Mimisan – Jenis – Penyebab dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Hadian Widyatmojo, SpPK
Pada bagian dalam hidung manusia didekat pembatas (septum) antara lubang hidung kanan dan kiri terdapat anyaman pembuluh darah (pleksus) yang tipis dan mudah pecah. Pecahnya pembuluh darah ini disebut... dengan mimisan. Mimisan umumnya ringan dan tidak menunjukkan suatu penyakit tertentu, namun bila mimisan berlangsung lama meskipun sudah ditangani, maka anda perlu segera memeriksakan diri ke dokter. Pencegahan terhadap mimisan adalah dengan cara membersihkan lendir dan kotoran hidung secara perlahan dan lembut ketika sedang flu, dan hindari membersihkan bagian dalam hidung dengan benda yang kasar karena dapat mengiritasi dan sebabkan mimisan. Read more

Mimisan adalah suatu kondisi ketika darah keluar dari dalam hidung dengan berbagai penyebab.

Dengan kata lain, mimisan merupakan perdarahan hidung yang umumnya ringan dan tidak mengancam nyawa.

Mimisan adalah kondisi yang walau mengerikan, hal ini tergolong umum, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa dapat mengalaminya.

Fakta Tentang Mimisan

  1. Mimisan paling banyak dialami oleh anak anak berusia 3-10 tahun.
  2. Meskipun umumnya ringan, namun mimisan juga bisa terjadi sebagai tanda adanya kondisi yang lebih serius misalnya pada DBD atau pada keganasan nasofaring.
  3. Mimisan tidak hanya dapat terjadi karena cedera pada hidung, tapi juga beberapa jenis pengobatan maupun kondisi medis mampu menyebabkan mimisan.
  4. Epistaksis anterior atau mimisan oleh karena pecahnya pembuluh darah hidung bagian depan merupakan bentuk mimisan yang paling umum terjadi.
  5. 10% dari seluruh kasus mimisan disebabkan oleh karena tumor atau perdarahan otak.
  6. Seseorang dapat tertekan secara emosional saat mengalami mimisan karena melihat aliran darah yang keluar dari salah satu atau kedua lubang hidung.

Jenis-jenis Mimisan

Mimisan terbagi menjadi dua jenis kondisi yang dikenal dengan sebutan mimisan anterior dan mimisan posterior.

Mimisan Anterior

Pada kondisi mimisan anterior, darah yang keluar berasal dari septum atau dinding yang memisahkan kedua lubang hidung.

Di bagian septum tersebut, ada pembuluh darah halus yang terdapat di sana dan mudah rusak sehingga seseorang bisa dengan mudah mengalami mimisan.

Mimisan anterior termasuk jenis mimisan yang ringan dan tak membahayakan. Kondisi ini lebih sering dialami anak-anak dan akan segera sembuh setelah memperoleh pengobatan di rumah.

Mimisan Posterior

Pada jenis kondisi mimisan posterior, darah yang keluar adalah akibat dari kerusakan pada cabang-cabang pembuluh arteri yang menyuplai darah ke hidung.

Bila dibandingkan dengan mimisan anterior, mimisan posterior ini lebih serius yang juga memungkinkan aliran darah menuju ke tenggorokan.

Jika mimisan anterior adalah kondisi ringan yang bisa berhenti setelah diobati di rumah, maka mimisan posterior berisiko terjadi bahkan 20 menit atau lebih.

Mimisan posterior adalah jenis mimisan yang dialami ketika cedera pada wajah atau kepala terjadi sehingga kondisi perdarahan lebih berat.

Tak hanya karena cedera, mimisan posterior dapat terjadi pada orang dewasa maupun lansia yang memiliki hipertensi tak terkontrol.

Penyebab Mimisan

Mimisan disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah hal alami di mana pembuluh darah septum yang mudah rusak.

Apapun penyebab mimisan, mimisan biasanya tidak menandakan suatu kondisi kesehatan yang serius kecuali bila mimisan terjadi terlalu sering.

Berikut ini adalah beberapa faktor penyebab mimisan yang perlu diketahui dan diwaspadai :

  • Cuaca atau Udara Kering : Tinggal di wilayah bercuaca dan berudara kering dapat membuat selaput hidung kering yang berujung pada iritasi hidung dan memicu mimisan.
  • Penggunaan Obat Tertentu : Menggunakan dekongestan dan antihistamin untuk masalah sinus dan alergi bisa berefek pada keringnya selaput hidung yang kemudian membuat iritasi serta mimisan.
  • Sering Membuang Ingus : Terlalu sering membuang cairan hidung dengan meniup hidung, entah itu karena sedang pilek atau tidak rupanya dapat menjadi salah satu penyebab mimisan terjadi.

Selain itu, beberapa jenis kondisi medis serta faktor lainnya yang mampu meningkatkan potensi mimisan antara lain adalah :

  • Tumor bersifat non-kanker pada pembuluh darah hidung
  • Kanker
  • Gangguan gumpalan darah
  • Perdarahan internal
  • Tekanan darah tinggi atau hipertensi
  • Penggunaan aspirin dalam dosis besar
  • Infeksi pada pernafasan bagian atas
  • Paparan udara yang terlalu dingin
  • Sering mengupil
  • Bersin yang berulang-ulang dan terlalu sering karena alergi rhinitis
  • Cedera pada hidung (pukulan atau benturan)
  • Efek reaksi alergi
  • Paparan zat-zat kimia yang menjadi iritan
  • Patah tulang hidung
  • Benda asing masuk ke dalam hidung dan tidak bisa keluar

Gejala Mimisan

Beberapa kondisi di bawah inilah yang dapat menandakan bahwa seseorang tengah mengalami mimisan :

  • Darah keluar dari salah satu atau kedua lubang hidung.
  • Terasa adanya sensasi cairan mengalir pada bagian belakang tenggorokan.
  • Terasa adanya desakan untuk terus-menerus menelan karena sensasi aliran cairan tadi.

Mimisan yang terjadi secara jarang kemungkinan besar tidak berakibat mengancam kesehatan penderitanya.

Namun bila mimisan terus-terusan dialami bahkan setelah mendapatkan pertolongan pertama dan pengobatan, ada baiknya untuk segera memeriksakan diri.

Bila memang mimisan mengkhawatirkan dan faktor-faktor lain seperti berikut ini terjadi, menemui dokter adalah langkah terbaik dan paling aman :

  • Mimisan terjadi usai menempuh prosedur operasi.
  • Mimisan terjadi setelah mengalami sinusitis kronis, yaitu ketika rongga pada area sinus mengalami peradangan jangka panjang yang menyebabkan pembengkakan. Jika selama 12 minggu ata lebih tidak ada tanda-tanda membaik, perlu diperiksakan ke dokter.
  • Mimisan terjadi karena cedera dan perdarahan tidak lekas berhenti.

Dokter biasanya akan meminta pasien menempuh beberapa metode pemeriksaan, seperti berikut :

  • Pemeriksaan Fisik : Dokter memeriksa fisik pasien, khususnya apakah terdapat benda asing yang berada di dalam hidung untuk mengetahui penyebab mimisan.
  • Pengecekan Riwayat Kesehatan : Dokter pun akan mengajukan sejumlah pertanyaan seputar pengobatan yang baru-baru ini diterima pasien maupun riwayat kondisi medis apa yang sedang dimiliki.
  • Hitung Darah Lengkap : Tes darah ini kemungkinan besar dokter lakukan apabila dokter ingin tahu adanya keberadaan kelainan darah dan gangguan kesehatan lain.
  • Tes pembekuan darah : Tes ini bertujuan untuk melihat profil pembekuan darah pada pasien, termasuk waktu pembekuan dan perdarahan.

Selain dari sejumlah pemeriksaan tersebut, endoskopi hidung, rontgen bagian wajah serta hidung, dan juga CT scan hidung dokter mungkin akan sarankan untuk mengonfirmasi kondisi pasien.

Pertolongan Pertama dalam Menghentikan Mimisan

Saat mimisan terjadi, hal ini tentunya tidak terduga dan memicu kepanikan. Namun, dengan sikap yang tenang cobalah untuk melakukan langkah-langkah pertolongan pertama ini :

Mimisan
  • Penderita mimisan harus dalam posisi duduk tegak.
  • Penderita tidak dianjurkan berbaring atau bahkan tidak perlu menengadahkan kepala.
  • Gunakan dua jari, yaitu ibu jari dan jari telunjuk untuk memencet hidung, tepat di bagian bawah hidung.
  • Tekan selama kurang lebih 5 menit.
  • Ulangi proses ini ketika setelah 5 menit darah masih mengalir keluar.

Beberapa jam setelah mimisan, penderita sama sekali tidak boleh meniup hidung atau mengendus, yaitu membuat hidung harus beraktivitas.

Ada kalanya pertolongan pertama ini kurang efektif karena mimisan tidak berhenti juga. Jika perdarahan sudah lebih dari 10 menit, segera cari bantuan medis.

Ketika perdarahan dari hidung membuat penderitanya kesulitan bernafas, kondisi ini sebaiknya langsung ditangani oleh ahli medis daripada ditangani sendiri.

Namun saat aliran darah dari hidung berhasil dihentikan, pastikan untuk ambil waktu beristirahat di mana kepala sebaiknya dengan kondisi disangga.

Usai mimisan, dalam waktu sehari hindari dulu aktivitas olahraga atau kegiatan fisik berlebihan lainnya, termasuk membawa barang-barang yang berat agar pemulihan lebih sempurna.

Pengobatan Mimisan

Cara menangani dan mengobati mimisan perlu melihat penyebabnya lebih dulu serta jenis kondisi mimisan itu sendiri.

Mimisan Anterior

Untuk mimisan anterior yang tergolong mimisan ringan, langkah-langkah pertolongan pertama yang telah disebutkan dapat membantu secara efektif.

Selama menekan hidung kurang lebih 5-10 menit sambil bernafas melalui mulut, biasanya darah akan berhenti keluar.

Namun, beberapa cara lain seperti di bawah ini pun layak untuk dicoba apabila mimisan tidak berhenti juga :

  • Kompres dingin di mana kompres bisa diletakkan pada bagian atas hidung.
  • Segera ke dokter ketika mimisan tak kunjung berhenti setelah menggunakan cara lainnya karena ada kemungkinan mimisan posteriorlah yang sedang dialami.

Mimisan Posterior

Mimisan jenis ini memang cukup jarang terjadi, namun biasanya memiliki kondisi yang lebih serius dan berbahaya bagi penderitanya.

Jika mimisan posterior yang dialami, hindari menangani sendiri di rumah dengan cara-cara alami. Mimisan posterior memerlukan perawatan dari ahli medis secepatnya.

Kauterisasi adalah tindakan medis yang umumnya dokter ambil sebagai solusi bagi kondisi mimisan yang berulang dan tidak mau berhenti.

Inti dari prosedur ini adalah membakar pembuluh darah kecil yang tujuannya untuk menghentikan perdarahan yang berasal dari kerusakan pembuluh darah tersebut.

Komplikasi Mimisan

Walau umumnya mimisan cepat reda dan sembuh, ada pula beberapa kasus khususnya yang terjadi pada anak-anak, perdarahan tidak berhenti juga.

Pertolongan pertama yang tidak membuahkan hasil dapat memicu perdarahan berlebihan dan sebagai komplikasinya, penderita bisa mengalami anemia.

Pencegahan Mimisan

Beberapa orang sangat mudah mengalami mimisan, khususnya mimisan anterior, maka agar dapat meminimalisirnya cobalah untuk melakukan beberapa hal ini :

  • Hindari mengeluarkan atau membuang ingus dari hidung secara paksa atau berlebihan.
  • Hindari mengupil atau memasukkan jari ke dalam hidung secara kasar dan berlebihan.
  • Kenakan pelindung, seperti helm khusus pada bagian wajah atau kepala untuk aktivitas fisik atau olahraga tertentu (biasanya pada olahraga bisbol atau hoki).
  • Segera ke dokter apabila memang memiliki alergi supaya iritasi pada hidung tidak berlanjut dan memicu mimisan.
  • Gunakan salep antibiotik (harus berdasarkan resep dokter) atau petroleum jelly yang bisa dioles langsung pada area lubang hidung dengan pelan-pelan menggunakan cotton bud.
  • Pasang humidifier atau alat pelembab ruangan, terutama bila bertempat tinggal di wilayah dengan cuaca dan udara kering.
  • Bagi pengguna dekongestan dan antihistamin, pakailah secukupnya agar tidak memberikan efek terlalu kering bagi bagian dalam hidung.
  • Batasi penggunaan aspirin dan obat-obatan yang berfungsi mengencerkan darah.
  • Bila pernah atau sering mimisan ditambah memiliki kondisi medis tertentu, konsultasikan dengan dokter mengenai obat aman tidak memicu perdarahan.
  • Konsultasikan lebih dulu dengan dokter mengenai penggunaan segala macam obat yang berfungsi sebagai pengencer darah agar tidak berisiko mimisan.

Mimisan anterior adalah yang paling umumterjadi dan tidak berpotensi serius karena bisa diatasi di rumah dan tidakbertahan lama.

Namun bila mimisan jenis posteriorlah yang terjadi dengan tanda darah tak kunjung berhenti mengalir dari dalam hidung, ada baiknya untuk segera cari bantuan medis.

Bahkan terkadang walau sudah melakukan langkah-langkah pencegahan, mimisan tak dapat benar-benar dicegah sepenuhnya dan bisa tetap terjadi.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment