Daftar isi
Benda asing pada esofagus merupakan suatu kondisi tersangkutnya benda atau partikel asing pada esofagus (istilah lain untuk kerongkongan) [1,6].
Benda asing yang terjebak di esofagus dapat berupa benda tajam maupun benda tumpul.
Benda yang dimaksud pun dapat berupa makanan yang tidak sengaja tertelan saat kerongkongan belum siap.
Apa itu esofagus?
Esofagus atau kerongkongan adalah penghubung antara mulut dan lambung sehingga dapat digolongkan sebagai bagian dari sistem pencernaan manusia [3].
Makanan dan minuman yang dikonsumsi akan selalu melalui esofagus sebelum benar-benar menuju lambung.
Ada kalanya, benda asing dapat masuk ke dalam esofagus lalu terjebak di sana di mana hal ini umumnya lebih sering terjadi pada anak usia antara 6 bulan hingga 6 tahun.
Anak-anak jauh lebih rentan mengalami benda asing pada esofagus karena proses menelan yang belum terlalu sempurna seperti orang dewasa.
Esofagus sebagai jalur masuknya makanan dan minuman dari mulut ke lambung dapat menjadi lokasi tersangkutnya suatu benda (termasuk makanan).
Kabar buruknya, terjebaknya benda asing di esofagus dapat menjadi kasus gawat darurat ketika terjadi sumbatan total.
Tinjauan Benda asing pada esofagus merupakan satu kondisi ketika suatu benda baik berukuran kecil maupun besar (dapat berupa makanan ataupun bukan) terjebak di dalam esofagus yang kemudian menimbulkan sumbatan parsial hingga total.
Esofagus dapat kemasukan benda asing kapan saja, baik secara sengaja maupun tidak sengaja.
Berbagai faktor dapat menjadi penyebab benda asing berada di esofagus yang dibagi menjadi dua, yaitu penyebab benda asing pada esofagus orang dewasa dan penyebab benda asing pada esofagus anak [1,4,6].
Tinjauan - Penyebab benda asing pada esofagus anak dan orang dewasa seringkali berbeda. - Pada orang dewasa, faktor penyebab dapat berupa pemasangan gigi palsu yang kurang tepat, kondisi mabuk, penyakit serius tertentu, dan cara mengunyah tak tepat. - Pada anak, faktor penyebab dapat berupa perkembangan otot esofagus, pertumbuhan gigi geraham yang belum sempurna, keterbelakangan mental, kelainan bawaan, serta kebiasaan anak memasukkan sesuatu ke mulut.
Saat terdapat benda asing pada esofagus, beberapa gejala dapat timbul dan dikeluhkan oleh penderitanya.
Gejala yang terjadi tergantung dari jenis benda tersebut, bentuk, tekstur, ukuran serta lokasi benda terperangkap.
Namun secara umum, penderita benda asing pada esofagus akan mengalami hal-hal seperti [1,4,6] :
Tinjauan - Gejala yang ditimbulkan saat benda asing terdapat pada esofagus tergantung dari bentuk, ukuran, dan jenis benda tersebut. - Namun umumnya, leher nyeri, rasa mengganjal di tenggorokan, mual disertai muntah, nafsu makan hilang, mengorok, nyeri pada punggung, sensasi seperti tercekik, kesulitan bernafas, hingga mudah ngiler dan air liur mengandung darah dapat terjadi sebagai keluhan gejala.
Saat gejala tak nyaman pada esofagus tak kunjung reda, maka memutuskan memeriksakan diri ke dokter adalah yang paling tepat.
Beberapa metode diagnosa yang secara umum dokter terapkan untuk menentukan diagnosa adalah [1,4,5,6] :
Dokter akan pertama-tama melakukan serangkaian wawancara medis pada pasien, menanyakan gejala apa saja yang dialami.
Tak ketinggalan, dokter perlu juga menggali informasi mengenai riwayat medis pasien sekaligus keluarga pasien.
Pemeriksaan fisik dilakukan kemudian untuk mendeteksi keluhan fisik apa saja yang terjadi pada pasien.
Pengecekan terhadap beberapa kondisi pasti dilakukan, seperti mendeteksi adanya robekan pada esofagus dan area sekitarnya.
Dokter juga perlu mengecek apakah timbul nyeri pada sekitar leher, sesak nafas, maupun dengkuran.
Pada kasus benda asing pada esofagus anak, dokter biasanya akan menanyakan sejumlah hal pada orangtua anak tersebut.
Dokter akan mencari tahu apakah orangtua pernah memasukkan benda tertentu ke dalam mulut anak.
Atau, dokter akan bertanya apakah orangtua pernah melihat sang anak memasukkan sesuatu ke dalam mulutnya ketika sedang bermain.
Pada kasus benda asing pada esofagus orang dewasa dan lansia, dokter kemungkinan mengajukan pertanyaan seputar pemasangan gigi palsu.
Hal ini akan menjawab dugaan dokter mengenai apakah pasien pernah secara tak sengaja menelan gigi palsu yang lepas.
Penggunaan metode sinar-X untuk memeriksa bagian dalam esofagus diperlukan jika pemeriksaan fisik saja belum cukup.
Pemeriksaan dengan sinar-X akan membantu dokter dalam mendeteksi adanya perforasi, termasuk juga mengetahui jenis dan bahan benda yang masuk ke dalam esofagus.
Selain sinar-X, CT scan adalah metode pemindaian lainnya yang kemungkinan pasien perlu tempuh.
Dokter melakukannya jika memang perlu mengonfirmasi apakah di dalam esofagus benar-benar terdapat benda asing yang terperangkap.
Biasanya, sebelum berlanjut ke metode endoskopi dokter lebih dulu menerapkan CT scan ini.
Endoskopi adalah suatu metode pemeriksaan yang kemungkinan dokter anjurkan pada pasien sebagai penegak hasil diagnosa yang lebih akurat.
Bila dari hasil tes pemindaian tidak menunjukkan adanya hal janggal pada esofagus namun gejala masih terus berlanjut, endoskopi sangat dibutuhkan.
Tinjauan Pemeriksaan medis dan fisik, tes pemindaian (sinar-X dan CT scan), serta endoskopi kemungkinan menjadi metode-metode diagnosa utama yang dokter terapkan untuk menghasilkan diagnosa akurat sekaligus menentukan penanganan yang paling sesuai.
Ketika benda asing berada pada esofagus baik sengaja maupun tidak disengaja, pertolongan atau tindakan utama yang perlu dilakukan adalah mengeluarkan benda itu.
Membiarkan benda tersebut terlalu lama di dalam esofagus, apalagi jika benda berukuran besar, hanya akan memperbesar risiko komplikasi.
Beberapa metode penanganan yang umumnya diterapkan agar dapat mengeluarkan benda asing dari esofagus antara lain adalah [1,5,6] :
1. Esofagoskopi
Dokter THT biasanya menerapkan metode esofagoskopi ini untuk mengatasi benda asing yang terjebak di dalam esofagus.
Prosedur tindakan medis ini dilakukan dengan menggunakan penjepit khusus yang memang dimanfaatkan untuk mengambil dan mengeluarkan benda asing tersebut.
Hanya saja, esofagoskopi hanya akan diterapkan pada kasus benda asing berukuran kecil dan mudah dikeluarkan.
Untuk mengeluarkan bentuk dan ukuran besar pada benda tersebut, ada langkah lainnya yang akan dokter rekomendasikan pada pasien.
2. Operasi
Pembedahan perlu dilakukan ketika benda asing pada esofagus cukup besar dan sulit dikeluarkan melalui metode esofagoskopi.
Pembedahan akan direkomendasikan oleh dokter dan dilakukan menurut lokasi di mana benda tersebut berada.
Dokter akan menyarankan opsi bedah apabila benda asing tersebut adalah benda tajam atau jika benda asing tersebut sudah terjebak di esofagus selama 48 jam.
Bila benda asing tajam yang berada di esofagus, dikhawatirkan bila tak segera dikeluarkan maka akan menjadi pemicu luka serius dan perdarahan pada area tersebut.
3. Pemasangan Selang Nasogastrik
Langkah penanganan lainnya adalah pemasangan selang nasogastrik, yaitu suatu tindakan medis yang bertujuan utamanya memberikan obat atau makanan kepada pasien.
Selang nasogastrik ini biasanya dipasang oleh tenaga medis melalui hidung pasien dan menuju lambung yang akan direkatkan dengan pita perekat agar tidak mudah bergeser.
Pemasangan selang nasogastrik umumnya menjadi solusi bagi pasien yang :
Penggunaan selang biasanya hanya jangka pendek, namun kembali lagi ditentukan oleh kondisi pasien secara menyeluruh.
Hanya saja umumnya, pemasangan dapat berjalan 1 hingga 1 ½ bulan yang penggantian selangnya harus dilakukan setiap 3-7 hari sesuai dengan anjuran dokter.
Beberapa efek samping yang perlu diwaspadai pada tindakan medis ini antara lain adalah :
Tinjauan Esofagoskopi, operasi pengangkatan benda asing di dalam esofagus, dan pemasangan selang nasogastrik adalah beberapa metode penanganan yang umumnya direkomendasikan oleh dokter bagi pasien benda asing pada esofagus.
Beberapa komplikasi dapat terjadi pada pasien yang mengalami benda asing terjebak di esofagus, yaitu antara lain [1,4,6] :
Obstruksi atau sumbatan dapat terjadi secara parsial (sebagian) maupun total.
Obstruksi parsial biasanya tidak berakibat pada perforasi. Sementara pada obstruksi total, dampaknya jauh lebih berbahaya dan mampu mengakibatkan kematian pada penderitanya.
Obstruksi total dapat meningkatkan risiko perforasi di mana bila benda asing tersebut dibiarkan lebih dari 24 jam berada di esofagus, jiwa penderitanya terancam.
Perforasi berpotensi terjadi ketika obstruksi total terjadi dan perforasi ini adalah suatu keadaan darurat di mana pasien harus segera memperoleh penanganan medis.
Perforasi sendiri adalah timbulnya luka ataupun lubang yang umumnya dapat terjadi pada kantong empedu, anus, usus besar dan kecil, serta esofagus.
Benda tajam yang berada di esofagus dapat menjadi penyebab komplikasi perforasi.
Penanganan perforasi secara dini dapat mencegah kondisi fatal pada pasien.
Perforasi umumnya ditandai dengan rasa nyeri yang tak kunjung reda serta semakin hebat ketika mengubah posisi tubuh (khususnya area leher pada kasus ini).
Tanda lain yang perlu diperhatikan dan diwaspadai adalah timbulnya demam, keringat dingin, mual disertai muntah, hingga kondisi syok.
Jika sampai keluhan-keluhan ini terjadi, maka untuk mengatasinya pasien harus segera memeriksakan diri dan menempuh jalur pembedahan untuk mengangkat benda asing di esofagus.
Tinjauan Obstruksi parsial atau total dapat menjadi komplikasi kasus benda asing pada esofagus. Pada kasus obstruksi total, kemungkinan besar komplikasi berupa perforasi (luka atau lubang yang timbul pada esofagus karena benda yang terjebak di sana) mengancam.
Beberapa upaya seperti di bawah ini dapat menjadi langkah pencegahan benda asing masuk dan tersangkut di esofagus [7].
Tinjauan Benda asing dapat dicegah memasuki esofagus apalagi terjebak di area tersebut, yakni dengan berhati-hati saat makan, mengawasi anak ketika bermain atau menyentuh suatu benda, melepas gigi palsu saat tidur, memasang gigi palsu dengan ukuran yang pas, serta tidak menggunakan mulut untuk mengambil maupun memegang suatu benda.
1) Timothy J. Schaefer; Doug Trocinski. 2020. National Center for Biotechnology Information. Esophagial Foreign Body.
2) llan P. Wallah, Steward K. Mengko, & R. E.C. Tumbel. 2017. Jurnal E-Clinic. Benda Asing Faring Esofagus di Bagian/KSM THT-KL RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode Januari 2014 – Desember 2016.
3) Kristle Lee Lynch , MD. 2019. Merck Manual. Overview of the Esophagus.
4) Xiaowen Zhang, Yan Jiang, Tao Fu, Xiaoheng Zhang, Na Li, & Chunmei Tu. 2017. Journal of International Medical Research, Esophageal foreign bodies in adults with different durations of time from ingestion to effective treatment.
5) A Al-Qudah, S Daradkeh, & M Abu-Khalaf. 1998. PubMed gov National Library of Medicine. Esophageal Foreign Bodies.
6) Zubair Malik , MD. 2020. MSD Manual. Esophageal Foreign Bodies.
7) Uday Kumar Umesan, Kui Lay Chua, & Priya Balakrishnan. 2012. Therapeutics and Clinical Risk Management. Prevention and management of accidental foreign body ingestion and aspiration in orthodontic practice.