Menurut CDC (Centers for Disease Control and Prevention), orang dewasa usia antara 18 sampai 60 tahun membutuhkan waktu tidur 7 jam atau lebih setiap malamnya [1].
Orang dewasa yang lebih tua usia 61-64 tahun memerlukan waktu tidur 7-9 jam dan usia 65 tahun ke atas membutuhkan 7-8 jam [1].
Meski istirahat cukup setiap harinya sangat dianjurkan dan terbukti baik bagi kesehatan, nyatanya tidak semudah itu bagi sejumlah orang.
Kesibukan, stres, dan berbagai masalah eksternal yang diri sendiri tak dapat kontrol menjadi alasan kualitas tidur menurun [2].
Bagi orang-orang yang terbiasa tidur sekitar 5 jam sehari, mungkin hal ini sudah dianggap biasa dan tidak masalah.
Namun, ada bahaya kesehatan yang mengintai bila tidur 5 jam setiap malam menjadi kebiasaan jangka panjang [3,4,5].
Daftar isi
Tidur hanya 5 jam sehari yang menjadi kebiasaan tentu bukan hal baik bagi kesehatan, tak terkecuali kesehatan mental [3].
Risiko kecemasan dan depresi pada orang-orang yang memiliki kualitas tidur rendah akan sangat tinggi [3,6].
Di awal, tidur sekitar 5 jam dalam sehari mungkin tidak memberikan atau menunjukkan efek signifikan sehingga penderita tidak menyadari apapun.
Namun jika 5 jam menjadi durasi tidur secara terus-menerus dalam jangka panjang, tingkat kerentanan terhadap stres pasti meningkat dan hal itu nantinya akan dirasakan [7].
Stres dapat dimulai dari kemampuan berpikir yang menurun karena seringnya kurang tidur [3,6].
Stres pun lama-kelamaan dapat berkembang menjadi lebih serius, seperti kecemasan berlebih yang intens hingga depresi [3,6].
Banyak orang tidak bisa untuk tidak tidur 5 jam sehari; hal ini bisa dikarenakan kesibukan yang padat di hari biasa atau hari kerja [2].
Namun saat sudah berada di akhir pekan, seringkali hutang tidur dibayar pada hari libur kerja ini [3,5].
Padahal, tidur lebih lama dan puas di akhir pekan untuk “membayar” hutang tidur lima hari sebelumnya tentu tetap tidak berefek baik bagi kesehatan [3,5].
Ketika semakin terbiasa, hutang pun akan semakin terakumulasi, maka hal ini bisa berakibat pada banyak masalah medis kronis [3,5].
Pola tidur tidak teratur seperti ini bisa tetap memberi efek buruk bagi tubuh, seperti selalu kelelahan dan tidak bertenaga [3].
Saat durasi tidur hanya 5 jam sehari, sebaiknya penderita segera membenahi dan mengembalikannya menjadi 7-9 jam lagi, bukan menganggapnya hutang untuk dibayar saat libur.
Tidur kurang dari 7 atau 8 jam sehari dalam jangka waktu lama, terutama membiasakan hanya 5 jam tidur dapat mengganggu fungsi otak [3,4].
Penderita tidak akan terlalu menyadari hal ini di awal, namun lama-kelamaan, kemampuan berpikir akan terus menurun [8].
Sulit berkonsentrasi, sulit mengingat, tidak merespon dengan cepat, dan semakin lambat dalam berpikir adalah akibatnya [3].
Beberapa masalah tersebut berpotensi menghambat proses belajar (bagi yang masih kuliah) dan juga pekerjaan (bagi orang dewasa) [3].
Tidak hanya itu, penurunan kemampuan berpikir juga dapat menghambat hubungan sosial serta aktivitas sederhana sehari-hari [3].
Membiarkan diri sendiri tidak tidur dengan cukup setiap hari juga memengaruhi sistem imun secara negatif [9].
Kualitas tidur yang buruk menurunkan ketahanan tubuh dan melemahkan imun tubuh [9].
Menurut The National Sleep Foundation, pola dan kualitas tidur buruk meningkatkan risiko masalah sistem saraf maupun daya tahan tubuh [9].
Dengan begitu, tubuh akan lebih rentan terhadap berbagai macam penyakit, mulai dari yang ringan sampai yang kronis [3,9].
Salah satu bahaya mengancam dari kebiasaan tidur 5 jam sehari adalah kecelakaan dalam berkendara, terutama bila mengemudi mobil atau sepeda motor sendiri [3].
Mengantuk saat berada di jalan dapat membahayakan nyawa diri sendiri, hal ini terbukti dari sebuah hasil studi yang menunjukkan adanya sekitar 72.000 kasus kecelakaan lalu lintas dan 800 kematian tahun 2013 [10].
Kasus-kasus tersebut diketahui didasari oleh faktor mengantuk saat mengemudi [10].
Diabetes adalah salah satu jenis penyakit yang bisa berkembang mudah dari pola hidup yang kurang sehat.
Sebuah hasil studi tahun 2005 menunjukkan bahwa tidur kurang dari 6 jam terlalu sering mampu memperbesar risiko penyakit diabetes [11,12].
Dan tidur terlalu lama dan sering berlebihan juga dikenal sebagai faktor lain yang meningkatkan risiko diabetes [4].
Tidur 5 jam sehari pun berbahaya bagi kesehatan jantung, di mana hal ini kerap pula tak disadari.
Menurut sebuah tinjauan tahun 2011 dari 15 hasil studi, risiko penyakit jantung atau stroke jauh lebih tinggi pada orang-orang yang tidur kurang dari 7 jam setiap malamnya [13].
Risiko tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan orang-orang dengan pola dan kualitas tidur baik (7-9 jam per malam) [13].
Memperbaiki pola tidur 7-9 jam dari yang semula terbiasa 5 jam sehari tidak mudah.
Namun sebaiknya lakukan segera sebelum semakin terbiasa, karena ancaman terbesar dari tidur 5 jam sehari adalah kematian dini [14].
Dengan beberapa risiko masalah kesehatan yang telah disebutkan sebelumnya, gangguan otak, mental, hingga risiko diabetes, stroke dan penyakit jantung, risiko kematian pun akan semakin besar.
Untuk menghindari serangkaian bahaya tidur 5 jam sehari, identifikasi penyebabnya dan segera atasi sesuai faktor yang mendasari.
1. Centers for Disease Control and Prevention. How Much Sleep Do I Need?. Centers for Disease Control and Prevention; 2017.
2. American Academy of Sleep Medicine. Sleep Deprivation. American Academy of Sleep Medicine; 2008.
3. Ada Ciuca. The Effects of Sleeping 5 Hours a Night. Live Strong; 2018.
4. J. Keith Fisher, MD & Scott Frothingham. Is 5 Hours Enough Sleep?. Healthline; 2019.
5. Jeff Kahn, M.S. & Rise Science Editorial Team. Only 5 Hours of Sleep? It’s Worse For You Than You Think. Rise Science; 2021.
6. Harvard Health Publishing. Sleep and mental health. Harvard Health Publishing; 2021.
7. Banner Health. How Sleep Can Affect Stress. Banner Health; 2022.
8. Conor J Wild, Emily S Nichols, Michael E Battista, Bobby Stojanoski, & Adrian M Owen. Dissociable effects of self-reported daily sleep duration on high-level cognitive abilities. Sleep; 2018.
9. Eric Suni & Kimberly Truong. How Sleep Affects Immunity. Sleep Foundation; 2022.
10. Damien Léger M.D., PH.D., Emilie Pepin M.D. & Gabriela Caetano M.D. The economic burden of sleepy driving. Science Direct; 2019.
11. Daniel J. Gottlieb, MD, MPH; Naresh M. Punjabi, MD, PhD; Ann B. Newman, MD, MPH; et al. Association of Sleep Time With Diabetes Mellitus and Impaired Glucose Tolerance. Archives of Internal Medicine; 2005.
12. Francesco P Cappuccio, Daniel Cooper, Lanfranco D'Elia, Pasquale Strazzullo, & Michelle A Miller. Sleep duration predicts cardiovascular outcomes: a systematic review and meta-analysis of prospective studies. European Heart Journal; 2011.
13. Francesco P. Cappuccio, MD, FRCP, Lanfranco D'Elia, MD, Pasquale Strazzullo, MD, & Michelle A. Miller, PhD. Sleep Duration and All-Cause Mortality: A Systematic Review and Meta-Analysis of Prospective Studies. Sleep; 2010.