Bratawali atau sering dikenal juga di Indonesia dengan sebutan brotowali atau akar ali-ali, merupakan tanaman merambat yang memiliki banyak kegunaan untuk kesehatan tubuh.
Selain di Indonesia, bratawali juga sudah digunakan sebagai pengobatan tradisional di beberapa negara seperti India, Filiphina, atau China[1].
Daftar isi
Bratawali merupakan jenis tanaman merambat yang berasal dari keluarga menispermaceae dan memiliki nama ilmiah yaitu tinospora cordifolia. Tanaman ini memiliki beberapa penyebutan lain seperti sebutan dalam bahasa Inggris yaitu heart-leaved moonseed, serta sebutan guduchi atau giloe di India[1].
Bratawali adalah tanaman merambat yang tumbuh dengan baik di daerah tropis atau memiliki iklim yang kering atau panas. Namun, tanaman ini tetap berbunga di sepanjang musim[1].
Beberapa ciri-ciri dari tanaman bratawali adalah sebagai berikut[1,4]:
Kandungan gizi dalam 100 gram batang bratawali segar dan muda adalah[2,3]:
Nama | Jumlah | Unit |
---|---|---|
Energi | 288.80 | cal |
Karbohidrat | 71.4 | gram |
Protein | 0.64 | gram |
Lemak | 0.14 | gram |
Serat | 0.16 | gram |
Kadar abu | 9.70 | persen |
Kadar kelembaban | 18.00 | persen |
Kalsium | 70.00 | miligram |
Besi | 9.70 | miligram |
Fosfor | 54 | miligram |
Nitrogen | 0.45 | persen |
Kalium | 0.845 | persen |
Natrium | 0.33 | persen |
Kalsium | 0.131 | persen |
Tembaga | 0.031 | persen |
Seng (Zinc) | 0.12 | persen |
Magnesium | 6.41 | persen |
Kromium (Cr) | 0.006 | persen |
Kandungan senyawa aktif yang terdapat dalam batang bratawali adalah alkaloid, glikosida, diterpenoid lakton, steroid, komponen dari senyawa alifatik, giloin, flavonoid, fenol, asam tinospora dan polisakarida[4,5].
Kandungan dari daun bratawali adalah protein sekitar 11.2 persen, kalsium, fosfor, diterpenoid lakton, komponen dari senyawa alifatik, dan giloin[4,5].
Kandungan dari akar bratawali adalah alkaloid, komponen dari senyawa alifatik, diterpenoid lakton, asam tinospora, flavonoid, dan giloin[5].
Pada umumnya, bagian dari bratawali yang sering digunakan dan telah diuji untuk pengobatan tradisional adalah bagian batang. Namun, daun dan akar dari tanaman ini juga telah digunakan dan diuji sebagai pengobatan tradisional[2].
Beberapa manfaat bratawali adalah sebagai berikut:
Senyawa yang dimiliki oleh batang dan akar bratawali memberikan sifat antioksidan yang tinggi bagi tanaman ini. Batang dan akar bratawali mampu menghambat berbagai kerusakan sel dalam tubuh, membuang racun dalam tubuh dan mencegah radikal bebas masuk ke dalam tubuh[1,5].
Pengujian yang dilakukan terhadap batang bratawali menunjukkan bahwa batang ini mampu mengatur dan menurunkan kadar gula darah dan meningkatkan proses sekresi dari insulin dalam tubuh. Aktivitas ini bermanfaat bagi pasien yang menderita diabetes[5].
Selain batang, akar bratawali juga telah diuji terhadap tikus diabetes. Hasil menunjukkan bahwa adanya penurunan kadar gula darah serta lemak dalam tubuh tikus diabetes dan akar bratawali lebih efektif dalam penanganan diabetes daripada obat Glibenclamide[6].
Hasil pengujian terhadap tikus yang diberikan ekstrak batang bratawali adalah adanya peningkatan sistem imun pada tubuh tikus dan meningkatkan aktivitas sel pelindung pada tubuh[4].
Ekstrak batang bratawali juga tidak menyebabkan kerusakan DNA pada sumsum tulang belakang atau kerusakan pada darah khususnya sel darah putih, sehingga batang ini teruji mampu untuk meningkatkan antibodi dalam tubuh manusia[10].
Ekstrak akar bratawali juga memberikan kekebalan tubuh bagi pasien yang positif terkena HIV. Ekstrak ini mampu mengurangi kemampuan jumlah eosinofil yang berlebihan dan mengurangi aktivitas limfosit B[4,5].
Pengujian yang dilakukan terhadap luka borok kaki pada 50 pasien menunjukkan bahwa ekstrak batang bratawali dapat menyembuhkan dan mengeringkan luka tersebut dalam waktu sekitar 3 bulan[7].
Ini membuktikan bahwa batang bratawali dapat digunakan untuk mengeringkan dan menyembuhkan luka terbuka pada kulit[7].
Berdasarkan penelitian, batang bratawali memiliki kandungan jamur yaitu jamur endofit yang berguna bagi tubuh manusia. Jamur endofit ini berguna untuk menurunkan kadar asam urat pada tubuh manusia[8].
Ini membuktikan bahwa batang bratawali dapat mengatasi penyakit hiperurisemia atau pembengkakan yang disebabkan kadar asam urat yang tinggi[8].
Ekstrak akar dan batang bratawali telah diuji terhadap dua penelitian yang dilakukan terhadap tikus yang terdapat sel tumor pada kulit dan sel kanker pada otak. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak ini dapat mencegah pertumbuhan tumor dan kanker dari kedua tikus tersebut[4,9].
Pengujian dilakukan dengan memberikan ekstrak batang bratawali kepada 30 pasien yang memiliki gangguan jantung atau kelemahan jantung yang disebabkan tekanan fisik atau kelelahan fisik. Hasil yang diperoleh adalah ekstrak ini mampu menurunkan dan mengontrol denyut jantung pasien sehingga mengatasi kelemahan jantung[11].
Ini membuktikan bahwa batang bratawali dapat mencegah terjadinya gangguan atau masalah pada jantung[11].
Berdasarkan pengujian, ekstrak etanol batang bratawali mampu mengatasi stres pada seseorang secara signifikan dibandingkan dengan obat anti stres standar. Selain itu, ekstrak ini mampu mengurangi gangguan perilaku serta gangguan mental[4].
Ekstrak batang bratawali juga mampu meningkatkan IQ dan meningkatkan kekuatan dari pikiran seperti daya ingat[4].
Ekstrak akar bratawali telah diuji dalam sebuah penelitian terhadap tikus diabetes dan menunjukkan adanya penurunan kadar kolesterol dan lemak pada darah secara signifikan[1].
Ekstrak akar bratawali aman untuk dikonsumsi pasien obesitas karena mampu menurunkan berat badan, kolesterol, dan lemak dalam darah.
Ekstrak batang dan akar bratawali telah diuji pada tikus dan mampu melawan bakteri seperti bakteri E.Coli dan mengatasi jamur pada ginjal tikus. Ini mengurangi infeksi dan radang yang disebabkan oleh jamur dan bakteri[1,4].
Ekstrak batang dan akar bratawali telah diuji dan dibuktikan memiliki aktivitas anti-piretik atau mampu menurunkan demam. Selain itu, batang dan daun bratawali telah digunakan sebagai pengobatan tradisional untuk menurunkan demam[1].
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tikus jantan, ekstrak batang dan daun bratawali memiliki efek hepatoprotektif yang mampu mencegah kerusakan hati yang telah diinduksi oleh timbal nitrat[4].
Ekstrak batang dan daun bratawali juga mampu mengatasi racun yang masuk ke dalam tubuh dan mencegah penyakit kuning yang disebabkan oleh gangguan hati. Batang dan daun ini juga telah digunakan sebagai pengobatan tradisional untuk mengatasi gigitan serangga beracun atau ular berbisa[1,4].
Ekstrak batang bratawali telah diuji pada pasien alergi dan terbukti mampu mengatasi bersin, gatal pada hidung serta hidung tersumbat yang disebabkan oleh alergi. Selain itu, air batang bratawali telah digunakan sebagai pengobatan tradisional untuk batuk ringan hingga kronis dan asma[1].
Berdasarkan pengujian, ekstrak batang bratawali mampu menghambat peradangan pada sendi dan mencegah kerapuhan tulang atau osteoporosis. Ekstrak batang juga telah digunakan di India sebagai pengobatan untuk mengatasi radang sendi atau rheumatoid arthritits[1,4].
Ekstrak batang bratawali mampu mengatasi masalah pada kandung kemih dan kesulitan saat buang air kecil. Pengujian terhadap ekstrak batang menunjukkan bahwa ekstrak ini memiliki efek diuretik yang meningkatkan enzim pada ginjal[1].
Ekstrak akar dan batang bratawali telah digunakan untuk mengatasi diare ringan hingga kronis dan disentri. Selain itu, ekstrak ini telah teruji mampu menurunkan tingkat keasaman pada luka lambung tikus[1].
Ekstrak batang bratawali telah teruji dan digunakan sebagai pengobatan tradisional untuk mengatasi gangguan pada kulit seperti gatal-gatal dan infeksi kulit[1].
Selain itu, ekstrak daun bratawali telah digunakan sebagai pengobatan tradisional di India untuk mengatasi gangguan telinga dan mata[1].
Ekstrak batang bratawali telah digunakan sebagai pengobatan tradisional di India untuk mengatasi keputihan dan mengatasi penyakit kelamin menular seperti sifilis dan kencing nanah[1,5].
Ekstrak batang dan akar bratawali telah diuji terhadap model tikus yang menderita penyakit parkinson. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak ini mampu menghambat kejang, gejala, dan peradangan saraf dari penyakit parkinson[4].
Beberapa efek samping yang ditemukan pada pengujian bratawali adalah sebagai berikut:
Ekstrak batang bratawali yang diberikan secara terus menerus kepada tikus jantan, menyebabkan penurunan kepadatan sperma dan mengurangi kesuburan[1,5].
Pria yang mengkonsumsi bratawali secara terus menerus, memiliki risiko terhadap kemandulan atau mengurangi kesuburan[1].
Berdasarkan pengujian yang dilakukan terhadap tikus, ekstrak batang bratawali dapat menyebabkan keracunan bila dikonsumsi melebihi 3.5 gram/ kg berat badan pada tikus[12].
Untuk itu, ekstrak batang bratawali tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan dalam sehari dan tidak disarankan untuk dikonsumsi secara terus-menerus[5,12].
Beberapa cara penggunaan bratawali adalah sebagai berikut:
Batang atau akar bratawali dicuci bersih dan dipotong. Lalu, batang atau akar ini dijemur di sinar matahari selama 2 hari atau dapat menggunakan pengeringan dengan oven. Batang atau akar yang telah kering ditumbuk hingga menjadi serbuk[1].
Serbuk ini diseduh dengan air panas dan diminum untuk mengobati demam, diabetes serta meningkatkan kekebalan tubuh. Selain itu, serbuk batang dicampur dengan kulit akar dan susu dapat digunakan untuk mengobati kanker[1].
Batang bratawali dipotong, dicuci bersih, direbus dengan air hingga mendidih dan disaring. Air seduhan ini diminum untuk mengatasi demam, diabetes, mengembalikan stamina tubuh, dan mengatasi penyakit kulit[1].
Seduhan batang yang ditambahkan dengan madu dapat mengatasi asma dan gangguan pernapasan akibat alergi. Air seduhan ini bila diminum pagi hari saat perut kosong, dapat mengurangi kadar racun dalam tubuh[1].
Akar bratawali dipotong, dicuci bersih, direbus dengan air hingga mendidih dan disaring. Seduhan ini dapat digunakan untuk mengatasi demam, gangguan pencernaan seperti disentri dan diare, mengatasi osteoporosis dan radang sendi.
Air seduhan ini juga dapat diteteskan ke mata saat sudah dingin dan berguna untuk mengatasi gangguan pada mata[1].
Daun bratawali dicuci bersih dan direbus dengan air hingga mendidih. Air seduhan ini disaring dan diminum untuk mengatasi demam atau air ini dapat diteteskan ke telinga untuk mengatasi gangguan pada telinga[1].
Daun, batang atau akar bratawali dicuci bersih dan ditumbuk hingga hancur. Lalu, ditambahkan sedikit air dan dioleskan pada kulit untuk mengatasi radang, memar, luka atau bekas gigitan serangga beracun atau ular berbisa[1].
Pasta ini juga bisa ditambahkan air dan lada, lalu diminum pagi hari untuk mengatasi keputihan pada wanita[1].
Batang, daun, dan akar bratawali dalam keadaan segar disimpan dalam plastik dan diletakkan pada ruangan dengan suhu ruangan baik saat siang atau malam[13].
Batang, daun, dan akar bratawali yang telah berbentuk serbuk disimpan dalam wadah tertutup dan kering serta diletakkan pada tempat dengan suhu ruangan[4].
Bratawali adalah tanaman yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, namun tidak dapat dikonsumsi secara berlebihan khususnya bagi pria.
1) Avnish K. Upadhyay, Kaushal Kumar, Arvind Kumar & Hari S. Mishra. Tinospora cordifolia (Willd.) Hook. f. and Thoms. (Guduchi) – validation of the Ayurvedic pharmacology through experimental and clinical studies. India : International Journal of Ayurveda Research.
2) Dr. K Geeta & Dr. Kumari Sharda. Nutritional Evaluation of Giloe (Tinospora cordifolia) Extract Incorporated Energy Dense Food Products. India : Paripex - Indian Journal of Research. 2013.
3) Shivraj H. Nile Ph.D. & C.N. N.Khobragade Ph.D. Determination of Nutritive Value and Mineral Elements of some
Important Medicinal Plants from Western Part of India. India : Journal of Medicinal Plants - School of Life Sciences. 2009.
4) Priyanka Sharma, Bharat P. Dwivedee, Dheeraj Bisht, Ashutosh K. Dasha & Deepak Kumara. The chemical constituents and diverse pharmacological importance of Tinospora cordifolia. India : Heliyon. 2019.
5) Soham Saha & Shyamasree Ghosh. Tinospora cordifolia: One plant, many roles. Ancient Science of Life. 2012.
6) P Stanely Mainzen Prince & V P Menon. Antioxidant Action of Tinospora Cordifolia Root Extract in Alloxan Diabetic Rats. Phytotherapy Research - National Institute of Health. 2001.
7) Harshad Purandare & Avinash Supe. Immunomodulatory Role of Tinospora Cordifolia as an Adjuvant in Surgical Treatment of Diabetic Foot Ulcers: A Prospective Randomized Controlled Study. India : Indian Journal of Medical Sciense. 2007.
8) Neha Kapoor & Sanjai Saxena. Endophytic fungi of Tinospora cordifolia with anti-gout properties. Germany : Springer. 2018.
9) Ranu Chaudhary, Swafiya Jahan & P K Goyal. Chemopreventive Potential of an Indian Medicinal Plant (Tinospora Cordifolia) on Skin Carcinogenesis in Mice. India : Journal of Environmental Pathology, Toxicology and Oncology. 2008.
10) C V Chandrasekaran, L N Mathuram, Prabhu Daivasigamani & Upendra Bhatnagar. Tinospora Cordifolia, a Safety Evaluation. National Institute of Health. 2009.
11) Bharat A. Salve, Raakhi K. Tripathi, Anup U. Petare, Ashwinikumar A. Raut & Nirmala N. Rege. Effect of Tinospora cordifolia on physical and cardiovascular performance induced by physical stress in healthy human volunteers. An International Quarterly Journal of Research in Ayurveda. 2015.
12) Debabrata Devbhuti, Jayanta Kumar Gupta, Pritesh Devbhuti & Anindya Bose. Phytochemical and Acute Toxicity Study on Tinospora Tomentosa Miers. National Institute of Health. 2009.
13) S. Padmapriya, K. Kumanan & K. Rajamani. Optimization of Post Harvest Techniques for Tinospora cordifolia. Research Gate. 2009.