Bunga kenop adalah salah satu jenis tanaman berbunga yang terkenal dapat digunakan sebagai tanaman hias, pewarna makanan dan sebagai pengobatan tradisional.
Bunga kenop berasal dari Panama dan Guatemala di Amerika Tengah. Namun, tanaman ini sudah menyebar hampir ke seluruh Asia termasuk Indonesia[1].
Daftar isi
Bunga kenop merupakan tanaman yang berasal dari keluarga Amaranthaceae dan memiliki nama ilmiah Gomphrena globosa[1].
Bunga kenop memiliki berbagai sebutan seperti sebutan dalam bahasa Inggris adalah globe amaranth atau gomphrena, sebutan qian ri hong dalam bahasa Cina dan sebutan immortale dalam Kolombia[1].
Bunga kenop adalah tanaman berbunga yang dapat tumbuh di daerah tropis dan sub tropis. Bunga ini dapat ditanam di tanah pertanian, pinggir jalan, pekarangan rumah, padang rumput, lahan basah atau semak-semak[1].
Beberapa ciri – ciri fisik dari bunga kenop adalah sebagai berikut[1]:
Bagian bunga kenop yang sering dijadikan sebagai pewarna makanan atau bahan pengobatan tradisional adalah bunga. Kandungan dari bunga kenop adalah sebagai berikut[2]:
Nama | Jumlah | Unit |
---|---|---|
Kandungan air | 8.17 | persen |
Kandungan abu | 9.11 | persen |
Abu yang tidak larut dalam asam | 1.50 | persen |
Abu yang larut dalam air | 6.43 | persen |
Bunga kenop dapat memberikan warna alami bagi makanan karena memiliki betasianin yang tinggi. Betasianin ini terdiri dari gomphrenin I, II, dan III serta isogomphrenin II dan III[3,4].
Bunga kenop juga memiliki mineral, vitamin, dan beberapa kandungan senyawa aktif lainnya. Kandungan senyawa aktif lain yang dimiliki oleh bunga kenop adalah[2,5,6,16]:
Beberapa kandungan senyawa aktif yang dimiliki oleh daun dari bunga kenop adalah saponin, alkaloid, coumarine, dan senyawa mengurangi gula[11].
Kandungan senyawa yang dimiliki bunga kenop, memberikan manfaat yang baik bagi tubuh termasuk antioksidan, anti bakteri, dan anti jamur[2,5].
Beberapa manfaat dari bunga kenop adalah sebagai berikut :
Senyawa betasianin pada bunga kenop dapat melawan berbagai bakteri seperti bacillus cereus, Listeria monocytogenes, Escherichia coli dan Salmonella typhimurium. Bakteri-bakteri ini dapat menyebabkan infeksi dan radang dalam tubuh seperti tipus, infeksi usus dan gangguan pencernaan seperti nyeri perut, mual, diare, dan muntah.
Bunga kenop mampu mengatasi keracunan makanan yang disebabkan oleh bakteri, penyakit tipus, dan gangguan pencernaan seperti diare, nyeri perut, mual, muntah, serta infeksi pada usus[7].
Bunga kenop memiliki senyawa betasianin yang mampu melawan jamur seperti Aspergillus flavus dan Aspergillus niger. Kedua jamur ini dapat menyebabkan infeksi dalam tubuh yang dapat mengganggu saluran pernapasan, mata, kulit, hingga otak[7].
Jadi, bunga kenop dapat mengatasi infeksi dalam tubuh yang disebabkan oleh jamur.
Komponen senyawa fenolik dan senyawa betasianin dari bunga kenop mengandung antioksidan yang tinggi dan memberikan manfaat yang baik bagi tubuh.
Kandungan senyawa kaempferol yang dimiliki bunga kenop juga memberikan antioksidan yang baik bagi kulit. Kandungan ini dapat melindungi kulit dari sinar ultraviolet dan dapat mencegah penuaan dini[5].
Jadi, bunga kenop dapat meningkatkan kekebalan tubuh dari radikal bebas atau senyawa racun yang masuk ke dalam tubuh, mencegah kerusakan sel dalam tubuh yang disebabkan oleh racun atau radikal bebas, serta mnejaga kesehatan tubuh[5,8].
Senyawa fenolik yang berasal dari bunga kenop memiliki anti inflamasi yang baik bagi tubuh. Bunga kenop mampu mengatasi radang yang ringan hingga akut dalam tubuh[8].
Kandungan senyawa aktif yang dimiliki daun dari bunga kenop mampu melawan dan mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri Enterococcus faecalis, Klebsiella pneumoniae dan Pseudomonas aeruginosa. Salah satunya adalah pneumonia[11].
Selain itu, bunga kenop telah digunakan oleh industri makanan dan farmasi sebagai bahan tambahan untuk pengobatan radang dan infeksi[8].
Ekstrak bunga kenop yang ditambahkan ke dalam es krim, tidak memberikan racun dan tidak mengurangi kandungan yang baik dari es krim. Kandungan betasianin dari ekstrak bunga ini mampu mengurangi asam lemak dalam es krim dan memberikan warna yang kuat bagi es krim[9].
Ini menunjukkan bahwa bunga kenop merupakan pewarna alami yang sangat baik bagi makanan dan tubuh manusia. Selain itu, bunga kenop telah digunakan sebagai pewarna makanan di beberapa industri[10].
Senyawa aktif yang dimiliki oleh daun dari bunga kenop mampu melawan bakteri Staphylococcus aureus dan Staphylococus epidermidis dan mengatasi gangguan pada kulit yang disebabkan oleh bakteri tersebut seperti seperti bisul, kudis, iritasi kulit, kulit bengkak atau nanah pada kulit[11].
Kandungan senyawa yang terdapat dalam ekstrak daun dari bunga kenop dapat menurunkan tekanan darah yang tinggi pada pasien yang menderita hipertensi. Selain itu, ekstrak ini juga dapat mengendalikan detak jantung serta meningkatkan aliran darah pada pembuluh darah vena secara signifikan[11].
Daun dari bunga kenop memiliki sifat anti hipertensi dan mencegah gangguan jantung yang disebabkan oleh tekanan darah atau detak jantung yang tidak teratur.
Ekstrak bunga kenop memiliki komponen senyawa flavonoid yang bermanfaat untuk mengatasi radang serta infeksi pada saluran pernapasan. Selain itu dapat menyebabkan gangguan pada pernapasan seperti asma, sesak napas, bronkitis, serta batuk rejan[8].
Ekstrak methanol dari bunga kenop mampu menurunkan kadar gula darah yang tinggi dan meningkatkan produksi insulin dalam tubuh secara signifikan. Bunga kenop memiliki manfaat yang sama dengan obat glibenclamide dalam mengatasi penyakit diabetes[12].
Berbagai kandungan senyawa dalam bunga kenop, salah satunya adalah fenolik, memberikan aktivitas analgesik sehingga dapat menghilangkan rasa nyeri pada tubuh yang disebabkan oleh radang atau infeksi.
Bunga kenop dapat mengurangi rasa sakit dalam waktu 30 menit setelah dikonsumsi. Selain itu, bunga kenop juga dapat mengurangi rasa kelelahan dalam tubuh[13].
Daun dan bunga kenop memiliki fungsi sebagai pembeku darah alami. Daun dan bunga ini dapat menghentikan pendarahan pada luka terbuka atau luka potong pada kulit[14].
Jadi, bunga kenop serta daunnya dapat mengeringkan dan menyembuhkan luka secara cepat. Selain itu, tanaman ini juga telah digunakan sebagai pengobatan tradisional di India untuk mengeringkan dan mengobati luka terbuka[14].
Ekstrak kloroform dari bunga kenop mampu melawan sel tumor dan kanker dan mengurangi kepadatan dari tumor serta kanker. Selain itu, ekstrak ini juga menunjukkan adanya pengurangan jaringan rusak yang disebabkan oleh tumor atau kanker[14].
Bunga kenop memiliki kandungan senyawa gomphrenin I yang bermanfaat untuk masalah reproduksi pada pria yaitu prostat. Bunga kenop dapat mengatasi pembengkakan pada prostat dan masalah buang air kecil pada pria[15].
Bunga kenop juga telah digunakan di Trinidad dan Tobago sebagai pengobatan tradisional untuk mengatasi untuk masalah prostat[15].
Bunga kenop memiliki kandungan senyawa berupa yang berguna untuk mengatasi gangguan urinaria seperti batu ginjal, kandung kemih, serta penyakit kuning yang disebabkan gangguan pada ginjal[14].
Bunga kenop telah digunakan sebagai pengobatan tradisional di Trinidad dan Tobago untuk mengatasi gangguan pada sistem urinaria seperti batu ginjal serta penyakit kuning[15].
Bunga kenop telah digunakan sebagai pengobatan tradisional di beberapa negara untuk mengatasi oliguria atau produksi urin yang sedikit, demam, kembung perut pada bayi, batuk ringan, hidung berdarah, serta mengatasi penyakit disentri[5,16].
Beberapa efek samping yang disebabkan oleh bunga kenop adalah sebagai berikut:
Kemampuan bunga kenop untuk menurunkan kadar gula darah secara signifikan, memberikan efek samping untuk seseorang yang memiliki kadar gula rendah.
Bunga kenop dapat menyebabkan reaksi hipoglikemia atau kadar gula darah yang terlalu rendah, bila dikonsumsi secara terus menerus bagi seseorang yang tidak terkena diabetes[17].
Bunga kenop dapat memberikan reaksi alergi khususnya bagi seseorang yang memiliki riwayat alergi pada serbuk bunga. Gejala yang ditunjukkan dengan adanya ruam atau gatal – gatal pada kulit[17].
Bunga kenop yang dikonsumsi setiap hari atau melebihi 200 mg/ kg berat tubuhdapat memberikan reaksi keracunan pada tubuh karena senyawa asam yang dimilikinya. Reaksi keracunan ditandai dengan diare dan kram pada perut[16].
Beberapa cara penggunaan bunga kenop adalah sebagai berikut:
Bunga kenop dicuci dan direbus dengan air hingga mendidih, Lalu, seduhan ini disaring dan diminum. Seduhan ini dapat ditambahkan madu untuk memberikan rasa manis alami. Ini berguna untuk berbagai penyakit dan mengandung antioksidan[15,16].
Bunga kenop yang segar dicuci dengan air dingin. Lalu, bunga ini direndam dengan air hangat selama 15 menit dan disaring hingga terpisah dari ampasnya.
Ekstrak ini dapat ditambahkan pada adonan kue atau es krim untuk memberikan warna alami sesuai dengan warna bunga[17].
Daun atau bunga kenop dicuci bersih dan digiling hingga halus. Lalu, daun atau bunga ini ditambahkan air sedikit dan dioleskan pada luka terbuka atau lesi kulit[14].
Daun dari bunga kenop dicuci bersih dan dikeringkan di bawah sinar matahari kurang lebih 2 hari. Lalu daun ini dihancurkan dengan mesin penggiling hingga menjadi serbuk.
Serbuk daun ini diseduh dengan air panas dan disaring. Air ini diminum untuk mengatasi hipertensi dan gangguan pada kulit[11].
Pada umumnya, bunga kenop disimpan pada suhu ruangan dan diletakkan pada wadah terbuka. Untuk bunga kenop yang disimpan dengan batang, diletakkan pada vas bunga yang telah berisi air dan disimpan pada suhu ruangan[1].
Serbuk daun dari bunga kenop disimpan dalam wadah tertutup dan diletakkan pada suhu ruangan[11].
Bunga kenop merupakan tanaman berbunga yang dapat dijadikan pewarna alami untuk makanan dan memberikan manfaat serta efek samping bagi tubuh.
1) Anonim. Gomphrena globosa (globe amaranth). CAB International Invasive Species Compendium. Diakses 2020.
2) Kusmiati, Dody Priadi & Romah K.B.Rahayu. Antibacterial Activity Test, Evaluation of Pharmacognosy and Phytochemical Screening of Some Extract of Globe Amaranth (Gomphrena globosa). Indonesia : The Journal of Pure and Applied Chemistry Research, 2017.
3) Custódio Lobo Roriza, Lillian Barros, M.A. Prieto, Patricia Morales & Isabel C.F.R. Ferreiraa. Floral parts of Gomphrena globosa L. as a novel alternative source of betacyanins: Optimization of the extraction using response surface methodology. Elsevier. 2017.
4) Susanne Heuer, Victor Wray, Jörg W. Metzger & Dieter Strack. Betacyanins from flowers of Gomphrena globosa. Elsevier. 1992.
5) Ângela Liberal, Ricardo C Calhelha, Carla Pereira, Filomena Adega, Lillian Barros, Montserrat Dueñas, Celestino Santos-Buelga, Rui M V Abreu & Isabel C F R Ferreira. A Comparison of the Bioactivity and Phytochemical Profile of Three Different Cultivars of Globe Amaranth: Red, White, and Pink. National Institute of Health. 2016.
6) Federico Ferreres, Angel Gil-Izquierdo, Patrícia Valentão & Paula B Andrade. Structural Characterization of Phenolics and Betacyanins in Gomphrena Globosa by High-Performance Liquid Chromatography-Diode Array detection/electrospray Ionization Multi-Stage Mass Spectrometry. National Institute of Health. 2011.
7) Custódio Lobo Roriz, Lillian Barros, M A Prieto, Ana Ćirić, Marina Soković, Patricia Morales & Isabel C F R Ferreira. Enhancing the Antimicrobial and Antifungal Activities of a Coloring Extract Agent Rich in Betacyanins Obtained From Gomphrena Globosa L. Flowers. National Institute of Health. 2018.
8) Luís R Silva, Patrícia Valentão, Joana Faria, Federico Ferreres, Carla Sousa, Angel Gil-Izquierdo, Brígida R Pinho & Paula B Andrade. Phytochemical Investigations and Biological Potential Screening With Cellular and Non-Cellular Models of Globe Amaranth (Gomphrena globosaL.) Inflorescences. Elsevier. 2012.
9) Custódio Lobo Roriza, João C.M. Barreira, Patricia Morales, Lillian Barrosa & Isabel C.F.R. Ferreira. Gomphrena globosa L. as a novel source of food-grade betacyanins: Incorporation in ice-cream and comparison with beet-root extracts and commercial betalains. Elsevier. 2018.
10) Custódio LoboRoriz, Sandrina A.Heleno, Márcio Carocho, Paula Rodrigues, José Pinela, Maria Inês Dias, Isabel P.Fernandes, Maria Filomena Barreiro, Patricia Morale, Lillian Barrosa & Isabel C.F.R. Ferreira. Betacyanins from Gomphrena globosa L. flowers: Incorporation in cookies as natural colouring agents. Elsevier. 2020.
11) Daniel Dias Rufino Arcanjo, Ingrid Virgínia de Oliveira Sena, Adonai Carvalho Medeiros de Albuquerque, Bernardo Melo Neto, Lorena Citó Lopes Resende Santana, Náiguel Castelo Branco Silva, Maria Marilza Moita, Maria das Graças Freire de Medeiros, Maria José dos Santos Soares, Nilza Campos de Andrade & Antônia Maria das Graças Lopes Citó. Phytochemical screening and evaluation of cytotoxic, antimicrobial and cardiovascular effects of Gomphrena globosa L. (Amaranthaceae). Journal of Medicinal Plants Research. 2011.
12) Hamiduzzaman Md. Significant Hypoglicemic Activity From Gomphrena Globosa (Amaranthaceae) In Mice Model. Bangladesh : Universal Journal of Pharmacy. 2013.
13) Hamiduzzaman Md. Evaluation of Central and Peripheral Analgesic Activity of Whole Plant Gomphrena Globosa (L) (Family : Amaranthaceae). Bangladesh : International Journal of Pharmacy. 2013.
14) Y Arsia Tarnam, M H Muhammad Ilyas & T Nargis Begum. Biological Potential and Phytopharmacological Screening of Gomphrena Species. India : International Journal of Pharma Research & Review. 2014.
15) Cheryl Lans. Ethnomedicines used in Trinidad and Tobago for reproductive problems. Journal of Ethnobiology and Ethnomedicine. 2007.
16) Jesse Joel T, Levin Anbu Gomez & Priti Lata Murmu. Comparative Antibacterial Efficacy Of Gomphrena Globosa l. Flower Using Hot Continuous And Sonication Extraction Methods. International Journal of Scientific and Technology Research. 2019.
17) Sajin Kattuvilakam Abbas, Feba Antony & Delishya Davis. A Study on Acid-Base Indicator Property of Flowers of Gomphrena globosa. India : International Current Pharmaceutical Journal. 2018.