Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Claustrophobia adalah fobia atau ketakutan irasional situasional terhadap tempat yang sempit atau padat. Ketakutan ini dapat dipicu seperti ruangan yang tanpa jendela, terjebak di dalam lift yang penuh,
Daftar isi
Claustrophobia adalah salah satu jenis fobia spesifik di mana seseorang akan mengalami fobia berupa rasa takut pada atau jika berada di ruangan yang tertutup seperti ruang mesin, mesin MRI, elevator dan lain lain [1].
Seseorang yang mengalami fobia spesifik seperti Claustrophobia ini umumnya akan menunjukkan perilaku penghindaran terhadap situasi tertentu yang memicu ketakutan tersebut [1].
Claustrophobia juga merupakan fobia spesifik terjebak dalam ruang sempit atau tertutup sebagai respons terkondisi terhadap pengalaman traumatis [2]. Claustrophobia bukan hanya fobia terhadap ruangan saja melainkan pada kondisi seperti mengemudi di jalan raya yang padat juga [3].
Selain itu, Claustrophobia juga merupakan salah satu bentuk gangguan kecemasan, rasa takut tidak rasional akibat rasa tidak bisa melarikan diri yang menyebabkan serangan panik [4].
Berikut ini merupakan beberapa fakta terkait Claustrophobia yang perlu untuk diketahui [1, 3]:
Gejala Claustrophobia diketahui akan terlihat hanya ketika penderitanya mengalami atau berada pada kondisi pemicu fobia. Adapun gejala Claustrophobia yang akan terlihat antara lain [3] :
Informasi terkait penyebab Claustrophobia hingga kini hanya sedikit saja yang telah berhasil diketahui, di mana faktor lingkungan dapat menjadi salah satu penyebab yang mendukung Claustrophobia terjadi [3].
Penyebab Claustrophobia diketahui juga dikaitkan dengan adanya disfungsi pada bagian otak yang mengontrol cara memproses ketakutan atau biasa disebut amigdala [3].
Selain itu, Claustrophobia diketahui juga dapat disebabkan oleh peristiwa traumatis, seperti [3]:
Ketakutan yang tidak rasional akibat Claustrophobia umumnya dapat dikelola, seperti jika takut naik lift maka bisa naik tangga. Namun, jika pengelolaan yang telah dilakukan pada ketakutan akibat Claustrophobia ini semakin berdampak negatif pada kehidupan sehari hari maka sangat disarankan untuk segera memeriksakan diri pada ahli kesehatan mental [5].
Selain itu, ketakukan pada kegelapan, atau ketakutan sendirian umumnya merupakan hal yang biasa terjadi pada anak anak. Namun jika anak menunjukkan ketakutan yang berlebihan dan terus menerus mengganggu kehidupannya maka sangat disarankan untuk segera memeriksakan anak kedokter [5].
Dalam melakukan diagnosis terhadap Claustrophobia, psikolog atau psikiater umumnya akan menanyakan pasien tentang gejala hingga dapat diketahui [4]:
Untuk mengetahui dan menetapkan beberapa detail tersebut dokter umumnya akan menggunakan beberapa alat bantu seperti [4]:
Adapun kriteria tertentu yang dipenuhi sebagai pedoman diagnosis Claustrophobia tersebut antara lain [4]:
Umumnya, seseorang akan memandang aneh dan bahkan lucu pada penderita yang menunjukkan gejala ketakutan terhadap ruang tertutup seperti lift [5].
Namun, Claustrophobia ini termasuk salah satu fobia spesifik yang mampu menimbulkan komplikasi yang dapat menyebabkan masalah yang memengaruhi banyak aspek kehidupan penderitanya seperti [5]:
Ketakutan yang menyebabkan seseorang menghindari tempat dan hal yang ditakuti dapat menyebabkan masalah seperti isolasi sosial baik dilingkungan akademis, profesional, dan hubungan.
Seorang anak yang mengalami Claustrophobia hingga harus menghindari banyak hal dapat berisiko mengalami masalah akademis dan kesepian.
Selain itu, seseorang baik anak anak maupun dewasa juga kemungkinan dapat mengalami masalah keterampilan sosial karena perilakunya yang sangat berbeda dari teman sebayanya.
Gangguan mood, kecemasan yang berlebihan hingga mengakibatkan depresi dapat dialami oleh penderita fobia spefisif seperti Claustrophobia.
Bagi orang dewasa, ketika mengalami fobia spesifik seperti Claustrophobia dengan tingkat keparahan yang tinggi dapat mengakibatkan kecemasan yang tidak dapat ditangani dirinya sendiri.
Akibatnya, untuk meredakan rasa cemas itu, beberapa diantara penderita fobia akan memilih untuk menggunakan dan menyalahgunakan obat-obatan atau alkohol.
Seseorang yang mengalami fobia spesifik seperti Claustrophobia, jika sangat parah dan menimbulkan depresi, maka bukan tidak mungkin akan menyebabkan adanya risiko bunuh diri.
Cara cara yang dapat diterapkan untuk mengelola Claustrophobia ketika gejala mulai muncul antara lain [4]:
Berikut ini merupakan beberapa metode pengobatan yang dapat digunakan untuk menyembuhkan Claustrophobia [1, 4]:
Dalam penatalaksanaan Claustrophobia yang utama dilakukan terapi perilaku kognitif, di mana pasien dapat mendiskusikan keyakinan negatif dan menyimpang yang sedang terjadi pada dirinya.
Terapi perilaku kognitif ini dilakukan dengan tujuannya untuk melatih kembali pikiran pasien sehingga tidak lagi merasa terancam oleh tempat yang ditakuti.
Paparan Interoceptive diketahui merupakan salah satu metode pengobatan Claustrophobia di mana pasien dihadapkan pada sensasi fisik dari kecemasan dalam lingkungan yang terkendali.
Lingkungan terkendali dalam hal ini adalah suasana yang dihasilkan komputer seperti skenario elevator dan magnetic resonance imaging device untuk ruang tertutup.
Dengan penggunaan teknologi virtual ini, diharapkan pasien dapat mengelola ketakutannya secara perlahan dan dengan aman.
Claustrophobia diketahui dapat diatasi dengan konsumsi obat seperti benzodiazepin, inhibitor reuptake serotonin selektif, dan obat investigasi lainnya termasuk sikloserin, hidrokortison dan quetiapine.
Untuk obat benzodiazepin sendiri diketahui merupakan pilihan farmakologis yang paling umum digunakan untuk pasien dengan fobia spesifik di mana jarang mengalami stimulus fobia yang tidak dapat dihindari.
Dan konsumsi obat ini diketahui juga dilakukan bersamaan dengan metode pengobatan lain seperti terapi perilaku kognitif.
Pengobatan alternatif atau pelengkap tambahan dapat juga digunakan untuk membantu pasien mengatasi rasa panik dan kecemasan yang dialaminya.
Adapun obat alternatif ini dapat berupa suplemen dan produk alami seperti minyak penenang yang tersedia dan kini dapat dibeli secara online, termasuk minyak lavender.
Claustrophobia umumnya dapat dikembangkang pada usia anak anak, di mana traumatis masa kecil dapat menjadi pemicunya.
Selain itu, traumatis dalam hal ini juga dapat terjadi pada anak anak yang sering melihat reaksi atau gejala fobia orang lain khususnya anggota keluarganya [5].
Untuk mencegah Claustrophobia ini terjadi pada anak anak yang keluarganya menderita Claustrophobia maka orang tua diharapkan [5] :
1. Christy Vadakkan & Waquar Siddiqui. Claustrophobia. National Center for Biotechnology Information, US. National Library of Medicine, National Institutes of Health; 2020.
2. El-Kordi A, Kästner A, Grube S, Klugmann M, Begemann M, Sperling S, Hammerschmidt K, Hammer C, Stepniak B, Patzig J, de Monasterio-Schrader P, Strenzke N, Flügge G, Werner H B, Pawlak R, Nave K-A, dan Ehrenreich H. A single gene defect causing claustrophobia. Translational Psychiatry; 2013.
3. Annamarya Scaccia & Timothy J. Legg. Everything You Should Know About Claustrophobia. Healthline; 2017.
4. Michael Paddock &Timothy J. Legg. What's to know about claustrophobia?. Medical News Today; 2017.
5. Anonim. Specific phobias. Mayo Clinic; 2020.