Chorionic gonadotrophin adalah obat yang digunakan untuk memaksimalkan kesuburan reproduksi pada pria maupun wanita, meskipun dengan fungsi yang berbeda. [1,2,3,4]
Daftar isi
Informasi lengkap mengenai indikasi Chorionic gonadotrophin hingga pengaruh obat pada kehamilan dan menyusui terdapat dalam tabel berikut ini [2]:
Indikasi | Obat hormon |
Kategori | Obat Keras |
Konsumsi | Dewasa |
Kelas | Hormon Trofik & Obat Sintetis Terkait |
Bentuk | Bedak untuk solusi, larutan |
Kontraindikasi | Hipersensitivitas, pubertas prekoks, karsinoma prostat, neoplasma yang bergantung androgenik lainnya serta kehamilan dan menyusui. |
Peringatan | → Hentikan terapi jika tanda-tanda pubertas prekoks terlihat pada pasien yang dirawat karena kriptorkismus. → Pasien dengan penyakit jantung atau ginjal, epilepsi, migrain, atau asma. |
Kategori Obat pada Kehamilan & Menyusui | Kategori X: Obat ini menyebabkan kontraindikasi dan sangat berbahaya bagi janin. Upaya preventif dan hati-hati mutlak diperlukan agar janin dan ibu hamil tetap sehat. |
Chorionic gonadotropin adalah obat yang serupa dengan luteinizing hormone (LH), yakni sama-sama diproduksi oleh kelenjar pituitari. Hormon ini biasanya diproduksi oleh plasenta selama kehamilan. Namun, chorionic gonadotropin memiliki kegunaan berbeda antara pria dan wanita.
Pada wanita, chorionic gonadotropin digunakan untuk membantu terjadinya pembuahan. Biasanya diberikan dalam kombinasi dengan obat lain seperti menotropin dan urofollitropin. Wanita yang dirawat dengan obat ini biasanya sudah mencoba clomiphene saja (misalnya, Serophene), namun belum juga bisa hamil. Selain itu, Chorionic gonadotrophin juga digunakan dalam program fertilisasi in vitro (IVF). Pada pria, LH dan chorionic gonadotropin merangsang testis untuk memproduksi hormon pria seperti testosteron. Testosteron menyebabkan pembesaran penis dan testis serta pertumbuhan rambut kemaluan dan ketiak sehingga produksi sperma pun ikut meningkat.
Meskipun chorionic gonadotropin disetujui jika digunakan untuk membantu beberapa pasien menurunkan berat badan, namun mengalami banyak pertentangan. Jika digunakan secara tidak tepat, chorionic gonadotropin dapat menyebabkan masalah serius. Oleh sebab itu, Chorionic gonadotrophin harus diberikan hanya oleh atau di bawah pengawasan langsung dari dokter [1,2,3,4].
Chorionic gonadotrophin diberikan sesuai dengan indikasi dan kategori pasien [2]:
Intramuskuler ⇔ Pubertas tertunda terkait dengan hipogonadisme pada pria → Pria: 1.500 unit dua kali seminggu selama minimal 6 bulan. ⇔ Infertilitas pria akibat hipogonadisme hipogonadotrofik → 500-1.000 unit 2-3 kali seminggu. ⇔ Infertilitas anovulatorik → Dosis tunggal 5.000-10.000 u dengan dosis maksimal adalah 3 suntikan berulang masing-masing hingga 5.000 u dapat diberikan dalam 9 hari berikutnya untuk mencegah insufisiensi korpus luteum. |
Seiring dengan penggunaan Chorionic gonadotrophin, obat ini dapat menyebabkan beberapa efek yang tidak diinginkan. Konsultasikan dengan dokter sesegera mungkin apabila salah satu dari efek berikut terjadi [1,2,3,4]:
Untuk wanita (lebih umum)
Untuk wanita (kurang umum atau langka)
Untuk laki-laki (kurang umum)
Untuk laki-laki (frekuensi tidak ditentukan)
Informasi mengenai penyimpan, cara kerja, dan overdosis dari Chorionic gonadotrophin terdapat dalam tabel berikut ini [2]:
Penyimpanan | Simpan pada suhu 15-30°C |
Cara Kerja | Deskripsi: Chorionic Gonadotrophin adalah hormon polipeptida yang diproduksi oleh plasenta manusia. Ini merangsang produksi hormon steroid gonad dengan menginduksi sel interstisial (sel Leydig) testis untuk menghasilkan androgen dan korpus luteum ovarium untuk menghasilkan progesteron. Farmakokinetik: Penyerapan: Konsentrasi puncak setelah 6 jam (IM). Distribusi: Terutama di gonad. Ekskresi: Melalui urin, yakni sebanyak10-12% dari dosis IM dalam 24 jam. Waktu paruh eliminasi: 6-11 jam di fase awal dan 23-38 jam di fase terminal. |
Overdosis | Tidak ada informasi overdosis mengenai Chorionic gonadotrophin |
Hal apa yang harus diperhatikan sebelum menggunakan Chorionic gonadotrophin?
Sebelum menggunakan obat, beritahu dokter jika pernah mengalami reaksi alergi atau tidak biasa terhadap Chorionic gonadotrophin. Ahli kesehatan juga harus mengetahui jenis alergi lain, seperti makanan, pewarna, pengawet, atau hewan [4].
Apa efek yang ditimbulkan jika obat ini digunakan?
Apabila Chorionic gonadotrophin digunakan untuk mengobati kriptorkismus atau cacat lahir di mana testis tetap berada di dalam tubuh dapat menyebabkan organ seksual pada beberapa anak laki-laki berkembang terlalu cepat [3].
Apakah Chorionic gonadotrophin dapat berinteraksi dengan obat lain?
Obat-obatan tertentu tidak boleh digunakan bersamaan dengan obat lain. Konsultasikan dengan dokter mengenai penggunaan Chorionic gonadotrophin dengan obat tertentu lainnya [3].
Instruksi diet apa yang harus saya ikuti?
Hindari alkohol atau tembakau dengan Chorionic gonadotrophin, karena dapat menyebabkan terjadinya interaksi [2].
Apa saja reaksi merugikan yang bisa ditimbulkan?
Reaksi merugikan yang diakibatkan dari penggunaan Chorionic gonadotrophin adalah sakit kepala, lekas marah, gelisah, depresi, kelelahan, edema; pubertas dini, ginekomastia, nyeri di tempat Inj, pembesaran kista ovarium yang sudah ada sebelumnya dan kemungkinan ruptur, tromboemboli arteri, syok, sakit perut, hingga sindrom hiperstimulasi ovarium (OHSS) [4].
Chorionic gonadotrophin dapat ditemukan dalam beberapa obat dengan nama merek berikut [1]:
Brand Merek Dagang |
Pregnyl |
Chorex |
Novarel |
Ovidrel |
Profast |
1. Anonim. Chorionic gonadotrophin. Drugs; 2020
2. Anonim. Chorionic gonadotrophin. Mims Indonesia; 2020
3. Anonim. Chorionic gonadotrophin. Nihgov; 2020
4. Anonim. Chorionic gonadotrophin. Mayoclinic; 2020