Bawang termasuk salah satu bahan makanan yang hampir selalu tersedia di rumah. Bawang prei termasuk dalam keluarga bawang (genus Allium) yang aman dan dapat dimakan juga memiliki banyak manfaat kesehatan.
Bawang prei diketahui kaya akan sumber nutrisi yang sangat bermanfaat bagi kesehatan. [1,3]
Daftar isi
Bawang prei (Allium ampeloprasum) atau leek biasanya berbunga pada musim panas. Aslinya banyak dibudidayakan di wilayah Mediterrania atau negara-negara di Eropa, namun kini budidayanya sudah meluas ke mancanegara.[1]
Bawang prei memiliki batang yang kokoh, padat, berbentuk silindris, berukuran panjang sekitar 60-200cm dengan bulb atau umbi di sekelilingnya.
Daunnya lebar-linier (lurus), datar, padat kokoh, dengan ukuran sekitar 1-3cm. Bunganya berbentuk mirip guci, berwarna keunguan, rimbun jumlahnya, berada pada tangkai ramping yang panjangnya bervariasi sekitar 2-4cm.[2,4,8]
Daun bawang prei tumbuh dari pangkal tanaman. Maka dari itu, meskipun ditemukan umbi pada tanaman bawang prei, daun bawang prei dan umbinya terbentuk satu sama lain di batangnya.[4]
Fakta Menarik Seputar Bawang Prei
Berikut informasi nutrisi yang terkandung dalam 100 gram sajian bawang prei.[5]
Nama | Jumlah | Satuan Unit |
Total kalori | 255 | kJ |
Total karbohidrat | 14.2 | g |
:Serat makanan | 1.8 | g |
Total lemak | 0.3 | g |
Protein | 1.5 | g |
Vitamin A | 1667 | IU |
Vitamin C | 12.0 | mg |
Vitamin E | 0.9 | mg |
Vitamin K | 47.0 | mcg |
Thiamin | 0.1 | mg |
Riboflavin | 0.0 | mg |
Niacin | 0.4 | mg |
Vitamin B6 | 0.2 | mg |
Folat | 64.0 | mcg |
Asam pantotenat | 0.1 | mg |
Kolin | 9.5 | mg |
Kalsium | 59.0 | mg |
Zat besi | 2.1 | mg |
Magnesium | 28.0 | mg |
Fosfor | 35.0 | mg |
Kalium | 180 | mg |
Natrium | 20.0 | mg |
Zinc | 0.1 | mg |
Seng | 0.1 | mg |
Mangan | 0.5 | mg |
Selenium | 1.0 | mcg |
Kolesterol | 0.0 | mg |
Dari tabel diatas menunjukkan nutrisi utama yang terkandung dalam bawang prei diantaranya, vitamin K, vitamin A, Mangan, vitamin C, Folat, vitamin B6, zat besi, dan sumber serat makanan yang baik.[5]
Kandungan Mineral & Senyawa dalam Bawang Prei
Tanaman dari keluarga bawang terkenal kaya akan vitamin A, C, dan K, serta berbagai mineral yang menguntungkan untuk tubuh.
Konsumsi bawang prei telah dikaitkan dengan berbagai efek yang menguntungkan untuk kesehatan tubuh. Berikut uraian manfaat bawang prei untuk kesehatan :
Bawang prei diketahui kaya akan flavonoid dan senyawa organosulfur yang dapat menghambat pertumbuhan tumor dan menurunkan resiko beberapa penyakit kanker seperti, kanker prostat, kanker esofagus, kanker usus, dan mungkin kanker payudara.[7]
Penelitian oleh Hsing, et.al mengungkapkan bahwa konsumsi bawang prei dua kali atau lebih dalam seminggu berpengaruh terhadap penurunan resiko kanker prostat.[7]
Efek anti-tumor pada bawang prei dikabarkan berkurang setelah melalui pengolahan dan pemanasan, namun belum ada laporan ilmiah yang membahas faktor ini.[7]
Ditemukan juga bahwa bawang prei tidak hanya menghambat pertumbuhan sel kanker secara langsung, tetapi juga mempengaruhi proses penyebaran sel kanker. Besar kemungkinan penyebaran sel kanker berkurang setelah konsumsi bawang prei.[8]
Aterosklerosis telah dilaporkan menjadi faktor resiko yang umum ditemukan sebagai penyebab terjadinya masalah kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah).
Aterosklerosis yaitu kondisi pembuluh darah menyempit dikarenakan plak lemak, kolesterol, dan zat lainnya menumpuk dan menghalangi kelancaran aliran darah.
Kaempferol, flavonoid utama, yang terkandung dalam bawang prei menunjukkan aktivititas sebagai penghambat tromboksan, dan telah dikonfirmasi sebagai agen aktif dalam pencegahan aterosklerosis.[3]
Tromboksan merupakan zat yang dihasilkan oleh keping darah dan akan menyebabkan pembekuan darah dan penyempitan pembuluh darah (vasokonstriksi).
Dey & Khaled memaparkan bahwa konsumsi bawang prei selama satu bulan terbukti mampu menurunkan kadar glukosa, kolesterol, dan trigliserid.
Bawang prei yang dikonsumsi selama sebulan juga menunjukkan pengaruh yang bermakna dalam melemahkan resiko terjadinya Diabetes Mellitus.[8]
Ekstrak hidroalkohol daun bawang prei disebutkan dapat mempengaruhi aktivitas gerakan usus halus dan saluran kalsium, sehingga dapat digunakan dalam mengobati masalah pencernaan.[8]
Aktivitas anti-ulcerogenic pada bawang prei dievaluasi dengan mengukur penghambatan proses terjadinya luka lambung akut yang diinduksi oleh etanol yang diasamkan.[9]
Ulserasi pada lambung yaitu terbentuknya luka pada lapisan mukosa (selaput) di daerah saluran cerna.
Etanol yang diasamkan cenderung melarutkan komponen selaput lendir lambung, menghentikan aliran darah lambung yang berkontribusi terhadap terjadinya perdarahan dan aspek cedera bahkan kematian jaringan.[9]
Kandungan steroidal saponin dalam bawang prei turut berperan dalam melindungi sistem pencernaan.
Aksi perlindungan oleh steroidal saponin diduga bekerja dengan meningkatkan faktor pertahanan mukosa (selaput lendir) sehingga meningkatkan jumlah mukosa dalam sel. Kemungkinan aksi ini mampu mencegah zat mematikan menembus mukosa lambung.[8,9]
Bawang prei kaya akan asam ferulik yang terbukti mampu mengurangi penumpukan trigliserida liver (TG) di hati. Asam ferulik tersebut diduga bekerja dengan meningkatkan ekskresi TG yang dibuang melalui tinja.[10]
Senyawa organosulfur dalam bawang prei juga turut berperan dengan mengurangi produksi TG di hati.
Komposisi aktif yang terkandung dalam bawang prei, kaempferol, diduga efektif dalam menurunkan aktivitas TNF-α. Penghambatan produksi TNF-α dilaporkan dapat mengurangi kerusakan pada liver.[10]
Penumpukan lemak di hati yang disebabkan oleh diet tinggi lemak dapat meningkatkan produksi sitokin inflamasi (sinyal peradangan) seperti Tumor Necrosis Factor-α (TNF-α) di hati, dimana sitokin ini berperan dalam memicu kerusakan hati.
Ekstrak bawang prei juga dapat mengurangi terjadinya keracunan pada hati yang disebabkan oleh karbon tetraklorida (CCI4).[10]
Steroidal saponin yang ditemukan dalam kandungan bawang prei menunjukkan aktivitas pencegahan peradangan yang potensial dengan merangsang sekresi histamin, serotonin, dan subtansi serupa yang dapat menghentikan peradangan.[8,9]
Umbi bawang prei yang sudah dihancurkan juga menunjukkan efek untuk mengobati batuk, sekresi lendir / dahak dan sakit tenggorokan pada tahap awal.[8,9]
Para peneliti mengaitkan adanya peningkatan fungsi seksual dengan aktivitas antioksidan dan androgeniknya (hormon pria).[8]
Banyak studi menunjukkan pengaruh dari konsumsi bawang prei dapat bekerja langsung pada sistem syaraf pusat dan kelenjar seks, dimana berpengaruh dalam meningkatkan kesuburan pria, sekresi testosteron, dan hormon kelamin gonadotropin (FSH dan LH).[8]
Bawang prei diduga berpotensi dalam meningkatkan parameter sperma yang sehat, sehingga baik untuk direkomendasikan kepada penderita impotensi.
Bawang prei disebut dengan ‘ramuan ajaib’ karena mengandung segudang manfaat dengan efek samping yang sangat jarang ditemukan.[8]
Bawang prei diketahui memiliki kandungan nitrat yang lebih dari cukup. Beberapa studi telah melaporkan pengaruh nitrat pada kondisi tertentu yang dapat berdampak pada kesehatan.
Bagi usia anak-anak hingga remaja yang mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung nitrat cukup tinggi dapat berdampak terhadap penurunan tekanan darah, peningkatan detak jantung, pusing, kram perut, mual muntah, bahkan kematian.[11]
Pada bahasan yang lebih luas, nitrat yang tinggi dapat berdampak luas pada sistem kesehatan orang dewasa. Laporan menunjukkan dampaknya terhadap sistem endokrin, metabolisme tubuh, gangguan kardiovaskuler, gangguan sistem pencernaan, bahkan kanker.[11]
Walaupun bawang prei memiliki masa tanam yang panjang, jenisnya tetap banyak dibudidayakan karena cara tanamnya yang mudah. Bawang prei dapat memakan waktu selama 120-150 hari hingga matang.[4,12]
Berikut tips menanam dan merawat bawang prei agar tumbuh subur :
Untuk menghasilkan batang bawang prei yang berwarna putih, kelilingi sekitar batang dengan gundukan tanah atau ikat dan tutup menggunakan koran untuk mencegah cahaya. Tindakan ini menghentikan produksi klorofil yang memberikan warna hijau pada daun.[12]
Seleksi bawang prei yang baik juga penting untuk memastikan keamanan kandungan nutrisinya sehingga tidak kehilangan khasiatnya. Berikut tips yang perlu diperhatikan saat membeli bawang prei :[12]
Daun bawang prei dengan ukuran sedang lebih kaya akan rasa bila dibandingkan dengan ukuran yang lebih besar.
Tips Penyimpanan Bawang Prei
Setelah memilih bawang prei yang bagus, saatnya menyimpan bawang prei dengan tepat untuk menjaga kandungan nutrisi dan khasiatnya.
Simpan daun bawang prei dalam kantong plastik dan letakkan dalam mesin pendingin. Dengan cara ini bawang prei dapat tahan maksimal satu minggu.[12]
Ide Penyajian Bawang Prei
Sebelum memasak atau mengolah bawang prei, pastikan untuk membersihkannya / mengusapnya terlebih dahulu secara lembut.
Bawang prei (Allium ampelorasum) termasuk dalam keluarga bawang (Allium). Berdasarkan bentuk dan tampilannya, bawang prei kerap kali disamakan dengan daun bawang. Keunggulan bawang prei diantaranya, rendah natrium dan bebas lemak dan kolesterol. Sumber serat makanan yang baik, dapat dikonsumsi secara mentah maupun dimasak, dan lebih baik disimpan dalam dingin.[5,12]
1. Irini F. Strati., George Kostomitsopoulos., Fotios Lytras., Panagiotis Zoumpoulakis., Charalampos Proestos., and Vassilia J. Sinanoglou. Optimization of Polyphenol Extraction from Allium ampeloprasum var. porrum through Response Surface Methodology. 7(10): 162. Foods; 2018
2. Anonym. Allium ampeloprasum. Electronic Flora of South Australia; 2007
3. Ernesto Fattorusso., Virginia Lanzotti., Orazio Taglialatela-Scafati., and Carla Cicala. The flavonoids of leek, Allium porrum. 57(4):565-9. Phytochemistry; 2001
4. Astrid Newenhouse., Associate Scientist., University of WisconsinExtension Environmental Resources Center., and Kareen Delahaut. Onions, Garlic, and Leeks. Wisconsin Department of Agriculture, Trade & Consumer Protection; 2011
5. Condé Nast. Leeks, (bulb and lower leaf-portion), raw Nutrition Facts & Calories. The Self Nutrition Data; 2018
6. Pan Chen., Julia Bornhorst., and Michael Aschner. Manganese Metabolism in Humans. 1(23):1655-1679. Front Biosci (Landmark Ed); 2018
7. Ann W. Hsing., Anand P. Chokkalingam., Yu-Tang Gao., M. Patricia Madiga.n, Jie Deng., Gloria Gridley., Joseph F. Fraumeni, Jr. Allium Vegetables and Risk of Prostate Cancer: A Population-Based Study. 94(21):1648-1650. Journal of the National Cancer Institute; 2002
8. Purnima Dey & Kazi Layla Khaled. An Extensive Review on Allium ampeloprasum A Magical Herb. 4(7):371-377. International Journal of Science and Research (IJSR); 2013
9. Camila Rodrigues Adão., Bernadete Pereira da Silva., and José Paz Parente. A new steroidal saponin with antiinflammatory and antiulcerogenic properties from the bulbs of Allium ampeloprasum var. porrum. 82(8):1175-1180. Fitoterapia; 2011
10. Vahideh Fatoorechi., Marjan Rismanchi., and Javad Nasrollahzadeh. Effects of Persian leek Allium ampeloprasum) on hepatic lipids and the expression of proinflammatory gene in hamsters fed a high-fat/ highcholesterol diet. 6(4):418-424. Avicenna Journal of Phytomed (AJP); 2016
11. Anonym. Toxicological Profile for Nitrate and Nitrite. Agency for Toxic Substances and Disease Registry; 2017
12. Anonym. Leeks. Better Health Channel; 2015