Kehamilan dan persalinan secara pervaginam adalah kondisi predisposisi pada wanita untuk terkena penyakit wasir. Hal ini dikarenakan perubahan hormonal dan meningkatnya tekanan intra-abdomen. Menurut sebuah survei diperkirakan 25% sampai 35% wanita hamil mengalami kondisi kondisi ini sebenarnya pada populasi tertentu didapat fakta hingga 85% kehamilan sangat dipengaruhi oleh wasir terutama memasuki trimester ketiga. [1]
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya wasir selama kehamilan antara lain [2],
selama masa kehamilan, rahim dan tekanan darah mengalami peningkatan yang kemudian membuat tekanan lebih pada pembuluh darah yang mengalir menuju anus sehingga menyebabkan pembengkakan.
Berkat hormon kehamilan, kerja usus kita melambat dan akhirnya menyebabkan sembelit atau konstipasi. Vitamin prenatal vitamin prenatal yang umumnya mengandung zat besi sintetik juga bisa menjadi penyebab hemoroid Hal ini dikarenakan besi sintesis bisa sangat berhubungan dengan sembelit proses mengejan yang biasanya dilakukan akibat sembelit berpotensi menyebabkan munculnya wasir.
Kombinasi antara tekanan ekstra dari rahim Anda yang sudah membesar ditambah aliran darah membuat Vena lebih rentan mengalami peradangan.
Daftar isi
Ada berbagai cara mengatasi wasir pada wanita hamil mulai dari perubahan pola hidup dan terapi alami yang sangat membantu seperti,
Sebelumnya sudah dibahas bahwa salah satu keadaan yang menyebabkan wasir terjadi pada wanita hamil adalah sembelit atau konstipasi dan cara yang ampuh untuk mengatasi sembelit sehingga bisa terhindar dari wasir adalah mengonsumsi makanan berserat tinggi.
Beberapa percobaan telah dilakukan dengan memberikan asupan fiber dan plasebo kepada 378 secara acak. Hasil studi tersebut didapatkan data sekitar 47% pasien pada kelompok yang menerima asupan serat menyatakan gejala berkurang sehingga disimpulkan percobaan serat memberikan efek yang menguntungkan jika diberikan secara konsisten [3].
Wanita hamil umumnya sulit mengontrol apa yang bisa mereka makan, apa yang seharusnya mereka hindari sehingga pada beberapa wanita didapatkan tubuh gemuk jauh dari batas normal yang ditentukan. Jadi jika Anda ingin bisa mengatasi hemoroid maka lakukan diet gizi seimbang agar berat badan terjaga sehingga tidak membuat pembuluh darah kepayahan [4].
Tisu toilet yang kering rentan menimbulkan gesekan dan iritasi yang memperburuk wasir. Ganti tisu toilet kering dengan handuk basah yang lembut untuk membersihkan pantat setelah dari kamar mandi [2].
Penggunaan air hangat saat cebok juga membantu menenangkan nyeri wasir dan meredakan peradangan [2].
Gunakan kantong kompres yang terbuat dari bahan karet dan isi dengan air hangat sebelum letakkan di daerah pantat dan diamkan selama 15 menit. Bisa juga gunakan kantong kompres yang dibekukan terlebih dahulu untuk mendapatkan sensasi dingin yang melegakan nyeri [2].
Selain berfungsi melembapkan, minyak kelapa juga mengandung antibakteri dan anti jamur yang dapat membantu meredakan rasa gatal, mengurangi nyeri, dan menurunkan peradangan, serta membantu penyembuhan wasir dalam kurun waktu beberapa hari [2].
Lidah buaya diketahui memiliki efek anti radang yang sangat bagus dan lebih efektif jika digunakan dalam bentuk lidah buaya segar yang bisa diekstraksi gelnya sebelum digunakan. Namun, gel lidah buaya murni bisa jadi pilihan pengganti jika tanaman lidah buaya sulit ditemukan tetapi harus benar-benar dipastikan gelnya murni dan tidak mengandung bahan tambahan yang bisa saja memicu iritasi [2].
Penggunaan balsam herbal juga sering disarankan sebagai cara alternatif mengatasi wasir seperti jenis soothing balm atau campuran minyak esensial yang mengandung berbagai manfaat [2].
Banyak dari kita yang menganggap duduk di toilet sama halnya dengan duduk di sebuah kursi dan sering berlama-lama di sana. Mitchell Bernstein, M.D, seorang direktur pada Division of Colon & Rectal Surgery di NYU Langone Health mengungkapkan, wasir akan berubah menjadi gejalan kapan saja ketika tekanan kepada jaringan di sekitar anus meningkat. Semakin lama duduk, semakin banyak aliran darah yang tertahan pada pembuluh darah di sekitar anus, gravitasi mengakibatkan tekanan yang lebih besar dan memicu terjadinya peradangan dan berujung pada munculnya wasir [5].
Selain perubahan pola hidup dan terapi alami, mengatasi wasir juga bisa dilakukan dengan obat-obatan dan terapi medis lainnya seperti,
Sebuah tinjauan sistematis belakangan ini didapat dari uji coba terkontrol acak yang diterbitkan namun tidak dipublikasikan. Studi ini dilakukan atas 350 pasien yang menggunakan obat pencahar dalam bentuk serat. Hasilnya didapat efek menguntungkan dalam pengobatan wasir simptomatik [1].
Obat-obatan bersifat topical yang diaplikasikan langsung ke dalam dubur biasanya mengandung analgesik dan anti inflamasi untuk mengurangi peradangan. Obat topica ini hadir dalam dua bentuk sediaan yaitu salep yang bisa dioleskan langsung ke dubur dan suppositoria yang digunakan dengan cara memasukkannya ke dalam anus[3] .
Dosis obat topical ini umumnya sangat kecil dan penyerapan sistemiknya pun terbatas. Di Kanada, obat-obatan topical sejenis ini sering digunakan untuk mengatasi wasir selama kurang lebih 25 tahun dan rata-rata mengandung anestesi, analgesic, dan kortikosteroid dalam jumlah bervariasi[3].
Ligasi pita karet atau RBL merupakan salah satu cara sederhana, cepat, efektif, dan efisien dalam mengatasi wasir derajat pertama, kedua, hingga pasien wasir derajat ketiga. Cara melakukannya adalah dengan ligasi jaringan hemorroid atau wasir dengan menggunakan karet gelang yang akan menyebabkan nekrosis iskemik dan jaringan parut sehingga mengakibatkan fiksasi jaringan ikat ke dinding rectum [3].
1) Arthur Staroselsky. ncbi.nlm.nih.gov. Hemorroid in Pregnancy. 2008
2) Genevieve Howland. mamanatural.com/hemorrhoids-during-pregnancy. 2021
3) Varut Lohsiriwat.ncbi.nlm.nih.gov. Treatment of hemorrhoids: A coloproctologist’s view. 2015
4) Anonim.acog.org. what-can-i-do-for-hemorrhoids-during-pregnancy. 2020
5) Anonim. Drfarrahmd. Reasons behind hemorrhoids. 2020
6) Kaidar-Person O, Person B, Wexner SD. Hemorrhoidal disease: a comprehensive review. J Am Coll Surg. 2007.