cukup tajam dan aromanya yang cukup kuat membuat orang yang pertama kali memakannya akan sedikit terganggu dengan hal itu.
Beberapa gejala alergi mungkin dapat timbul pada seseorang, seperti asma, batuk-batuk, bersin hingga ruam-ruam merah pada kulit. Apabila setelah mengonsumsi alim mengalami gejala-gejala seperti diatas akan lebih baik jika menghentikan untuk sementara waktu mengonsumsi alim dan konsultasikan kepada dokter [6].
Mengonsumsi terlalu banyak alim dapat menimbulkan beberapa efek samping dan salah satunya adalah batu ginjal. Batu ginjal merupakan salah satu permasalahan bagi orang yang mengonsumsi sayuran hijau seperti alim dikarenakan mengandung senyawa asam oksalat.
Kadar asam oksalat yang cukup tinggi di dalam tubuh dapat menimbulkan pengikatan pada senyawa dan gizi yang lain sehingga membentuk senyawa padat yang tidak dapat dikeluarkan dan tidak dapat dicerna.
Senyawa padat ini akan mengandap di dalam ginjal karena tidak dapat dikeluarkan dan menyebabkan rasa nyeri pada ginjal. Selain itu, dapat menyebabkan buang air kecil berdarah [10].
Alim bagaikan tombak bermata dua dikarenakan dengan penggunaan yang tepat dapat memberikan manfaat, namun jika terlalu banyak dapat menimbulkan efek samping
Tumbuhan alim banyak memiliki risiko pestisida di dalamnya. Hal ini dikarenakan alim banyak dibudidayakan dengan cara hidroponik yang notabene alim tumbuh tanpa menggunakan tanah atau dengan air.
Pada dasarnya, penanaman dengan hidroponik tentunya menggunakan gizi yang dapat larut dalam air dan kebanyakan gizi yang baik untuk tanaman ini berasal dari bahan kimia.
Belum lagi, alim disemprotkan pestisida yang tentunya akan meninggalkan residu pestisida pada bagian luar dan juga dalam. Risiko pestisida ini dapat masuk kedalam tumbuhan alim dan menyebabkan berbagai macam penyakit kronis [6].
Alim seringkali dibudidayakan dengan cara hidroponik yang pastinya membutuhkan nutrisi buatan yang menyebabkan alim lebih besar risikonya terhadap pestisida.
Terdapat beberapa tips dalam menyimpan alim agar tidak mudah layu ataupun membusuk ketika disimpan dalam waktu yang lama. Berikut ini tips dalam menyimpan alim:
Dengan proses pembekuan tersebut alim dapat disimpan dalam waktu yang cukup lama dan masih dalam kondisi yang masih segar. Selain itu, dengan menyimpannya dalam keadaan dibekukan dapat meminimalisir pengurangan kandungan gizi di dalamnya.
Untuk mengembalikan alim yang telah beku, hendaknya sebelum diolah agar alim di rendam terlebih dahulu di dalam air untuk mengembalikan kesegarannya [6].
Alim dapat digunakan atau diolah menjadi berbagai macam makanan yang tidak hanya nikmat, namun juga menyehatkan badan. Berikut ini beberapa tips dalam mengonsumsi alim:
Campuran Salad
Alim sering kali dijadikan sebagai bahan campuran untuk salad dikarenakan rasanya yang tajam akan menjadikan salad cukup nikmat untuk dimakan.
Selain itu, alim yang dimakan dengan cara salad lebih banyak mengandung gizi di dalamnya dikarenakan mengonsumsi dengan cara mentah [,2,5,6]
Sup Alim
Yang terpenting dalam mengolah alim adalah memastikan agar kandungan gizi yang terdpat di dalamnya tidak banyak berkurang akibat terlalu lama diolah dengan suhu panas yang tinggi
1. Anonym. Cress, garden, raw. United State Department of Agriculture; 2019.
2. Chandra Shekhar Singh and Vinod Kumar Paswan. The Potential of Garden Cress (Lepidium sativum L.) Seeds for Development of Functional Foods. Chapter 14. Intech Open; 2017.
3. Ravindra G Mali, Shailaja G Mahajan and Anita A Mehta. Lepidium sativum (Garden cress): a review of contemporary literature and medicinal properties. 7(4), 331-335. Oriental Pharmacy and Experimental Medicine; 2007.
4. Bastihalli Tukaram Diwakar, Pinto Kumar Dutta, Belur Ramaswamy Lokesh, Kamatham Akhilender Naidu. Physicochemical Properties of Garden Cress (Lepidium sativum L.) Seed Oil. 87:539–548. Journal of the American Oil Chemists' Society; 2010.
5. Dr. Rahul C. Ranveer, Jai Ghosh. Development of Health Drink Enriched with Processed Garden-cress (Lepidium
sativum L.) Seeds. 7 (9): 571-576. American Journal of Food Technology; 2012.
6. D. Poya, A. Akbarzadehb, M. Ghaneic. Garden Cress: Morphology, Genetically and Therapeutic properties. 130-136. The Journal for Horticulture; 2015.
7. Mohd Fairulnizal Md Noh, Rathi Devi Nair Gunasegavan, Suraiami Mustar. Vitamin A in Health and Disease. 84460. Intech Open; 2019.
8. James J DiNicolantonio, Jaikrit Bhutani, James H O’Keefe. The health benefits of vitamin K. 2. Open Hearth; 2015.
9. Gustav Schellack, Natalie Schellack, Pamela Harirari. B-complex vitamin deficiency and supplementation. 82(4):28-33. South African Pharmaceutical Journal; 2015.
10. Susan R Marengo, Andrea MP Romani. Oxalate in renal stone disease: The terminal metabolite that just won't go away. vol 4 no 7. Nature Clinical Practice Nephrology; 2015.