Penyakit & Kelainan

Askariasis : Penyebab – Gejala dan Penanganan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Apa Itu Askariasis?

sumber: Centers for Disease Control

Askariasis merupakan jenis infeksi yang disebabkan oleh cacing gelang atau Ascaris lumbricoides yang terdapat pada usus dan berkembang biak di sana [1,2,3,4,5,6,7].

Seringkali tidak ada gejala yang ditunjukkan dari infeksi ini, namun seiring makin bertambah banyaknya cacing di dalam tubuh karena berkembang biak, gejala dapat muncul dan menjadi lebih parah.

Askariasis adalah suatu kondisi infeksi yang cukup umum terutama di negara atau wilayah yang tingkat kebersihannya kurang.

Tinjauan
Askariasis adalah jenis penyakit infeksi yang umum terjadi di dunia dan disebabkan oleh cacing Ascaris lumbricoides, khususnya di negara tropis/subtropis dengan tingkat sanitasi rendah.

Fakta Tentang Askariasis

  1. Di Amerika Serikat, askariasis adalah jenis penyakit infeksi dengan jumlah kasus yang sedikit karena terlampau jarang sehingga faktor risiko lingkungan pun termasuk rendah [2].
  2. Cacing gelang yang menginfeksi memiliki panjang 20-30 cm untuk betina dan 15-20 cm untuk jantan dengan warna putih, kuning atau merah muda [1].
  3. Askariasis bukan penyakit baru karena jenis infeksi parasit ini telah ada selama berabad-abad di mana penjelasannya ada pada papirus Mesir kuno [1].
  4. Bahkan identifikasi keberadaan penyakit infeksi ini sudah sejak 800 SM yang ditemukan pada mumi di Mesir [1].
  5. Prevalensi askariasis di dunia pada tahun 2015 diketahui sebanyak 807 juta jiwa, sementara itu terdapat 589 juta penderita di Asia Tenggara [2].
  6. Menurut laporan Kementerian Kesehatan tahun 2012, rata-rata prevalensi askariasis di seluruh Indonesia mencapai 31,8% di mana usia anak sekolah adalah yang paling rentan mengalaminya.

Penyebab Askariasis

Cacing gelang atau Ascaris lumbricoides ditemukan pada tanah yang sudah terkena atau terkontaminasi feses manusia [1,2,3,4,5,6,7].

Oleh sebab itu, bahan-bahan makanan yang tumbuh atau berasal dari tanah tersebut lalu dikonsumsi secara tidak benar oleh manusia dapat menyebabkan askariasis.

Dari bahan makanan yang tidak diolah secara matang berisiko mengandung telur cacing Ascaris lumbricoides di mana telur ini dapat masuk ke dalam tubuh manusia.

Bila telur berhasil masuk ke dalam tubuh, maka ia akan menuju usus dan menetas di sana.

Hasil tetasan telur yang disebut larva melalui peredaran darah akan menuju paru lalu berkembang di organ tersebut.

Perkembangan larva pada paru-paru dapat berlangsung selama seminggu sebelum akhirnya berpindah ke tenggorokan manusia.

Bila sudah masuk ke tenggorokan, penderita akan mengalami batuk yang menyebabkan larva keluar dari dalam tubuh.

Namun, selalu ada kemungkinan penderita secara tidak sengaja menelan kembali cacing tersebut sehingga cacing berada di usus dan mengalami pertumbuhan di sana menjadi cacing betina dan jantan.

Perkembangbiakkan dapat terjadi sehingga jumlah telur cacing di dalam tubuh menjadi lebih banyak.

Jika tak segera ditangani, cacing-cacing tersebut akan berkembang biak semakin banyak dan bertahan di dalam tubuh penderita hingga 1-2 tahun karena per harinya cacing betina mampu menghasilkan 200.000 telur cacing.

Faktor Risiko Askariasis

Terdapat beberapa kondisi yang mampu membuat risiko penularan meningkat dan seseorang dapat mengalami askariasis, yaitu [1,2,3,6,7] :

  • Pembuangan kotoran manusia yang tidak pada tempatnya.
  • Tingkat kebersihan yang rendah pada suatu wilayah.
  • Ketiadaan sanitasi modern pada suatu negara atau wilayah.
  • Berwisata atau mengunjungi wilayah tropis atau subtropis yang rentan terhadap infeksi askariasis.
  • Bertempat tinggal di suatu wilayah tropis atau subtropis yang rentan dengan infeksi askariasis.
  • Terkena paparan dari tanah yang sudah terkontaminasi parasit; biasanya, anak-anak yang suka bermain di tanah jauh lebih berisiko mengalami askariasis.
  • Penggunaan feses atau kotoran manusia yang sudah terkontaminasi cacing Ascaris lumbricoides sebagai pupuk bagi tanaman sayuran.
Tinjauan
- Cacing Ascaris lumbricoides atau cacing gelang adalah penyebab infeksi askariasis terjadi.
- Terkena paparan tanah, air atau feses yang sudah terkontaminasi parasit ini seperti melalui konsumsi bahan makanan mentah dapat meningkatkan risiko terkena infeksi.

Gejala Askariasis

Askariasis tidak secara langsung menimbulkan gejala karena membutuhkan waktu bagi cacing untuk berkembang biak atau telur cacing menetas lebih dulu di dalam usus kecil.

Jika cacing sudah mulai berkembang biak lalu menginfeksi, beberapa keluhan inilah yang pada umumnya dirasakan [1,3,4,5,6,7] :

  • Mual
  • Perut sakit atau tidak nyaman
  • Muntah
  • Buang air besar tidak lancar
  • Diare
  • Nafsu makan menurun
  • Saat buang air besar, pada feses cacing dapat terlihat
  • Berat badan turun

Ketika cacing sudah mulai memasuki organ paru-paru, maka gejala yang dirasakan akan jauh lebih parah.

Beberapa keluhan di bawah ini adalah tanda bahwa paru-paru mulai terinvasi oleh cacing :

  • Sesak nafas
  • Batuk tersedak
  • Keluar lendir atau dahak berdarah
  • Mengi
  • Demam
  • Ketidaknyamanan yang dirasakan di area dada

Ada kemungkinan jumlah cacing semakin banyak tanpa penderita sadari yang kemudian memperburuk gejala yang sudah terjadi.

Beberapa gejala yang lebih serius karena cacing telah memenuhi usus serta berpindah ke paru maupun tenggorokan antara lain adalah :

  • Perut terasa sakit yang tak tertahankan
  • Berat badan terus mengalami penurunan yang juga sebelumnya disertai penurunan selera makan
  • Tenggorokan terasa mengganjal atau timbul benjolan di sana
  • Terkadang cacing bisa saja keluar melalui feses, muntahan, atau lubang hidung penderita

Kapan sebaiknya memeriksakan diri ke dokter?

Saat perut sudah mulai sakit terus-menerus atau secara persisten, segera ke dokter untuk mendeteksi apa yang terjadi.

Terlebih bila didukung dengan timbulnya rasa mual atau diare, periksakan secepatnya.

Tinjauan
- Sakit perut, mual, muntah, diare, serta turunnya nafsu makan adalah bentuk gejala awal dari askariasis.
- Namun ketika cacing sudah merambat hingga paru maupun tenggorokan, maka sesak nafas dan benjolan pada tenggorokan akan timbul.
- Pada beberapa kasus, cacing nampak dari feses penderita saat buang air besar atau keluar dari hidung atau mulut saat batuk.

Pemeriksaan Askariasis

Ketika memutuskan untuk ke dokter, maka beberapa metode pemeriksaan inilah yang umumnya dokter lakukan untuk mendeteksi gejala yang dialami pasien :

  • Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik menjadi yang pertama dilakukan dokter dengan melihat apakah terdapat cacing pada hasil muntahan atau batuk pasien.

Bahkan terkadang, dokter dapat menemukan adanya cacing-cacing yang keluar dari lubang hidung maupun mulut penderita.

Dokter akan lebih mudah mengidentifikasinya bila cacing langsung terlihat sambil juga dokter akan menanyakan riwayat bepergian pasien [3,5].

Feses atau kotoran pasien dari hasil buang air besar akan diperiksa untuk mendiagnosa askariasis [1,2,3,4,5,6,7].

Telur-telur yang dihasilkan oleh cacing betina akan menyebar melalui sistem pencernaan sehingga keberadaan telur cacing atau larva perlu diperiksa menggunakan mikroskop.

  • Tes Darah

Pemeriksaan darah diperlukan agar dokter dapat mengetahui jumlah sel-sel darah putih di dalam tubuh pasien [1,4,5].

Hal ini dikarenakan jumlah sel darah putih dapat meningkat karena askariasis begitu juga karena kondisi gangguan kesehatan lain.

Maka untuk mengeliminasi adanya kemungkinan penyakit lain, dokter juga perlu mendeteksi melalui tes darah ini.

Dokter kemungkinan akan meminta pasien menempuh pemeriksaan ultrasonografi, yaitu tes dengan  memanfaatkan gelombang suara untuk menghasilkan gambar dari organ dalam pasien [1,4].

Dari hasil ultrasonografi, dokter akan dapat melihat keberadaan cacing-cacing khususnya di area hati atau pankreas.

  • Sinar-X

Sinar-X atau rontgen adalah metode pemeriksaan yang dilakukan dokter untuk memeriksa bagian perut pasien [1,5,6].

Melalui sinar-X akan dapat terlihat jumlah cacing yang berada di dalam usus, bahkan rontgen dada akan menunjukkan apakah larva sudah sampai ke paru-paru.

Tes pemindaian berupa CT atau MRI scan akan digunakan dokter untuk melihat secara detil kondisi struktur organ dalam tubuh pasien melalui gambar yang dihasilkan [1,4].

Dari pemeriksaan ini, dokter mengetahui apakah cacing-cacing tersebut telah menghambat saluran yang ada pada pankreas maupun hati pasien.

Tinjauan
Pemeriksaan fisik, riwayat kesehatan, tes darah, ultrasonografi, sinar-X, dan pemeriksaan MRI/CT scan adalah metode yang dilakukan dokter untuk mendeteksi dan mengonfirmasi askariasis.

Penanganan Askariasis

Askariasis tidak selalu harus mendapatkan penanganan medis karena pada beberapa penderita, askariasis dapat sembuh sendiri.

Namun ketika gejala sudah cukup mengganggu, ada baiknya memeriksakan diri dan memperoleh penanganan dokter seperti obat-obatan hingga langkah operasi jika memang kondisi mengharuskan.

  • Pemberian Obat

Dokter rata-rata akan memberikan obat antiparasit untuk melawan parasit yang sedang menginvasi tubuh pasien [1,2,3,5,6,7].

Obat-obatan yang umum diberikan adalah mebendazole, ivermectin, dan albendazole yang perlu dikonsumsi 1-3 hari untuk seluruh cacing dewasa di dalam usus dapat terbasmi.

Namun sebagai efek sampingnya, ada kemungkinan pasien akan mengalami diare atau sakit perut.

  • Operasi

Pada kasus gejala yang sangat parah, dokter akan merekomendasikan tindakan operasi untuk menghilangkan cacing-cacing yang ada di dalam tubuh [1,4].

Tujuan operasi juga adalah untuk memperbaiki kerusakan yang ada karena cacing-cacing yang terus berkembang biak di dalam tubuh pasien.

Bila terjadi radang usus buntu, obstruksi saluran empedu, hingga perforasi atau obstruksi usus, maka kondisi-kondisi inilah yang memerlukan tindakan operasi.

Tinjauan
Pemberian obat antiparasit adalah tindakan penanganan askariasis yang banyak dilakukan. Namun bila komplikasi seperti sumbatan pada usus dan organ penting lainnya, dokter akan menyarankan pasien menempuh operasi.

Komplikasi Askarasis

Pada kasus askariasis yang ringan penderita akan dapat sembuh dengan sendirinya dan infeksi tidak akan berkembang menjadi komplikasi tertentu.

Namun bila kondisi gejala tak segera diatasi atau semakin memburuk, beberapa komplikasi ini bisa berbahaya terutama pada penderita yang masih usia kanak-kanak [1,4,5].

  • Penyumbatan Saluran : Saluran pada pankreas dan hati pasien dapat mengalami sumbatan karena penuh dengan cacing yang berkembang biak di sana. Walau sangat jarang, hal ini akan menimbulkan rasa nyeri yang hebat jika terjadi.
  • Perforasi atau Obstruksi Usus : Bila pasien mengalami kram perut atau sakit perut yang hebat terus-menerus diikuti dengan muntah-muntah, ada kemungkinan ini disebabkan oleh usus yang sebagian telah dipenuhi oleh cacing-cacing.
  • Perdarahan atau Usus Buntu : Cacing-cacing yang terus bertambah jumlahnya pun dapat menjadi penyebab sumbatan pada usus buntu atau dinding usus sehingga memicu penyakit usus buntu atau bahkan perdarahan.
  • Pertumbuhan yang Lambat : Pada anak yang mengalami askariasis, risiko komplikasi paling memungkinkan adalah tumbuh kembang yang melambat karena kekurangan nutrisi akibat turunnya nafsu makan dan ketidakmampuan sistem pencernaan menyerap nutrisi dari makanan yang masuk ke dalam tubuh.
Tinjauan
Sumbatan pada usus, saluran hati dan pankreas, hingga usus buntu dan perdarahan dapat terjadi akibat terlalu banyaknya cacing yang di dalam tubuh. Pada anak penderita askariasis, hal ini akan memengaruhi tumbuh kembangnya yang menjadi lebih lambat.

Pencegahan Askariasis

Infeksi yang disebabkan oleh cacing gelang dapat dicegah dengan memiliki kebiasaan sehat, yakni menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

Beberapa cara untuk menghindari askariasis antara lain adalah dengan [2,3,6] :

  • Mencuci tangan menggunakan sabun dan air bersih setiap sehabis menggunakan toilet, sebelum memasak, dan sebelum maupun sesudah makan.
  • Sering-sering mencuci tangan dengan bersih untuk mencegah penyebaran infeksi.
  • Mencuci setiap buah maupun sayur yang hendak diolah ataupun dikonsumsi sampai benar-benar bersih.
  • Menghindari mengonsumsi air mentah saat sedang mengunjungi negara atau wilayah lain.
  • Menghindari mengonsumsi sayuran mentah saat sedang berwisata, khususnya jika ke suatu wilayah tropis atau subtropis dengan tingkat kebersihan rendah.
  • Mengonsumsi hanya makanan matang.
Tinjauan
Infeksi karena parasit seperti askariasis dapat dicegah dengan mencuci tangan serta menjaga kebersihan diri secara keseluruhan. Mengonsumsi makanan bersih dan matang pun merupakan cara pencegahan terbaik.

1) Daniela F. de Lima Corvino; Shawn Horrall. 2019. National Center for Biotechnology Information. Ascariasis.
2) Anonim. 2018. Centers for Disease Control and Prevention. Parasites - Ascariasis.
3) Anonim. 2017. National Health Service. Overview-Roundworm.
4) Quan-yue Li, Dong-hai Zhao, Hai-yan Qu, & Chuan-nong Zhou. 2014. World Journal of Emergency Medicine. Life-threatening complications of ascariasis in trauma patients: a review of the literature.
5) Poppy H. L. Lambertoncorresponding author and Peter M. Jourdan. 2015. Current Tropical Medicine Reports. Human Ascariasis: Diagnostics Update.
6) Richard D. Pearson , MD. 2019. Merck Manual Professional Version. Ascariasis.
7) Karin Leder, MBBS, FRACP, PhD, MPH, DTMH; Peter F Weller, MD, MACP; Edward T Ryan, MD, DTMH; & Elinor L Baron, MD, DTMH. UpToDate. Ascariasis.

Share