Androstanolone juga disebut dengan stanolone atau dihydrotestosterone (DHT). Obat ini termasuk dalam kategori steroid androgen dan anabolic hormon untuk menangani rendahnya jumlah hormon testosteron pada laki-laki [1,2,3,4].
Daftar isi
Indikasi obat Androstanolone hingga kontraindikasi obat terdapat dalam tabel berikut ini [2]:
Indikasi | Obat hormon pada pria |
Kategori | Obat Keras |
Konsumsi | Dewasa |
Kelas | Androgen & Obat Sintetis Terkait |
Bentuk | Gel topikal |
Kontraindikasi | → Hipersensitivitas pada sesama substansi aktif → Dijauhkan dari wanita yang sedang menjalani terapi endorgen karena menyebabkan terbentuknya karakter maskulin akibat produksi testosteron berlebihan → Pasien lansia harus diberikan pengawasan dan pemeriksaan berkala terkait kondisi kesehatan prostastanya → Hindari penggunaan pada wanita hamil karena membahayakan janin serta ibu menyusui |
Gejala penurunan hormon testosteron pada pria terlihat dari beberapa aspek, seperti gairah libido berkurang, impotensi, menurunnya gairah seksual atau disfungsi seksual, sakit kepala, hilangnya jumlah otot hingga depresi. Selain mengobati penurunan testosteron, obat Androstanolone memiliki beberapa kegunaan yang bermanfaat untuk mengembangkan dan memelihara ciri-ciri seks pria, seperti [1,2,3,4]:
Androstanolone diberikan sesuai dosis yang ditentukan [2]:
Topikal/Kulit ⇔ Gynaecomastia, Lichen sclerosus, Hipogonadisme pria →Sebagai gel 2,5% harus digunakan sesuai instruksi produk. |
Penggunaan Androstanolone harus sesuai dengan resep yang diberikan oleh dokter. Sebab pemakaian yang berlebihan akan menyebabkan pertumbuhan kanker prostat yang sulit diobati. Berikut adalah beberapa efek samping dari Androstanolone [1,2,3,4]:
Data detail mengenai penyimpanan hingga overdosis Androstanolone terdapat dalam tabel berikut ini [2]:
Penyimpanan | Simpan pada suhu 25oC |
Cara Kerja | Deskripsi: Androstanolone memiliki sifat anabolik dan androgenik. |
Overdosis | Tidak ada informasi overdosis mengenai Androstanolone |
Apa yang harus saya perhatikan sebelum menggunakan Androstanolone?
Dokter harus mengetahui jika pasien memiliki riwayat kanker prostat, hypercholesterolemia, myocardical infraction, sindrom gagal ginjal, penyakit jantung, nephrotic syndrome, peliosis hepatitis, diabetes melitus, penyakit ginjal, hypercalcemia, penyakit liver, edema paru, hingga anemia [3].
Apakah Androstanolone dapat berinteraksi dengan obat lain?
Interaksi suatu obat dapat mengubah kerja obat dan meningkatkan efek samping. Sehingga ada beberapa obat yang harus diperhatikan saat digunakan bersamaan dengan Androstanolone seperti vitamin K. Penggunaan vitamin K dapat meningkatkan risiko pendaraham akibat efek koagilasi dan fibrinolitik [4].
Bagaimana cara menggunakan Androstanolone?
Androstanolone yang umumnya berbentuk gel digunakan dengan cara dioleskan langsung pada kulit, atau melalui injeksi ke otot. Usahakan untuk tidak mencuci area yang sudah dioleskan obat setidaknya 6 jam setelah pemakaian. Pasien biasanya menggunakan Androstanolone hingga benar-benar sembuh. Namun, hal ini tetap bergantung pada kondisi masing-masing pasien [3].
Instruksi diet apa yang harus saya ikuti?
Hindari mengonsumsi alkohol bersama penggunaan Androstanolone. Sebab, akan menyebabkan reaksi interaksi, memperlambat absorpsi dalam tubuh, dan memperbesar risiko efek samping [2].
Apa yang harus dilakukan pasien selain mengonsumsi Androstanolone?
Selain mengonsumsi Androstanolone, pasien juga harus memperhatika gaya hidup selama melakukan terapi. Konsultasikan dengan dokter perihal jenis makanan hingga kebiasaan-kebiasaan yang harus dihindari agar mempercepat proses penyembuhan [4].
Androstanolone dapat ditemukan dalam beberapa obat dengan nama merek berikut [2]:
Brand Merek Dagang |
Andractim |
1. Anonim. Androstanolone. Drugs ; 2020
2. Anonim. Androstanolone. Mims Indonesia; 2020
3. Anonim. Androstanolone. Drugcentral; 2020
4. Anonim. Androstanolone. Cancergov; 2020