Asparagus: Manfaat – Efek Samping dan Tips Pemilihan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Katya Saphira, M.Gizi
Asparagus merupakan makanan yang cukup bergizi. Kandungan asam folat, vitamin dan seratnya cukup tinggi sebagai makanan pendamping dari makanan utama. Layaknya makanan lainnya, asparagus memiliki efek... antioksidan sehingga dapat membantu mencegah penyakit kronis seperti jantung, diabetes, kanker, penuaan dini, dan juga baik dikonsumsi bagi wanita hamil dan diet. Kombinasi yang baik dengan makanan bergizi lainnya dan cara masak yang tepat membuat asparagus menjadi suatu jenis makanan yang dapat bermanfaat bagi tubuh. Tetap perlu diperhatikan efek samping bagi beberapa orang. Read more

Tentang Asparagus

Asparagus merupakan tanaman yang bernilai tinggi. Asparagus dapat dijadikan sebagai ornamen. Disamping itu tanaman ini memiliki banyak manfaat medis.

Asparagus pertama kali ditanam di Yunani lebih dari 2.500 tahun yang lalu dan para ahli mengatakan orang Romawi kuno juga ikut menikmatinya. Tanaman ini umumnya ditemukan tumbuh di alam liar.

Dulu asparagus yang dibudidayakan memiliki batang yang lebih tipis dan warnanya lebih gelap dibandingkan asparagus yang kita temukan saat ini, selain itu rasanya juga lebih pahit [9].

Karakteristik Asparagus

Asparagus officinalis
Asparagus officinalis

Asparagus adalah genus besar yang terdiri dari kurang lebih 150 tanaman herba, semak berkayu, dan tanaman yang merambat. Spesies asparagus dapat ditemukan di Asia, Afrika, dan Eropa.

Spesies yang memiliki nilai ekonomi dengan dimanfaatkan sebagai ornamen atau hiasan antara lain, A. plumosus, A. densiflorus, dan A. virgatus, sedangkan yang dimanfaatkan di dunia medis antara lain: A. racemosus, A. verticillatus, dan A. adscendens. Asparagus yang biasa diolah menjadi sayuran adalah A. officinalis [1].

Kandungan Gizi Asparagus

Asparagus terkadang menyebabkan urin berbau tidak sedap apabila dikonsumsi, hal ini disebabkan oleh adanya senyawa asam asparagin. Senyawa asam asparagin merupakan asam amino yang di dapat dari asparagus.

Namun, meskipun menyebabkan urin berbau senyawa ini memiliki fungsi sebagai antioksidan [2].

Berikut adalah kandungan per 100 gram asparagus mentah:

IDNmedis.com Info Gizi (Per 100 Gram)
Asparagus, mentah
Kalori:20Kalori Dari Lemak:1
  %Kebutuhan Harian
Total Lemak0.1      g 0.18 %
Lemak Jenuh0        g 0.2  %
Lemak Trans0        0    %
Kolesterol0        mg 0   %
Sodium2        mg 0.08 %
Total Karbohidrat4        g 1.33 %
Serat2.1      g 8.4  %
Gula1.9      g  
Protein2.2      g 4.4  %
Vitamin A15.12 %Vitamin c9.33 %
Kalsium2.4 %Zat besi11.89 %
© IDNmedis.com

Src : Asparagus, mentah

*Kebutuhan harian berdasarkan diet 2,000 kalori. Kebutuhan anda bisa lebih besar/kecil.

Vitamin
Penyajian 100gr% kebutuhan Harian
Vitamin A756   IU15.12 %
Vitamin C5.6   mg9.33 %
Vitamin D0    0 %
Vitamin E (Alpha Tokoferol)1.1   mg5.65 %
Vitamin K41.6  mcg51.99 %
Tiamin0.1   mg9.53 %
Riboflavin0.1   mg8.29 %
Niasin1     mg4.89 %
Vitamin B60.1   mg4.55 %
Folat52    mcg13 %
Vitamin B120     mcg0 %
Asam Pantotenat0.3   mg2.74 %
Kolin16    mg0 %
Betaine0.6   mg0 %
© IDNmedis.com

Kandungan gizi yang paling utama dari asparagus adalah folat DFE atau asam folat nabati. Asam folat nabati ini banyak dibutuhkan oleh ibu hamil untuk perkembangan bagi janin dalam kandungan

Selain itu asparagus juga memiliki banyak kandungan vitamin yang baik bagi tubuh. Contohnya, vitamin A yang berguna bagi kesehatan mata dan juga terdapat vitamin E yang bagus untuk menutrisi kulit.

Asparagus adalah salah satu sayuran paling bergizi seimbang yang pernah ada. Kaya akan nutrisi, serat dan kandungan natrium dan kalorinya yang sangat rendah menjadikan asparagus pilihan yang bijak bagi orang yang sadar akan kesehatan.

Manfaat Asparagus Bagi Kesehatan

Jantung

Kapasitas antioksidan asparagus lebih potensial dibandingkan yang terkandung dalam brokoli sehingga dapat membantu mencegah penyakit kardiovaskuler dengan mengurangi pembentukan homosistein (asam amino yang dapat mengakibatkan peradangan kronis pada pembuluh darah apabila konsentrasinya meningkat).

Mencegah hipertensi atau darah tinggi, dislipidemia (kadar lemak dalam darah yang terlalu tinggi atau terlalu rendah), dan aterosklerosis (penumpukan plak pada dinding pembuluh darah yang menyebabkan penyempitan serta pengerasan pembuluh darah arteri). Hal ini berpengaruh pada stimulasi sekresi asam empedu dan menghilangkan kolesterol [7].

Diabetes

Berdasarkan percobaan yang dilakukan pada tikus yang diinduksi diabetes tipe 2 non-obes, ekstrak A. officinalis (didapatkan dari biji asparagus yang direndam dua kali dalam 3 liter metanol 80% selama 72 jam pada suhu kamar kemudian disaring dan diuapkan sampai kering).

Ekstrak dilarutkan dalam air suling sebelum diberikan kepada tikus yang menderita diabetes dan hasilnya mampu menekan peningkatan glukosa darah, meningkatkan kadar insulin serum, perbaikan dalam fungsi sel-b, dan meningkatkan status antioksidan. A. officinalis (500 mg/kg) sangat mirip dengan obat anti-diabetes standar glibenclamide [8].

Kanker

Peneliti menemukan bahwa asparagus mengandung banyak saponin — termasuk asparanin A yang memiliki kemampuan untuk mengubah proses pensinyalan sistem kekebalan tubuh serta perkembangan kanker tertentu. Walaupun penelitian di bidang ini sebagian besar masih terbatas pada studi pada tikus dan mencit.

Kemampuan ekstrak asparagus untuk menghambat produksi molekul pensinyalan sistem peradangan tertentu (sitokin) termasuk IL-6 (interleukin-6) dan TNF (faktor nekrosis tumor) dapat menjelaskan bagaimana ekstrak asparagus mungkin bisa membantu mengurangi proses inflamasi yang berlebihan.

Demikian pula, kemampuan ekstrak asparagus untuk merangsang aktivitas IL-12 (molekul sitokin lain yang membantu sel darah putih tertentu / sel T CD4+ berdiferensiasi menjadi sel pembantu T1 atau T) dapat menjelaskan beberapa sifat imunosuportif dari sayuran ini [2].

Kehamilan

Asparagus banyak mengandung folat sehingga penting untuk dikonsumsi wanita usia subur. Folat dapat mengurangi risiko cacat tabung saraf pada janin sehingga sangat penting bagi calon ibu untuk mengkonsumsinya [5].

Diet

Asparagus merupakan salah satu menu sayuran bagi orang yang sedang melakukan program diet. Hal ini dikarenakan asparagus memiliki kandungan serat yang banyak. Kandungan serat ini lah yang akan membuat merasa kenyang. Selain itu, asparagus juga rendah kalori dan sodium yang baik bagi tubuh.

Penuaan Dini

Asparagus memiliki kandungan vitamin A, glisin dan nutrisi lain yang bermanfaat bagi kulit. Nutrisi-nutrisi diatas berguna untuk memperbaiki sel-sel kulit yang rusak dan mencegah penuaan dini.

Ginjal

Diuretik alami adalah suatu senyawa yang dapat membantu ginjal dalam mengeluarkan cairan garam yang berlebih di dalam tubuh. Selain itu diuretik alami juga dapat membantu ginjal mengeluarkan racun pada ginjal dan mencegah pengendapan racun pada ginjal. Senyawa diuretik alami ini terdapat di dalam asparagus.

Asparagus merupakan salah satu sayuran yang sangat baik untuk dikonsumsi selama tidak berlebihan. Hal ini di dukung dengan kandungan yang ada di dalam asparagus yang mampu mencegah ataupun menyembuhkan beberapa penyakit kronis.

Efek Samping Asparagus

Tidak ada efek samping yang fatal apabila memakan terlalu banyak asparagus. Mungkin hanya terdapat beberapa efek samping yang dirasa kurang nyaman seperti gas pada perut dan urin yang berbau. Hal ini dikarenakan asparagus memiliki senyawa yang bernama asam asparagin atau asparagusic acid.

Asam asparagin akan dipecah oleh tubuh ketika dikonsumsi dan menghasilkan senyawa methan ethiol dan dimetil sulfida. Senyawa inilah yang menyebabkan bau urin menyengat.

Namun, perlu diketahui bahwa tiap orang memiliki efek yang berbeda terhadap bau urin setelah mengkonsumsi asparagus.

Pertama, ada perbedaan dalam penyerapan asam asparagus saat asparagus berada di dalam saluran pencernaan. Kedua, ada perbedaan saat tubuh kita memproses asam asparagus ketika diserap ke dalam darah. Ketiga, ada perbedaan dalam kemampuan kita untuk mendeteksi keberadaan turunan asam asparagin.

Faktor-faktor ini dapat tergabung sedemikian rupa sehingga menghasilkan beberapa hasil yang berbeda. Sebagai contoh, seseorang mungkin memiliki sejumlah besar turunan asam asparagin dalam urinnya, tetapi tidak dapat mendeteksi baunya. Hal ini bisa berbeda dengan yang dialami orang lain [2].

Tetapi alergi asparagus juga mungkin terjadi, dalam hal ini sebaiknya Anda tidak mengkonsumsinya. Orang yang alergi terhadap anggota keluarga Lily lainnya, seperti bawang merah, bawang putih, dan daun bawang, lebih mungkin alergi terhadap asparagus.

Gejalanya meliputi pilek, gatal-gatal, sulit bernapas, dan bengkak di sekitar mulut serta bibir [5].

Cara Penyimpanan Asparagus

Seperti sayuran lain, asparagus tidak langsung “mati” ketika dipetik, tetapi akan terus mengalami aktivitas metabolisme di dalam asparagus. Aktivitas metabolisme ini termasuk asupan oksigen, penghancuran pati dan gula, dan pelepasan karbon dioksida. Kecepatan di mana proses ini terjadi biasanya disebut sebagai “laju respirasi”.

Dibandingkan dengan sayuran lain, asparagus memiliki laju respirasi yang sangat tinggi sehingga membuatnya lebih mudah rusak dibandingkan sayuran lainnya dan juga jauh lebih mungkin kehilangan air, berkerut, dan mengeras.

Dengan membungkus ujung asparagus dalam kertas lembab atau handuk kain dapat membantu mengimbangi laju respirasi asparagus yang sangat tinggi selama disimpang dalam lemari es [2].

Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan menegakkan seikat asparagus kedalam wadah berisi air setinggi 1 inci di dalam kulkas [4].

Tips Dalam Memilih Asparagus

Agar mendapatkan gizi yang banyak pada asparagus, sebaiknya kita harus memilih asparagus yang benar-benar segar dan bagus. Berikut ini tips-tips dalam memilih asparagus :

  • Pilihlah batang asparagus yang berwarna hijau segar atau ungu-kebiruan
  • Kemudian pilih batang asparagus yang lurus dan seragam
  • Jangan memilih asparagus yang sudah berbunga atau ujungnya masih tertutup
  • Pilihlah asparagus yang masih belum di simpan di lemari pendingin

Cara Konsumsi Asparagus

Sebaiknya asparagus dikonsumsi dalam waktu sekitar 48 jam setelah pembelian untuk mendapatkan kualitas terbaik. Sayuran sebaiknya dimasak dengan waktu yang minimal dan tepat.

Para peneliti meneliti efek blansing air (perendaman singkat dalam air mendidih) pada kualitas asparagus menggunakan berbagai jangka waktu antara 50 detik dan 6 menit.

Mereka juga memeriksa dampak pada empat bagian asparagus yang berbeda: kuncup (atau ujung), bagian atas (tepat di bawah kuncup), bagian tengah, dan bagian bawah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan menit dalam waktu blansing dapat berdampak signifikan pada asparagus. Bagian ujung secara signifikan lebih sensitif terhadap proses blansing daripada bagian yang lebih rendah dan lebih tebal. Apabila asparagus berukuran tipis sebaiknya tidak dimasak terlalu lama [2].

Berikut ini adalah beberapa cara pengolahan asparagus [6].

  • Kukus

Kukus asparagus dalam posisi tegak dengan tangkai diikat menjadi bundel menggunakan foil atau tali. Berdirikan batang asparagus yang telah diikat menjadi satu pada panci dengan bentuk yang memanjang. Tutup dan masak sampai lunak (sekitar 5-8 menit).

  • Rebus

Rebus asparagus dalam sedikit air sampai lunak. Asparagus akan renyah dalam waktu sekitar 5 hingga 8 menit.

  • Bakar

Panaskan oven ke 425 F. Tempatkan Asparagus ke dalam mangkuk dan tuang minyak zaitun. Aduk sampai melapisi permukaan dan taburi dengan keju parmesan, bawang putih, garam, dan merica. Bakar sampai empuk (sekitar 12-15 menit).

  • Panggang

Panaskan panggangan. Di atas loyang, aduk asparagus dengan minyak zaitun, garam, dan sejumput lada. Sebarkan dalam satu lapisan. Panggang, balik sesekali hingga lunak (sekitar 8-12 menit).

Asparagus sejatinya dapat dimasak dengan berbagai macam cara. Namun yang paling diperhatikan dalam memasak asparagus terutama Asparagus officinalis adalah menjaga agar kandungan gizi yang ada tidak berkurang atau hilang.
fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment