Penyakit ginjal merupakan kondisi ketika ginjal mengalami gangguan pada kesehatan dan fungsinya [1].
Normalnya, fungsi ginjal adalah menyaring racun dan zat-zat kotor dari darah dan membersihkannya dari tubuh [2].
Namun saat ginjal terganggu, fungsi utama tersebut tidak lagi menjadi maksimal dan berbagai macam kondisi komplikasi akan terjadi pada tubuh [1,2].
Penderita penyakit ginjal perlu membatasi asupan makanan maupun minuman, terutama asupan yang memberatkan kinerja ginjal [3].
Oleh karena itu, penderita ginjal tidak boleh makan dan minum apapun secara sembarangan [3].
Kenali pula apakah penderita penyakit ginjal boleh dan aman mengonsumsi susu dan produk olahannya.
Bolehkah penderita penyakit ginjal minum susu?
Tidak boleh, penderita penyakit ginjal tidak dianjurkan untuk minum susu dan mengonsumsi produk olahan susu [3,4].
Meski susu dan produk olahannya mungkin sebelumnya menjadi asupan wajib sehari-hari, ketika menderita penyakit ginjal maka susu sangat tidak dianjurkan untuk dikonsumsi [3,4].
Baik itu susu segar, es krim, puding, keju, hingga yogurt sekalipun, susu dan produk olahannya hanya akan memperburuk kondisi ginjal apabila tetap mengonsumsinya [3,4].
Susu adalah sumber nutrisi seperti kalsium, protein, kalium, fosfor, dan vitamin B yang jika terpenuhi dengan baik maka akan membuat fungsi tubuh semakin baik [3,4,5].
Namun, hal tersebut berlaku ketika kondisi ginjal baik-baik saja karena normalnya ginjal akan membuang nutrisi berlebih, zat-zat, limbah dan cairan ekstra dari dalam tubuh saat buang air kecil melalui air seni [2].
Ketika fungsi ginjal terganggu, proses pembuangan zat-zat dan ekstra cairan tersebut tidak lagi berjalan dengan lancar [1,2].
Ketika penderita penyakit ginjal mengonsumsi susu, kelebihan nutrisi tak lagi bisa disaring dan dibuang dengan normal oleh ginjal [2,4].
Sebagai akibatnya, nutrisi yang berlebih dari asupan susu justru hanya akan terakumulasi di dalam tubuh yang lama-kelamaan meningkatkan risiko kesehatan berbahaya [4].
Berikut ini adalah deretan kandungan nutrisi di dalam susu yang justru bisa berbahaya bagi kondisi ginjal yang sedang tidak baik [4].
Susu adalah sumber mineral kalsium tinggi, namun bagi penderita penyakit ginjal, asupan kalsium perlu sangat dikurangi meskipun beberapa penderita lain memerlukan kalsium lebih banyak [4].
Untuk kasus penyakit ginjal seperti batu ginjal kalsium oksalat, penderita memerlukan asupan kalsium lebih banyak [4].
Namun jika penderita penyakit ginjal sudah sampai tahap harus menempuh dialisis (prosedur cuci darah), kurangi atau bahkan hindari kalsium sama sekali [4].
Susu sapi dan susu kelapa adalah dua jenis susu yang memiliki kandungan kalsium paling tinggi, maka sebelum mengonsumsi tanyakan kepada dokter mengenai takaran yang diperbolehkan dan seberapa tingkat keamanannya bagi tubuh [4].
Selain kalsium, kalium adalah mineral lain yang terkandung di dalam susu di mana penderita penyakit ginjal juga tidak dianjurkan mengasupnya terlalu banyak [4].
Walau kalium adalah mineral yang tubuh perlukan untuk kestabilan fungsi saraf dan otot, penderita penyakit ginjal perlu menjaga agar kadar mineral ini stabil [4,6].
Ini karena peningkatan kadar kalium terjadi sebagai akibat dari fungsi ginjal yang bermasalah sehingga asupan mineral ini perlu dibatasi [7].
Agar dapat membatasi asupan kalium secara lebih aman, pastikan memilih susu dengan kandungan kalium rendah, yakni susu kelapa siap minum, susu beras, dan susu kacang mete [4].
Sementara itu, susu kelapa kalengan dan susu sapi adalah sumber kalium yang sangat tinggi sehingga perlu dihindari sama sekali [4].
Selain menghindari susu berkalium tinggi, penderita penyakit ginjal juga sebaiknya mengurangi konsumsi makanan dan minuman kaya kalium lainnya [4].
Susu dan produk olahannya juga mengandung fosfor, yakni jenis mineral yang bermanfaat menjaga kesehatan organ, sistem dan jaringan tubuh [5].
Pembentukan gigi dan tulang tubuh dapat berjalan dengan sempurna pun berkat keberadaan mineral fosfor [8].
Saat ginjal dalam kondisi normal dan sehat, ginjal akan menyaring dan membuang fosfor berlebih yang ada di dalam tubuh [2].
Namun ketika ginjal tidak dalam kondisi sehat dan normal, fosfor berisiko menumpuk, seperti halnya kalsium dan kalium [2,4].
Bila penumpukan fosfor di dalam tubuh dibiarkan, akibatnya kelemahan dan patah tulang bisa terjadi karena kalsium ditarik oleh fosfor dari tulang [9].
Ketika tubuh kelebihan fosfor, risiko kesehatan lainnya yang perlu penderita penyakit ginjal waspadai adalah pengerasan pembuluh darah hingga penyakit jantung [10].
Protein adalah nutrisi yang juga merupakan kebutuhan harian tubuh dalam melawan infeksi, meningkatkan fungsi organ dan membangun otot [11,12].
Namun, gagal ginjal adalah jenis penyakit ginjal yang bahkan bisa disebabkan oleh asupan protein, seperti dari asupan telur, daging hingga susu dan produk olahannya [13].
Pemenuhan kebutuhan protein normal bagi penderita penyakit ginjal menyebabkan ginjal harus bekerja ekstra dalam proses penyaringan dan pembuangan limbah [2,4].
Oleh sebab itu, susu dan makanan/minuman berprotein tinggi lainnya perlu dibatasi oleh penderita penyakit ginjal [4].
Kesimpulan
Pada beberapa jenis gangguan pada ginjal, salah satunya adalah batu ginjal, susu boleh dikonsumsi oleh penderitanya.
Namun hal tersebut kembali lagi pada jenis penyakit ginjal, jenis batu ginjal dan jenis susu yang diminum.
Untuk itu, lebih dianjurkan agar penderita penyakit ginjal berkonsultasi dengan dokter mengenai boleh tidaknya mengonsumsi susu dan produk olahannya.
1. Shuchi Anand, Bernadette Thomas, Giuseppe Remuzzi, Miguel Riella, Meguid El Nahas, Saraladevi Naicker, & John Dirks. Chapter 13 - Kidney Disease. Cardiovascular, Respiratory, and Related Disorders. 3rd edition. Washington (DC): The International Bank for Reconstruction and Development / The World Bank; 2017.
2. Ifeanyichukwu Ogobuiro & Faiz Tuma. Physiology, Renal. National Center for Biotechnology Information; 2021.
3. John Bahssam. 17 Foods to Avoid or Limit If You Have Bad Kidneys. Healthline; 2021.
4. Jen Hernandez RDN, CSR, LDN. Is Milk Good For Kidney Disease? What You Need To Know. Plant-Powered Kidneys; 2022.
5. Hanna Górska-Warsewicz, Krystyna Rejman, Wacław Laskowski, & Maksymilian Czeczotko. Milk and Dairy Products and Their Nutritional Contribution to the Average Polish Diet. Nutrients; 2019.
6. Harvard Health Publishing. The importance of potassium. Harvard Health Publishing; 2019.
7. Renato Watanabe. Hyperkalemia in chronic kidney disease. Revista da Associacao Medica Brasileira; 1992.
8. Mount Sinai. Phosphorus. Mount Sinai; 2022.
9. Colby J. Vorland, MS, Elizabeth R. Stremke, BS, Ranjani N. Moorthi, MD, & Kathleen M. Hill Gallant, PhD, RD. Effects of Excessive Dietary Phosphorus Intake on Bone Health. Current Osteoporosis Reports; 2018.
10. Marcello Tonelli, Frank Sacks, Marc Pfeffer, Zhiwei Gao, Gary Curhan & for the Cholesterol And Recurrent Events (CARE) Trial Investigators. Relation Between Serum Phosphate Level and Cardiovascular Event Rate in People With Coronary Disease. Circulation; 2005.
11. The Francis Crick Institute. A protein that helps to fight viruses can also block lung damage repair. Science Daily; 2020.
12. John W. Carbone & Stefan M. Pasiakos. Dietary Protein and Muscle Mass: Translating Science to Application and Health Benefit. Nutrients; 2019.
13. Gang-Jee Ko, Connie M Rhee, Kamyar Kalantar-Zadeh, & Shivam Joshi. The Effects of High-Protein Diets on Kidney Health and Longevity. Journal of the American Society of Nephrology; 2020.