Artichoke yerusalem mungkin masih terdengar asing bagi sebagian orang. Tanaman ini termasuk dalam spesies bunga matahari yang umbinya bisa dimakan.
Artichoke yerusalem banyak ditemukan dan didistribusikan di wilayah Amerika Utara. Selain digunakan sebagai sebagai sayur dan dimanfaatkan tepungnya, artichoke yerusalem juga telah lama dikenal untuk pengobatan herbal atau tradisional.
Daftar isi
Artichoke yerusalem adalah jenis tanaman bunga matahari berumbi yang juga dikenal dengan nama binomial Helianthus tuberosus L. sunflower. Artichoke yerusalem juga dikenal dengan nama lain seperti kentang Kanada, sunchoke, sunroot dan masih banyak lagi.[1,7]
Artichoke yerusalem umumnya dapat dipanen setiap tahun. Tingginya sekitar 3 m dengan akar yang berserat dan menyebar dalam di bawah tanah. Panjang daun artichoke yerusalem berukuran sekitar 10-23 cm dan lebar 7-15 cm. Daunnya berbentuk tombak hingga bulat menyerupai telur dengan tepi daun yang licin atau bergigi.[1,2]
Umbi artichoke yerusalem yang berwarna putih hingga kuning, merah, atau ungu yang terbentuk dari penebalan geragihnya di bawah tanah. Bentuk dan ukuran umbi artichoke yerusalem sangat bervariasi, namun umumnya agak bulat dengan daun bersisik kecil.[1,7]
Bunga artichoke yerusalem majemuk, seperti bunga matahari, dengan 10 hingga 60 bunga kecil (floret). Warna bunganya kuning keemasan dan berbentuk seperti tabung dengan panjang 6-7 mm, sedangkan ujung bunganya berwarna kuning kehijauan.[1,2,7]
Artichoke yerusalem umumnya dapat tumbuh subur di lahan basah, tepi sungai, padang rumput, padang rumput, lahan terlantar dan daerah yang terganggu.[1]
Fakta Menarik Seputar Artichoke Yerusalem
Berikut informasi sajian nilai gizi yang terkandung dalam 100 gram artichoke yerusalem.[3]
Nama | Jumlah | Satuan Unit |
Kalori total | 306 | kJ |
Karbohidrat total | 17.4 | g |
Serat makanan | 1.6 | g |
Gula | 9.6 | g |
Lemak total | 0.0 | g |
Protein | 2.0 | g |
Vitamin A | 20.0 | IU |
Vitamin C | 4.0 | mg |
Vitamin D | ~ | ~ |
Vitamin E | 0.2 | mg |
Thiamin | 0.2 | mg |
Riboflavin | 0.1 | mg |
Niacin | 1.3 | mg |
Vitamin B6 | 0.1 | mg |
Folat | 13.0 | mcg |
Asam pantotenat | 0.4 | mg |
Kolin | 30.0 | mg |
Kalsium | 14.0 | mg |
Zat besi | 3.4 | mg |
Magnesium | 17.0 | mg |
Fosfor | 78.0 | mg |
Kalium | 429 | mg |
Natrium | 4.0 | mg |
Zinc | 0.1 | mg |
Tembaga | 0.1 | mg |
Mangan | 0.1 | mg |
Selenium | 0.7 | mcg |
Artichoke yerusalem merupakan sumber thiamin, fosfor dan kalium yang baik, serta sumber yang sangat baik untuk zat besi. Selain itu artichoke yerusalem juga sangat rendah akan kandungan lemak jenuh, kolesterol dan natrium.[3]
Artichoke yerusalem diketahui mengandung tinggi karbohidrat dari serat inulin. Studi terkini mulai banyak membahas hubungan inulin dan potensinya terhadap penderita diabetes melitus.
Struktur inulin yang tidak dapat dicerna oleh enzim-enzim pencernaan di usus manusia, membuat inulin berperan penting dalam asupan pangan yang sesuai untuk pengelolaan diabetes tipe 2, obesitas, dan kondisi kesehatan terkait gula darah lainnya.[7]
Inulin yang berawal dengan melewati mulut, lambung kemudian usus kecil tidak dimetabolisme oleh tubuh karena tidak dapat dicerna oleh enzim pencernaan, sampai masuk ke usus besar strukturnya tetap utuh lalu baru dimetabolisme oleh bakteri baik usus besar.[7]
Selain memperlambat penyerapan gula darah sehingga baik direkomendasikan untuk penderita Diabetes tipe 2, inulin juga turut menjaga kesehatan sistem pencernaan.[7]
Inulin, yang ada dalam artichoke yerusalem, dianggap sebagai bentuk serat makanan yang mudah larut dan dikategorikan sebagai prebiotik (bersifat melindungi kesehatan pencernaan).[7]
Karena tidak dapat dicerna oleh enzim pencernaan, inulin yang akhirnya tetap utuh sampai usus besar kemudian menjadi makanan bagi bakteri baik. Pertumbuhan dari bakteri baik usus besar kemudian akan menghambat pertumbuhan bakteri jahat seperti E.Coli dan Clostridia yang dapat mengganggu sistem pencernaan.[7]
Inulin mempengaruhi fungsi usus dengan melembutkan tinja agar udah dikeluarkan, terutama pada pasien sembelit, bersamaan dengan penurunan nilai pH tinja.[7]
Selain bagian tubuh dari umbi artichoke yerusalem yang mengandung berbagai nutrisi penting untuk tubuh, daunnya juga memiliki nutrisi penting.[7]
Daun artichoke Yerusalem secara tradisional digunakan sebagai obat alternatif untuk pengobatan patah tulang, luka kulit, bengkak dan nyeri.[7]
Kandungan fenolik dan flavonoid berhubungan erat dengan aktivitas antioksidan pada artichoke yerusalem. Ekstrak umbi dan daunnya terbukti mampu membersihan radikal yang kuat.[8]
Dalam studinya, Yuan dkk. menunjukkan kemampuan ekstrak daun artichoke yerusalem yang tinggi dalam membersihkan radikal bebas.[8]
Mereka juga menunjukkan, bahwa konsentrasi asam klorogenat yang lebih tinggi (ada di daun) adalah faktor utama yang bertanggung jawab untuk pembersihan radikal bebas.[8]
Kapasitas antioksidan yang tinggi dari ekstrak artichoke yerusalem berpotensi tinggi untuk digunakan dalam pengobatan penyakit, khususnya yang disebabkan oleh produksi spesies oksigen reaktif yang berlebihan.[8]
Zhang dkk. dalam studinya memaparkan bahwa ekstrak artichoke yerusalem dapat bersifat merusak sel kanker yang bekerja secara khusus pada garis sel kanker paru-paru manusia (A549) dan garis sel darah putih (makrofag) mencit (RAW 264,7).[8]
Studi tersebut juga menunjukkan bahwa kemampuan pertumbuhan sel kanker paru-paru manusia terhambat ketika terdapat peningkatan konsentrasi ekstrak umbi.[8]
Penelitian lain menemukan bahwa ekstrak daun artichoke yerusalem menunjukkan aktivitas sitotoksik (merusak sel kanker) terhadap garis sel kanker payudara (MCF-7).[8]
Penelitian lebih lanjut secara luas pada manusia masih perlu dilakukan untuk memastikan ini.
Artichoke yerusalem diketahui kaya akan nutrisi yang bermanfaat dan merupakan sumber serat makanan dan fruktan yang baik, meskipun juga mengandung beberapa kandungan yang mungkin dapat berbahaya.[5]
Nitrat dan nitrit diketahui dapat menyebabkan keracunan pada beberapa kasus karena tidak dapat ditoleransi oleh tubuh, sehingga dalam kasus yang parah dapat menyebabkan kondisi fatal.
Nilai rata-rata nitrat dan nitrit artichoke yerusalem yang diuji di Thailand menunjukkan angka yang cukup rendah (masing-masing 500 dan 125 mg / kg) sesuai seperti yang direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan Masyarakat Thailand (2004).[5]
Meskipun nilai rata-rata keduanya masih dalam jumlah kecil, namun sebaiknya cukup konsumsi artichoke yerusalem secukupnya saja.
Komposisi nitrat pada artichoke yerusalem dapat ditemukan terkumpul di akar, daun, dan batangnya dan dapat menyebabkan peningkatan kadar nitrat.[5]
Sianida diketahui merupakan salah satu kimiawi yang sangat beracun. Paparan sianida tingkat tinggi dapat membahayakan otak dan jantung, bahkan dapat menyebabkan koma dan kematian.
Pada artichoke yerusalem ditemukan sangat rendah kandungan sianida di dalamnya (<LOD, 2.79 mg kg-1).[5]
Meskipun kandungannya dinilai sangat rendah, sebaiknya hindari mengonsumsi artichoke yerusalem secara berlebihan.[5]
Artichoke yerusalem telah lama digunakan dalam dunia kuliner sebagai sayur dan tepung yang dapat menggantikan gula. Umbi lezat yang manis ini cocok dengan banyak bumbu dan sering disajikan dalam sup atau sebagai lauk.[9]
Tips Memilih Artichoke Yerusalem
Jika berniat untuk mengonsumsinya, sebaiknya cari artichoke yerusalem yang bebas dari memar, busuk, keriput dan retak. Hindari artichoke yerusalem yang layu dan tidak memiliki tekstur yang kuat serta padat.[10,11]
Tips Penyajian Artichoke Yerusalem
Artichoke yerusalem tidak dapat disimpan sebaik kentang, selain itu juga mudah cacat atau memar jika tidak menyimpannya dengan tepat. Umumnya artichoke yerusalem yang mentah dan masih segar dapat bertahan sekitar satu hingga tiga minggu.[10,11]
Hindari penyimpanan jangka panjang pada suhu mendekati titik beku, karena akan mengubah pati menjadi gula yang dapat mempengaruhi rasa menjadi tidak enak.[10]
Artichoke yerusalem merupakan sumber inulin yang paling tinggi diantara sayuran lainnya, baik untuk dikonsumsi penderita diabetes tipe 2, obesitas dan mengatasi sembelit. Diduga dapat mencegah dan menghambat pertumbuhan beberapa sel kanker. Daunnya juga dapat digunakan untuk meredakan nyeri pada kulit yang bengkak, memar atau cedera.
1. Dr Ian Popay. Helianthus tuberosus (Jerusalem artichoke). CAB International; 2014.
2. Anonym. Helianthus tuberosus L. Flora & Fauna Web, National Parks Singapore; 2020.
3. Condé Nast. Jerusalem-artichokes, raw Nutrition Facts & Calories. The Self Nutrition Data; 2018.
4. Sawicka, Barbara & Jariene, Elvyra & Danilcenko, Honorata & Skiba, Dominika. Nutritional Value of Jerusalem Artichoke Tubers (Helianthus tuberosus L.) grown in organic system under Lithuanian and Polish conditions. Conference: International Conference Bioecon, 167th EAAE Seminar “ European agriculture and transition to bio-economy” IUNG-PIB Pulawy, University of Life Science in Lublin; 2018.
5. Judprasong K, Archeepsudcharit N, Chantapiriyapoon K, Tanaviyutpakdee P, Temviriyanukul P. Nutrients and natural toxic substances in commonly consumed Jerusalem artichoke (Helianthus tuberosus L.) tuber. 1(238):173-179. Food Chemistry; 2018.
6. Showkat MM, Falck-Ytter AB, Strætkvern KO. Phenolic Acids in Jerusalem Artichoke (Helianthus tuberosus L.): Plant Organ Dependent Antioxidant Activity and Optimized Extraction from Leaves.24(18): 3296. Molecules; 2019.
7. Yang L., He Q.S., Corscadden K and Udenigwe C.C. The prospects of Jerusalem artichoke in functional food ingredients and bioenergy production. 13(5): 77-88. Biotechnology Reports; 2015.
8. Nizioł-Łukaszewska Z, Furman-Toczek D, Zagórska-Dziok M. Antioxidant activity and cytotoxicity of Jerusalem artichoke tubers and leaves extract on HaCaT and BJ fibroblast cells. 17(1): 280. Lipids in Health Disease; 2018.
9. Anonym. Jerusalem artichoke recipes. BBC Food UK; 2020.
10. Anonym. Jerusalem Artichoke (Sunchoke). Aggie Horticulture, Texas A&M UNiversity; 2020.
11. Peggy Trowbridge Filippone. Jerusalem Artichokes Selection and Storage. The Spruce Eats; 2018.