Tidak ada yang lebih mengganggu selain batal pergi keluar karena tiba-tiba ada masalah pada perut. Sayangnya, ini sering terjadi pada orang-orang yang memiliki perut sensitif. Salah makan adalah salah satu alasan paling umum yang dapat memicu perut sensitif. Akibat salah makan, seseorang bisa saja tiba-tiba terserang konstipasi atau diare sehingga ia harus membatalkan jadwal perginya.
Istilah perut sensitif bukanlah istilah medis. Perut sensitif adalah istilah sederhana yang kerap digunakan masyarakat awam untuk menjelaskan ketidaknyamanan pada perutnya. Istilah perut sensitif merujuk pada berbagai permasalahan pencernaan, dimulai dari alergi makanan hingga iritasi usus besar (irritable bowel syndrome/IBS).[1]
Ciri-ciri, pemicu, dan gejala perut sensitif pada setiap pengidapnya dapat berbeda-beda. Secara umum, berikut adalah ciri-ciri perut sensitif yang kerap terdapat pada orang-orang dengan perut sensitif, antara lain:
1. Alergi terhadap Makanan
Beberapa orang dengan perut sensitif biasanya memiliki alergi terhadap makanan tertentu. Alergi makanan terjadi ketika sistem imunitas tubuh bereaksi tak biasa terhadap makanan tertentu yang masuk ke dalam tubuh. Reaksi yang ditimbulkan akibat alergi ini berbagai macam, seperti:[2]
Hampir semua makanan dapat menyebabkan alergi. Yang membedakan adalah bagaimana sistem imunitas tubuh bereaksi pada makanan tertentu setelah makanan tersebut masuk ke organ pencernaan. Susu, daging ternak, kacang, ikan, kerang-kerangan, dan seafood adalah jenis makanan yang sering menyebabkan alergi pada seseorang dengan perut sensitif.
2. Intoleransi terhadap Makanan
Terdapat perbedaan antara alergi dan intoleransi terhadap makanan. Alergi terkait dengan sistem imunitas, sedangkan intoleransi tidak. Gejala yang timbul akibat alergi biasanya muncul hanya dalam hitungan detik atau menit (maksimal 2 jam setelah makanan penyebab alergi dikonsumsi) dan bersifat parah, sedangkan gejala intoleransi muncul dalam beberapa jam dan bersifat tidak terlalu parah.[2]
Gejala intoleransi makanan, seperti kembung, nyeri perut, mual dan munta, serta diare. Contoh dari intoleransi makanan, misalnya intoleransi pada laktosa (olahan susu ternak), intoleransi pada fruktosa (buah-buahan), dan intoleransi pada karbohidrat fermentasi sederhana (kacang-kacangan).[2]
3. Sakit Perut Seketika Setelah Makan Sesuatu
Sakit perut seketika setelah makan sesuatu dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor. Penyebab utama hal tersebut terjadi adalah perut sensitif pada makanan tertentu. Makanan pedas, kafein, dan alkohol adalah jenis makanan dan minuman yang sering memicu rasa sakit pada perut sensitif.[3]
Gejala yang umum dirasakan oleh seseorang dengan perut sensitif setelah mengonsumsi makanan atau minuman yang dapat memicu rasa sakit di perutnya, antara lain:
4. Mudah Kembung, Diare, dan Konstipasi
Mudah kembung, diare, dan konstipasi dapat menjadi indikasi atau ciri dari irritable bowel syndrome (IBS). Irritable bowel syndrome (IBS) atau iritasi usus besar adalah salah satu bentuk paling akut dari perut sensitif. Gejala paling umum dari IBS adalah nyeri perut, kembung, konstipasi, dan diare. Gejala ini biasanya timbul setelah mengonsumsi makanan atau minuman tertentu yang tidak dapat diterima dengan baik oleh perut sensitif.[4]
Dua kategori dari IBS, yaitu IBS-C (irritable bowel syndrome-constipation)dan IBS-D (irritable bowel syndrome-diarrhea). IBS-C merujuk pada penyakit IBS yang gejala utamanya adalah konstipasi, sedangkan gejala utama dari IBS-D adalah diare.[5]
Beberapa hal yang dapat memicu IBS, antara lain:
5. Feses Berdarah
Feses berdarah adalah salah satu indikasi dari radang usus kronis atau inflammatory bowel disease (IBD). IBD juga merupakan salah satu bentuk paling akut dari perut sensitif. Gejala lain dari IBD selain feses berdarah adalah nyeri perut, diare, muntah-muntah, kram perut, dan kembung.[6]
Faktor utama dari IBD, antara lain:
Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi susu, protein hewani, dan asam lemak dapat meningkatkan risiko IBD. Terdapat beberapa komplikasi yang dapat muncul akibat dari IBD yang kian memburuk, seperti kanker usus, radang sendi, osteoporosis, hipertensi, dan penggumpalan darah.[6]
6. Kehilangan Berat Badan Secara Drastis
Kehilangan berat badan secara drastis adalah ciri ekstrem yang dapat terjadi pada seseorang dengan perut sensitif. Salah satu faktor dari hilangnya berat badan secara drastis adalah permasalahan pencernaan akibat perut sensitif. Adanya permasalahan pencernaan pada seseorang, dapat mengakibatkan orang tersebut kehilangan nafsu makan dan kekurangan gizi serta nutrisi.[7]
Cara Mengatasi Perut Sensitif
Penanganan perut sensitif dapat berbeda-beda tergantung jenis dan penyebab dari perut sensitifnya itu sendiri. Berikut adalah beberapa langkah umum yang dapat dilakukan untuk menangani perut sensitif, antara lain:
Perut sensitif erat kaitannya dengan alergi dan intoleransi makanan. Menghindari makanan yang dapat menyebabkan alergi dan intoleransi dapat mencegah terjadinya reaksi yang tidak diinginkan dari mengonsumsi makanan tersebut. Lebih mudah jika setiap orang mengetahui makanan, minuman, atau kandungan apa saja yang dapat mengakibatkan alergi atau intoleransi.[8]
Makan terburu-buru dapat mengganggu cara bekerjanya sistem pencernaan. Pastikan makanan yang dikonsumsi, berhasil dikunyah sampai halus sehingga mempermudah pekerjaan sistem pencernaan di perut.[8]
Dehidrasi dapat mengganggu jalannya sistem pencernaan. Dehidrasi juga mengakibatkan usus besar tidak dapat menghasilkan pergerakan yang maksimal untuk mencerna. Minum cukup air dapat melancarkan sistem pencernaan dan menyehatkan tubuh.[8]
Jika terjadi gejala parah, seperti nyeri perut berkelanjutan, muntah-muntah parah, diare tak kunjung henti, dan timbul gejala lain yang tak biasa, segeralah konsultasi ke dokter. Dokter dapat memberikan penanganan dengan cepat dan tepat serta memberikan obat-obatan yang diperlukan guna meredakan sakit.[8]
1. Saurabh Sethi, M.D., MPH. Greatist.com. Tummy Troubles? Here’s What Your Sensitive Stomach Is Trying to Tell You. 2021.
2. Iman Hamed Nasr & Humaid Al Wahshi. Journal of Integrative Food Sciences
& Nutrition. Food Intolerance versus Food Allergy. 2017.
3. Claire Sissons & Saurabh Sethi, M.D., MPH. Medicalnewstoday.com. Why do I feel sick after I eat?. 2020.
4. Australian Government. Healthdirect.gov.au. Irritable bowel syndrome (IBS). 2020.
5. Moleski S. Merck & Co. Irritable bowel syndrome (IBS): The Merck Manual of Diagnosis and Therapy. 2013.
6. Marc Fakhoury. Journal of Inflammation Research Volume 7. Inflammatory bowel disease: clinical aspects and treatments. 2014.
7. Yvette Brazier & Debra Rose Wilson, Ph.D., MSN, R.N., IBCLC, AHN-BC, CHT. Medicalnewstoday.com. Malnutrition: What you need to know. 2020.
8. Ana Gotter & Saurabh Sethi, M.D., MPH. Healthline.com. Sensitive Stomach: What You Should Know. 2018.